Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan

Vol. 1 No. 1 (2019)


P-ISSN : 2656-8527; E-ISSN : 2657-1838

penerapan pendidikan inklusi sekolah dasar selama masa pandemi


covid 19
Nadira Handayani,
Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
E-mail: nadirahandayani1228@gmail.com

Article Info Abstract


Received: Even if the world encounters some obstacles, the
Revision: educational process cannot be stopped, such as COVID-19
Published: pandemic. Education is still application, changing the
mode of the learning process from face-to-face to online
learning, with the exception of inclusive education, which
Keywords: is for students with special needs. Include Education is
Pendidikan; Inklusi; available for students with disabilities, intellectual
Pandemi; COVID 19; potential and special abilitiesdiscriminatory. Include
barriers experienced in educational applications online,
according to level Knowledge of schools and supervision
by school authorities. The purpose of this study is to
determine Applying inclusive education through the
online learning process at home during the Covid-19
pandemic. This study used qualitative descriptions and
quantitative methods to understand the percentage of
inclusive Education implementation in five primary school
districts during the COVID-19 pandemic. This research
uses various strategies and techniques that use interviews
with school students as their source.Classroom teachers,
school principals and assistant educators all play a role in
this research. to gather information about implementing
inclusive education for students with special needs.This
study found that ineffectiveness of inclusive education was
due to issues with its implementation. Because the
government pursued an appeal on their criteria, this has
led to some criteria being overlooked.maintaining a
professional distance to avoid improprieties at school.
Doing so helps the classroom educator maintain close
contact with the students.Only classroom and education
staff can access this data directly.parents of students with
special needs need to learn process of their children's
education. They must also have patience with the
process.special educational needs cause current
inefficiencies with implementing inclusive
education.COVID-19 was a pandemic involving COVID-19.

Abstra: Pada masa pandemi Covid-19 yang saat ini menjadi tantangan bukan hanya
Indonesia akan tetapi seluruh dunia Bahkan jika dunia menghadapi beberapa kendala, proses
pendidikan tidak dapat dihentikan, seperti pandemi COVID-19. Pendidikan masih diterapkan,
mengubah cara proses pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran daring, kecuali
pendidikan inklusif, yaitu bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Termasuk Pendidikan
tersedia untuk siswa penyandang cacat, potensi intelektual dan kemampuan
khususdiskriminatif. Termasuk hambatan yang dialami dalam aplikasi pendidikan online,
sesuai dengan tingkat Pengetahuan sekolah dan pengawasan oleh otoritas sekolah. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan pendidikan inklusif melalui proses
pembelajaran daring di rumah selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan deskripsi
kualitatif dan metode kuantitatif untuk memahami persentase penyelenggaraan Pendidikan
inklusif di lima kabupaten sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini
menggunakan berbagai strategi dan teknik yang menggunakan wawancara dengan siswa
sekolah sebagai sumbernya. Guru kelas, kepala sekolah, dan asisten pendidik semuanya
berperan dalam penelitian ini. untuk mengumpulkan informasi tentang penerapan pendidikan
inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini menemukan bahwa ketidakefektifan
pendidikan inklusif disebabkan oleh masalah dalam implementasinya. Karena pemerintah
mengejar banding pada kriteria mereka, hal ini telah menyebabkan beberapa kriteria
diabaikan.menjaga jarak profesional untuk menghindari ketidakwajaran di sekolah.
Melakukannya membantu pendidik kelas mempertahankan kontak dekat dengan siswa. Hanya
ruang kelas dan tenaga kependidikan yang dapat mengakses data ini secara langsung.orang tua
siswa berkebutuhan khusus perlu belajar proses pendidikan anak-anak mereka. Mereka juga
harus bersabar dengan prosesnya.kebutuhan pendidikan khusus menyebabkan inefisiensi saat
ini dengan menerapkan pendidikan inklusif. COVID-19 adalah pandemi yang melibatkan
COVID-19.

