Anda di halaman 1dari 8

Nama : Syaiful Rahmanda

Nim : 21052068
Mata Kuliah : Demokrasi Pancasila
Ulangan Tengah Semester
1. Banyak ilmuan yang memberikan pendefinisian terkait dengan demokrasi.
Berdasarkan pemahaman saudara tentang hal tersebut, konstruksikanlah konsep
demokrasi menerut versi saudara. Selanjutnya uraikan tiga darikarakteristik
demokrasi tersebut
Jawaban: berdasarkan pemahaman saya dari pengertian dan konsep demokrasi dari berapa
ahli saya dapat menarik kesimpulan bahwasannya konsep demokrasi merupakan bentuk
pemerintahan di mana kekuasaan dipercayakan kepada rakyat secara langsung atau melalui
perwakilan yang dipilih oleh rakyat. Dalam sistem demokrasi, semua warga negara memiliki
hak yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik dan membuat keputusan dalam
pemerintahan. Demokrasi juga memberikan kebebasan berbicara, berkumpul, dan
berpendapat tanpa takut terhadap hukuman atau represi. Secara sederhana, demokrasi dapat
diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang mengutamakan kepentingan rakyat dan
memberikan kebebasan serta kesetaraan dalam proses politik.

Untuk karakteristik dari demokrasi swendiri yakni :


1. Keterlibatan aktif warga negara: Demokrasi memungkinkan partisipasi aktif dari seluruh
warga negara dalam proses politik, seperti pemilihan umum dan proses pembuatan
keputusan. Warga negara dianggap sebagai sumber kekuasaan dan memiliki hak untuk
memberikan suara, mengeluarkan pendapat, dan mempengaruhi kebijakan.
2. Perlindungan hak asasi manusia: Demokrasi memiliki kecenderungan untuk melindungi
hak asasi manusia, seperti hak atas kebebasan berekspresi, hak untuk memilih, dan hak
untuk beragama. Hal ini penting untuk memastikan bahwa individu dan kelompok tidak
dihukum atau dianiaya atas pandangan politik, agama, atau etnisitas mereka.
3. Persaingan politik: Demokrasi memfasilitasi adanya persaingan politik, di mana partai
politik atau calon terpilih bersaing secara terbuka dan fair dalam pemilihan umum dan
proses pembuatan keputusan. Hal ini memungkinkan pemilih untuk memilih pemimpin
dan partai yang paling sesuai dengan pandangan mereka

2. Demokrasi sudah mengalami proses yang sangat panjang dalam perjalanan


sejarahnya. Jelaskanlah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dari
demokrasi ! Selanjutnya uraikanlah perbedaan antara konsep demokrasi klasik
normatif dengan empirik minimalis !
Jawab :
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan demokrasi, di antaranya:

1. Faktor Sejarah dan Budaya, Sejarah dan budaya suatu negara dapat mempengaruhi
perkembangan demokrasi. Negara-negara yang telah lama mengalami proses
demokratisasi biasanya lebih mudah mengembangkan dan mempertahankan demokrasi.
Selain itu, budaya yang mendorong partisipasi publik dan toleransi terhadap perbedaan
juga dapat mempengaruhi perkembangan demokrasi.
2. Faktor Ekonomi, Keadaan ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi perkembangan
demokrasi. Negara yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi cenderung memiliki
masyarakat yang lebih teredukasi dan lebih berpartisipasi dalam proses politik. Selain itu,
tingkat kemakmuran yang tinggi juga dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat,
yang pada gilirannya dapat memperkuat dukungan untuk demokrasi.
3. Faktor Pendidikan: Pendidikan juga dapat mempengaruhi perkembangan demokrasi.
Negara-negara dengan tingkat pendidikan yang tinggi biasanya lebih mendorong
partisipasi publik dalam proses politik dan memperkuat kesadaran politik warga negara.
Di sisi lain, kurangnya akses pendidikan dapat menghambat perkembangan demokrasi.
4. Faktor Hukum dan Kebijakan: Keberadaan hukum yang kuat dan sistem kebijakan yang
jelas dan adil juga dapat mempengaruhi perkembangan demokrasi. Negara yang memiliki
sistem hukum yang lemah atau korupsi dapat menghambat perkembangan demokrasi.
5. Faktor Teknologi: Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi perkembangan demokrasi
dengan memberikan akses yang lebih besar kepada informasi dan meningkatkan
partisipasi publik dalam proses politik. Namun, teknologi juga dapat digunakan untuk
tujuan yang kurang demokratis, seperti propaganda atau penindasan.
6. Faktor Sosial: Faktor sosial seperti kesenjangan sosial, diskriminasi, dan ketidakadilan
juga dapat mempengaruhi perkembangan demokrasi. Negara yang tidak mampu
mengatasi masalah sosial ini dapat mengalami ketidakstabilan politik yang dapat
menghambat perkembangan demokrasi.
7. Faktor Global: Perkembangan demokrasi di suatu negara dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor global seperti hubungan internasional dan globalisasi. Negara-negara yang
memiliki hubungan internasional yang stabil dan positif cenderung lebih mampu
mengembangkan demokrasi daripada negara-negara yang terisolasi secara internasional.

Sementara itu Huntington (1995) menyatakan beberapa variabel berikut telah memberikan
kontribusi bagi terjadinya demokrasi dan demokratisasi. Variabel itu adalah : (1) tingkat
kemakmuran ekonomi secara menyeluruh yang tinggi ; (2) distribusi pendapatan dan/atau
kekayaan yang relatif merata; (3) ekonomi pasar ; (4) perkembangan ekonomi dan
modernisasi masyarakat ; (5) tiadanya feodalisme dalam masyarakat ; (6) borjuasi yang kuat ;
(7) kelas menengah yang kuat ; (8) tingkat melek huruf dan pendidikan yang tinggi ; (9)
budaya yang bersifat instrumental ketimbang idealistis ; (10) berkembangnya kompetisi
politik sebelum perluasan partsipasi politik ; (11) tingkat tindakan kekerasan sipil yang
rendah.
Perbedaan antara konsep demokrasi klasik normatif dengan empirik minimalis
Demokrasi klasik normatif adalah sebuah konsep demokrasi yang berlandaskan pada
pandangan bahwa demokrasi harus memenuhi sejumlah prinsip normatif tertentu. Prinsip-
prinsip normatif ini meliputi keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan partisipasi yang merata
dari seluruh warga negara. Dalam konsep demokrasi klasik normatif, warga negara dianggap
sebagai pihak yang memiliki hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum. Setiap
warga negara dianggap sama di hadapan hukum, memiliki hak yang sama untuk
mengeluarkan suara dalam pemilihan umum, dan memiliki hak yang sama untuk
mempengaruhi keputusan politik.

Prinsip keadilan menjadi sangat penting dalam demokrasi klasik normatif. Demokrasi harus
memberikan perlindungan hukum yang sama bagi semua warga negara, serta memastikan
bahwa keputusan politik diambil dengan pertimbangan yang adil dan berdasarkan pada
konsensus yang diperoleh melalui debat dan negosiasi yang terbuka. Kesetaraan dan
kebebasan juga menjadi prinsip penting dalam demokrasi klasik normatif. Setiap warga
negara harus memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik dan
mendapatkan akses yang sama ke informasi politik. Selain itu, setiap warga negara juga
harus bebas untuk menyampaikan pendapat dan ide-ide mereka tanpa takut dicemooh atau
diintimidasi oleh pihak lain.
Sedamgkan pada demokrasi empirik minimalis, konsep dari demokrasi ini adalah sebuah
konsep demokrasi yang menekankan pada elemen-elemen minimum yang dibutuhkan untuk
menjalankan sistem demokrasi. Dalam konsep ini, demokrasi dianggap sebagai sebuah
proses yang sederhana, di mana partisipasi publik dalam pengambilan keputusan politik tidak
dianggap sebagai prioritas utama. Dalam demokrasi empirik minimalis, elemen-elemen
minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem demokrasi adalah pemilihan umum
secara berkala dan bebas, perlindungan hak-hak asasi manusia, dan adanya sistem hukum
yang independen. Selain itu, demokrasi juga harus mampu memberikan stabilitas politik dan
ekonomi yang memadai bagi masyarakat.

