Anda di halaman 1dari 13

Analisis SWOT Pengaruh IPTEK Terhadap NKRI dari

Aspek Politik

Disusun Oleh

Nama : Indah Widyaningsih


Kelas : XII Mipa 1
No Absen : 13

Sma Negeri 1 Kota Cirebon


Pengertian Analisis SWOT

Kemajuan dalam bidang industri dan teknologi telah masuk ke dalam


semua lini kehidupan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat
pedesaan. Kemajuan tersebut mengakibatkan terjadinya perobahan tingkah laku
masyarakat. Dengan terciptanya alat komunikasi dan transportasi dunia yang
dulunya amat luas, sekarang menjadi suatu desa yang amat kecil, daratan dan
lautan tidak lagi menjadi penghalang untuk menjagkau suatu daerah.
Salah satu konsep baru yang diperkenalkan dalam manajemen sekolah
adalah analisis SWOT, yaitu suatu analisa keadaan yang melihat dari empat sudut
pandang, yaitu: strength (kekuatan) menganalisis keunggulan/kekuatan sumber
daya dasar yang ada, weakness (kelemahan) menganalisis keterbatasan sumber daya
yang ada yang dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan, opportunity
(peluang) menganalisis situasi-situasi utama yang menguntungkan bagi
organisasi/lembaga pendidikan, dan threat (tantangan).

1. ANALISA KEKUATAN (STRENGH)


a. Berkembangnya demokrasi dan kebebasan berpendapat
Dengan adanya kebebasan berpendapat memuat semua orang yang ada dalam
suatu negara. Kebebasan dalam berpendapat sejatinya hak yang wajib dimiliki oleh
setiap mahluk hidup yang dijamin pada pasal 28E Ayat (3). Kemajuan teknologi dan
informasi merupakan salah satu wadah dalam penyampaian pendapat oleh masyarakat
di Indonesia. Teknologi komunikasi dengan berbagai macam media sosial telah
memberikan kebebasan kepada tiap individu untuk mengekspresikan pendapatnya
melalaui berbagai jenis media sosial komunikasi. Perkembangan media teknologi
informasi diwarnai berbagai permasalahan. Pembatasan HAM dalam berbagai aspek
merupakan bentuk kontrol terhindarnya kebebasan yang brutal dan melampaui batas.
Kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum harus dilaksanakan dengan
bertanggung jawab, sejalan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu negara wajib dapat mengelola dan mengendalikan dominasi
iklim kapitalis agar tetap berjalan pada koridor yang tidak merugikan warga. Negara
juga harus membuka dan memberdayakan ruang publik secara optimal sebagai
instrumen warga dalam menyalurkan aspirasinya, serta menutup keran tumbuh
suburnya praktek politik uang baik di kalangan elit politik maupun di kalangan
masyarakat, karena dengan membiarkan politik uang berlangsung, maka tidak hanya
berimpilkasi melahirkan politisi yang korup dan mengekang hati nurani masyarakat
dalam memberikan partisipasi politiknya, namun juga berakibat tercederainya suatu
pemilu yang demokratis.

b. Pembicaraan publik atas kebijakan pemerintah dan rancangan undang-undang


Mentalitas petugas yang menerapkan hukum atau kebijakan. Para petugas
hukum (secara formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi, dan sebagainya
harus memiliki mental yang baik dalam melaksanakan (menerapkan) suatuperaturan
perundang-undangan atau kebijakan. Sebab apabila terjadi yang
sebaliknya, maka akan terjadi gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kebijakan/peraturan hukum.
Ketiadaan informasi. Implementasi kebijakan publik mengasumsikan bahwa para
pemegang peran yang terlibat langsung mempunyai informasi yang perlu atau sangat
berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik.Informasi ini justru tidak
ada, misalnya akibat adanya gangguan komunikasi.
c. Politik bagi pemerintah yang menjalankan tugas-tugasnya
Robert A. Dahl menunjukkan tujuh kritaeria yang harus dalam sistem yang
demokratis yaitu: Pertama, kontrol atas keputusan pemerintah mengenai kebijakan
secara konstitusional diberikan pada para pejabat yang
dipilih. Kedua, para pejabat dipilih melalui pemilihan yang teliti dan jujur dimana
paksaan dianggap sebagai sesuatu yang tidak umum. Ketiga, secara praktis
semua orang dewasa mempunyai hak untuk memilih dalam pemilihan pejabat.
Keempat, Secara praktis semua orang dewasa mempunyai hak untuk
mencalonkan diri pada jabatan-jabatan di pemrintahan, walaupun batasan umur
untuk nenduduki jabatan mungkin lebih ketat ketimbang hak pilihnya. Kelima, rakyat
mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat tanpa ancaman hukuman yang berat
mengenai berbagai persoalan politik yang didefinisikan secara luas,
termasuk mengkritik para pejabat pemerintahan, rezim, tatanan sosio-ekonomi
dan ideologi yang berlaku. Keenam, rakyat mempunyai hak untuk mendapatkan
sumber-sumber informasi alternatif. Lebih dari itu, sumber-sumber informasi
alternatif yang ada dan dilindungi oleh hukum. Ketujuh, untuk meningkatkan
hak-hak mereka, termasuk hak-hak yang dinyatakan di atas, rakyat juga
mempunyai hak untuk membentuk lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi
yang relatif independen, termasuk berbagai partai politik dan kelompok
kepentingan yang independen.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa demokrasi sebagai sub sistem
politik sangat memperhatikan aspek rakyat yang menerima dampak dari
kebijakan yang dilahirkan oleh sebuah negara sehingga terjadi pola hubungan
yang harmonis antara negara dengan rakyat dalam berbagai aspek kehidupan.
d. Diskusi politik cenderung terbuka di media massa
berbagai teknologi canggih seperti computer dan satelit.
Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi seakan-akan
menjadi sempit dan transparan. Dalam waktu yang singkat dapat dihimpun
informasi global yang terinci dan teliti dalm berbagai bidang. ditambah dengan
adanya siaran radio dan televisi beserta media sosial yang selalu update terhadap
berita-berita yang baru.
e. Calon pejabat dapat kampanye melalu media sosial
Hubungan antara media dan masyarakat itu, idealnya sejajar. Media merupakan
refleksi dari hak untuk mengeluarkan pendapat, sedangkan masyarakat merupakan
refleksi dari hak untuk memperoleh informasi. Selama ini yang terjadi
adalah mengemukanya hubungan subordinat antara media dan masyarakat.

2. ANALISA KELEMAHAN (WEAKNESS)


a. Banyaknya berita hoax tentang tokoh publik atau kebijakannya
Perkembangan teknologi , khususnya internet dan smartphone membuat orang
mendapatkan dan menyebarkan berita, terutama melalui media sosial. Akibatnya,
berita yang tidak benar faktanya cepat tersebar.
b. Dapat terjadinya perpecahan di masyarakat
Terjadinya perpecahan bisa diakibatkan karena fanatisme, ketika mendukung satu
calon atau kelompok dan menantang calon kelompok lawan. Dalam menyikapi
labelling olok-olok politik di media social menemukan etika baik dalam
berkomunikasi seperti memberikan label atau julukan yang baik, berkata positif,
diam, dan mendukung (mencintai calon pemimpin) agar tidak jatuh ke dalam sikap
fanatisme buta.
c. Muncul pemikiran yang tidak benar seperti terorisme dan separatisme
Terorisme baru yakni pembangkangan atau ketidakpatuhan masyarakat terhadap
simbol atau atribut negara seperti peraturan perundang-undangan maupun
kelembagaan negara pada umumnya. Melalui pendekatan kebijakan kriminal,
pemberantasan terorisme telah di mulai dari hulunya misalnya pengawasan yang ketat
terhadap masuknya orang asing atau kembalinya orang Indonesia dari luar negari
yang pernah mengikuti perbagai pelatihan di luar negeri seperti dari Afganistan
maupun Filipina untuk melakukan terorisme domestik di Indonesia.
d. Masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi
Kebebasan dalam berkomunikasi yang mewarnai kehidupan politik,
berdampak terhadap tuntutan demokratisasi bernegara yang faktual melalui pemilihan
umum yang berkeadilan dan menghasilkan anggota legislatif yang berpihak kepada
rakyat. Penelitian tentang dinamika komunikasi politik dan Pemilihan Umum
bertujuan untuk memberi gambaran tentang dinamika komunikasi politik dalam
rangka menghadapi pemilihan umum. Temuan penelitian mencakup, keberadaan para
komunikator politik yang terdiri dari elite parpol dan calon anggota legislatif,
partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara, dan kualitas anggota legislatif
hasil pemilihan umum.
Meskipun pada dasarnya membuat seseorang untuk berpartisipasi itu tidaklah
mudah, ada saja masyarakat yang enggan untuk berpartisipasi, padahal keikutsertaan
masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah berdampak bagi masyarakat
itu sendiri, apabila masyarakat menentukan kebijakan yang positif, yang didukung
oleh pelaksanaan dan pengawasan yang baik, maka yang dihasilkan pun akan menjadi
baik. Namun apabila masyarakat atau warga Negara memilih seorang pemimpin yang
salah dalam artian pemimpin yang tidak jujur, maka yang dirugikan adalah
masyarakat itu sendiri, jadi, pilihan itu sebenarnya ada ditangan masyarkat kita
sendiri, jika memilih yang baik, maka hasilnya pun akan baik mengingat Indonesia
adalah Negara Demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
e. Dimana negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang suatu kunci dalam proses
pembangunan di dalam kehidupan berbangsa di masyarakat dalam lingkungan sehari
harinya.
Kesejahteraan yang semakin tinggi dan semakin adil senantiasa dicitacitakan oleh
banyak pihak, baik kalangan pemerintah, dunia usaha maupun kelompok masyarakat
lainnya. Tak berlebihan bila dikatakan bahwa setiap rejim pengelola pemerintahan,”
pusat” maupun” daerah” di seluruh negara pada dasarnya selalu menetapkan hal
tersebut sebagai” tujuan akhir” yang ingin diwujudkan di masa pemerintahannya.
Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa walaupun banyak” keserupaan” yang
dijumpai dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut–dan karenanya dapat
memberikan pelajaran berharga yang dapat dipetik, namun setiap negara maupun
daerah dihadapkan kepada” kekhasan” tantangan dan faktor multidimensional lainnya
yang tidak dapat diabaikan. Kini, para pengelola pemerintahan, pelaku bisnis, dan
kelompok masyarakat lainnya dituntut semakin cerdas melaksanakan perannya dalam
mencapai cita-cita tersebut. Bila mengacu kepada pengalaman pelaksanaan MDGs
yang telah berakhir pada 2015 ini, proses pembangunan yang disusun dengan target
dan tujuan yang jelas belumlah dapat memcerminkan terlaksananya pembangunan
berkelanjutan dengan catatan partisipasi masyarakat terkait hal tersebut masih minim.
Dalam pendekatan pembangunan, ada baiknya kita menelisik lebih jauh mengenai
proses-proses keterlibatan subjek pembangunan dalam rangka partisipasi yang lebih
luas.Indikator keberhasilan hanya mungkin dicapai melalui hasil kerjasama dari
berbagai pihak yang secara terbuka aktif terlibat dalam proses pembangunan
tersebut.
Keterlibatan masyarakat sipil juga diharapkan dari organisasi masyarakat sipil (NGO)
dalam mengontrol dan memberikan masukan-masukan konstruktif dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan. NGO yang bergerak dalam berbagai sektor dan isu-isu
sektoral dapat bekerjasama dan bersatu padu dalam memberikan sumbangsih dalam
mencapai tujuan-tujuan pembangunan tersebut. NGO yang bergerak di bidang
lingkungan, kebudayaan, kebijakan publik, pemberantasan korupsi, keadilan gender,
keadilan agraria mesti membangun jejaring yang kuat dalam menyokong suksesnya
program dan target pembangunan bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.
Ungkapan ini nampaknya sangat kontekstual dan dapat menjadi kampanye positif
bagi mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Dimana tindakan-tindakan lokalitas
yang berlandaskan pada kearifan lokal tanpa disadari secara tidak langsung akan
berdampak secara global bagi pembangunan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Dukungan keterlibatan lainnya bagi pembangunan berkelanjutan adalah dapat
didorong oleh keterlibatan kaum muda dalam proses-proses pembangunan dengan
melibatkan mereka secara aktif. Upaya itu dapat dimungkinkan dengan memberikan
akses pendidikan yang merata bagi kaum muda untuk mengembangkan potensi
mereka dalam berbagai bidang pengetahuan. Hingga kini, akses pendidikan menjadi
salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia.
Kalau kita melihat gairah anak muda dalam berparitisipasi dalam gerakan sosial
kemasyarakatan terlihat sangat antusias. Seperti yang terlihat di kota kelahiran saya,
Makassar. Di sana gairah anak muda dalam mengembangkan potensinya melalui
komunitas-komunitas kreatif semakin tinggi. Munculnya komunitas literasi yang
berada di berbagai kampus. Hingga keterlibatan aktif kaum muda dalam isu-isu
kebijakan publik yang menyangkut lingkungan, sosial-budaya dll. Hal ini merupakan
potensi yang harus dijaga dalam proses pembangunan, meski tingkat ketimpangan di
perkotaan semakin tinggi pula. Oleh karena itu, kehadiran SDGs dapat mendorong
keterlibatan kaum muda secara lebih aktif dalam isu-isu pembangunan. Tujuan
pembangunan yang menyentuh aspek pendidikan, ketimpangan, kemiskinan,
kesehatan, ruang publik dapat memberikan kesempatan bagi
kaum muda agar dapat mempunyai ruang yang kondusif dalam mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya dan secara tidak langsung akan membantu
pemerintah dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan. Paling tidak dengan
program pemberdayaan kaum muda melalui industri kreatif dan komunitas-komunitas
yang ditekuninya dapat menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah secara
ekonomis di sektor-sektor informal perkotaan.