Kata kunci : Pendidikan; Inklusi; Pandemi; Covid 19; Penerapan

2 | http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP
penerapan pendidikan inklusi sekolah dasar selama masa
pandemi covid 19

PENDAHULUAN

Pada masa pandemi Covid-19 yang saat ini menjadi tantangan bukan hanya
Indonesia akan tetapi seluruh dunia. Hampir seluruh sektor terdampak sebagai akibat
dari pandemi ini, bukan hanya kesehatan akan tetapi pada bidang pendidikan dan
keagaman (Latifah, Nur., Supena, 2020; Tedja, 2020). Penyebaran Covid19 yang
semakin menyentuh angka 636.000 kasus positif di Indonesia (covid19.go.id,2020).
Dampak peningkatan yang signifikan penularan Covid-19 menyebabkan pemerintah
mengambil langkah strategis untuk menutup sekolah di berbagai jenjang pendidikan baik
dari PAUD, SD, SMP, SMA, dan SLB (Abuhammad, 2020). Di Indonesia, Penerapan
Pendidikan Inklusi mengalami perubahan dalam meningkatkan kualitas dan kelayakan
(Rodhiyah, 2020), Pendidikan Inklusi terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah
regular dengan melaksanakan penyesuaian kurikulum yang terprogram dalam
pembelajaran individu sesuai kemampuan anak berkebutuhan khusus (Rodhiyah,2020).

Setiap proses pembelajaran pendidikan inklusi memperoleh pendidik pendamping


yang memiliki dan memahami kemampuan anak berkebutuhan khusus dengan
mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.Untuk anak dengan disabilitas
ringan, sedang dan berat (Sulasmidan Akrim, 2020) dan sekolah menyiapkan kursus
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mahasiswa (Francisco, et. El, 2020),
diselenggarakan secara teratur dengan teman-teman usia mereka (Lani Florian dan
Donatella Camedda, 2020) untuk memenuhi kebutuhan khusus setiap anak Dilaksanakan
dengan mengubah sekolah menjadi komunitas khusus. melaksanakan pendidikan inklusif
Memahami kesulitan pendidikan yang dihadapi siswa (Suyanto dan Mudjito,
2012).memiliki kecacatan, misalnya mereka merasa sulit untuk mengikuti beberapa
kurikulum yang ada, atau tidak Kemampuan untuk mengakses cara membaca dan
menulis secara normal, atau kesulitan mengakses lokasi sekolah, dll. Penerapan
pendidikan inklusif antara lain menyatukan siswa dalam iklim dan proses pembelajaran
dengan layanan pendidikan yang tepat, dan sesuai dengan kebutuhan individu siswa,
tanpa Diskriminasi berdasarkan latar belakang suku atau etnis, kondisi sosial,
kemampuan ekonomi, Afiliasi politik, bahasa, geografi, tempat tinggal, jenis kelamin,
agama atau kepercayaan, dan perbedaan Kondisi fisik atau mental (Suyanto dan
Mudjito, 2018)

Pendidikan inklusif untuk siswa penyandang disabilitas dan potensi Bakat


intelektual dan khusus, seperti memiliki kecerdasan fisik, emosional, mental, sosial,
laten Masyarakat yang membutuhkan akses layanan pendidikan yang memenuhi
kebutuhan dan hak asasinya (Permen Diknas RI No 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif). Pendidikan inklusif disampaikan dengan semangat Keterbukaan mencakup
semua bidang komunitas pendidikan untuk meminimalkan persepsi publik
Kecenderungan mendiskriminasi anak berkebutuhan khusus (Rodriguez dan Garro-Gil,
2015) untuk meminimalisir persepsi masyarakat yang cenderung diskriminatif
memandang anak yang berkebutuhan khusus (Rodriguez and Garro-Gil, 2015).
Penerapan pendidikan inklusif merupakan pendidikan untuk semua anak, tanpa
memandang anak memiliki kemampuan atau tidak, tanpa adanya diskriminatif jenis
kelamin, status sosial, ekonomi, suku, latar belakang budaya, bahasa dan agama mereka
semua dapat berada dalam jenjang pendidikan yang sama dengan anak regular (Mel
Ainscow, 2020). Penerapan pendidikan inklusif mentransformasikan sistem pendidikan,
sehingga dapat merespon keanekaragaman anak yang memungkinkan guru dan peserta
didik nyaman dengan keanekaragaman dan pengayaan dalam lingkungan belajar
sehingga memandang anak berkebutuhan khusus bukan sebagai masalah tetapi anak
berkebutuhan khusus adalah sama seperti anak yang lain yang berhak mendapatkan
pendidikan yang layak (Garnida, 2015).

