Anda di halaman 1dari 9

LOMBA ESAI NASIONAL 2024

PEMILIHAN UMUM DIGELAR OLEH SEJUMLAH NEGARA


PADA TAHUN 2024, APA DAMPAK PADA EKONOMI
GLOBAL?
Ekonomi

Diusulkan Oleh:

Yunia Nur Fajrina (230641100047)

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2024
Biodata Peserta
1. Ketua Tim
Nama : YUNIA NUR FAJRINA
NIM : 230641100047
Asal Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Jurusan/Semester : PENDIDKAN IPA/2
No. Telepon : 082347188382
Email : YUNIAFAJRINAA@GMAIL.COM
PENDAHULUAN

Pemilu adalah salah satu bentuk demokrasi yang memberikan hak kepada
rakyat untuk memilih pemimpin dan wakilnya. Pemilu juga merupakan proses
politik yang dapat memengaruhi kondisi sosial, budaya, dan ekonomi suatu negara.
Tahun 2024, diperkirakan lebih dari 50 negara di dunia akan menyelenggarakan
pemilu, baik untuk tingkat nasional maupun regional. Beberapa negara besar dan
berpengaruh, seperti Amerika Serikat, India, Indonesia, Rusia, dan Taiwan,
termasuk dalam daftar tersebut.

Pemilu di 50 negara tersebut tentu akan berdampak terhadap ekonomi dunia,


baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak tersebut dapat bersifat positif
atau negatif, tergantung pada hasil, proses, dan situasi pemilu di masing-masing
negara. Dampak positif dapat berupa peningkatan pertumbuhan ekonomi,
konsumsi, investasi, perdagangan, dan kerjasama antarnegara. Dampak negatif
dapat berupa penurunan kepercayaan investor, ketidakstabilan politik, konflik, dan
ketegangan geopolitik.

ISI

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator utama untuk mengukur


kesejahteraan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya adalah faktor politik, termasuk pemilu. Pemilu dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui dua saluran, yaitu: saluran fiskal dan
saluran nonfiskal.

Saluran fiskal berkaitan dengan pengaruh pemilu terhadap kebijakan


anggaran dan belanja pemerintah. Secara umum, pemilu cenderung meningkatkan
belanja pemerintah, terutama untuk sektor-sektor yang berhubungan dengan
kepentingan politik, seperti infrastruktur, subsidi, dan bantuan sosial. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan popularitas dan dukungan bagi calon-calon yang
berkompetisi. Belanja pemerintah yang meningkat dapat berdampak positif
terhadap pertumbuhan ekonomi, karena dapat merangsang permintaan agregat dan
multiplier effect. Namun, belanja pemerintah yang meningkat juga dapat
berdampak negatif, jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan atau
pembiayaan yang berkelanjutan. Hal ini dapat menimbulkan defisit anggaran dan
utang publik yang membengkak, yang pada akhirnya dapat mengancam stabilitas
makroekonomi dan kepercayaan investor. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah
untuk menjaga keseimbangan anggaran dan disiplin fiskal, terutama di masa-masa
pemilu. Saluran nonfiskal berkaitan dengan pengaruh pemilu terhadap perilaku dan
harapan pelaku ekonomi, seperti konsumen, investor, dan eksportir. Pemilu dapat
memengaruhi saluran nonfiskal melalui dua mekanisme, yaitu: mekanisme
ketidakpastian dan mekanisme kebijakan.

Mekanisme ketidakpastian mengacu pada pengaruh pemilu terhadap tingkat


ketidakpastian politik dan ekonomi di suatu negara. Pemilu dapat meningkatkan
ketidakpastian, jika hasil, proses, dan situasi pemilu tidak jelas, tidak adil, atau tidak
aman. Ketidakpastian dapat menurunkan kepercayaan dan optimisme pelaku
ekonomi, sehingga mengurangi konsumsi, investasi, dan perdagangan.
Ketidakpastian juga dapat meningkatkan volatilitas pasar keuangan, seperti saham,
obligasi, dan mata uang.

Mekanisme kebijakan mengacu pada pengaruh pemilu terhadap arah dan


konsistensi kebijakan ekonomi di suatu negara. Pemilu dapat memengaruhi
mekanisme kebijakan, jika ada perubahan signifikan dalam pemerintahan, koalisi,
atau agenda politik. Perubahan tersebut dapat berdampak positif, jika dapat
meningkatkan kualitas dan efektivitas kebijakan ekonomi, serta menyelesaikan
masalah-masalah struktural yang menghambat pertumbuhan. Perubahan tersebut
dapat berdampak negatif, jika dapat menurunkan kualitas dan efektivitas kebijakan
ekonomi, serta menimbulkan masalah-masalah baru yang mengganggu
pertumbuhan.

Berdasarkan saluran-saluran di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilu di 50


negara dapat berdampak positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dunia,
tergantung pada kondisi dan karakteristik masing-masing negara. Secara agregat,
dampak pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi dunia tidak terlalu besar, karena
adanya diversifikasi dan kompensasi antara negara-negara yang mengalami
dampak positif dan negatif. Namun, dampak pemilu terhadap pertumbuhan
ekonomi regional atau bilateral dapat lebih signifikan, terutama bagi negara negara
yang memiliki hubungan ekonomi yang erat dan saling ketergantungan.

Inflasi adalah kenaikan umum harga barang dan jasa dalam suatu periode
waktu. Inflasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor
politik, termasuk pemilu. Pemilu dapat memengaruhi inflasi melalui dua saluran,
yaitu: saluran permintaan dan saluran biaya.

Saluran permintaan berkaitan dengan pengaruh pemilu terhadap tingkat


permintaan agregat di suatu negara. Permintaan agregat adalah jumlah total
permintaan barang dan jasa oleh semua pelaku ekonomi, baik domestik maupun
asing. Permintaan agregat dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen, seperti
konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Pemilu dapat
meningkatkan permintaan agregat, jika meningkatkan konsumsi, investasi, belanja
pemerintah, atau ekspor neto. Pemilu dapat menurunkan permintaan agregat, jika
menurunkan konsumsi, investasi, belanja pemerintah, atau ekspor neto.

Saluran biaya berkaitan dengan pengaruh pemilu terhadap tingkat biaya


produksi di suatu negara. Biaya produksi adalah jumlah total biaya yang
dikeluarkan oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa. Biaya produksi
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya modal, biaya transportasi, dan biaya pajak. Pemilu dapat meningkatkan
biaya produksi, jika meningkatkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
modal, biaya transportasi, atau biaya pajak. Pemilu dapat menurunkan biaya
produksi, jika menurunkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya modal,
biaya transportasi, atau biaya pajak.

PENUTUP
Pemilu di 50 negara pada tahun 2024 merupakan peristiwa politik yang
penting dan bersejarah, yang dapat berdampak terhadap ekonomi dunia. Dampak
tersebut dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada hasil, proses, dan situasi
pemilu di masing-masing negara. Dampak tersebut juga dapat bervariasi,
tergantung pada aspek ekonomi yang dilihat, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi,
dan nilai tukar. Untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak negatif yang mungkin
terjadi, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah, pelaku
ekonomi, dan masyarakat internasional, yaitu:

• Pemerintah harus menjaga kredibilitas dan integritas pemilu, dengan


memastikan bahwa pemilu berlangsung secara jujur, adil, dan aman.
Pemerintah juga harus menjaga keseimbangan dan disiplin fiskal, dengan
menghindari belanja politik yang berlebihan dan tidak produktif.
Pemerintah juga harus menjaga kualitas dan konsistensi kebijakan ekonomi,
dengan mengedepankan kepentingan nasional dan kerjasama regional.
• Pelaku ekonomi harus bersikap rasional dan optimis, dengan tidak
terpengaruh oleh isu-isu politik yang tidak relevan atau tidak akurat. Pelaku
ekonomi juga harus beradaptasi dan berinovasi, dengan memanfaatkan
peluang-peluang baru yang muncul akibat perubahan politik. Pelaku
ekonomi juga harus berdiversifikasi dan berkompensasi, dengan
memperluas pasar dan mitra dagang mereka.
• Masyarakat internasional harus mendukung dan mengawasi pemilu di 50
negara, dengan memberikan bantuan teknis, logistik, dan keamanan yang
dibutuhkan. Masyarakat internasional juga harus menghormati dan
mengakui hasil pemilu, dengan tidak melakukan intervensi atau campur
tangan yang tidak sah. Masyarakat internasional juga harus meningkatkan
dan memperkuat kerjasama dan integrasi ekonomi, dengan menghapus
hambatan dan konflik yang dapat mengganggu perdamaian dan stabilitas
dunia.

Berdasarkan saluran-saluran di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilu di 50


negara dapat berdampak positif atau negatif terhadap inflasi dunia, tergantung pada
kondisi dan karakteristik masing-masing negara. Secara agregat, dampak pemilu
terhadap inflasi dunia tidak terlalu besar, karena adanya diversifikasi dan
kompensasi antara negara-negara yang mengalami dampak positif dan negatif
DAFTAR PUSTAKA

Budiana, I. N. (2009). Reinterpretasi Sistem Pemilu sebagai Implementasi Kedaulatan


Rakyat di Indonesia. Jurnal Konstitusi, 2(1).

Soekanto, S. (1986). Pengantar Penelitian Hukum (3rd ed.). Jakarta: UI-Press.

Ma'ruf, A., & Wihastuti, L. (2008). PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA:


Determinan dan Prospeknya. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan, 9(1), 44-55.

Anda mungkin juga menyukai