3. ANALISIS PELUANG (OPPORTUNITY)


a. Peningkatan hubungan antara pemerintah dan masyarakat umum
Salah satu masalah yang sering timbul dalam kaitan hubungan antara pemerintah
dengan masyarakat adalah dalam bidang public services (pelayanan umum), terutama
dalam hal kualitas atau mutu pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat.
Pemerintah sebagai service provider (penyedia jasa) bagi masyarakat dituntut untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
mentalitas aparat, kemampuan dan keterampilan, sarana dan prasarana serta
kesejahteraan pegawai.
Ada beberapa faktor yang dinilai sebagai kendala diantaranya: 1). Lemahnya
ketepatan waktu proses pelayanan publik yang diberikan petugas pelayanan kepada
masyarakat; 2) Proses pengajuan permohonan pelayanan publik semakin dipersulit
bagi masyarakat yang kurang mampu, 3). Hasil produk pelayanan publik yang masih
terdapat unsur kesalahan sehingga akan terhambatnya proses pengajuan pelayanan di
tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.
b. Pemberdayaan hubungan antara pemerintah dan masyarakat umum
Berdasarkan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, pemerintah
mengeluarkan kebijakan, yakni Instruksi Presiden no. 3 tahun 2003 atas kebijakan
dan strategi nasional terhadap perkembangan e-government. Desa Pirngadi masih
menggunakan proses manual dalam memberikan pelayanan pada pemerintah desa,
sehingga kemungkinan data yang diajukan kurang akurat dan lambat, untuk
memfasilitasi pemerintah desa dan penduduk desa Pirngadi dalam mengakses
informasi sehingga kualitas pelayanan umum menjadi lebih responsif, efektif, efisien
dan accountable, dapat dijelaskan atau dimintai pertanggung jawaban. Sebuah sistem
e-government berbasis web mobile yang meliputi perencanaan, analisis, perancangan
dan implementasi dari sistem.
Perubahan era mempengaruhi sifat dan sikap masyarakat dalam mensikapi
keadaan, namun ada sifat dan sikap masyarakat desa yang masih bertahan sampai saat
ini yaitu gotong royong dan menerima apa adanya. Masyarakat desa terkenal dengan
v sifat gotong royong dan sikap menerima apa adanya merupakan sifat dan sikap
yang dapat diandalkan dalam melakukan pengembangan desa. Optimalisasi
kemampuan masyarakat desa dalam pembangunan desa ini dikenal dengan konsep
pemberdayaan. Konsep pemberdayaan berhubungan erat dengan konsep partisipatif,
mandiri, jaringan kerja dan keadilan yang berdasarkan pada kekuatan individu dan
sosial.
c. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat
menentukan pilihannya sendiri
Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat
menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang sekolah: jumlah kelas,
daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online
dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya.
d. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, teknologi informasi dianggap sebagai alat
“pengotomasi proses” yang dapat mengurangi proses secara manual
Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui email
atau bahkan konferensi video. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal
ini sangat membantu. Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah
dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada di lokasi fisik yang sama. Tidak
lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung
satu atau dua jam saja.
Tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang baik sudah sangat
mendesak untuk dilaksanakan oleh aparat pemerintah. Salah satu solusi yang
diperlukan adalah keterpaduan sistem penyelenggaraan pemerintah melalui
jaringan sistem informasi on-line antar instansi pemerintah baik pusat dan daerah
untuk mengakses seluruh data dan informasi terutama yang berhubungan dengan
pelayanan publik.
Dalam sektor pemerintah, perubahan lingkungan strategi dan kemajuan
teknologi yang mendorong aparatur pemerintah untuk mengantisipasi paradigma
baru dengan upaya peningkatan kinerja serta perbaikan menuju pemerintah yang
baik (good governance). Hal terpenting yang harus dicermati adalah sektor
pemerintah merupakan pendorong serta memfasilitasi dalam keberhasilan
berbagai kegiatan pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan harus
didukung oleh kecepatan arus data dan informasi antar instansi agar terjadi
keterpaduan sistem antara pemerintah dengan pihak pengguna lainnya.
e. Adanya e-government
E-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintahan,
seperti menggunakan intranet dan internet, yang memiliki kemampuan
menghubungkan keperluan penduduk, bisnis dan kegiatan lainnya. Bisa merupakan
suatu proses transaksi bisnis antara publik dengan pemerintah melalui sistem otomasi
dan jaringan internet, lebih umum lagi dikenal sebagai world wide web (www).

4. ANALISIS TANTANGAN (THREAT)


a. Hilangnya birokrasi yang selama ini menjadi penghalang bagi masyarakat
Birokrasi telah mengalami kecacatan pada masa keberhasilan rezim orde baru
dalam memanipulasi ekstensi birokrasi yang memiliki fungsi sentral menjadi alat
politik strategis untuk mengkekalkan kekuasaan. Dampaknya adalah terabaikannya
praktik birokrasi yang efektif dan efisien yang berorientasi kepada pelayanan.
Yang terjadi pada saat ini adalah seringnya terjadi penyalahgunaan kekuasaan
yang dimiliki oleh birokrasi yang dimana di Indonesia sendiri sering sekali terjadi
penyalahgunaan wewenang dalam bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme. Rendahnya
sumber daya manusia yang berkualitas serta rendahnya penegakan hukum saat ini
yang membuat para seakan melenggang dengan santai seakan tiada beban.
b. Banyak negara yang meragukan berita-berita negara yang diterbitkan oleh negaranya
sendiri
Sebagai pemilih berdaulat di era digital, tutur Henri Subiakto, masyarakat
Indonesia harus lebih aware karena hoaks itu tidak hanya mengurangi kualitas
pemilu, mengurangi hasil, karena dengan adanya demokrasi itu diharapkan
menghasilkan pemimpin terbaik.

“Jadi kalau orang udah ngomong politik di era digital memang banyak yang
menggunakan hoaks Itu terjadi di Amerika, terjadi di Brazil, sebelumnya terjadi
Rusia bahkan juga terjadi di negara-negara Eropa seperti ketika brexit di UK itu juga
ada hoaks,” jelasnya.
c. Jangkauan akses
Perkembangan teknologi informasi khususnya pada perangkat mobile dewasa ini
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Lebih jauh lagi penggunaan perangkat
mobile dalam akses internet telah menggeser dominasi penggunaan komputer desktop
(pc, laptop, netbook). Dari perspektif e-marketing fenomena ini merupakan bentuk
peluang pasar baru yang perlu mendapat perhatian
d. Biaya
Walaupun politik dalam pemerintahan menggunakan IT lebih meminimalisir
biaya tetapi dalam penyusunan infrastrukturnya membutuhkan biaya yang cukup
besar.
e. Masih jarang
Penyebaran teknologi di Indonesia juga masih belum merata. Masih banyak
daerah terpencil yang tidak merasakan fungsi teknologi dalam mempermudah
kehidupan masyarakat dan bahkan mendengar kata internet pun tidak pernah. Hal ini
mengakibatkan terjadinya digital divide
Analisis SWOT Pengaruh IPTEK Terhadap NKRI dari Aspek Politik

Strengths weakness Opportunity Threarts

Berkembangnya Banyaknya berita Peningkatan hubungan Hilangnya birokrasi


demokrasi dan hoax tentang tokoh antara pemerintah dan yang selama ini
kebebasan publik atau masyarakat umum menjadi penghalang
berpendapat kebijakannya bagi masyarakat

Pembicaraan publik Dapat terjadinya Pemberdayaan Banyak negara yang


atas kebijakan perpecahan di hubungan antara meragukan berita-
pemerintah dan masyarakat pemerintah dan berita negara yang
rancangan undang- masyarakat umum diterbitkan oleh
undang negaranya sendiri

Politik bagi Muncul pemikiran Dengan adanya Jangkauan akses


pemerintah yang yang tidak benar informasi yang
menjalankan tugas- seperti terorisme dan mencukupi,masyarakat
tugasnya separatisme akan belajar untuk
dapat menentukan
pilihannya sendiri

Diskusi politik Masyarakat lebih Dalampenyelenggaraan Biaya


cenderung terbuka di mementingkan pemerintahan,
media massa kepentingan pribadi teknologiinformasi
dianggap sebagai alat
“pengotomasi proses”
yang dapat mengurangi
proses secara manual
Calon pejabat dapat Negara bukan lagi Adanya e-government Masih jarang
kampanye melalu kunci pembangunan
media sosial

Daftar pustaka
https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/viewFile/494/412

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh/article/view/20932

https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/9913

http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/download/6041/3152

http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/adminpublik/article/view/1051

http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/RMSI/article/view/4262

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh/article/view/20932

https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/9913

http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/download/6041/3152http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/
adminpublik/article/view/1051http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/RMSI/article/view/4262

http://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/faqih/article/view/27

Anda mungkin juga menyukai