Mendapatkan pendidikan yang sesuai (Garnida, 2015). Penyelenggaraan


pendidikan inklusif mengacu pada standar pendidikan yang dirumuskan dalam (1)
standar isi Ini termasuk pengembangan kurikulum dan persiapan untuk Personal
Service Plan (RPI). Kemampuan dan pemahaman untuk mengakomodir anak
berkebutuhan khusus, (2) Standar Proses Pembelajaran yang disesuaikan untuk anak
berkebutuhan khusus, didampingi oleh seorang guru selama proses pembelajaran
Asisten Khusus, (3) Standar Kompetensi Lulusan dan Program Pengembangan Bakat,
Program Kompensasi dan Pelaksanaan Ujian Nasional Anak Luar Biasa, (4) Kriteria
Penilaian dan Menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk penyesuaian
penilaian dan menerbitkan sertifikat kelulusan Pusat Belajar (STTB) bagi anak
berkebutuhan khusus yang mampu menyelesaikan program pendidikan (5) standar
kompetensi guru dan tenaga kependidikan dengan memberikan pelatihan tentang
pendidikan inklusif, (6) standar sarana dan prasarana dengan memberikan fasilitas yang
dibutuhkan anak berkebutuhan khusus agar dapat mudah bergerak tanpa hambatan dalam
pelaksanaan program pendidikan inklusi, (7) standar pengelolaan dengan kebijakan dan
laporan perkembangan sekolah oleh kepala sekolah secara sistimatis, (8) standar
pembiayaan segala kebutuhan terkait dengan pelaksanaan program pendidikan inklusi
dapat dimasukkan dalam rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (PP nomor 57
tentang standar Pendidikan Nasional, 2021)

Penutupan sekolah dilakukan untuk melindungi anak - anak dari penularan Covid-
19. Kebijakan lockdown, physical distancing, dan pembelajaran jarak jauh diberlakukan
pemerintah untuk seluruh sekolah di Indonesia baik pada jenjang PAUD sampai SMA
bertujuan untuk melindungi kelompok rentan tertural Covid19 yaitu anak berkebutuhan
khusus (Mbazzi et al., 2020; Moorhouse, 2020). Anak berkebutuhan khusus memiliki
resiko tertular Covid-19 lebih besar dilihat dari kondisi fisik dan daya tahan tubunya
(Asbury et al., 2020). Dampak yang paling signifikan masa pademi ini adalah perubahan
pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus yang alihkan ke pembelajaran jarak jauh
(Tovstiga & Tovstiga, 2020). Penerapan pembelajaran jarak jauh untuk anak
berkebutuhan khusus membutuhkan persiapan yang matang selain penyiapan teknologi
dan internet (Goldschmidt, 2020). Perangkat yang diperlukan dalam pembelajaran jarak
jauh adalah kurikulum dan strategi pembelajaran yang harus spesifik mudah dipahami
oleh anak berkebutuhan khusus yang memiliki beragam karakteristik (Lynn et al., 2020).
Persiapan sekolah yang ekstra yang dapat mengakomodasi setiap karakteristik anak
berkebutuhan khusus dari mulai kurikulum, materi pembelajaran sampai dengan
penilaian yang dapat mudah diterapkan untuk anak berkebutuhan khusus (Kusumastuti et
al., 2020).

Penyesuaian kurikulum dilaksanakan oleh pendidik pendamping dalam bentuk


program pembelajaran individualisasi (PPI). Kurikulum yang digunakan tiga kurikulum,
pertama kurikulum umum, kedua kurikulum model akomodatif, modifikasi yang
dilakukan adalah strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program tambahan
lainnya dengan tetap mengacu pada anak berkebutuan ketiga Kegiatan Pembelajar
Penyesuaian kurikulum dilaksanakan oleh pendidik pendamping dalam bentuk program
pembelajaran individualisasi (PPI). Kurikulum yang digunakan ada tiga kurikulum,
pertama kurikulum umum, kedua kurikulum model akomodatif, modifikasi yang
dilakukan adalah strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program tambahan
lainnya dengan tetap mengacu pada anak berkebutuan (3) kegiatan pembelajaran dalam
program pendidikan inklusi, perlu dibuat terlebih dahulu rancangan pembelajaran yang

4 | http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP
berprinsip pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada pendidikan inklusi sama
seperti pada pendidikan regular dengan melakukan perencanaan (4) Penilaian dalam
program pendidikan inkusi ini mengacu pada model pengembangan kurikulum yang
dipergunakan. Penilaian sama, seperti penilaian kurikulum berstandar nasional atau
model modifikasi (Quick et al., 2021), (5) Pendidik profesional mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada satuan pendidikan yang melaksanakan program pendidikan inklusi,
(6) Manajemen mendayagunakan sumber-sumber, baik personal, material, secara efektif
dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Pendidikan
inklusi memerlukan pengelolaan yang benar-benar maksimal dari mulai manajemen
siswa, kurikulum, pembelajaran, penilaian, ketenagaan, sarana-prasarana, kepada
pengelolaan biaya dan manajemen sumber daya lingkungan, (7) memberdayakan
masyarakat untuk bempati dan bersimpati terhadap program pendidikan inklusi, an
dalam program pendidikan inklusi, perlu dibuat terlebih dahulu rancangan pembelajaran
yang berprinsip pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada pendidikan inklusi
sama seperti pada pendidikan regular dengan melakukan perencanaan (4) Penilaian
dalam program pendidikan inkusi ini mengacu pada model pengembangan kurikulum
yang dipergunakan. Penilaian sama, seperti penilaian kurikulum berstandar nasional atau
model modifikasi (Quick et al., 2021), (5) Pendidik profesional mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada satuan pendidikan yang melaksanakan program pendidikan inklusi,
(6) Manajemen mendayagunakan sumber-sumber, baik personal, material, secara efektif
dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Pendidikan
inklusi memerlukan pengelolaan yang benar-benar maksimal dari mulai manajemen
siswa, kurikulum, pembelajaran, penilaian, ketenagaan, sarana-prasarana, kepada
pengelolaan biaya dan manajemen sumber daya lingkungan, (7) memberdayakan
masyarakat untuk bempati dan bersimpati terhadap program pendidikan inklusi

METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan desain penelitian kualitatif despriptif dengan


pendekatan case study. Pada penelitian kualitatif memungkinkan untuk mengeksplorasi
fenomena yang didasarkan pada pengalaman pribadi responden. Dengan desain kualitatif
deskriptif dengan pendekatan case study akan didapatkan data tentang tanggapan yang
relevan dengan keadaan yang dialami guru pada penerapan pembelajaran jarak jauh di
masa pandemi Covid-19 secara nyata.

Pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling yang paling tepat


digunakan pada penelitian ini. Peneliti memilih sampel dengan kriteria khusus yaitu guru
yang mengajar di sekolah inklusi dan sekolah luar biasa yang terdampak pada penerapan
pembelajaran jarak jauh pada anak berkebutuhan khusus, sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian. Untuk itu peneliti, mengambil responden berjumlah
220 yang merupakan guru yang mengajar di sekolah inklusi dan sekolah luar biasa yang
mengajar anak berkebutuhan khusus dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh di
masa pandemi Covid-19.

Pengumpulan data menggunakan google form yang disebarkan kepada guru


yang mengajar di sekolah inklusi dan sekolah luar biasa yang mengajar anak
berkebutuhan khusus dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
Covid-19. Hal ini disebabkan kegiatan penelitian tidak diperbolehkan mengambil data
secara langsung ke sekolah pada masa pandemi. Akan tetapi, menjadi suatu keuntungan
bagi peneliti karena mendapat data yang banyak dengan instrumen yang disebar melalui
online. Instrumen yang disusun menggunakan pertanyaan untuk mengeksplorasi masalah

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP/index | 5
yang timbul dengan adanya pembelajaran jarak jauh pada anak berkebutuhan khusus.
Analisis data menggunakan SPSS untuk mengetahui persentase masalah yang dihadapi
oleh guru yang mengajar di sekolah inklusi dan sekolah luar biasa yang mengajar Anak
Berkebutuhan Khusus dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi
Covid-19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan inklusi tetap dilaksanakan di masa pandemic COVID-19 karena


regulasi yang memerintahkan pada instansi pendidikan walaupun proses pembelajaran
dilaksanakan di rumah termasuk melaksanakan proses penerimaan peserta didik baru
yang berkebutuhan Penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus pendaftarannya lebih
awal dari peserta didik lainnya. Ketika seorang peserta didik berkebutuhan khusus di
terima sebagai peserta didik baru, maka haknya dalam memperoleh pembelajaran dan
pendidikan sama dengan peserta didik lain.
Jika proses pembelajaran dilaksanakan di sekolah dengan peserta didik terbatas,
peserta didik yang berkebutuhan khusus di antar dan dijemput orang tua, tetapi jika
proses pembelajaran dilaksanakan di rumah, orang tua mendampingi selama proses
pembelajaran dilaksanakan. Proses pembelajaran pada masa pandemic COVID-19
diterapkan tanpa membedakan antara peserta didik yang berkebutuhan khusus dengan
peserta didik lainnya. Sekolah secara regular mempersiapkan program yang diterapkan
termasuk memberikan pelayanan individu pada pesera didik yang berkebutuhan khusus,
hanya penerapan pendidikan inklusi lebih dominan dilaksanakan orang tua di rumah,
sekolah hanya melakukan pemantauan Penerapan pendidikan inklusi mengarah pada
perubahan tingkah laku peserta didik pendidik pendamping dan pendidik kelas yang
lebih bertanggung jawab. Proses pembelajaran dilakukan secara maksimal sesuai
kemampuan peserta didik (Gauthier de Beco, 2017).
Penerapan pendidikan inklusi dilaksanakan oleh pendidik pendamping khusus dan
pendidik kelas dengan desain kurikulum dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang
dimodifikasi sesuaikan dengan kondisi peserta didik dan berkoordinasi dengan orang tua
di rumah dalam penerapannya. Modifikasi kurikulum, membuat assessment dan Rencana
Proses Pembelajaran (RPP) di rumah terdokumentasi dalam bentuk Program
Pembelajaran Individu (PPI). Modifikasi Program Pembelajaran Individu dilaksanakan
sesuai kebutuhan peserta didik dan memudahkan orang tua menerapkannya. Assessment
dilaksanakan bukan untuk mempersulit orang tua dan peserta didik tetapi memberikan
motivasi bahwa proses pembelajaran di sekolah tidak jauh beda dengan yang
dilaksanakan di rumah, pembedanya hanya pendampingan yang seharusnya oleh
pendampingi orang Pendidik pendamping dan pendidik kelas hanya memperoleh
informasi dari orang tua tentang proses pembelajaran peserta berkebutuhan khusus dalam
penerapan pendidikan inklusi.
Pada masa pendemi COVID 19, penilaian pada aspek kognitif, psikomotorik, dan
afektif peserta didik berdasarkan pada informasi dan komunikasi orang tua dengan
pendidik pendamping dan pendidik kelas (MacDonald and Irmak, 2021). Tujuan
penerapan pendidikan inklusi di Sekolah Dasar sebagai perwujudan dari perintah
regulasi dan program pemerintah yang menunjuk seluruh sekolah-sekolah negeri wajib
menerima dan melaksanakan pendidikan inklusi agar peserta didik tetap memperoleh
Pendidikan inklusi dilaksanakan sebagai wujudkan perintah regulasi bahwa semua warga
negara berhak mendapatkan pendidikan tanpa pengecualian (Syaiful Bahri, 2022).
Pendidikan inklusi memberikan fasilitas pada peserta didik untuk mampu meningkatkan
potensi diri sesuai dengan kemampuan terutama terkait dengan keahlian. Sekolah
mempersiapkan fasilitas tersebut untuk memudahkan peserta didik mewujudkan mimpi-
mimpinya.

6 | http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP
Proses pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah, kendala yang dihadapi peserta
didik berkebutuhan khsusus lebih rumit dan komplek di banding peserta didik lainnya.
Kendala tidak hanya terkait dengan proses pembelajaran, tetapi fisik dalam menghadapi
musibah. Orang tua memiliki peran intens dalam mengawasi pendidikan peserta didik,
setiap perubahan yang terjadi pada peserta didik baik fisik maupun mental, dan orang tua
memberikan informasi pada pendidik pendamping dan pendidik kelas untuk mengetahui
jenis kendala ,Dalam penerapan pendidikan inklusi, orang tua tidak boleh
menyembunyikan kendala yang dihadapi peserta didik (Yuwono dan Mirnawati, 2021).
Setelah pendidik pendamping dan pendidik kelas mengetehaui tentang kendala
pesertadidik,kdi sekolah dilaksanakan proses pembelajaran Pertemuan Tatap Muka
(PTM) dengan penuh kesabaran, peserta didik diberi tempat duduk di sisi pendidik,
pendidik meminta peserta didik untuk menulis materi pelajaran dari buku referensi ke
buku tulis kemudian menyerahkan pada pendidik.
Sesuai dengan kendala yang dimiliki, maka proses pembelajaran pada peserta
didik dapat diamati tingkat keseriusan berkebutuhan khususnya, kadang proses
pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus diberikan setelah proses pembelajaran
peserta didik lain selesai, dengan tujuan agar peserta didik lebih fokus dalam
melaksanakan tugasnya kadangkala membutuhkan rangkulan, rayuan, dan kelembutan
agar peserta didik menyelesaikan proses pembelajarannya atau mencari kesibukan lain
agar tidak mengganggu proses pembelajaran peserta didik lain (Angreni dan Sari, 2020).
Adapun materi dan proses pembelajaran tidak ada perbedaan antara peserta didik
berkebutuhan khusus dengan peserta didik lain. Selama pandemic COVID- 19, proses
pembelajaran sepertipertemuan tatap mukaa dilakukan oleh orang tua di rumah agar
proses pembelajaran tetap terlaksana dengan baik.
mahami kondisi fisik dan fiskis peserta didik. Orang tua dengan kesabaran yang
tiada batas menjadi faktor yang penting dalam kesuksesan proses pembelajaran peserta
didik, selain mendampingi penerapan Pendidikan inklusi pada peserta didik dan
memberikan informasi secara intens pada pendidik pendamping dan pendidik kelas,
orang tua juga memiliki peran dalam memberikan bimbingan dan konsultasi tentang
kemampuan dan perkembangan motorik peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain peran orang tua, kepedulian lingkungan dalam memberikan
dukungan pada peserta didik juga berdampak kemampuan dan perkembangan peserta
didik dalam meningkatkan kompetensinya. Stigma negatif bahwa peserta didik yang
berkebutuhan khusus hanya menjadi beban moral bagi keluarga dan lingkungan.
Pembulian, baik secara fisik atau fsikis pada peserta didik berkebutuhan khusus yang
dilakukan lingkungan dihindari karena dukungan keluarga, lingkungan dan masyarakat
menjadi faktor penting bagi peserta didik dan orang tua dalam meningkatkan kompetensi
peserta didik. Oleh sebab itu antara sekolah, orang tua dan lingkungan saling mendukung
dalam mengembangkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus (Ikramullah, 2020).
Ketika sekolah mempersiapkan kurikulum dengan modifikasi yang sesuai kebutuhan,
maka orang tua dan lingkungan memberikan dukungan dan motivasi agar proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan tuntas dan terukur.

Penulisan Tabel dan Gambar

Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang kebutuhan dan permasalahan


pembelajaran jarak jauh Anak Berkebutuhan Khusus, didapatkan hasil sebagai berikut;
Kendala Guru Pembelajaran Jarak Jauh Kendala pembelajaran jarak jauh yang dialami
oleh guru dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus berdasarkan hasil pengumpulan
data, sebagai berikut

Tabel 1. Jumlah Sampel Berdasarkan Lokasi Penelitian dan Gender

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP/index | 7
Kota Lokasi Penelitian Responden Jumlah
Laki-laki Perempuan
Bandar Universitas Lampung 30 30 60
Lampung
Bandung Universitas Pendidikan 30 30 60
Indonesia
Yogyakarta Universitas Negeri 30 30 60
Yogyakarta
Padang Universitas Negeri Padang 30 30 60
Malang Universitas Negeri Malang 30 30 60
Jumlah 150 150 300

Judul Tabel dan nomor tabel ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran 10,
margin tengah, untuk tulisan Tabel dan nomor tabel ditulis cetak tebal. Tulisan dalam
tabel ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran 10, spasi 1. Baris pertama pada
tabel (judul kolom) dicetak tebal.

