Anda di halaman 1dari 4

Ari Arung Purnama

1810414210007
UAS PR GOVERNMENT
A. Batasan Humas Pemerintah

Sejatinya, humas merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh


goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik bagi publik. Dalam
prakteknya, humas memiliki sasaran yang bertujuan untuk menciptakan opini publik yang
menguntungkan semua pihak. Oleh sebab itu, humas merupakan unsur penting dalam
fungsi manajemen guna mencapai tujuan organisasi. Selain itu, kehadirannya sebagai
komunikator yang bersifat luar dan dalam organisasi membuat mereka memiliki kewajiban
untuk menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antara organisasi dengan publik.
Berbicara tentang humas pemerintah (Government PR), kita harus mengetahui batasan-
batasan apa yang ada ketika melakukan peran tersebut. Batasan humas pemerintah adalah
sebagai fungsi manajemen yang membantu organisasi merumuskan tujuan organisasi serta
membantu organisasi beradaptasi dengan tuntutan konstituen dan lingkungan. Humas
pemerintah adalah sebagai mata dan telinga pemerintah, bagaimana mengelola tuntutan
konstituen dan kemudian memberikan masukan kepada oganisasi.
Adanya unit humas pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan
fungsional dalam rangka penyebaran tentang aktivitas instansi tersebut baik ke dalam
maupun ke luar yaitu kepada masyarakat atau publik. Fungsi dasar humas dalam
pemerintah ada 4, yakni:
1. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang kebijakan,
langkah-langkah dan tindakan pemerintah, serta memberikan pelayanan kepada
masyarakat tentang informasi yang diperlukan secara terbuka, jujur, dan objektif.
2. Memberikan bantuan kepada media berita berupa bahan-bahan informasi mengenai
kebijakan
3. Mempromosikan kemajuan pembangunan
4. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah

Dalam menjalankan fungsi humas pemerintahan tersebut, ada juga strategi untuk
meyerap aspirasi masyarakat. Caranya adalah sebagai berikut:
• Enviromental scanning
• Riset kuantitatif untuk aktivis dan mengadakan kontrak personal dengan mereka.
• Memantau kelopok diskusi, ruang chating, dan situs-situs yang ada berkaitan dengan
kebijakan yang akan dibuat.
• Identifikasi kelompok-kelompok yang paling berpengaruh dengan kebijakan yang
dibuat dan dengarkan apa yang mereka inginkan
• Lakukan analisis isi terhadap media
• Lakukan polling atau lihat hasil polling yang sudah sering menyelenggarakan.
B. Publik, Stakeholder, dan Sasaran Humas Pemerintah

Definisi publik dalam humas adalah sekelompok orang yang aktif berkomunikasi
dengan satu sama lain secara tidak langsung, dengan melakukan diskusi mengenai
permasalahan bersama-sama, dan mencari solusi bersama-sama. Meskipun pada umumnya,
publik tidak saling mengenal, mereka cenderung aktif dan terlibat dalam diskusi sosial, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Publik yang memiliki pemahaman dan minat yang sama
terhadap suatu masalah akan menciptakan sebuah opini publik yang dapat mengubah arah
kebijakan suatu lembaga atau instansi. Dalam humas pemerintahan, opini publik dapat mengubah
arah kebijakan yang belum, sudah maupun akan ditetapkan oleh pemerintah.

Selain publik, ada juga yang dinamakan stakeholder (pemangku kepentingan) dalam
humas. Mereka adalah kelompok yang memiliki peran dalam menentukan keberhasilan
perusahaan, dalam hal ini kesuksesan kebijakan pemerintah. Stakeholder terbagi menjadi
stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder internal adalah publik yang berada di dalam
lingkup organisasi. Mereka relatif lebih mudah untuk dikendalikan. Stakeholder internal
terdiri dari, pemegang saham, manajer dan top executive, karyawan, dan keluarga
karyawan. Sedangkan stakeholder eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap
perusahaan, dan berada di luar perusahaan. Stakeholder eksternal terdiri dari konsumen,
penyalur, produsen, pemerintah, pers, komunitas, dan bank.

Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, kecuali


dalam hal pelayanan, dimana semua stakeholder memiliki kebutuhan yaitu mengharapkan
mereka dilayani secara terbuka, jujur, bertanggung jawab, berkualitas, wajar, dan adil. Para
pengelola perusahaan harus bisa bersikap professional untuk memberikan yang terbaik
untuk kepentingan para stakeholdernya. Hal tersebut agar hubungan dengan perusahaan
berjalan dengan baik, karena perusahaan dan stakeholder saling bergantung satu sama lain.
C. Perkembangan Government PR

Sejarah Government PR diawali di Amerika pada masa PD I dimana Presiden Wilson


membentuk Panitian Informasi Publik. Dilanjutkan pada masa PD II Amerika membentuk
United States Information Agency (USIA) yang memiliki jaringan radio bernama VOA. Lalu
pada tahun 1949 hampir semua negara bagian Amerika telah memiliki Government PR.
Implementasi humas pemerintah di Indonesia dimulai semenjak awal Indonesia merdeka.
Selain bergantung pada kebebasan akses informasi, Humas pemerintahan juga disesuaikan
dengan konteks politik pada masa itu.
Pemerintahan Soekarno,

Pasca proklamasi kemerdekaan, dibentuk Kementerian Penerangan oleh PPKI. Kementerian


Penerangan berperan sebagai Humas Pemerintahan saat itu meskipun humas belum disadari
kepentingannya, dengan berpedoman pada Panca Bakti Penerangan dalam melaksanakan
tugasnya. Panca bakti sendiri berisi tentang tujuan yang sejalan dengan humas, seperti memberi
penerangan (informasi) kepada rakyat tentang politik meskipun arahnya lebih ke propaganda
semangat nasionalisme.
Pemerintahan Soeharto,
Kompleksitas Humas dalam pemerintahan mulai disadari sehingga didirikan lembaga Badan
Koordinasi Humas (Bakor Humas). Keototiteran pemerintahan saat itu membuat tugas humas
sebagai tangan kanan pemerintah mengontrol penyebaran informasi melalui yang dianggap
oposisi terhadap pemerintah. Kemerdekaan berpendapat sangat terbatas di periode ini.
Pemerintahan B.J. Habibie,

Akibat rezim pemerintahan sebelumnya, Humas pemerintah pada masa pemerintahan ini
mengalami kesulitan untuk mengembalikan kepercayaan publik (masyarakat). Pemerintah tidak
lagi memegang kontrol akan media, disahkan UU terkait pers ditengah banyaknya pelanggaran
etika dan profesionalisme jurnalistik. Humas pada masa pemerintahan ini bekerja dengan bebas,
transparan terhadap masyarakat
Pemerintahan Gus Dur,

Kementriam Penerangan yang dapat diibaratkan berperan sebagai humas pada masa
pemerintahan Soekarno dibubarkan. Selain dinilai sebagai peninggalan jaman orde baru,
efektivitasnya dianggap tidak relevan lagi dengan masyarakat Indonesia. Tugas Humas
Pemerintahan yang berada didepan publik pada masa pemerintahan ini langsung diwakili
melalui juru bicara sekaligus menjadi pertama kali dalam Humas Pemerintahan di Indonesia
Pemerintahan Megawati,

Pada masa pemerintahan ini fungsi Humas masih berjalan tidak semestinya Perwakilan
langsung dari kepresiden yakni juru bicara ditiadakan pada masa pemerintahan ini selain itu
meski dibentuk Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi yang dalam perjalanannya
lembaga ini hanya membuat kebijakan saja tanpa eksekusi.
Pemerintahan SBY,
Pada masa pemerintahan ini, humas dinilai berjalan cukup baik dibanding pemerintahan
sebelumnya selain itu juru bicara kembali dijadikan garda depan pemerintahan. Masa
kepemerintahannya menghasilkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat.
Pemerintahan Jokowi,
Pada masa pemerintahan ini, humas dijadikan posisi strategis dalam pemerintahan selain itu
juga kepemerintahan juga mendapat kepercayaan tinggi dari masyarakat. Posisi juru bicara
kepresidenan juga dimaksimalkan dan Kementrian Komunikasi dan Informasi memegang tugas
humas pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai