Anda di halaman 1dari 3

1.

Studi perbandingan pemerintahan dan perbandingan politik acap kali

membingungkan. Istilah perbandingan pemerintahan biasanya mengacu pada

studi tentang berbagai negara bangsa di Eropa, dan fokus studi ini adalah

tentang lembaga-lembaga beserta fungsinya dengan penekanan pada lembaga

eksekutif, legislatif dan yudikatif serta berbagai organisasi lain yang terkait

seperti partai-partai politik dan kelompok-kelompok kepentingan serta

kelompok penekan. Sedangkan studi perbandingan politik mempelajari

kegiatan-kegiatan politik dalam cakupan lebih luas termasuk mengenai

pemerintahan dan berbagai lembaganya dan juga aneka organisasi yang tidak

secara langsung berhubungan dengan pemerintahan antara lain suku-suku

bangsa, masyarakat, asosiasi-asosiasi dan bebagai perserikatan. Dalam hal ini

nampak bahwa studi perbandingan politik mencakup di dalamnya kajian

terhadap perbandingan pemerintahan. Akan tetapi, dalam berbagai literatur

studi ilmu politik terungkap bahwa antara studi perbandingan politik dan

studi perbandingan pemerintahan memiliki akar dan alur keilmuan yang sama

yaitu ilmu politik. Selain itu, perkembangan negara-negara terutama di Eropa

serta kepentingan-kepentingan politiknya, kemudian kajian studi

perbandingan politik dan pemerintahan di arahkan pada fokus yang sama.

Kondisi ini dipertegas kembali dengan semakin meluasnya perhatian sarjana-

sarjana ilmu politik di Barat terhadap wilayah-wilayah baru di luar Eropa dan

Amerika Utara terutama pada Tahun 1940-an dan 1950-an dengan

munculnya penelitian-penelitian dengan studi kasus pada wilayah-wilayah

Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Perbandingan pemerintahan dapat dipandang sebagai suatu studi atau

sebagai suatu ilmu. Sebagai suatu studi atau sebagai suatu ilmu,

perbandingan pemerintahan tergolong ke dalam ilmu politik. Ilmu politik dan

ilmu perbandingan politik/pemerintahan berkaitan dalam hal teori dan

metode. Teori adalah serangkaian generalisasi yang tersusun secara

sistematik, sedangkan metode adalah suatu prosedur atau proses yang

menggunakan teknik-teknik dan perangkat-perangkat tertentu dalam

mengkaji sesuatu guna menelaah, menguji dan mengevaluasi teori.


Sedangkan metodologi mencakup berbagai metode, prosedur, konsep-konsep

kerja, aturan dan sebagainya yang digunakan untuk menguji teori dan

menjadi pedoman kajian serta kerangka arahan dalam mencari solusi atau

berbagai persoalan di dunia nyata.

2.2.A.

B.konsep yaitu (1) sistem (2) struktur dan (3) fungsi. Kedua secara umum media massa memiliki
peran sebagai media informasi media hiburan sarana pendidikan kontrol sosial dan lembaga ii
ekonomi. Ketiga apabila dianalisis berdasarkan teori sistem politik Gabriel Abraham Almond media
massa memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai komunikasi politik sosialiasi politik dan pengawas
kebijakan atau kontrol sosial. Selain itu media massa dalam contoh kasus KPK vs Polri memiliki peran
sebagai penggiring agenda publik yang pada akhirnya membentuk opini publik. Media massa juga
melaksanakan fungsinya sebagai alat kontrol sosial dan fungsi kolerasi yaitu menghubungkan suatu
peristiwa yang diberitakan melalui media kepada khalayak atau publik. Saran yang diberikan peneliti
setelah melakukan penelitian ini adalah penerapan etika komunikasi karena etika komunikasi
bertujuan untuk menjamin hak berkomunikasi di ruang publik dan hak akan informasi yang benar.
Selain itu etika komunikasi akan memecahkan dilema antara kebebasan berkespresi dan tanggung
jawab media sebagai instansi pelayanan publik. Untuk mewujudkan itu semua yang harus dilakukan
adalah adanya komunikasi sinergis antara masyarakat media massa dan pemerintahan.

C.Di Indonesia, pelaksana kebijakan umum/publik dilaksanakan oleh Presiden dan pembantu-
pembantu Presiden lainnya yaitu wakil presiden dan para menteri.

Kebijakan publik memiliki tingkatan, Nugroho (2006:31) menegaskan bahwa secara sederhana
rentetan atau tingkatan kebijakan publik di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni :

Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum, atau mendasar, yaitu:
(a) UUD1945,
(b) UU/Perpu,
(c) Peraturan Pemerintah,
(d) Peraturan Presiden, dan
(e) Peraturan Daerah.
Kebijakan Publik yang bersifat (meso) atau menengah, atau penjelas pelaksanaan. Kebijakan
ini dapat berbentuk Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur,
Peraturan Bupati, dan Peraturan Walikota. Kebijakannya dapat pula berbentuk Surat
Keputusan Bersama atau SKB antar Menteri, Gubernur dan Bupati dan Walikota.
Kebijakan Publik yang bersifat mikro adalah kebijakan yang mengatur pelaksanaan atau
implementasi dari kebijakan di atasnya. Bentuk kebijakannya adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Menteri, Gubernur, Bupati dan Wali kota.

3.A.Budaya Politik Partisipan


Pengertian Budaya Politik Partisipan – Budaya politk partisipan adalah budaya politik yang
ditandai adanya kesadaran politik yang sangat tinggi. Budaya politik partisipan dapat
dikatakan suatu bentuk budaya yang anggota masyarakatnya condong diorientasikan secara
eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan dan terhadap struktur dan proses politik serta
administratif. Budaya politik yang ditandai dengan adanya kesadaran dirinya atau orang lain
sebagai anggota aktif dalam kehidupan politik. Umumnya masyarakat budaya politik
partisipan sadar bahwa betapapun kecil partisipasi dalam sistem politik, tetap saja merasa
berarti dan berperan dalam berlangsungnya sistem politik. Begitu pun dengan budaya politik
partisipan, masyarakat tidak menerima langsung keputusan politik, karena merasa sebagai
anggota aktif dalam kehidupan politik yang memiliki hak dan tanggung jawab.
B.lamri Budaya Politik Partisipan
Warga menyadari hak dan tanggung jawabnya dan dapat mempergunakan hak serta
menanggung kewajibannya
Tidak begitu saja menerima keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin tetapi dapat menilai
dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik secara keseluruhan, input, output,
maupun posisi dirinya sendiri.
Kehidupan politik sebagai sarana transaksi, misalnya penjual dan pembeli. Warga menerima
menurut kesadarannya tetapi dapat menolak menurut penilaiannya sendiri.
Menyadari sebagai warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis

4.Bila dibandingkan dari segi ekonomi, Jepang yang saat ini menduduki posisi ketiga ekonomi
terbesar secara global, jelas lebih unggul dari Korea Selatan. Saat ini Korea Selatan hanya menempati
posisi ke-11 ekonomi terbesar di dunia.

Pada tahun 2017, angka Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang adalah US$ 4,87 triliun. Sementara
Korea Selatan hanya US$ 1,53 triliun, seperti dilansir dari Investopedia.

Sementara itu, panelis FocusEconomics memproyeksikan ekonomi Jepang akan tumbuh 0,8% pada
2019, tidak berubah dari perkiraan bulan lalu, dan tumbuh 0,5% pada 2020.

Sementara itu, untuk Korea Selatan, Panelis FocusEconomics memproyeksikan ekonominya akan
tumbuh 2% pada 2019, turun 0,2 poin persentase dari perkiraan bulan lalu, dan tumbuh 2,4% pada
2020.

Anda mungkin juga menyukai