Disusun Oleh :
1. Melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi pemerintah dan publik yang
terencana untuk menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan, demi
memperoleh manfaat bersama
Pasal 38
(1) Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar dalam penyelenggaraan
program siaran muatan lokal dan, apabila diperlukan, untuk mendukung mata acara tertentu.
(2) Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan
suatu mata acara siaran.
Dalam hal informasi kepada masyarakat dibuat dalam bentuk iklan layanan
masyarakat, harus memenuhi kriteria tertentu antara lain :
Dalam hal ini Humas Pemerintah menjalankan tugasnya dengan memberikan iklan
masyarakat yang telah dipasang secara dicetak maupun melalui elektronik. Salah satunya
iklan layanan masyarakat yang sering kita jumpai adalah mengenai bahayanya rokok. Humas
pemerintah mengedukasi khalayak untuk menjauhkan rokok dari kehidupan sehari hari.
Namun tidak semua orang dapat menghilangkan kebiasaan tersebut. Dan hal ini lah yang
menjadi kurang efektif saat humas pemerintah melakukan tugasnya untuk mengedukasi
masyarakat.
Pasal 6
Lalu sesuai dengan fungsi humas pemerintaha yaitu bertanggung jawab menjaga citra
positif intansi, humas pemerintah membangun hubungan baik antar pemerintah dan
masyarakat, untuk dapat bekerjasama didalam memberikan evaluasi, dukungan termasuk
pengamanan semua kebijakan. Membangun citra dan reputasi pemerintah harus membangun
image yang baik supaya kepercayaan public terhadap pemerintah akan lebih kuat. Namun
saat ini image pemerintah sedang hancur karena banyaknya isu isu dan kasus kasus yang
dilakukan pejabat-pejabat Negara kita. Mulai dari berita hoax, kasus suap, penggelapan uang,
dll hal ini yang menjadi salah satu tantangan humas pemerintah. Factor-faktor penghambat
pada saat-saat menjalankan membangun citra pemerintahan yaitu dikarenakan pemegang
kebijakan sering kali terlepas dan menyimpang dari aturan resmi, juga kendali fungsi dan
peranan kehumasan itu sendiri. Factor lainnya adalah, muncul akibat kebijakan searah dan
masih adanya paktek prioritas kepentingan, pengelompokan kebutuhan etnis tertentu yang
akibatnya mengobrak abrik citra dan reputasi pemerintah di mata masyarakat yang merasa
tersisih dan terkalahkan karena munculnya kebijakan-kebijakan yang menyimpang dari hati
nurani penikmat pembangunan tersebut. Pencitraan ini harus dilakukan secara terus menerus,
baik itu penyaluran opini masyarakat secara umum, juga, masukan-masukan positif.
Citra mrupakan unsur penting dalam sebuah instansi, citra dapat memberikan pandangan
negtif dan positif terhadap instansi. Citra dapat merosot turun dikarenakan adanya krisis,
krisis memiliki sifat tidak terduga dan dapat muncul sewaktu-waktu. Pemerintah Daerah dan
Gubernur mengalami penurunan citra karena pemberitaan, kondisi ini menyebabkan krisis.
Diawali dengan pemberitaan Bali Post yang kemudian menyebarkan berita bohong hingga
kasus ini naik ke meja hijau. Kasus tersebut membuat pemberitaan di media tersebut menjadi
sangat negative.
Dalam kasus ini dapat diteliti melalui strategi komunikasi, dimana humas harus memiliki
strategi-strategi tersebut untuk mengembalikan citra. Dan strategi komunikasi dipahami
Humas Pemerintah Provinsi sebagai suatu perencanaan yang terintegrasi dalam hubungannya
dengan komunikasi. Strategi komunikasi disusun Humas untuk menanggulangi rendahnya
kepercayaan public terhadap pemerintah daerah. Humas pemerintah daerah memberikan
informasi yang sebenar-benarnya dan jujur, agar ketimpangan informasi yang seperti
diberitakan oleh media Balipost yang kebanyakan memberikan informasi yang tidak
seimbang menjadi seimbang. Dan Humas Pemprov memberikan pesan tentang pencapaian
yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali di media cetak seperti Koran dan melalui
berita online.