Anda di halaman 1dari 70

Proposal Skripsi Ilmu Pemerintahan angkatan 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hubungan antara pemerintahan dengan warga negara/rakyat selalu berada dalam
bingkai interaksi politik diantara keduanya dalam wujud organisasi negara. Hubungan
negara dan rakyat ini dapat tergambarkan dalam icon yang diberi label demokrasi.
Sejak lama, sebagai gambaran besar, demokrasi

menjadi cara terbaik dalam

perkembangan organisasi negara modern.


Demokrasi sebagai aspek penting berkaitan dengan pemerintahan dengan hirarki
kekuasaan yang terdapat dalam suatu sistem politik negara. Artinya, akan terdapat
sistem politik nasional yang didalamnya terdapat sub sistem politik daerah dalam
bingkai sistem negara yang dianutnya. Hirarki suatu negara jangkauan pengaruh, dapat
merujuk pada dua jenis atau kelompok demokrasi, yaitu demokrasi dalam lingkup
negara dan demokrasi lokal.
Indonesia adalah negara yang terkenal dengan politik yang partisipan yang mana
ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi dari masyarakat. Masyarakat
dapat mengungkapkan pendapat dan aktif dalam kegiatan politik. Dan merupakan suatu
budaya politik yang dimana masyarakatnya memiliki pemahaman yang baik tentang
dimensi penentu politik.
Untuk melahirkan suatu pelaku politik yang bisa menjajanjikan kelangsungan negara
yang dapat membawa kesejahteraan bagi rayat kedepanya, maka sangat diperlukan

suatu lembaga pendidikan formal melalui jenjang perguruan tinggi ilmu politik. Dengan
demikian akan melahirkan orang-orang yang berpotensi tinggi dalam mengatur dn
mengolah Negara. Pendidiikan memegang peranan penting dalam mewujudkan
pembangunan bangsa. Melalui pendidikan akan lahir manusia-manusia yang mampu
memberikan sumbangan pada negara dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Agar
lahir manusia-manusia yang memberikan sumbangan terhadap pembangunan bangsa,
maka proses pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus.
Pendidikan merupakan beberapa rangkaian usaha membimbing, mengarahkan
potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kemampuan belajar
sehingga terjadilah perubahan didalam kehidupan pribadinya, sehingga sebagai mahluk
individual, social, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar dimana dia hidup.
Proses tesebut senantiasa berada di dalam nilai nilai yang melahirkan norma norma
hidup.
Selain jalur pendidikan, masyarakat yang belum sempat tersentuh oleh dunia
pendidikan politik, bisa didapatkan melalui pengamatan langsung dari media massa
yang

tersedia. Dinamika komunikasi yang berkembang dewasa ini menuntut

pemerintah lebih pro aktif dan kreatif dalam penyusunan strategi komunikasi
pemerintahan. Fokus utamanya adalah bagaimana mengembangkan alur informasi
yang terintegrasi dan terkoordinasi sehingga memberikan manfaat dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi institusi pemerintah. Secara umum, Alur informasi di negara demokrasi
ditemukan melalui agenda setting, yang meliputi agenda media, agenda publik, dan
agenda kebijakan. Masing-masing agenda saling mempengaruhi, khususnya antara
agenda kebijakan dan agenda media. Pemerintah berupaya mengedepankan agenda
kebijakan melalui media yang tersedia sehingga informasi kebijakan sampai ke publik.

Agenda kebijakan pemerintah bersumber dari agenda publik. Sementara agenda


media, melalui pemberitaannya berupaya menyerap agenda publik sebagai agendanya
untuk mempengaruhi dan atau mengubah kebijakan pemerintah. Untuk itu pemerintah
perlu menyusun strategi komunikasi dengan mengedepankan aspek proporsionalitas,
menumbuhkan mobilitas sosial dan menciptakan dampak sentripetal. Dampak yang
dimaksud adalah membentuk suatu kesatuan, yang harmonis, dinamis dan produktif di
masyarakat. Tujuanya adalah menyatukan individu-individu yang terpencar dalam
khalayak besar.

menuju visi masyarakat informasi dengan nilai, ide, dan informasi

yang mewujudkan kemakmuran dalam keadilan dan keadilan dalam kemakmuran


sebagai identitas bangsa. Disisi lain, pemerintah atau badan publik juga mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan informasi (right to know) sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam
kaitan ini badan publik negara mempunyai kewajiban untuk menyediakan, menerbitkan
dan memberikan pelayanan informasi publik. Sejalan dengan reformasi politik yang
dicetuskan pada Tahun 1998 yang lalu berdampak luas pada seluruh unsur-unsur yang
ada dalam negara Indonesia, salah satu institusi yang menikmati reformasi politik
adalah Pers atau media massa. Media massa dalam hal ini meliputi media elektronik
dan non-elektronik seperti surat kabar, majalah dan media penerbitan lainnnya.
Keuntungan yang terlihat dari kebebasan pers ini adalah khalayak dapat menerima
berbagai informasi tanpa adanya sensor atau rekayasa, sehingga keterbukaan dalam
menilai setiap kejadian-kejadian yang ada menjadi lebih terbuka. Salah satu contoh
yang dapat dilihat dalam hal ini adalah media massa dapat menginvestigasi berbagai
kasus-kasus publik misalnya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan ataupun

pembangunan yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat pemerintah. Oleh karena itu
kebebasan pers ini berdampak positif terutama bagi pengawasan terhadap institusi
pemerintahan. Selain dari pada itu media massa juga cukup membantu pemerintah
dalam mensosialisasikan berbagai program-program pemerintahan dan pembangunan
maupun hasil-hasil pembangunan yang telah tercapai oleh pemerintah.
Kebebasan pers pada dasarnya suatu keharusan dalam sebuah negara yang
demokratis, persoalan yang sering muncul adalah sejauh mana para jurnalis
mengemas