Dalam konsep ini, partisipasi publik tidak dianggap sebagai faktor yang penting dalam
menjalankan sistem demokrasi. Demokrasi dianggap dapat berjalan dengan baik meskipun
partisipasi publik tidak optimal, selama pemilihan umum dilakukan secara berkala dan bebas
serta terdapat perlindungan hak-hak asasi manusia dan sistem hukum yang independen.
Demokrasi empirik minimalis sering dikritik karena dianggap tidak memberikan ruang yang
cukup untuk partisipasi publik dalam pengambilan keputusan politik. Konsep ini juga dikritik
karena dapat membuka ruang bagi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, karena partisipasi
publik tidak dianggap sebagai faktor penting dalam sistem demokrasi.
3. Uraikanlah karakteristik dari demokrasi indonesia diera revolusi kemerdekaan dan
demokrasi terpimpin !
Jawab :
a. Karakteristik demokrasi era revolusi kemedekaan :
1. Pemilihan Umum: Salah satu karakteristik penting dari demokrasi Indonesia pada era
revolusi kemerdekaan adalah adanya pemilihan umum secara langsung dan terbuka untuk
memilih pemimpin nasional. Meskipun demokrasi Indonesia pada masa itu masih dalam
tahap perkembangan, pemilihan umum menjadi landasan utama dalam sistem politik
nasional.
2. Pengakuan Hak Asasi Manusia: Demokrasi Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan
juga mengakui hak asasi manusia sebagai hak yang fundamental bagi setiap warga
negara. Pemerintah Indonesia pada masa itu menjamin hak-hak dasar seperti hak atas
kebebasan berbicara, hak untuk berkumpul, dan hak untuk berserikat.
3. Desentralisasi: Selain itu, demokrasi Indonesia pada masa itu juga memiliki karakteristik
desentralisasi. Pemerintahan dilakukan di tingkat lokal dengan mengembalikan sebagian
besar wewenang ke tingkat pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
partisipasi publik yang lebih besar dalam pengambilan keputusan politik di tingkat lokal.
4. Sistem Pemerintahan Presidensial: Demokrasi Indonesia pada era revolusi kemerdekaan
juga menggunakan sistem pemerintahan presidensial, di mana presiden sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan memiliki kekuasaan eksekutif yang besar.

Meskipun memiliki berbagai karakteristik yang positif, demokrasi Indonesia pada era
revolusi kemerdekaan juga memiliki berbagai tantangan dan kelemahan, seperti konflik
politik, ketidakstabilan ekonomi, dan tekanan dari luar negeri. Namun, demokrasi
Indonesia pada masa itu berhasil bertahan dan berkembang menjadi bentuk sistem
pemerintahan yang lebih matang di kemudian hari
( referensi jawaban : Buku "Demokrasi Indonesia: Sejarah, Problematika, dan
Prospek" karya M. Busyro Muqoddas dan Ahmad S )

b. Karakteistik demokrasi terpimpin :

Demokrasi terpimpin adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan yang diadopsi oleh Indonesia
pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno dari tahun 1957 hingga 1965. Dalam sistem ini,
kekuasaan dikuasai oleh satu partai politik atau kelompok kekuasaan tertentu yang dipimpin oleh
seorang pemimpin yang kuat, dalam hal ini Presiden Soekarno. Beberapa karakteristik dari
demokrasi terpimpin antara lain:

1. Kepemimpinan yang kuat: Dalam sistem demokrasi terpimpin, kepemimpinan dipegang


oleh satu individu yang kuat dan berkuasa. Presiden Soekarno dianggap sebagai sosok
pemimpin yang karismatik dan mempunyai kekuasaan yang besar.
2. Sentralisasi kekuasaan: Demokrasi terpimpin cenderung mengkonsolidasikan kekuasaan
di tangan pemimpin atau kelompok kekuasaan tertentu. Dalam hal ini, kekuasaan
dipegang oleh Presiden Soekarno dan kelompok kekuasaan di sekitarnya.
3. Pembatasan partisipasi politik: Partisipasi politik dalam sistem demokrasi terpimpin
dibatasi, baik dalam bentuk partai politik maupun kelompok masyarakat sipil. Partai-
partai politik lain dibungkam dan dibubarkan, sehingga hanya satu partai politik yang
mendominasi.
4. Pembatasan kebebasan berpendapat: Kebebasan berpendapat dan menyampaikan kritik di
dalam sistem demokrasi terpimpin dibatasi. Kritik yang dianggap mengganggu stabilitas
dan keamanan nasional dapat dianggap sebagai tindakan subversif dan diberikan sanksi.

Nasionalisme: Demokrasi terpimpin juga memiliki karakteristik nasionalisme yang


tinggi. Hal ini tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang menekankan pada persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia.

4.Berikanlah penjelasan Saudara mengapa banyak ilmuwan politik menilai bahwa


demokrasi Indonesia era parlementer merupakan kejayaan dari perjalanan demokrasi di
Indonesia ? Selanjutnya uraikanlah karakteristik demokrasi parlementer tersebut !

Jawaban :

dari sumber yang saya baca kenapa era demokrasi parlementer menjadi masa kejayaan
demokrasi indonesia, ada enam indikator yang mempengaruhinya yaitu :

1. Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen berperan tinggi dalam proses politik.
Perwujudan kekuasaan parlemen terlihat dari sejumlah mosi tidak percaya pada pihak
pemerintah
2. Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada
umumnya sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga
sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial
3. Ketiga, kehidupan kepartaian memperolah peluang sebesar-besarnya untuk berkembang
secara maksimal. Dalam periode ini, Indonesia menganut sistem multipartai. Pada
periode ini 40 partai politik terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam
proses rekrutmen, baik pengurus atau pimpinan partai maupun para pendukungnya.
Campur tangan pemerintah dalam hal rekrutmen tidak ada. Sehingga setiap partai bebas
memilih ketua dan segenap anggota pengurusnya.
4. Keempat, sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali pada 1955, tetapi
Pemilihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi.
5. Kelima, masyarakat umumnya dapat merasakan hak-hak dasar dan tidak dikurangi sama
sekali. Meski tidak semua warga negara dapat memanfaatkan hak-hak dasar dengan
maksimal. Tetapi hak untuk berserikat dan bekumpul dapat diwujudkan,
6. Keenam, dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah yang memperoleh
otonomi yang cukup. Daerah-daerah bahkan memperoleh otonomi seluas-luasnya dengan
asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak, dalam mengatur hubungan
kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Karakteristik demokrasi parlemennter :
Demokrasi parlementer adalah bentuk sistem pemerintahan demokratis yang memiliki beberapa
karakteristik khusus, antara lain:
1. Kekuasaan legislatif yang dominan: Pada demokrasi parlementer, kekuasaan legislatif
atau parlemen memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur dan mengawasi
kebijakan pemerintah. Parlemen memainkan peran penting dalam menentukan kebijakan
negara, membuat undang-undang, mengawasi pemerintahan, dan memperkuat
pengawasan terhadap eksekutif.
2. Pemilihan umum yang teratur: Demokrasi parlementer ditandai dengan adanya pemilihan
umum yang diadakan secara teratur untuk memilih perwakilan rakyat dan anggota
parlemen. Pemilihan umum merupakan salah satu cara utama untuk menentukan
kekuasaan politik di dalam sistem demokrasi parlementer.
3. Sistem partai politik yang kuat: Demokrasi parlementer didukung oleh sistem partai
politik yang kuat dan terorganisir dengan baik. Partai politik memainkan peran penting
dalam membentuk kebijakan negara, memperkuat pengawasan terhadap eksekutif, dan
memfasilitasi partisipasi politik warga negara.
4. Keterbukaan politik yang tinggi: Pada demokrasi parlementer, kebebasan berekspresi
dan keterbukaan politik sangat dihargai. Warga negara memiliki kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat mereka secara terbuka dan mengekspresikan keinginan mereka
tanpa takut dibatasi oleh pemerintah.
5. Sistem pemerintahan yang responsif: Demokrasi parlementer mengharuskan
pemerintahan untuk menjadi responsif terhadap kebutuhan dan keinginan rakyat.
Pemerintahan harus mampu merespons perubahan situasi politik dan sosial serta
mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dalam proses pembuatan kebijakan.
6. Pengawasan publik yang efektif: Demokrasi parlementer memperkuat pengawasan publik
terhadap pemerintahan dan parlemen. Warga negara memiliki peran penting dalam
mengevaluasi dan mengawasi kebijakan pemerintah dan anggota parlemen, serta
memberikan masukan yang konstruktif dalam proses pembuatan kebijakan
( referensi jawaban : Bresnan, J. (Ed.). (2006). Indonesia: The Great Transition: Studies of
Political and Social Change. Rowman & Littlefield Publishers)

5. Berikanlah penjelasan Saudara terkait dengan mengapa rezim Orde Baru dapat
mempertahankan kekuasaannya lebih dari tiga dekade ! Uraikanlah penilaian
Saudara terhadap pelaksanaan demokrasi pada era Orde Baru !
Jawaban :
Kenapa rezim orde baru dapat bertahan lebih dari tiga dekade ?
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sehingga rezim ini dapat bertahan selama lebih
dari tiga dekade, faktor yang dimaksud adfalah,a. Rezim Orde Baru memiliki kendali
penuh atas militer dan aparat keamanan, sehingga dapat memastikan kelangsungan
kekuasaannya,b. Rezim Orde Baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia, terutama melalui program-program pembangunan infrastruktur dan
industrialisasi, yang meningkatkan taraf hidup dan stabilitas ekonomi ,c. Rezim Orde Baru
secara ketat mengendalikan media massa dan memperkuat propaganda politik, sehingga
dapat mempertahankan kontrol atas opini publik dan memperkuat citra kekuasaan yang
positif,d. Rezim Orde Baru mampu mengatasi tekanan domestik dan internasional yang
diarahkan kepada kekuasaannya, dan e. Rezim Orde Baru berhasil mempertahankan
stabilitas politik dan keamanan di Indonesia, sehingga dapat menghindari pemberontakan
yang signifikan dan menekan pergerakan oposisi.