Gambar 
Untuk format pencantuman gambar, judul gambar berada di bawah gambar dan
diberi nomor sesuai urutan gambar, seperti contoh di bawah ini:

Gambar 1. Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan

Gambar 2. Estimasi Rata-rata Interaksi antara Laki-laki dengan Perempuan

Judul Gambar dan nomor gambar ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran
10, margin tengah, untuk tulisan gambar dan nomor gambar ditulis cetak tebal.

SIMPULAN

Simpulan berisi rangkuman jawaban atas permasalahan penelitian yang


merupakan sumbangan terhadap perkembangan keilmuan.

DAFTAR PUSTAKA

8 | http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP
Daftar pustaka berisi rujukan yang digunakan hanya dalam penulisan artikel ini.
Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam artikel disarankan menggunakan aplikasi
referensi (reference manager), seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-
lain. Format penulisan mengikuti format APA, yaitu sebagai berikut:

Jurnal Ilmiah
Brown, K. W., & Ryan, R. M. (2003). The benefits of being present: Mindfulness and its
role in psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology,
84(4), 822-848.
Podsakoff, N. P., Whiting, S. W., Podsakoff, P. M., & Mishra, P. (2011). Effects of
organizational citizenship behaviors on selection decisions in employment
interviews. Journal of Applied Psychology, 96, 310–326. http://dx.doi.org
/10.1037/a0020948.

Buku Teks
Bohlin, K. (2005). Teaching character education through literature: Awakening the moral
imagination in secondary classrooms. London: Routledge.
Gilbert, P., & Choden. (2015). Mindful compassion: Using the power of mindfulness and
compassion to transform our lives. London: Robinson.

Buku Terjemahan
Creswell, John W. (2008). Educational Research Planning, Conducting, and Evaluating
Quatitative and Qualitative Research. Edisi 3. Penerjemah: Ahmad Fawaid.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Buku Kumpulan Artikel (Chapter in a Book)


Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (year). Title of chapter or entry. In A. A.
Editor & B. B. Editor (Eds.), Title of book (pp. xxx–xxx). Retrieved from
http://xxxxx
Linklater, A. (2014). Towards a sociology of compassion in world politics. In M. Ure &
M. Frost (Eds.), The politics of compassion (pp. 65–81). London: Routledge.
Neff, K. D. & Lamb, L.V. (2009). Self-compassion. In S. J. Lopez (Ed.), The
encyclopedia of positive psychology (pp. 864-867). Blackwell Publishing.

Prosiding/Konferensi
Adiputra, S. (2013, 14-16 November) The Counseling Model through Cognitive
Restructuring Techniques to Improve Self-Efficacy of Underachiever Students.
Proseding Seminar internasional konseling ABKIN. Bali .

Tesis/Disertasi
Adams, R. J. (1973). Building a foundation for evaluation of instruction in higher
education and continuing education (Doctoral dissertation). Retrieved from
http://www.ohiolink.edu/etd.
McNiel, D. S. (2006). Meaning through narrative: A personal narrative discussing
growing up with an alcoholic mother (Master’s thesis). Available from ProOuest
Dissertations and Theses database. (UMI No. 1434728).

Wikipedia

http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP/index | 9
Psychology. (tanpa tanggal). dalam Wikipedia. Diperoleh May 17, 2011, dari
http://en.wikipedia .org/wiki/Psychology.

Artikel dalam Surat Kabar


Kukuh. (2008). Obsesi pendidikan gratis di Semarang. Suara Merdeka. Semarang 5
Maret. Hlm. 4.

10 http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JIIP
|

Anda mungkin juga menyukai