sebuah

pemberitaan

yang

tidak

provokatif

dan

tendensius

atau

memojokkan satu pihak. Tidak dapat dipungkiri bahwa semenjak bergulirnya reformasi
politik dan demokratisasi dalam sehingga keterbukaan dalam menilai setiap kejadiankejadian yang ada menjadi lebih terbuka. Salah satu contoh yang dapat dilihat dalam
hal ini adalah media massa dapat menginvestigasi berbagai kasus-kasus publik
misalnya penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan ataupun pembangunan yang
dilakukan oleh oknum-oknum pejabat pemerintah. Oleh karena itu kebebasan pers ini
berdampak positif terutama bagi pengawasan terhadap institusi pemerintahan. Selain
dari pada itu media massa juga cukup membantu pemerintah dalam mensosialisasikan
berbagai program-program pemerintahan dan pembangunan maupun hasil-hasil
pembangunan yang telah tercapai oleh pemerintah.
Dengan demikian, pendidikan formal ilmu politik dan komunikasi massa yang
didapatkan dalam kehidupan sehari-hari akan mendorong keterbukaan politik
masyarakat. Salah satu ciri masyarakat berdemokrasi adalah adanya keterbukaan. Di
antara berbagai pihak dan bahkan institusi diharuskan membuka diri. Selain itu semua
orang dianggap sama di hadapan hukum, sosial, dan juga politik. Hal-hal yang bersifat
publik tidak boleh ditutupi-tutupi. Itulah keadaan masyarakat terbuka.

Sikap terbuka dapat dimiliki oleh setiap orang, masyarakat dan warga negara.
Orang yang terbuka akan mendapatkan informasi dan pengetahuan, mempererat
persaudaraan, serta memperkuat persatuan. Sifat yang serba tertutup justru dapat
merugikan diri sendiri.
Keterbukaan merupakan suatu kondisi yang memungkinkan partisipasi masyarakat
dalam kehidupan bernegara. Salah satu ciri pemerintahan demokratis adalah
keterbukaan. Keterbukaan menjadi bukti bahwa pemerintah sanggup bertanggung
jawab terhadap kegiatan yang dilakukannya terhadap rakyat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, keterbukaan adalah komunikasi. Jadi, apabila
pemerintahan yang ada saat ini bersifat tertutup, akan terjadi kesulitan dalam
pembaruan negara.
Informasi yang diperoleh diketahui bahwa kenyataan yang terjadi di lapangan
menunjukkan bahwa:
1. Keterbukaan politik masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang kabarnya cukup aktif
dalam demokrasi politik, dimana sebagian besar masyarakatnya berani lebih terbuka
mempertahankan pilihannya yaitu pada pemilihan Calon Gubernur tahun 2013
walaupun pada dasarnya sering bermunculan ancaman dari lawan politik, terutama
pada Pegawai Negeri Sipil setempat.
2. Politik masyarakat di Kelurahan Majjelling Wattang dapat digolongkan masyarakat yang
demokrasi tinggi, karena pada setiap kelompok masyarakat mempertahankan partai
politik dukungannya masing-masing walaupun tingat pendidikan masyarakat mengenai
politik masih tergolong rendah.
Dari pernyataa diatas menjadi alasan bagi penulis mengambil judul Pengaru
tingkat pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap keterbukan politik
masyarakat di Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan

di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap
keterbukaan masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae?
2. Sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi massa terhadap
keterbukaan masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae?
C. Tujua Penelitian
1. Untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pendidikan formal dan
komunikasi massa terhadap keterbukaan masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang
Kecamatan Maritengngae.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan formal dan komunikasi
massa terhadap keterbukaan masyarakat Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan
Maritengngae.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu tentang
kepemimpinan kepala desa terhadap pembangunan.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi penulis untuk menjadi pelaku politik yang
beguna bagi bangsa kedepannya.
b. Sebagai motivasi bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk mempertahankan
masyarakat terbuka akan politik.
c. Memberikan sumbansi pemikiran bagaimana menjadi masyarakat politik yang baik dan
terbuka dalam masyarakat yang demokrasi.
3. Manfaat Akademis
a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan.
b. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang tertarik dengan masalah yang sama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Konsep Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk
membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar
bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian
yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha
yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam
menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya dalam
setiap periode perkembangan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai
peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.
Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja
diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat diatas sejalan dengan pendapat
Purwanto (1987 :11) yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang
diberikan

dengan

sengaja

oleh

orang

dewasa

kepada

anak-anak,

dalam

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :
pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau
kelompok orang dapat memahami seseuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami.
Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang atau kelompok dengan
lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia
dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development)
bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.

Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran,


penafsiran,

pemahaman,

dan

penerapan

informasi),

peningkatan

kompetensi

(keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar
terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau
merespon sesuatu rangsangan (stimuli).
Pertumbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada jasmani; bertambah
besar dan tinggi. Perkembangan lebih luas dari pertunbuhan ialah perubahanperubahan yang terjadi pada rohani dan jasmaniah. Dengan kata lain, perkembangan
merupakan suatu rentetan perubahan yang sifatnya menyeluruh dalam interaksi anak
dan lingkungannya.
Oleh karena itu Idris (1982:10) mengemukakan bahwa :
Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara
manusia dewasa dengan si anak didik yang secara tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memeberikan bantuan terhadap perkembangan
anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi disini ialah
potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Tujuan Pendidikan
Telah kita ketahui bersama bahwa berhasil tidaknya suatu usaha atau kegiatan
tergantung kepada jelas tidaknya tujuan yang hendak dicapai oleh orang atau lembaga
yang melaksanakannya. Berdasarkan pada pernyataan ini, maka perlunya suatu tujuan
dirumuskan sejelas-jelasnya dan barulah kemudian menyusun suatu program kegiatan
yang objektif sehingga segala energi dan kemungkinan biaya yang berlimpah tidak
akan terbuang sia-sia.
Apabila kita mau berbicara tentang pendidikan umumnya, maka kita harus
menyadari bahwa segala proses pendidikan selalu diarahkan untuk dapat menyediakan

atau menciptakan tenaga-tenaga terdidik bagi kepentingan bangsa, negara, dan tanah
air. Apabila negara, bangsa dan tanah air kita membutuhkan tenaga-tenaga terdidik
dalam berbagai macam bidang pembangunan, maka segenap proses pedidikan
termasuk pula sistem pendidikannya harus ditujukan atau diarahkan pada kepentingan
pembangunan masa sekarang dan masa-masa selanjutnya.
GBHN tahun 1999 mencantumkan tentang tujuan pendidikan nasional :
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
Selanjutnya tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 yang menyatakan:
Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
Pernyataan-pernyataan diatas tampak jelas bahwa pendidikan harus mampu
membentuk atau menciptakan tenaga-tenaga yang dapat mengikuti dan melibatkan diri
dalam

proses

perkembangan,

karena

pembangunan

merupakan

proses

perkembangan, yaitu suatu proses perubahan yang meningkat dan dinamis. Ini berarti
bahwa membangun hanya dapat dilaksanakan oleh manusia-manusia yang berjiwa
pembangunan, yaitu manusia yang dapat menunjang pembangunan bangsa dalam arti
luas, baik material, spriritual serta sosial budaya.
Setiap tindakan pendidikan merupakan bagian dari suatu proses menuju kepada
tujuan tertentu. Tujuan ini telah ditentukan oleh masyarakat pada waktu dan tempat

tertentu dengan latar belakang berbagai macam faktor seperti sejarah, tradisi,
kebiasaan, sistem sosial, sistem ekonomi, politik dan kemauan bangsa.
Berdasarkan faktor-faktor ini UNESCO telah memberikan suatu deskripsi tentang
tujuan pendidikan pada umumnya dan untuk Indonesia sendiri tujuan itu telah
ditetapkan dalam ketetapan MPR.
Pertama, UNESCO menggaris bawahi tujuan pendidikan sebagai menuju
Humanisme Ilmiah. Pendidikan bertujuan menjadikan orang semakin menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur manusia. Keluhuran manusia haruslah dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Maka humanisme ilmiah menolak ide tentang manusia yang bersifat
subjektif dan abstrak semata. Manusia harus dipandang sebagai mahluk konkrit yang
hidup dalam ruang dan waktu dan harus diakui sebagai pribadi yang mempunyai
martabat yang tidak boleh diobjekkan. Dalam kerangka ini maka tujuan sistem
pendidikan adalah latihan dalam ilmu dan latihan dalam semangat ilmu.
Kedua, pendidikan harus mengarah kepada kreativitas. Artinya, pendidikan harus
membuat orang menjadi kreatif. Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi
kreativitas dan potesi inilah yang ingin dijadikan aktual oleh pendidikan. Semangat
kreatif, non konformist dan ingin tahu, menonjol dalam diri manusia muda. Mereka
umumnya bersikap kritis terhadap nilai-nilai yang ada dan jika mereka menemukan
bahwa nilai-nilai itu sudah ketinggalan jaman, maka mereka ingin merombaknya. Disini
pendidikan berfungsi ganda, menyuburkan kreativitas, atau sebaliknya mematikan
kreativitas.
Ketiga, tujuan pendidikan harus berorientasi kepada keterlibatan sosial.
Pendidikan harus mempersiapkan orang untuk hidup berinteraksi dengan amsyarakat
secara bertanggung jawab. Dia tidak hanya hidup dan menyesuaikan diri dengan
struktur-struktur sosial itu. Disini seorang individu merealisir dimensi-dimensi sosialnya

lewat proses belajar berpartisipasi secara aktif lewat keterlibatan secara meyeluruh
dalam lingkungan sosialnya. Dalam kerangka sosialitas pada umumnya ini, suatu misi
pendidikan ialah menolong manusia muda melihat orang lain bukan sebagai abstriaksiabstraksi, melainkan sebagai mahluk konkrit dengan segala dimensi kehidupannya.
Keempat, tekanan terakhir yang digariskan UNESCO sebagai tujuan pendidikan
adalah pembentukan manusia sempurna. Pendidikan bertugas untuk mengembangkan
potensi-potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya,
sehingga

terbentuk manusia

yang

pandai, terampil, jujur, yang tahu kadar

kemampuannya, dan batas-batasnya, serta kerhormatan diri. Pembentukan manusia


sempurna ini akan tercapai apabila dalam diri seseorang terjadi proses perpaduan yang
harmonis dan integral antara dimensi-dimensi manusiawi seperti dimensi fisik,
intelektual, emosional, dan etis. Proses ini berlangsung seumur hidup. Jadi konkritnya
pada pokoknya pendidikan itu adalah humansisasi, karena itu mendidik berarti
memanusiakan manusia muda dengan cara memimpin pertumbuhannya sampai dapat
berdikari, bersikap sendiri, bertanggung jawab dan berbuat sendiri. (Ibid, 1980)
3. Jalur Pendidikan
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pendidikan membuat pendidikan terus
berkembang sejalan dengan pembangunan ansioanl. Pendidikan menjadi kunci
kemajuan dan keberhasilan dari suatu pembangunan sebuah negara. Agar dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan maka di dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan nasional No.20 tahun 2003 terdapat jalur pendidikan yang
didalamnya terdapat pendidikan formal, non formal, dan informal. Pendidikan formal
disebut pula sistem pendidikan sekolah. Pendidikan nonformal dan informal disebut
pula sistem pendidikan luar sekolah.

Untuk lebih membedakan ketiga jenis satuan pendidikan diatas maka harus ada
kriteria yang lebih umum untuk dapat membedakan ketiganya. Oleh karena itu Coombs
(1973) membedakan pengertian pendidikan sebagai berikut.
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat,
berjenjang, dimulai dengan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang
setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi
akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan
dalam waktu yang terus menerus.
Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya masa bagi setiap orang untuk
belajar, namun kita menyadari bahwa sekolah adalah tempat dan saat yang sangat
strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam
menghadapi masa depannya.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga asetiap
orang memperoleh nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber dari
pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah
pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan
permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa
Walaupun demikian, pengaruhnya sangatlah besar dalam kehidupan seseorang,
karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan informal berperan penting melalui
keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Pendidikan dalam keluarga adalah yang
pertama dan utama bagi setiap manusia. Seseorang kebanyakan berada dalam rumah
tangga dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya. Sampai umur tiga tahun
seseorang akan selalu berada di rumah tangga. Pada masa itulah diletakkan dasar-

dasar kepribadian seseorang, psikiater, kalau menemui suatu penyimpangan dalam


kehidupan seseorang, akan mencari sebab-sebabnya pada masa kanak-kanak orang
itu. Coombs dalam Sudjana (2001:22).
3. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar
sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian
penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta
didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.
Bagi masyarakat Indonesia, yang masih banyak dipengaruhi proses belajar
tradisional, pendidikan nonformal akan merupakan cara yang mudah sesuai dengan
daya tangkap rakyat, dan mendorong rakyat menjadi belajar, sebab pemberian
pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan kebutuhan
para peserta didik.
Ketiga pengertian diatas dapat digunakan untuk membedakan karakteristik dari
setiap jalur pendidikan. Namun, Axinn (1974) membuat penggolongan programprogram kegiatan termasuk ke dalam pendidikan formal, nonformal dan informal
dengan menggunakan kriteria ada atau tidak adanya kesengajaan dari kedua belah
pihak yang berkomunikasi, yaitu pihak pendidika (sumber belajar atau fasilitator) dan
pihak peserta didik (siswa atau warga belajar).
B. Komunikasi Massa
1. Defenisi Komunikasi
kata komuniksi atau Communication dalam istilah bahasa inggris berasal dari
kata latin communicatus yang berarti menjadi milik bersama atau berbagi. Kata sifatnya
communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Sehingga dengan demikian
komunikasi menurut Lexicographer (seorang ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu
upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan (Fajar, 2009;31). Wilbur
Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process).

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang


lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Defenisi komunikasi menurut para ahli:
Harold Laswell Komunikasi adalah gambaran mengenai siapa, mengatakan apa,
melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya.
Raymond Ross Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman
simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/
makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R. Miller Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan
kepada penerima dengan niat sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu
sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.
Carl I. Hovland Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang
menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain.
New Comb Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan
diskriminatif dari sumber kepada penerima.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner Komunikasi adalah proses transmisi
informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry Komunikasi adalah proses

dimana

pihak-pihak

saling

menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi


merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan
pembangkitan balasannya.
Hovland, Janis dan Kelley Komunikasi merupakan proses individu mengirim
rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah

laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu
proses.
2. Defenisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication,
sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang
menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass
communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa
(mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa
mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu
yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu
yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang
sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang
yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain
dari saluran.
Defenisi komunikasi massa menurut para ahli:
Joseph R. Dominick: Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu
organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan
mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.
Jalaluddin Rakhmat merangkum: Komunikasi massa adalah jenis komunikasi
yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui
media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat.
Proses komunikasi massa ala AG. Eka Wenats Wuryanta adalah proses
masyarakat menanggapi perspektif sejarah masyarakat itu sendiri. Dalam arti bahwa
komunikasi masuk didalam suatu proses sejarah manusia. Orang membangun
peradaban atau budaya dalam perspektif sejarah yaitu masa lalu, masa sekarang dan

masa depan. Oleh karena itu komunikasi penting didalam seluruh proses pembudayaan
tadi.
komunikasi massa menurut Elizabeth Noelle Neuman yang membedakannya
dengan komunikasi interpersonal, yaitu pertama, bersifat tidak langsung, artinya harus
melalui media teknis. Kedua, bersifat satu arah (one flow communication), artinya tidak
ada interaksi antarpeserta komunikasi. Ketiga, bersifat terbuka, artinya ditujukan
kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Keempat, memiliki unsur publik yang
secara geografis tersebar (Rakhmat, 1999 : 189).
Georg Gerbner memberi pengertian komunikasi massa dengan sebuah definisi
singkat yaitu sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga
dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dipunyai orang dalam masyarakat
industri (Rakhmat, 1999 : 188).
3. Ciri-ciri Komunikasi Massa
ciri-ciri komunikasi massa menurut Elizabeth Noelle Neumann (dalam Jalaluddin
1.
2.
3.
4.
C.

Rakhmat, 1994) adalah sebagai berikut:


Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis;
Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi;
Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim;
Mempunyai publik yang secara tersebar.
Keterbukaan
Keterbukaan merupakan perwujudan dari sikap jujur, rendah hati, adil, mau
menerima pendapat, kritik dari orang lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keterbukaan adalah hal terbuka, perasaan toleransi dan hati-hati serta merupakan
landasan untuk berkomunikasi. Dengan demikian dapat dipahami pula bahwa yang
dimaksud dengan keterbukaan adalah suatu sikap dan perilaku terbuka dari individu
dalam beraktivitas.
Keterbukaan seperti dinyatakan oleh Sadu Wasistiono (2003) merupakan ciri tata

a.

pemerintahan yang baik (good governance), yaitu sebagai berikut:


Mengikutsertakan semua masyarakat

b.

Transparan dan bertanggungjawab

c.

Efektif dan adil

d.

Menjamin adanya supremasi hukum

e.

Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, ekonomi, dan sosial didasarkan pada


konsensus masyarakat

f.

Memperhatikan kepentingan rakyat miskin dan lemah dalam proses pengambilan


keputusan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan

g.

Di samping pendapat tersebut, ciri-ciri good governance juga diberikan oleh badan PBB
yang menangani program-program pembangunan, yakni UNDP (United Nations
Development Program), yakni adanya partisipasi, penegakan hukum, keterbukaan,
daya tanggap, orientasi pada konsensus, keadilan, keefektifan dan efisiensi,
pertanggungjawaban, serta visi strategis.

h.

Keterbukaan berhubungan langsung dengan penyelenggaraan pemerintahan yang


melibatkan berbagai pihak untuk mengetahui dan memahami:

program-program pemerintah;
pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah; dan
evaluasi penyelenggaraan pemerintah yang didukung oleh kemajuan berbagai media
informasi.

i.

Dengan adanya keterbukaan yang dijalankan dalam roda pemerintahan negara kita,
mendorong adanya partisipasi masyarakat luas dalam berbagai bidang dan aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara

j.

Adanya keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan negara terutama dalam hal


pengawasan terhadap pemerintah sehingga mendorong terbentuknya pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.

k.

Mendorong kepercayaan yang tinggi dari masyarakat kepada penyelenggaraan


pemerintah

l.

Dapat mengikis secara tuntas terhadap budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
dalam pemerintahan

m.

Berkembangnya iklim demokrasi dalam segala aspek kehidupan sehingga mendorong


terwujudnya kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera.

n.

Perpecahan yang diakibatkan oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja


pemerintahan yang tertutup dapat dihindari melalui keterbukaan yang dijalankan oleh
pihak pemerintah.

D. Politik
Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu Polistaia, Polis berarti kesatuan
masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia berarti
urusan. Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik mempunyai arti yang berbedabeda. Untuk lebih memberikan pengertian arti politik disampaikan beberapa arti politik
dari segi kepentingan penggunaan, yaitu :
a. Dalam arti kepentingan umum (politics)
Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha untuk kepentingan umum, baik
yang berada dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah, lazim disebut
Politik (Politics) yang artinya adalah suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan,
cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan
yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita gunakan untuk
mencapai keadaan yang kita inginkan.
b. Dalam arti kebijaksanaan (Policy)
Politik adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang dianggap
lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita
kehendaki. Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya :

proses pertimbangan
menjamin terlaksananya suatu usaha
pencapaian cita-cita/keinginan
Jadi politik adalah tindakan dari suatu kelompok individu mengenai suatu masalah
dari masyarakat atau negara. Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan :

a. Negara
Adalah suatu organisasi dalam satu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang
ditaati oleh rakyatnya. Dapat dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat dan
organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
b. Kekuasaan
Adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Yang perlu diperhatikan dalam
kekuasaan adalah bagaimana cara memperoleh kekuasaan, bagaimana cara
mempertahankan kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu dijalankan.
c. Pengambilan keputusan
Politik adalah pengambilan keputusan melaui sarana umum, keputusan yang diambil
menyangkut sektor publik dari suatu negara. Yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan politik adalah siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat.
d. Kebijakan umum
Adalah suatu kumpulan keputusan yang diambill oleh seseorang atau kelompok politik
dalam memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu.
e. Distribusi
Adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai (values) dalam masyarakat. Nilai
adalah sesuatu yang diinginkan dan penting, nilai harus dibagi secara adil. Politik
membicarakan bagaimana pembagian dan pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.
E. Masyarakat

Community dalam bahasa yunani adalah persahabatan. Sebagai refleksi dari arti
kata tersebut, aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup bersama dalam
masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk menemukan makna kehidupan.
Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau
community dalam bahasa inggris atau juga komunitas. Secara etimologis community
berasal dari komunitas yang berakar pada comunete atau comman.
Community mempunyai dua arti (Talizi,1990-49) :
a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu, memiliki kebudayaan
dan sejarah yang sama
b. Sebagai suatu pemuliman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas
kota kecil ada kota atau kota besar (city).
Hillery (1995) dan lewis (1977) telah menyimpulkan banyak literature dan
mengusulkan empat komponen utama untuk mendefinisikan konsep komunitas.
Pertama dan terutama bahwa komunitas melibatkan manusia. Wilayah dan tempat
tinggal juga menjadi elemen dalam pembangunan masyarakat. Tetapi., tidak semua
penulis menambahkan wilayah, tanah, atau batas wilayah dalam definisi komunitas
mereka. Wilkinson (1986) berpendapat bahwa komunitas adalah manusia yang hidup
bersama dalam ekologi setempat dengan batasan wilayah yang biasa. Tetapi beliau
menulis kebiasaan batasan adalah tidak relevan apabila dijadikan salah satu
pencaharian karakteristik utama dari suatu komunitas atau lingkungan.
Thomas Hobber mengemukakan bahwa komunitas adalah sebuah proses
alamiah dimana orang-orang yang hidup bersama untuk memaksimalkan kepentingan
mereka, Hobbes merasa bahwa kepentingan diri sendiri dapat ditemukan dalam
kelompok.

Konsep komunitas masyarakat yang baik (good community) mengandung


Sembilan nilai (the competent community) (talizi, 1990 : 57-58) yaitu:
1) Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasar hubungan
pribadi.
2) Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan,dan kemampuan mengurus kepentingan
sendiri.
3) Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.
4) Distribusi kekayaan yag merata, setiap orang berkesempatan yang sama dan bebas
menyatakan kehendaknya.
5) Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam mengurus kepentingan
bersama.
6) Komunitas member makna kepada anggotanya sejauh manakah pentingnya komunitas
bagi seorang anggota.
7) Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan perbedaan pendapat.
8) Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin
pada yang berkepentingan.
9) Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun komunitas memiliki kemampuan untuk
managing conflict.
F. Keterbukaan Politik Masyarakat
Salah satu ciri masyarakat berdemokrasi adalah adanya keterbukaan. Di antara
berbagai pihak dan bahkan institusi diharuskan membuka diri. Selain itu semua orang
dianggap sama di hadapan hukum, sosial, dan juga politik. Hal-hal yang bersifat publik
tidak boleh ditutupi-tutupi. Itulah keadaan masyarakat terbuka.
Dalam masyarakat terbuka seperti itu tidak boleh ada pihak-pihak yang merasa
memiliki hak khusus atau istimewa. Semua diperlakukan secara sama. Kalu terdapat
perbedaan, maka hanya menyangkut hal tertentu dan

harus didasarkan pada

peraturan yang jelas. Itulah kehidupan bersama atas dasar keterbukaan.

Hak-hak dan kewajiban dalam masyarakat terbuka diatur secara jelas. Siapapun
harus mengikuti aturan itu. Selain itu, bagi siapa saja yang melakukan kesalahan di
ranah publik akan dikenai sanksi hukum. Di hadapan hukum, semua orang tidak ada
yang diperlakukan secara khusus. Semua orang diperlakukan secara sama.
Bagi masyarakat pada umumnya, keterbukaan itu justru memberikan kepastian.
Rasa keadilan akan memungkinkan untuk diperoleh. Hukum tidak hanya berlaku bagi
orang-orang tertentu, tetapi juga akan berlaku bagi semuanya. Dalam masyarakat
tertutup, beberapa pihak yang dekat dengan penguasa bisa mendapatkan keuntungan.
Sebaliknya, masyarakat terbuka, siapapun, -------tidak terkecuali penguasa sendiri, di
hadapan hukum akan diperlakukan secara sama.
Keterbukaan

seperti

itu,

bagi

penguasa

tidak

mudah

menjalankan

kekuasaannya. Mereka tidak bisa melakukan tindakan sewenang-wenang. Masyarakat


melalui media massa, LSM, dan juga wakil-wakilnya di parlemen akan memberikan
pengawasan. Kesalahan sekecil apapun akan diangkat ke permukaan. Contoh kecil,
pejabat pemerintah yang ditengarai mengajak serta keluarganya naik haji tidak lewat
prosedur resmi, sekalipun misalnya, atas biaya sendiri, menjadi berita yang kurang
enak.
Selain itu, keterbukaan juga memungkinkan terjadinya benturan antar pejabat
dan bahkan juga antar institusi. Konflik terbuka antara lembaga eksekutif dan legislatif,
antara DPR dan KPK, antara KPK dan Kepolisian, BUMN dan DPR, dan lain-lain terjadi
secara terbuka. Rakyat akan menyaksikannya. Kejadian seperti itu, dalam kadar
tertentu, ada untungnya. Misalnya, seseorang pejabat tidak akan melakukan sesuatu

atas kemauan dan keuntungannya sendiri. Sebaliknya, dampak negatifnya, bahwa


pemimpin telah memberikan contoh tentang sesuatu yang seharusnya dihindari.
G. Kerangka Pikir
Politik merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menjalankan
urusan kenegaraan untuk menciptakan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera,
namun semua itu tergantung dari peluku politik itu sendiri dimana seorang pemerintah
baik dari tingkat pusat sampai pemerintah di tingkat daerah berperan penting dalam
mengatur dan mengolah Negara demi terwujudnya harapan bangsa dan Negara.
Pelaku-pelaku politik bukan hanya dari orang-orang yang duduk di kursi
pemerintahan saja, bahkan sebagian besar masyarakat ikut serta dalam pertisipasi
politik. Situasi seperti ini dengan sendirinya akan menciptakan keterbukaan politik
sebagai Negara yang demokratis.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terbukanya politik masyarakat yaitu melalui
pendidikan formal, dimana suatu daerah yang sebagian besar penduduknya lebih
cenderung melanjutkan pendidikannya di jenjang ilmu perpolitikan. Daerah seperti ini
akan mendorong masyarakat ikut serta dalam menyampaikan aspirasinya untuk
tercapainya pemerintahan yang adil dan jujur.
Selain pendidikan formal media massa juga sangat berpengaruh dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah perpolitikan. Melalui media
massa masyarakat akan mudah menilai peranan pemerintah dalam menjalankan tugas
dan fungsinya. Dengan adanya media massa yang meliput masalah-masalah politik
seperti di media TV, surat kabar dan majalah, masyarakat akan ikut serta menyalurkan
pendapat dan aspirasinya.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diteorikan, semakin besar masyarakat yang
memperhatikan ilmu politik melalui pendidikan formal dan media massa di suatu

daerah, maka semakin besar pula peluang terciptanya politik masyarakat yang
transparan.
Bagan dari penjelasan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini

dilaksanakan

di

Kelurahan

Majjelling

Wattang

Kecamatan

Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan


pada pertimbangan efektifitas dan efesiensi, baik waktu maupun dana yang tersedia.
B. Tipe dan Dasar Penelitian

1.

Tipe penelitian bersifat deskriktif kualitatif yaitu: memberikan gambaran tentang


masalah yang diteliti, menyangkut pengaruh pendidikan dan komunikasi massa

terhadap keterbukaan politik masyarakat.


2. Dasar penelitian yang dilakukan adalah survey yaitu: dengan mengumpulkan suatu
peristiwa atau proses tertentu dengan memilih data atau menentukan ruang lingkup
tertentu sebagai sampel yang dianggap refresentatif.
C. Populasai dan Sampel
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini diambil
dari warga Kelurahan Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae umur 20 sampai 50
tahun. Jumlah keseluruhan populasi adalah 779 orang.
2. Sampel adalah jumlah sebagian atau seluruhnya dari populasi yang langsung diteliti
untuk mendapatkan informasi. Untuk maksud tersebut, jumlah sampel yang diambil
disesuaikan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana (2001) bahwa: apabila
subyek penelitian kurang dari 100, maka sampel lebih baik diambil semuanya.
Sedangkan Arikunto (2000) memberikan pilihan bahwa jika populasi lebih dari 100
orang, maka sampel dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%.. Jadi pada penelitian ini
jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari populasi atau 10% x 779 = sebanyak
77,9 atau 78 orang.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang seakurat mungkin mengenai variabel yang akan
dikaji, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:
1) Observasi
Teknik pengumpulan data melalui observasi dilakukan dengan pengamatan secara
langsung di lapangan atau di lokasi penelitian yaitu di wilayah Kecamatan Maritengngae

Kabupaten Sidenreng Rappang dengan cara mengamati dan memperhatikan gejala


atau fenomena yang berkaitan dengan keterbukaan politik masyarakat di Kelurahan
Majjelling Wattang Kecamatan Maritengngae, dimana data-data yang didapatkan akan
dijadikan sebagai bahan tambahan yang diperlukan dalam pembahasan penelitian ini.
Adapun pelaksanaan observasi dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
Peneliti terlebih dahulu menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa yang hendak
diobservasi, lalu dibuat pedoman agar memudahkan pengisian observasi.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti mengunjungi satu demi satu masyarakat yang menjadi
sampel penelitian, kemudian dilakukan pengisian hasil observasi dalam pedoman yang
telah dibuat dalam bentuk memberi tanda (V) pada kolom jawaban hasil observasi.
c. Bentuk observasi.
Yang dimaksud bentuk observasi adalah memberi penilaian secara langsung terhadap
aspek yang diobservasi berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan
sebelumnya.
2) Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk mereka jawab sesuai
pendapat mereka. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Semua jawaban responden direkap dan dianalisis untuk memperoleh jawaban tentang

keterbukaan

politik

masyarakat

di

Kelurahan

Majjelling

Wattang

Kecamatan

Maritengngae. Kuisioner diberikan kepada 78 orang sampel.


3) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan yang
berhubungan dengan keterbukaan politik masyarakat di Kelurahan Majjelling Wattang
Kecamatan Maritengngae. Informan untuk wawancara adalah: Kepala Lingkungan satu
dan dua, Ketua RW sebanyak 7, Tokoh Masyarakat sebanyak 3 orang , dan Tokoh
Pemuda sebanyak 2 orang.
4) Penelitian pustaka (library research)
Adapun data sekunder diperoleh melalui hasil bacaan buku-buku, majalah,
internet dan sumber bacaan lainnya yang erat relevansinya dengan masalah yang
sedang diteliti.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang didukung oleh datadata kualitatif. Menurut Jary dan Jary, penelitian kualitatif adalah setiap penelitian
dimana peneliti mencurahkan kemampuan sebagai pewawancara atau pengamat yang
empatis untuk mengumpulkan data tentang permasalahan yang diteliti (Bagong
Suyanto-Sutinah, 2005:228).
Secara kuantitatif maksudnya

adalah

jawaban

responden

terhadap

suatu

pertanyaan yang akan diolah berdasarkan akor yang telah dideskripsikan dalam empat
kategori jawaban sesuai dengan Skala Likert yaitu:
Sangat baik = 4
Baik
=3
Kurang
=2
Tidak baik = 1
Dari hasil perolehan frekuensi dijumlahkan berdasarkan pilihan responden lalu
dibagikan kedalam sampel, maka diperoleh jawaban persentase pilihan responden.

F. Defenisi Operasional Variabel


Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan istilah
1.

dalam penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
Pengaruh pendidikan formal merupakan salah satu faktor untuk membentuk

masyarakat yang terbuka akan politik melalui jenjang perkuliahan perpolitikan.


2. Pengaruh komunikasi massa juga merupakan faktor pendorong terciptanya masyarakat
yang terbuka akan politik yang bisa ditemui melalui media-media yang terjangkau.
Kejadian politik yang di simak melalui media seperti etika pelaku politik dan aparat
pemerintahan yang dapat menjadi objek penilaian bagi masyarakat.
3. Keterbukaan politik masyarakat akan menciptakan Negara yang demokratis dimana
kelompok partai, kelompok mahasiswa, dan kelompok masyarakat dapat leluasa
menyampaikan aspirasinya dalam menentukan suatu kebijakan yang akan dijalankan
oleh pemerintah.
4. Politik dan masyarakat saling berhubungan dalam mengatur dan menjalankan
pemerintahan demi menciptakan negara yang adil, damai, dan sejahtera sesuai dengan
harapan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Afdjani, Hadiono. 2003. Komunikasi Politik dalam Era Keterbukaan. Suara Merdeka, 3 Februari.
Astrid, Susanto. 1993. Pengantar Studi Komunikasi Politik. Bandung: Orbit Shakti.
Budiardjo, Miriam 1991, Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Bran, Asian. Pengertian Pendidikan, http://www.slideshare.net
Dennis McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
http://harisok.blogspot.com/2011/03/definisi-komunikasi-menurut-para-ahli.html
Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: CESPUR.
Warsito. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
William R. Rivers at.al. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua. Jakarta:
Prenada Media

liiiD.
Pengaruh
Sosialisasi Politik
Terhadap
Partisipasi
Politik Masyaraka

t Desa dalam
Pilkada
Kabupaten
Pemalang2010.
BAB III HASIL
PENELITIAN
A.

Laporan Hasil
PenelitianB.
Analisa Data
BAB IV
PENUTUP
A.

KesimpulanB.
Saran-Saran
DAFTAR
PUSTAKALAMP
IRANLAMPIRAN
liv

DAFTAR
PUSTAKA
Amirudin, dan
Bisri A. Zaini.,
2006.
Pilkada Langsung
Problem dan
Prospek

.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nadapdap,
Binoto. 2005.
Pasang Surut
Otonomi Daerah
dan Pemilihan

Kepala Daerah
Secara
Langsung.
Sociae Polites
Jurnal

Ilmiah Ilmu
Sosial dan Ilmu
Politik,
Vol. V, No.
22. Nasir,
Muhamad. 2005
Metode
Penelitian

. Ghalia
Indonesia,
Bandung.Suparyo,
Yossy. 2005,
Undang-Undang
Otonomi Daerah.
Media
Abadi,JogjakartaJ

alalludin,
Rachmat. 1995,
Metode
Penelitian
Komunikasi.
Remaja Rosda
Karya,Bandung.

Rush, Michael dan


Althoff, Philip.
2008.
Pengantar
Sosiologi Politik
. Raja
GrafindoPersada :
Jakarta

Poerwodarminta,
W.J.S . 1988.
Kamus Umum
Bahasa Indonesia
. Balai
Pustaka,Jakarta
Pradhanawati, Ari.,
2005.

Pilkada Langsung
Tradisi Baru
Demokrasi Lokal
. ,Surakarta
Soetardjo
Kartohadikusumo,
2004. Desa, Balai
Pustaka,
Jakarta.Parwitanin

gsih Dkk.2007,
Pengantar
Sosiologi,
Universitas
Terbuka
JakartaSugiyono.
2006.
Metode
Penelitian

Administrasi.
Bandung:
CV
Alfabeta,Bandung
Surbakti, Ramlan.
1999.
Memahami Ilmu
Politik

. PT. Grasindo ,
Jakarta

Syamsudin Haris
(Ed). 2005
, Desentralisasi
dan Otonomi
Daerah

, LIPI
Press,Jakarta
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 6
Tahun 2005
tentang
Pemilihan,Pengesa

han, Pengangkatan
dan Pemberhentian
Kepala Daerah dan
Wakil
KepalaDaerah.
Jakarta: Sekretariat
Negara.UndangUndang Nomor 22
Tahun 2007

tentang Pemilihan
Umum.
Jakarta:Sekretariat
Negara.
lvRaga Maram,
Rafael, 2007,
Pengantar
Sosiologi Politik,

PT Rineka Cipta,
Jakarta
Surbakti, Ramlan,
2005, e
Memahami Ilmu
Politik
, Grasindo,
JakartaKeputusan

Komisi Pemilihan
Umun Dan
Peraturan Komusi
Pemilihan
UmumOnlinehttp:
//www.kpu.go.id(
20
Desember)Prasety
a, Teguh, 2005,

Pengaruh
sosialisasi politik
terhadap
partisipasi
politik mahasiswa
,,
http://www.lontar.
ui.ac.id//opac/the
mes/libri2/detail.js

p.id=74308Online
(23 Desember
2010)Irfan Zanas,
2007, Pentingnya
sosialisasi politik
dalam
pengembangan
budaya politik,htt

p://zanas.wordpre
ss.com,

28
3.8 Definisi
Konseptual dan
Operasional3.8.1
Definisi Konsep
Definisi Konsep
Kelurahan Sebagai
Wilayah
Pemerintahanyang

memiliki Tugas
dan Fungsi dalam
pelayanan
masyarakat
didalampelayanan
masyarakat salah
satunya adalah
memberikan
pelayanan

dalammenjaga
ketentraman dan
ketertiban umum.
3.8.2 Definisi
Operasional
Definisi
operasional adalah
unsur penelitian
yang

memberitahukanba
gaimana caranya
mengukur suatu
variabel atau suatu
informasi
ilmiahyang
membantu peneliti
lain ayng ingin
menggunakan

variabel yang
sama.Dari
informasi tersebut,
peneliti akan
mengetahui
bagaimana
caranyapengukuran
atas variabel itu
dapat dilakukan

dan dengan
demikian
penelitidapat
menentukan
apakah prosedur
pengukuran yang
sama akan
dilakukanatau
diperlukan

prosedur yang
jelas.Defenisi
operasional yang di
bahas adalah :1)
untuk melihat
sejauh mana
kinerja Kelurahan
dan Aparaturnya

dalammeningkatka
n Pelayanan Publik
dalam bidang
ketentraman
danketertiban
Umum2)
Melihat Sejauh
mana kerja sama

antara kelurahan
dan
aparaturnyaserta
masyarakat dalam
memajukan daerah
kelurahan
yangdipimpinya.3)

Apa upaya dalam


Bidang
ketentraman umum
294)
Faktor yang
mempengaruhi
upaya dalam

bidang
ketentraman
umum.
30

DAFTAR
PUSTAKA
Buku-buku :
Fx. Soejadi,

Organisasi dan
Metode Penunjang
Keberhasilan
Proses Manajemen,
Haji Masagung,
Jakarta, 1992Hasan
Alwi, dkk,
Kamus Besar
Bahasa Indonesia

, Balai Pustaka,
Jakarta, 2012Lexi.
S. moleong,
Metode Penelitian
Kualitatif. Remaja
Radakraya,
Bandung,
1991Khaidir Saleh,

Kebijakan Umum
dan Strategi
Pemerintah
Kabupaten
Bungo Dibidang
Peningkatan
Ekonomi
Kerakyatan

, Muara Bungo,
2006
Undang

Undang Dasar1945
dan Perubahannya.
( Jakarta.Puspaswa
ra.2008)
Sumber Website :

http://kolokiumkp
mipb.wordpress.co
m/2009/05/01/peng
aruhgayakepemimpinan
-terhadap-kinerjapegawai-dalamorganisasi-

pemerintahkelurahan/
http://www.scribd.
com/doc/87602152
/RevisiBimbingan-3 http:/
/tentang
pelayananpublik.bl
ogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai