Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH IPEM4215 / TEORI POLITIK

JAWABAN NO.1. Analisis Relevansi Kasus dengan Konsep Gerakan Sosial Baru dalam Kepedulian
dan Inisiatif Perubahan Iklim
Dalam menganalisis relevansi kasus dengan konsep gerakan sosial baru dalam kepemimpinan dan
inisiatif perubahan iklim, terdapat beberapa argumen dan indikator yang dapat dipertimbangkan.
Argumen
1. Kesadaran dan partisipasi masyarakat: Gerakan sosial baru dapat membangkitkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat dalam isu perubahan iklim. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, gerakan
sosial baru dapat menciptakan momentum untuk tindakan kolektif dalam mengatasi perubahan iklim.
2. Pengaruh politik: Gerakan sosial baru dapat mempengaruhi kebijakan politik terkait perubahan iklim.
Dengan mengorganisir aksi-aksi protes, kampanye, dan advokasi, gerakan sosial baru dapat memaksa
pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk mengambil tindakan yang lebih serius dalam mengurangi
emisi gas rumah kaca dan melindungi lingkungan.
3. Inovasi teknologi: Gerakan sosial baru dapat mendorong inovasi teknologi yang ramah lingkungan.
Dengan menggalang dukungan dan sumber daya, gerakan sosial baru dapat memfasilitasi pengembangan
dan penerapan teknologi baru yang dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Indikator
1. Jumlah dan partisipasi anggota: Jumlah anggota dan tingkat partisipasi dalam gerakan sosial baru dapat
menjadi indikator keberhasilan dalam membangkitkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terkait
perubahan iklim.
2. Pengaruh politik: Pengaruh gerakan sosial baru dalam mengubah kebijakan politik dapat diukur melalui
perubahan kebijakan yang dihasilkan dan tingkat respons dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait.
3. Inovasi teknologi: Keberhasilan gerakan sosial baru dalam mendorong inovasi teknologi dapat dilihat
dari jumlah dan kualitas teknologi yang dikembangkan serta tingkat adopsi dan implementasi teknologi
tersebut.
4. Dampak sosial: Dampak sosial dari gerakan sosial baru dapat diukur melalui perubahan perilaku
masyarakat terkait perubahan iklim, seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, penggunaan energi
terbarukan, dan pengurangan limbah.
5. Pengakuan dan dukungan: Tingkat pengakuan dan dukungan dari pemerintah, lembaga-lembaga, dan
masyarakat umum dapat menjadi indikator keberhasilan gerakan sosial baru dalam memperjuangkan
perubahan iklim.
Dengan menganalisis relevansi kasus dengan konsep gerakan sosial baru dalam kepemimpinan dan
inisiatif perubahan iklim, kita dapat memahami bagaimana gerakan sosial baru dapat berperan dalam
membangkitkan kesadaran, mempengaruhi kebijakan politik, mendorong inovasi teknologi, dan
menciptakan dampak sosial yang positif terkait perubahan iklim.
JAWABAN NO.2. Analisis Relevansi Wacana dengan Teori Konsolidasi Demokrasi
Wacana di atas memiliki relevansi dengan teori konsolidasi demokrasi. Teori konsolidasi demokrasi
mengacu pada proses memperkuat dan mempertahankan institusi dan prinsip-prinsip demokrasi dalam
suatu negara. Dalam konteks ini, dua aktor kunci yang disebutkan, yaitu PDI-P dan Presiden Jokowi,
memiliki peran penting dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia.
Peran Elite dalam Konsolidasi DemokrasiPDI-P sebagai Partai Politik: PDI-P merupakan salah satu
partai politik yang memiliki peran penting dalam sistem politik Indonesia. Sebagai partai yang
menolak penundaan pemilu, PDI-P menunjukkan komitmen terhadap prinsip demokrasi, yaitu
menjaga jadwal pemilu yang telah ditetapkan. Partai politik yang berperan aktif dalam proses
politik dan pemilihan umum merupakan salah satu elemen penting dalam konsolidasi demokrasi.
1. Presiden Jokowi sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan: Presiden Jokowi memiliki peran
sentral dalam konsolidasi demokrasi. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden memiliki
tanggung jawab untuk memastikan prinsip-prinsip demokrasi terjaga dan dihormati. Dalam konteks
wacana penundaan pemilu, penting bagi presiden untuk memberikan pernyataan yang jelas dan tegas
terhadap wacana tersebut. Hal ini akan menunjukkan komitmen presiden terhadap prinsip demokrasi dan
menghindari adanya tafsir negatif terhadap niatnya.
Pentingnya Peran Elite dalam Konsolidasi Demokrasi
Peran elite, termasuk PDI-P dan Presiden Jokowi, sangat penting dalam konsolidasi demokrasi. Berikut
adalah alasan mengapa peran elite penting dalam konteks ini:
1. Legitimasi: Elite politik memiliki kekuasaan dan pengaruh yang dapat memberikan legitimasi pada
proses demokrasi. Ketika elite politik, seperti PDI-P dan Presiden Jokowi, mendukung prinsip-prinsip
demokrasi dan menolak penundaan pemilu, hal ini memberikan legitimasi pada proses pemilihan umum
dan memperkuat fondasi demokrasi.
2. Pengaruh dan Otoritas: Elite politik memiliki pengaruh dan otoritas yang dapat mempengaruhi opini
publik dan keputusan politik. Ketika elite politik memberikan pernyataan yang jelas dan tegas terhadap
wacana penundaan pemilu, hal ini dapat mempengaruhi pandangan dan sikap masyarakat serta
mengarahkan keputusan politik yang mendukung konsolidasi demokrasi.
3. Pengawasan dan Akuntabilitas: Elite politik memiliki peran penting dalam mengawasi dan memastikan
proses politik berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Dalam konteks ini, peran elite politik,
termasuk PDI-P dan Presiden Jokowi, dalam menolak penundaan pemilu merupakan bentuk pengawasan
dan akuntabilitas terhadap upaya yang dapat mengganggu konsolidasi demokrasi.
Dalam kesimpulannya, peran elite politik, seperti PDI-P dan Presiden Jokowi, sangat penting dalam
konsolidasi demokrasi. Dukungan dan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip demokrasi, serta peran
mereka dalam memberikan legitimasi, pengaruh, pengawasan, dan akuntabilitas, berkontribusi pada
memperkuat dan mempertahankan demokrasi di Indonesia.
JAWABAN NO.3. Kesimpulan terhadap penolakan RUU Omnibus Law
a. Saya setuju dengan kesimpulan bahwa penolakan terhadap RUU Omnibus Law lebih disebabkan oleh
minimnya pelibatan publik. Penolakan terhadap RUU ini telah menjadi perdebatan yang hangat di
masyarakat, dengan banyak kelompok dan individu yang mengkritik isi dan proses pembuatannya. Salah
satu alasan utama penolakan ini adalah kurangnya partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan
terkait RUU ini.
b. Argumentasi ini dapat dikaitkan dengan konsep perwakilan politik yang dikemukakan oleh Hanna
Patikin. Konsep ini menekankan pentingnya menjaga otonomi perwakilan dalam proses pembuatan
keputusan politik. Dalam konteks RUU Omnibus Law, minimnya pelibatan publik dapat mengancam
otonomi perwakilan karena keputusan yang diambil tidak mencerminkan aspirasi dan kepentingan
masyarakat secara luas.
Dalam sistem perwakilan politik, perwakilan dipercaya untuk mewakili kepentingan dan aspirasi
masyarakat yang mereka wakili. Namun, jika proses pembuatan keputusan tidak melibatkan publik secara
memadai, maka risiko terjadinya keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat akan
meningkat. Hal ini dapat mengancam otonomi perwakilan dan mengurangi legitimasi keputusan politik
yang diambil.Oleh karena itu, penting untuk memastikan partisipasi publik yang memadai dalam proses
pembuatan keputusan politik, termasuk dalam pembahasan RUU Omnibus Law. Dengan melibatkan
publik secara luas, keputusan yang diambil akan lebih mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat
secara keseluruhan, sehingga dapat memperkuat otonomi perwakilan dan meningkatkan legitimasi
keputusan politik.

Anda mungkin juga menyukai