Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PUBLIC RELATION (B)

DOSEN PENGAMPU:
1. Dr. Ringgo Eldapi Yozani, S.Ikom, M.Ikom
2. Risky Arya Putri, S.Sos, M.Si

OLEH :

NADIA YULIA LESTARI


1901113626

PROGRAM STUDI ADMNISTRASI PUBLIK


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
SOAL

1. Jelaskan mengenai sejarah bidang kehumasan !


Jawaban :
a. Sejarah Perkembangan Public Relation di Dunia.
Kegiatan public relations telah dilakukan semenjak berabad-abad yang lalu sama tuanya
dengan peradaban manusia. Namun para ahli sejarah menyatakan bahwa public relations
yang terorganisir muncul pada zaman Gilda di Eropa pada abad 17-18. Pernyataan ini
dibuktikan dengan adanya perkumpulan-perkumpulan dagang dalam bidang perniagaan.
Kegiatan ini memunculkan komunikasi antar pedagang untuk meningkatkan penjualan.
Istilah public relations dalam pengertian sekarang diperkenalkan oleh Thomas Jefferson
dari Amerika yang disampaikan dalam pidatonya pada kongres ke-X tahun 1807. Namun apa
yang dimaksud ”public relations” oleh Thomas Jefferson dihubungkan dengan “foreign
relations”. Namun disebut-sebut bahwa Edward L. Bernays yang merupakan seorang ahli
public relations pada tahun 1966 telah mengklaim bahwa ia berhak dijuluki sebagai “the
father of public relations” karena telah berjasa memopulerkan istilah public relations dalam
bukunya Crystallizing Public Opinion yang diterbitkan pada tahun 1923. Sebagian orang
juga beranggapan bahwa penemu public relations modern adalah Ivy Lee, karena tahun 1921
ia telah menulis secara regular sebuah bulletin yang diterbitkan dengan judul Public
Relations di New York. Berdasarkan hal tersebut, maka Ivy Lee dianggap sebagai bapak
public relations.
Pada awal abad ke-20, Ivy Lee memulai kariernya sebagai publicist yang kemudian
membuka kantor di New York yang kegiatannya memberikan “advice and council” dalam
bidang public relations. Karena keberhasilan penggunaan ahli public relations dalam
menumbuhkan perusahaan, tokoh-tokoh public relations-pun bermunculan seperti Arthur
Page dari American Telephone & Telegraph, George Creel, dan Edward L. Bernays.

b. Sejarah Perkembangan Public Relation di Indonesia.


Para pakar Hubungan Masyarakat (humas) di Indonesia seperti Alwi Dahlam dan W.
Noeradi sepakat bahwa praktek PR atau humas di Indonesia sama usianya dengan usia
Republik Indonesia. Mengumumkan kemerdekaan merupakan kegiatan PR yang
bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan juga
untuk mendapatkan pengakuan internasional. Tentu sebenarnya praktek PR sendiri sudah
dilakukan sejak zaman kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia dan juga sebelum
kemerdekaan di umumkan, tapi praktek ini tidak disebut kegiatan PR tapi lebih ke
kampanye informasi.
Setelah pendeklarasian kemerdekaan tepatnya pada tahun 1950, terciptanya era baru
pada dunia PR dimana banyaknya perusahaan multinasional mulai berdatangan seperti
Caltex Pacific Internasional, Stanvac dan lainnya. Perusahaan- perusahaan ini
menganggap PR sangat penting dengan tujuan untuk memperkenalkan perusahaan
tersebut serta untuk membangun komunitas dan reputasi pada publik. PR juga mulai
berkembang dibidang pemerintah dengan dibentuknya bagian humas pada RRI dan
Kepolisian RI. Meskipun PR sudah masuk dalam struktur organisasi mereka, dalam
prakteknya keefektifan dari PR sendiri masih belum jelas.
Pada masa Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Perkembangan
yang terjadi di Indonesia pada periode Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden
Soeharto adalah dibentuknya BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat)
di tahun 1970. Kemudian dibentuklah PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan
Masyarakat) pada tahun 1972. PERHUMAS sendiri didirikan sebagai usaha untuk
meningkatkan profesionalisme para praktisi PR.
Selanjutnya, pemerintah membuat kebijakan yaitu deregulasi (perbankan) 1983 dan
adanya privatisasi di berbagai sektor ekonomi yang mendorong semakin besarnya
permintaan praktek PR profesional. Namun tingginya permintaan akan PR profesional ini
tidak diimbangi dengan ketersediaan praktisi PR yang memiliki kualifikasi memadahi.
Dengan keadaan seperti ini, mulai bermunculan perusahaan di bidang PR dan kemudian
dibentuklah APRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations) pada April 1987 yang
merupakan tonggak penting dalam perkembangan PR di Indonesia. APRI didirikan
dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalisme humas di Indonesia.
Perkembangan PR di Indonesia juga berjalan sejajar dengan perkembangan
pemerintahan dan politik Indonesia. Pada masa itu yaitu Pasca Orde baru tahun 1998,
adanya pengakuan kebebasan berkomunikasi. Dengan ini muncul pula pengakuan
jaminan terhadap hak untuk memperoleh serta menyebarkan informasi sebagai hak
masyarakat untuk mendewasakan diri. Selain kebijakan tersebut, satu kebijakan penting
yang muncul adalah kebebasan pers. Pada era ini praktek PR sudah mengarah pada model
humas simetris dua arah yaitu cara ideal meningkatkan reputasi organisasi diantara target
audience dengan menggunakan komunikasi dua arah yang terjadi antara kedua belah
pihak. Ini tentu membuat PR di Indonesia berubah menjadi lebih terbuka, dan secara
otomatis komunikasi antara PR dan publik juga menjadi komunikasi dua arah.

2. Jelaskan dan berikan contoh mengenai perbedaan yang signifikan antara humas
pemerintahan, humas perusahaan dan humas internasional!
Jawaban :
a. Humas Pemerintahan
Government Public Relations (GPR) atau yang lebih sering didengar sebagai humas
pemerintah, dapat dikatakan hampir sama definisinya dengan humas pada umumnya.
humas pada institusi pemerintah, yakni suatu keharusan fungsional dalam rangka tugas
penyebaran informasi kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan lembaga pemerintah
kepada masyarakat (rachmadi, 1994). Selanjutnya, elvinaro ardianto (2014) menyatakan
bahwa esensi dari tujuan public relations dari dunia pemerintahan adalah membuat
berbagai program pemerintahan yang dapat membentuk meningkatkan dan memelihara
citra positif dan reputasi baik agar dapat memperoleh opini public yang menguntungkan.
Humas pemerintah menurut Sam Black dibagi menjadi dua, yaitu humas pemerintah
pusat dan humas pemerintah daerah. Humas pemerintah pusat yaitu humas pada
departemen-departemen, yang diberikan kedudukan cukup tinggi dengan wewenang dan
fungsi menasehati pimpinan departemen. Sedangkan, humas pemerintahan daerah pada
intinya sama dengan humas pemerintah pusat yang membedakan hanyalah ruang
lingkupnya saja.
Contohnya humas pemerintahan bertugas menjalankan kegiatan kebijakan dan
pelayanan publik dengan memberikan berbagai informasi tentang kebijakan kepada
masyarakat. Hal ini bertujuan untuk membentuk citra positif pemerintah dimata public
atau masyarakat.

b. Humas Perusahaan
Dalam suatu perusahaan, humas adalah profesi yang memegang kendali agar
perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Humas dianggap menjadikan perusahaan
menjadi lebih baik karena dalam kinerjanya, ia harus bisa membangun citra perusahaan
tersebut agar penilaian orang terhadap perusahaan tersebut positif. Fungsi humas
perusahaan menurut Warren K. Agee yaitu upaya yang berencana untuk mempengaruhi
dan membina opini yang menyenangkan melalui penampilan yang dapat diterima,
dilakukan secara jujur dan dengan kepercayaan melalui jalur komunikasi. Untuk
menegakkan fungsi humas perusahaan ada 4 jenis pelayanan dasar yang harus
dipraktekkan, yaitu :
- Nasehat
- Pelayanan Komunikasi
- Pengkajian Humas
- Promosi Humas

Pekerjaaan humas perusahaan bukan saja mengumpulkan artikel, dan terkesan


‘omong doang’, namun dalam pekerjaannya kita harus melakukan hal-hal penting
seperti survey tempat, dan melakukan evaluasi tentang apa yang kita lakukan. Jika
memang terdapat suatu kesalahan pahaman masyarakat tentang perusahaan tempat
dimana humas itu bekerja, maka ia harus bisa mengakali dengan cara apapun untuk
mengembalikan citra perusahaan tersebut.
Contohnya pada perusahaan kosmetik, publiknya adalah konsumen yang
menggunakan produk kosmetik terutama perempuan. Perusahaan kosmetik tersebut harus
bisa menumbuhkan kepercayaan terhadap konsumennya agar mereka memilih produk
dari perusahaan tersebut untuk dapat digunakan untuk dirinya. Perusahaan kosmetik
sebagai distributor yang membangun ikatan kepercayaan tersebut dari strategi PR yang
dibuat oleh perusahaan.

c. Humas Internasional
Public relations merupakan bagian kecil dari tiap fungsi diplomat dan diplomasi
merupakan bagian kecil dari international public relations. Lahirnya international public
relations disebabkan karena adanya perubahan-perubahan yang sangat cepat disegala
bidang, seperti perkembangan dalam bidang komuniksai, transportasi, pariwisata,
pendidikan, budaya, dan sebagainya. Eksistensi Negara yang satu tidak terlepas dari
negara lain. Faktor ini telah mendorong adanya perluasan bidang public relations dalam
bidang-bidang internasional. Dalam melakukan hubungan internasional harus selalu
berhubungan dengan perwakilan-perwakilan diplomatik yang ada di negaranya
masingmasing. Selain dengan menggunakan perwakilan diplomatik, media yang
digunakan juga bisa berupa surat kabar, majalah, radio, dan telivisi untuk membantu
menyampaikan informasi internasional.
International public relations dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan
informasi secara terus menerus dengan media radio/televisi. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan cara memberikan dorongan kepada wakil media terutama para
wartawan suarat kabar untuk berkunjung ke negara yang diwakilinya, sehingga mereka
dapat membuat tulisan mengenai hal-hal yang mereka jumpai di negara yang mereka
kunjungi.
Ada 3 unsur dominan dalam mengembangkan humas internasional, yaitu :
- Pemerintahan yang mapan dan demokratis.
- Sistem politik dan ekonomi yang memungkinkan dikembangkan dan persaingan
disegala lapangan pekerjaan.
- Media yang besar dan merdeka, yang memperoleh pemerintah secara minimal.

3. Berikan analisis anda mengenai fungsi Government Public Relation dalam menyusun policy
(kebijakan) berikan contoh!
Jawaban :
Government Public Relations (GPR) merupakan program prioritas untuk memastikan
masyarakat mengetahui apa yang dilakukan pemerintah dan berpartisipasi dalam
pembangunan. Implementasi GPR dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik. Basis kerja Government Public
Relations adalah pengelolaan informasi dan komunikasi yang berkelanjutan untuk
memperoleh pemahaman dan dukungan publik terhadap Program dan Kebijakan Pemerintah.
Peran Humas pemerintah di era kemajuan teknologi dan informasi sekarang bukan lagi
sebagai penyampai informasi, melainkan menjadi salah satu unsur strategis dalam
mendukung kesuksesan pelaksanaan progam pemerintah. Terutama menciptakan reputasi
kinerja pemerintahan yang baik (good governance) di mata masyarakat.
Peran humas atau kehumasan dalam pemerintahan ke depan semakin dibutuhkan,
terutama pada era dimana transparansi dan akuntabilitas menjadi keharusan yang utama serta
era kemajuan teknologi. Era transparansi dan perkembangan teknologi informasi telah
menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung terjadi perubahan yang cepat di
masyarakat. Kondisi seperti ini menuntut instansi/organisasi untuk mengakomodir dan
mengantisipasi keinginan masyarakat untuk memperoleh informasi. Perkembangan teknologi
informasi telah melahirkan perkembangan yang cukup pesat pada media cetak dan
elektronik. Dengan kondisi tersebut diperlukan kelembagaan humas dalam setiap instansi
pemerintah untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu dapat
merugikan instansi pemerintah. Pembentukan humas instansi pemerintah berfungsi untuk
menterjemahkan kebijakan kepada intern (pegawai) atau masyarakat (publik) dan untuk
memonitor setiap tingkah laku publik untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai
bahan pengambil keputusan.
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Humas pemerintah dibentuk
untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberikan
informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana tentang peraturaan dan
perundang-undangan dan sebagainya. Semuanya itu berpengaruh kepada kehidupan
masyarakat. Tugas humas pemerintah harus memberikan masukan serta saran bagi para
pejabat pemerintah atau pejabat negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi
atau kemungkinan reaksi masyarakat terhadap kebijakan lembaga, baik yang sedang
dilaksanakan ataupun sedang diusulkan.
Salah satu contohnya seperti kita ketahui bahwa tugas dari lembaga humas adalah
menginformasikan segala hal mengenai kebijakan pemerintah. Informasi mengenai
pelayanan publik menempati porsi terbesar. Masyarakat harus diedukasi agar bagaimana
pelayanan publik dapat diakses oleh masyarakat secara optimal. Hal-hal yang terkait dengan
transparansi seperti prosedur pelayanan atau biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat
merupakan hal terpenting yang harus ada di dalam kegiatan humas pemerintah.
Pekerjaan humas pemerintah di era kebebasan pers seperti saat ini memang tidak mudah.
Humas dituntut untuk mampu merespon cepat setiap perubahan yang terjadi, baik secara
internal maupun eksternal, terkait reputasi instansi pemerintah. Humas harus menyusun press
release, menjalin hubungan baik dengan insan pers yang bisa saja datang sewaktu-waktu
meminta keterangan pejabat terkait tentang pemberitaan yang beredar di masyarakat. Saat
kasus korupsi menjerat salah satu pegawai di instansi A misalnya, maka humas harus bisa
merespon pemberitaan buruk ini dengan baik agar reputasi organisasi tidak ‘hancur’ di mata
masyarakat. Bukan dalam rangka membela diri, namun lebih kepada membantu insan pers
dalam memberikan berita yang berimbang dan valid.

4. Apa yang menjadi dasar pentingnya membentuk unit humas/departemen humas internal
dalam organisasi!
Jawaban :
Organisasi merupakan wadah atau lembaga yang menaungi sekelompok orang yang
saling bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap organisasi baik
pemerintah/swasta maupun organisasi besar/kecil memiliki tujuan (visi dan misi) organisasi
masing-masing. Dan untuk mendukung tujuan organisasi agar dapat diterima baik dan
terlaksana dengan lancar, maka pentingnya membentuk unit humas/departemen humas
internal dalam organisasi untuk menjalankan tugasnya secara rutin dan berkesinambungan.
Humas kini banyak digunakan di berbagai organisasi untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.
Bentuk kegiatan Internal public relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publik
internal organisasi atau perusahaan. Publik internal adalah semua elemen yang
mempengaruhi secara langsung dalam keberhasilan perusahaan seperti karyawan, manajer,
supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya. Melalui kegiatan
internal public relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan internal dan kepentingan
umum dari organisasi atau perusahaan. Hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang
terkait dengan perusahaan itu akan menciptakan iklim kerja yang baik. Dengan demikian
operasi perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Dari uraian di atas untuk dapat menciptakan hubungan baik dengan para karyawa,
dibutuhkannya unit humas/departemen humas internal untuk bertanggungjawab melakukan
beberapa kegiatan agar usaha untuk mencapai tujuan organisasi dapat terlaksana, untuk itu
Seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi antara manajemen dan karyawan.
Karena program memegang hubungan karyawan diharapkan akan mengarah pada hasil
positif yang karyawan merasa dihargai dan dirawat oleh perusahaan. Sehingga tercipta rasa
memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas dan ingin mencapai performa maksimal.
Adapun keuntungan memiliki humas internal, yaitu :
- Adanya kedekatan (Team membership)
- Pengetahuan terhadap organisasi lebih baik
- Efisiensi terhadap perusahaan
- Ada ketika dibutuhkan

5. Bagaimana komitmen manajemen dalam mengembangkan potensi departemen humas


internal untuk mensukseskan program humas? Berikan contoh!
Jawaban :
Public Relations dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan
dari suatu kelembagaan atau organisasi. Seorang praktisi humas dituntut untuk mampu
mengerjakan banyak hal serta harus bisa menjadi seorang komunikator, penasihat, sekaligus
seorang perencana kampanye yang baik. Adapun komitmen manajemen dalam
mengembangkan potensi departemen humas internal untuk mensukseskan program humas
yaitu :
- Mempertimbangkan sudut pandang humas dalam membuat kebijakan.
- Melakukan komunikasi dua arah dengan public internal dan eksternal.
- Koordinasi antara apa yang diucapkan dengan tindakan.
- Menentukan tujuan secara jelas.
- Memilih tim humas yang kompeten
Dengan mencari staf humas yang kompeten dengan kriteria yang harus dimiliki sebagai
berikut;
- Memiliki kesetiaan pada organisasi
- Dapat memberikan nasehat dan pandangan kepada manajemen
- Dapat mendorong pengertian publik
- Dapat memberikan inspirasi dan motivasi pada seluruh karyawan/pegawai
- Menghindari perilaku yang merusak reputasi organisasi
- Memiliki sifat jujur dan dapat dipercaya
- Kemampuan memiliki penilaian terhadap suatu masalah

Adapun contoh kegiatannya yaitu untuk memelihara hubungan, khususnya antara


manajemen dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam rangka kepegawaian secara
formal. Employee public/publik pegawai adalah salah satu internal publik yang dijadikan
salah satu sasaran dari kegiatan PR di dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
Mereka merupakan suatu potensi yang sangat berarti dalam organisasi, potensi mana yang
dapat dikembangkan lebih baik dari sebelumnya. Seorang PR haruslah berkomunikasi secara
langsung dengan karyawan, ia harus senantiasa mengadakan kontak pribadi (personal
contact), misalnya dengan bercakap-cakap dengan mereka sehingga dapat mengetahui
kesulitan, keinginan, harapan, dan perasaanya.

REFERENSI :

1. Kaukab, M. Elfan. 2020. Pengetahuan Dasar Public Relation. FEB UNSIQ Wonosobo.
2. Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public relations. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.
3. Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan (Bandung:Yayasan Nuansa
Cendekia,2004), h.6
4. Evawani (2019). Peran Humas Dalam Membentuk Citra Pemerintah. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, Volume 12, Nomor 1, Juli 2012: 1 – 73
5. Artis (2011). Strategi komunikasi public realtions. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 02
6. Agung Wasesa, Silih. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai