Npm : 041914049
1. Jelaskan Cara Kerja Analisis Sistem Dari David Easton Dengan Menggunakan
Studi Kasus Penghapusan Subsidi BBM!
Jawab :
Analisis Sistem Dari David Easton Adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menganalisis kebijakan publik. Metode ini bertujuan untuk
memahami bagaimana kebijakan publik dibuat dan diimplementasikan dalam
sistem politik yang kompleks. Analisis sistem Easton terdiri dari empat
komponen utama: input, output, feedback, dan lingkungan.
Untuk mengilustrasikan cara kerja analisis sistem Easton, gue akan
menggunakan studi kasus penghapusan subsidi BBM. Input dalam hal ini adalah
keputusan pemerintah untuk menghapus subsidi BBM. Output adalah dampak
dari kebijakan tersebut, seperti kenaikan harga BBM dan inflasi. Feedback
adalah respons masyarakat terhadap kebijakan tersebut, seperti protes dan
demonstrasi. Lingkungan adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kebijakan tersebut, seperti situasi politik dan ekonomi global.
Dalam analisis sistem Easton, input dan lingkungan saling berinteraksi
untuk mempengaruhi output dan feedback. Misalnya, keputusan pemerintah
untuk menghapus subsidi BBM dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti
krisis ekonomi global dan tekanan dari organisasi internasional seperti IMF.
Output dari kebijakan tersebut, yaitu kenaikan harga BBM dan inflasi, akan
mempengaruhi feedback dari masyarakat, seperti protes dan demonstrasi.
Selanjutnya, feedback tersebut akan mempengaruhi kebijakan pemerintah
selanjutnya.
Namun, ada kritik terhadap analisis sistem Easton, yaitu bahwa metode ini
terlalu abstrak dan sulit untuk diterapkan dalam analisis kebijakan publik yang
lebih kompleks. Oleh karena itu, beberapa peneliti telah mengembangkan
metode analisis kebijakan publik yang lebih holistik dan terintegrasi
Referensi:
Howlett, M., & Ramesh, M. (1995). Studying Public Policy: Policy Cycles and Policy Subsystems.
Oxford University Press.
Jawab :
Sosialisasi Politik Dan Pembentukan Budaya Politik Adalah dua hal yang
sangat penting dalam membangun masyarakat yang demokratis dan beradab.
Dalam era digital saat ini, teknologi telah mempermudah akses informasi dan
mempercepat proses sosialisasi politik serta pembentukan budaya politik di
masyarakat. Salah satu cara sosialisasi politik dan pembentukan budaya politik
yang paling efektif saat ini adalah melalui media sosial. Media sosial
memungkinkan individu untuk berbagi informasi, opini, dan pandangan politik
secara luas dan cepat dengan masyarakat lainnya.
Dalam hal ini, media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam
membentuk opini dan budaya politik. Melalui media sosial, individu dapat
memperoleh akses ke berbagai sumber informasi dan mengakses berita terbaru
yang berhubungan dengan politik. Selain itu, media sosial juga memungkinkan
individu untuk berpartisipasi dalam diskusi publik dan mengungkapkan
pendapat mereka tentang berbagai isu politik.
Selain media sosial, teknologi digital juga memungkinkan individu untuk
mengakses berbagai platform pendidikan politik. Platform ini dapat berupa
aplikasi, situs web, atau forum online yang menyediakan informasi dan materi
pendidikan tentang politik dan pemerintahan. Dengan menggunakan platform
ini, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sistem
politik dan pemerintahan, serta memperkuat budaya politik yang lebih baik.
Namun, kita harus ingat bahwa teknologi digital juga memiliki beberapa
kelemahan dalam sosialisasi politik dan pembentukan budaya politik. Salah satu
kelemahan utama adalah penyebaran informasi yang tidak akurat dan tidak
benar. Banyak informasi palsu dan hoaks yang dibagikan melalui media sosial,
yang dapat mempengaruhi opini dan pandangan politik individu secara negatif.
Selain itu, teknologi digital juga dapat membuat masyarakat menjadi lebih
pasif dan kurang berpartisipasi dalam politik. Individu dapat merasa puas dengan
hanya membaca informasi dan komentar dari orang lain, tanpa aktif
berpartisipasi dalam diskusi publik atau mengambil tindakan yang lebih aktif
dalam politik.
Dalam kesimpulannya, teknologi digital telah mempermudah akses
informasi dan mempercepat proses sosialisasi politik serta pembentukan budaya
politik di masyarakat. Namun, kita harus waspada terhadap penyebaran
informasi yang tidak akurat dan tidak benar, serta memastikan bahwa individu
tetap aktif dan berpartisipasi dalam politik.
Refrensi :
Putra, G. R. (2018). Peran Media Sosial dalam Sosialisasi Politik. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP
Universitas Riau.
Kusuma, A. (2019). The Role of Social Media in Political Socialization of Youth. Journal of
Social Studies Education Research, 10(1), 31-41.
Refrensi :
1. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2020). Economic Outlook Indonesia.
Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/economic-outlook-indonesia/
2. Badan Pusat Statistik. (2021). Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulan I-2021.
Diakses dari
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/05/05/1797/produk-domestik-bruto-indonesia-
triwulan-i-2021-tumbuh-4-92-persen-.html
3. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (2020). Indonesia
Economic Quarterly. Diakses dari
https://www.bappenas.go.id/files/Indonesia_Economic_Quarterly_-_Jun