Kemudian penilaian saya secara pribadi terhadap pelaksanaan demokrasi pada era
orde baru, pada proses pelaksanaannya pemerintah terlalu ketat dalam megendalikan
media sehingga kesalah-kesalahan pemerintah tidak dapat di ketahui rakyat karena
oemerintah sangat mendominasi media massa. Kemudian demokrasi pada masa Orde
Baru juga diduga dipengaruhi oleh korupsi dan kecurangan dalam pemilihan umum.
Partai Golkar, partai yang dikuasai oleh pemerintah, selalu memenangkan mayoritas kursi
di parlemen, sehingga memudahkan pemerintah untuk meloloskan kebijakan mereka
tanpa banyak perdebatan atau oposisi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan demokrasi pada era Orde Baru di Indonesia sangat terbatas dan kurang
mewakili kehendak rakyat secara keseluruhan.

6. Jelaskanlah faktor-faktor yang mendorong terjadinya demokratisasi di Indonesia !


Uraikanlah penilaian Saudara terhadap implementasi demokrasi di Indonesia pasca
terjadinya reformasi politik !
Jawaban :
Faktor faktor yang mempengaruhi atau mendorong terjadinya demokratisasi diindonesia
dianaranya :

1. Gerakan Reformasi 1998: Pada tahun 1998, terjadi gerakan reformasi yang dipicu oleh
penurunan nilai rupiah dan peningkatan harga bahan bakar. Gerakan reformasi ini
memperjuangkan hak-hak politik, seperti kebebasan berpendapat dan hak memilih.
Gerakan ini memperlihatkan adanya dorongan kuat untuk memperbaiki sistem politik dan
menghapus kekuasaan otoriter.
2. Perubahan Sosial: Perubahan sosial juga menjadi faktor yang mendorong terjadinya
demokratisasi di Indonesia. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengalami
perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan, termasuk meningkatnya pendidikan dan
urbanisasi. Hal ini menghasilkan masyarakat yang lebih berpendidikan dan lebih kritis
terhadap pemerintah dan kekuasaan.
3. Tekanan Internasional: Tekanan dari negara-negara asing dan lembaga internasional juga
menjadi faktor yang mendorong demokratisasi di Indonesia. Setelah reformasi politik di
Filipina, Thailand, dan Korea Selatan, Indonesia menjadi sasaran tekanan dari negara-
negara barat untuk menerapkan demokrasi yang lebih baik.
4. Pergantian Pemimpin: Pergantian pemimpin di Indonesia juga menjadi faktor yang
mendorong demokratisasi. Kematian Soeharto pada tahun 2008 membuka jalan bagi
demokratisasi lebih lanjut di Indonesia. Terpilihnya presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada tahun 2004 juga memperlihatkan bahwa Indonesia sedang bergerak
menuju sistem politik yang lebih terbuka.
5. Perkembangan Teknologi dan Media Sosial: Perkembangan teknologi dan media sosial
juga menjadi faktor yang mendorong demokratisasi di Indonesia. Dalam era digital ini,
masyarakat memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi dan dapat berpartisipasi
secara aktif dalam diskusi politik dan publik. Hal ini membuka jalan bagi masyarakat
untuk memperjuangkan hak-hak mereka secara online dan memperbaiki sistem politik
secara keseluruhan.

( referensi bacaan : Aspinall, Edward. "Democracy and Autocracy in Indonesia." Asian


Survey 53, no. 3 (2013): 559-584. )

Kemudian penilaian sayaterhadap implementasi demokrasi pasaca reformasi politik,


demokrasi di Indonesia secara umum dapat dikatakan telah mengalami kemajuan yang
signifikan. Kemajuan tersebut terdapat pada beberapa indikator yakni kebebasan pers,
kebebasan sipil dan pemilihan umum. Namun, meskipun terjadi kemajuan dalam
implementasi demokrasi pasca reformasi politik, tetap terdapat beberapa tantangan yang
perlu diatasi, antara lain:korupsi, ketidak adilan dan konflik antar etnis. Dalam
kesimpulannya, meskipun telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam implementasi
demokrasi di Indonesia pasca reformasi politik, tetap terdapat tantangan yang harus diatasi
agar sistem demokrasi di Indonesia dapat berfungsi secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai