Anda di halaman 1dari 65

SEJARAH

PERKEMBANGAN PR
PERIODISASI PERKEMBANGAN PR
DI DUNIA
Periode I
Tahun 1700-1800, periode dimana PR muncul dalam bentuk
aktivitas yang tidak terorganisir dengan baik (PR as non
organized activity periode). Periode ini disebut juga dengan Public
of Independence. Dikarenakan kegiatan PR yang berkaitan
dengan :
a. Penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan dari
perbudakandan sistem kolonialisme.
b. Declarations of Independence, sebagai suatu pernyataan PR
mengenai deklarasi kebebasan.
Periode II :
Tahun 1801 – 1865, Aktivitas PR mulai terorganisasi dengan baik
(PR as a organized activity) sejalan dengan adanya peningkatan
hubungan perdagangan baik secara lokal, nasional, maupun
internasional. Periode ini disebut masa-masa perkembangan
aktivitasPR (PR of Expansion), karena:
a. Adanya kemajuan bidang industri, keuangan, perdagangan dan
teknologi yang mempengaruhi perkembangan aktivitas PR
untuk masa-masa selanjutnya.
b. Penghapusan perbudakan yang merupakan wujud keberhasilan
aktivitas PR dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan
di negara Eropa, Amerika, dan negara maju lainnya.
Periode III :
Tahun 1866 – 1900, aktivitas PR sebagai kegiatan profesional
(PR as a profesional). PR pada masa ini disebut juga The Public to
be Damned Periode (1811-1900) karena disamping adanya
kemajuan bidang industri dan teknologi, tetapi di dalam
kegiatan bisnis berlaku sistem ekonomi monopoli yang tidak
memperdulikan nasib rakyatnya sehingga mendapat kecaman
(the public be damned).
Periode IV :
Tahun 1901-1919, disebut Public be Informed Periode. Pada masa
ini para populis,petani, sosialis, dan serikat buruh memprotes
keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan,
politisi tidak bermoral serta koruptor, dsbnya. Aktivitas PR atau
Pers pada saat itu adalah melakukan investigative reporting yaitu
melawan mereka dengan tulisan mengenai keburukan para
pengusaha atau mengupah wartawan untuk membalasnya
melalui pengaruh berita yang dimuat di media massa. Pada
masa inilah keberhasilan Ivy Ledbetter Lee, dalam mengatasi
krisis pemogokan secara massal dan melumpuhkan kegiatan
industri pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api
Pennsylvania Rail Road di AS.
Periode V:
Tahun 1920 – sekarang, disebut The PR and Mutual
Understanding Periode. Bahkan tahun 1923 PR dijadikan bahan
studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tinggi sebagai
profesi baru. Perkembangan PR sekarang menunjukkan adanya
penyesuaian, perubahan sikap, saling pengertian, saling
menghargai,dan toleransi di berbagai kalangan organisasi dan
publik.
PERKEMBANGAN PR DI
INDONESIA
PeriodeI :
Tahun 1962, cikal bakal pembentukan PR di Indonesia secara
resmi lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang
menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah membentuk
devisi PR.

Periode II:
Tahun 1967-1971, disebut periode PR kedinasan pemerintahan.
Terbentuknya Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas)
Pemerintah di Indonesia. Lahir pula Pedoman Tata Kerja
Bakohumas melalui SK Men-pen No. 31/Kep/Menpen/Thn 1971.
Periode III:
Tahun 1972 dan 1993, ditandai dengan munculnya PR kalangan
profesional pada lembaga swasta umum. Indikatornya:
a. Didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat
(Perhumas) pada 15 Desember 1972 oleh para praktisi swasta
dan pemerintah.
b. DitetapkanKede Etik Kehumasan Indonesia (KEKI) dalam
acara Konvensi Nasional Humas di Bandung akhir thn 1993.
c. Dibentuknya Asosiasi Perusahaan PR (APPRI) pada tanggal
10 April 1987.
Periode IV:
Tahun 1995 – sekarang, PR berkembang dikalangan swasta
bidang profesional khusus. Indikatornya :
a. Terbentuknya Himpunan Humas Hotel Berbintang (H-3)
tanggal 27November 1995.
b. Berdirinya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan
(FORKAMAS Perbankan) pada tanggal 13 September 1996.
c. Pihak Emiten (perusahaan yang go publik) di Pasar Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya wajib memiliki
Corporate Secretary sesuai SK BAPEPAM No. 63/1996.
KUNCI PENGINGAT DEFINISI PR:

1. Deliberate.
Kegiatan PR pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja,
atau intentional. Ia sengaja dilakukan untuk mempengaruhi,
meningkatkan pemahaman, menyediakan informasi dan
memperoleh umpan balik.
2. Planned.
Kegiatan PR adalah kegiatan yang terorganisir rapi atau
terencana. Jadi ia harus sistematis,melalui analisis yang
cermat dengan bantuan riset.
3. Performance
PR yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan
penampilan yang sesungguhnya. Organisasi Selalu responsif
terhadap kepentingan publik.
4. Public Interest
Alasan mendasar kegiatan PR adalah untuk memenuhi
kepentingan publik. Kegiatan PR harus dapat menyeimbangkan
antara keuntungan/ kepentingan publik dan keuntungan/
kepentingan perusahaan.
5. Two Way Communication
Kegiatan PR adalah kegiatan komunikasi dua arah, dalam
bentuk sharing information. Pertukaran informasi antara
perusahaan dengan publiknya. Bukan sekadar kegiatan
komunikasi dalam bentuk penyebaran informasi.
6. Management Function
PR paling efektif jika ia menjadi bagian dari proses pengambilan
keputusan dalam sebuah manajemen perusahaan. PR tidak
hanya menyebarkan release, mengurusi protokoler perusahaan,
atau bahkan sekadar penerima tamu.
EVOLUSI KONSEP PUBLIC
RELATIONS
 Menurut Cutlip, Center, dan Broom (1994), Pada awal abad
1900 di Amerika Serikat, perusahaan mempraktekkan PR dalam
usaha mempertahankan kepentingan perusahaan baik dari
serangan kaum muckrakers (muckracking jurnalism) maupun
intervensi pemerintah melalui regulasinya. Sehingga praktek PR
didomininasi oleh konsep one way persuasive communication,
penekanan utamanya pada ‘How to Tell Our Story’. PR sangat
menekankan pentingnya publisitas yang persuasif untuk
mempengaruhi /membujuk publik agar mendukung
organisasi/perusahaan atau program yang dijalankan
perusahaan. Contoh definisi oleh Rex F. Horlow, maupun
Marston yang menyatakan bahwa PR is planned, persuasive
communication designed to influence significant publics.
Setelah perang dunia ke dua, konsep PR mengalami
evolusi/perubahan, yaitu mengarah pada gagasan komunikasi
dua arah. Menekankan pada konsep reciprocity (timbal
balik/pertukaran) dan relationship (hubungan). Konsep PR mulai
menekankan pentingnya usaha-usaha untuk membangun saling
pemahaman atau pengertian antara organisasi dan publik.
Konsep PR yang berkembang kini adalah konsep yang
menekankan pentingnya komunikasi dua arah. Mengutip kata-
kata Howard Childs, fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan
pandangan organisasiatau seni untuk sikap publik, tetapi untuk
melakukan rekonsiliasi/penyesuaian terhadap kepentingan
publik yang memiliki signifikansi sosial.
Jadi di sini PR berfungsi membantu organisasi/ perusahaan
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi
tersebut beroper asi. Konsep ini memiliki konsekuensi penting,
karena penyesuaian organisasi mengisyaratkan sebuah fungsi
yang berada pada level manajemen perusahaan, peranan
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Konsep ini menekankan
pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus dilakukan
organisasi disamping usaha-usaha untuk berkomunikasi.
PERBEDAAN ANTAR KONSEP PR

Pada konsep awal atau konsep komunikasi persuasif satu arah,


PR cenderung menjadi propaganda dengan menggunakan
teknik publisitas yang membujuk. Sedangkan pada konsep PR
sebagai komunikasi dua arah menekankan pentingnya
pertukaran komunikasi atau saling memahami dan penekanan
pada penyesuaian organisasi.
4 MODEL PERKEMBANGAN
PRAKTEK PR MENURUT GRUNIG
DAN HUNT :
1. Model Keagenan Pers (Press Agentry ) atau Model
Propaganda.
Menggambarkan program-program PR dengan tujuan
tunggal untuk memperoleh publisitas melalui media massa
yang menguntungkan(favourable) organisasi. Dalam model
ini, kadang kebenaran dari informasi yang disampaikan
menjadi tidak penting. Menurut Larissa Grunig (1992) praktisi
yang mempraktekkan model ini sering dipandang tidak
lebihdari sekadar ‘flack’ (lemah, lembek).
2. Model Informasi Publik (Public Information Model)
Kegiatan PR bertujuan untuk penyebaran informasi kepada
publik. Praktisi yang mempraktekkan model ini sering dijuluki
sebagai ‘Journalist in Residence’, yakni praktisi yang
menekankan hubungan media dengan membuat ‘press release’
sesering mungkin. Namun demikian, berbeda dengan model
press agentry, model ini praktisi PR sudah mempertimbangkan
pentingnya kebenaran dalam informasi yang disampaikan.
3. Model Asimetris Dua Arah (two - way asymmetrical model)
Model asimetris dua arah sudah lebih canggih daari ke dua
model sebelumnya. Praktisi PR yang mempraktekkan model ini
menggunakan hasil riset untuk mengembangkan pesan-pesan
yang sekiranya lebih mudah untuk membujuk publik agar publik
berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan-harapan
organisasi. Model ini juga disebut model persuasi ilmiah
(scientific persuasion) yang menggunakan hasil-hasil penelitian
tentang sikap, misalnya untuk merancang pesan. Karenanya,
model ini biasanya lebih efektif dibanding dengan dua model
diatas.
 Namun, model ini adalah model yang lebih mementingkan
pembelaan organisasi daripada mencari solusi yang terbaik bagi
penyelesaian problem PR yang muncul. Sehingga organisasi
diasumsikan selalu benar dalam tindakannya, sementara publik
tidak perlu diakomodasi kepentingan-kepentingannya. Model
ini melahirkan dampak yang tidak berimbang karena perubahan
hanya terjadi pada publik, tidak pada organisasi.
4. Model Simetris dua arah (two - way symmetrical model)
Model simetris dua arah menggambarkan sebuah model PR
yang beroperasi berdasarkan penelitian dan menggunakan
komunikasi untuk mengelola konflik dan meningkatkan
pemahaman dengan publik strategik. Model ini menekankan
pentingnya sebuah perubahan perilaku organisasi untuk
merespon tuntutan publik. Dengan kata lain, PR berfungsi untuk
mempersuasi publik dan juga berfungsi membujuk pengelola
organisasi. Menurut Grunig, model ini merupakan model PR
yang paling etis dan bisa diterima secara sosial.
PERBEDAAN PR DENGAN
ADVERTISING
Menurut Institute of Practitioners in Advertising (IPA),
Periklanan mengupayakan suatu pesan penjualan yang
sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang paling tepat
atas suatu produk berupa barang atau jasa tertentu dengan
biaya semurah-murahnya.
Perbedaan PR dengan Periklanan adalah sbb:
1. Periklanan penekananya pada penjualan. Sedangkan PR
menekankan pada pemberian informasi, pendidikan, dan
penciptaaan pemahaman melalui pengetahuan.
2. PR menyangkut seluruh komunikasi yang berlangsung pada sebuah
organisasi/perusahaan, sedangkan periklanan terbatas pada bidang
pemasaran saja. Karena ruang lingkup PR yang jauh lebih luas dan
menyeluruh, maka kadang PR menggunakan iklan sebagai alat dalam
praktek pelaksanaan kegiatannya. Jadi PR bukan salah satu
bentuk/bagian dari periklanan.
3. Iklan dilakukan oleh semua organisasi, namun semua organisasi tidak
dapat lepas dari PR. Contoh, bigade pemadam kebakaran sama sekali
tidak pernah mengiklankan jasa pemadam kebakaran, akan tetapi
lembaga ini jelas selalu menjalin hubungan dengan publiknya.
4. PR meliputi semua orang dan segala sesuatu, sementara iklan
terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan penjualan dan
pembelian.
5. Biro-biro iklan mendapatkan komisi dari berbagai media atas
kolom surat kabar dan majalah maupun waktu siaran TV dan
radio yang mereka beli. Sedangkan biro-biro PR profesional
mendapatkan komisi dengan menjual waktu dan keahlian yang
mereka miliki. Biasanya dihitung berdasarkan jumlah jam kerja
dari jasa yang diminta.
6. Sebagian besar biaya iklan dihabiskan untuk menyewa media
dan berbagai macam ongkos produksi iklan. Sedangkan PR,
sebagian besar biayanya tertuju untuk waktu, yang terwujud
berupa gaji staf PR atau ongkos konsultasi kepada konsultan PR.
PERBEDAAN PR DENGAN
MARKETING :

 Menurut Chartered Institute of Marketing (CIM), Pemasaran adalah


“suatu proses manajemen yang bertanggungjawab mengenali,
mengantisipasi, dan memuaskan keinginan atau kebutuhan pembeli
demi meraih laba”.
Perbedaan PR dengan Marketing adalah :
1. Target sasaran publik Marketing hanya konsumen, pemakai, calon
konsumen dan calon pemakai. Sedangkan sasaran publik PR lebih
banyak menyangkut semua pihak yang memiliki kepentingan
dengan perusahaan/organisasi, yaitu ada publik internal
(karyawan,buruh, pemegang saham, keluarga karyawan, dan
jajaran pimpinan) dan publik eksternal (konsumen, calon
konsumen, pengguna/pemakai, calon pemakai, pemerintah,
masyarakat sekitar/community, pers, publik keuangan, distributor,
pemasok, dealer, agen, retailer, pesaing, investor, lembaga profit
maupun non profit).
2. PR bekerja pada “public oriented”, sedangkan marketing pada
“product oriented”.
3. Marketing banyak mengeluarkan biaya untuk kegiatannya, PR
tidak. Dengan hubungan baik, kerja sama dan memiliki news
value maka PR bisa mendapatkan free of charge untuk
pelaksanaan semua kegiatan yang menunjang kinerjanya.
4. Marketing hanya mengenali wartawan bagian iklan untuk
promosi produk/jasanya. Sedangkan PR harus kenal dan
menjalin hubungan baik dengan semua orang yang ada dalam
media massa tsb. Mulai dari pimpinan redaksi, pemiliknya,
wartawan, dewan direksi, bahkan satpamnya.
PERBEDAAN PR DENGAN
PROPAGANDA:
1. Karena sifatnya yang persuasif, Public Relations (PR) sering
diartikan sebagai propaganda. Padahal antara PR dan
propaganda jelas jauh berbeda. Propaganda merupakan
suatu usaha yang dilancarkan secara intensif dan
berkesinambungan dengan tujuan menggalang dukungan
massal bagi suatu pendapat, kredo (paham), atau
kepercayaan tertentu. Sedangkan tujuan PR adalah bukan
hanya dukungan publiknya, melainkan juga untuk
memperoleh good will, mutual understanding, mutual
benefit, hubungan yang harmonis, kepercayaan dari publik
kepada perusahaan/organisasi tanpa memaksa.
2. Tugas merebut kepercayaan melalui propaganda lebih sulit
dilakukan karena topik-topiknya sendiri amat dekat dengan
kecurigaan, atau paling tidak, perselisihan pendapat. Sedangkan
Public Relations (PR) upaya memperoleh kepercayaan memang
sulit akan tetapi bisa tercapai karena sifatnya persuasif
komunikatif dan, konsentrasi kegiatannya dipusatkan pada hati
(perasaan) dan ingatan.
3. Topik propaganda bersifat emosional, intelektual, atau spiritual
seperti politik atau agama, yang biasanya mengundang
kontrovesi. Sedangkan topik PR adalah seputar informasi yang
berkaitan dengan kepentingan-kepentingan publiknya.
4. Propaganda berpihak kepada kepentingan penguasa atau
pemerintah. Sedangkan PR yang baik tidak memihak,
kepentingan publik dan perusahaan / organisasi sama-sama
diperhatikan. Yang ingin dicapai adalah kepentingan bersama.
PR harus jujur, faktual, dan bebas dari memuji-muji diri sendiri.
PERBEDAAN PR DENGAN
PUBLISITAS:
 Karena tujuannya menjelaskan sesuatu untuk kepentingan
organisasi/perusahaan, PR juga sering disamakan dengan
publisitas. Namun, tentu keduanya berbeda. Karena publisitas
adalah dampak dari diketahuinya suatu informasi yang bisa
dibuat/direkayasa. Sedangkan PR informasi yang disebarluaskan
kepada publik adalah informasi yang jujur, berdasarkan fakta
dan data yang aktual, akurat, benar, tidak memihak, lengkap
dan memadai kepada publiknya untuk dapat memunculkan
suatu citra yang tepat bagi organisasi/perusahaan.
PERAN PR DALAM
PERUSAHAAN/ORGANISASI
1. Expert Prescriber
2. Communication Facilitator
3. Problem Solving Facilitator
4. Communication Technician
Peranan 1, 2, dan 3 disebut sebagai “peranan manajerial”,
sedangkan peranan ke 4 disebut sebagai “peranan teknis”.
Ketika praktisi PR menjalankan peranan manajerial, ada 2 hal
penting yang menjadi cirinya:
1. Praktisi PR merupakan bagian dari koalisi dominan dalam
organisasidan terlibat dalam proses pengambilan keputusan
yang memutuskan perencanaan strategik.
2. Praktisi PR mengelola bagian/divisi PR tanpa campur tangan
bagian lain dan bertanggung jawab secara penuh terhadap
seluruh programnya.
PERAN TEKNISI PR :
Praktisi PR tidak menjadi bagian dari lingkaran dalam
manajemen. Mereka mengurusi soal tulis-menulis,
memproduksi dan menyebarkan komunikasi seperti press
release, pidato, website, feature, laporan tahunan, dll. Mereka
cenderung kreatif,berjiwa seni, dan cakap secara teknis. Mereka
menganggap diri mereka sebagai “pengrajin kata-kata” dan
memperlihatkan sedikit kecenderungan atau minat kepada
perencanaan strategis dan riset. Mereka kebanyakan fokus
kepada aktivitas komunikasi dan aktivitas lain dalam proses
komunikasi.
PERAN MANAJER PR :

 Praktisi PR merupakan bagian dari manajemen


organisasi/perusahaan. Peran ini membutuhkan keahlian
riset,minat pada pemikiran strategis, dan tendensi untuk
berpikir dari segi hasil atau dampak dari aktivitas PR. Mereka
tidak membatasi taktik mereka hanya pada komunikasi,
melainkan mereka juga melakukan scanning lingkungan dan
inteligen organisasi,negosiasi dan pembentukan koalisi,
manajemen isu, evaluasi program dan konseling manajemen
sebagai alat-alat PR.
TEKNIK KOMUNIKASI VS METODE
KOMUNIKASI
 Technique of Communication
PR merupakan tugas semua pimpinan organisasi, apakah
organisasi itu berbentuk jawatan, perusahaan, dsbnya. Dengan
demikian, dalam sebuah organisasi yang tidak dilengkapi
dengan divisi PR, tidak berarti tidak ada peran dan kegiatan PR.
Peran, wewenang dan tugas PR dilakukan oleh pimpinan
organisasi tsb. Yang dilakukannya adalah komunikasi. Oleh
karena itulah, maka PR memiliki pengertian teknik komunikasi.
 PR sebagai metode komunikasi sering disebut juga PR as state
of being (PR sebagai lembaga).Umumnya terdapat pada
perusahaan/organisasi besar karena kegiatan berkomunikasi
dengan publik tidak mungkin dilakukan oleh si pemimpin
organisasi sendiri. Oleh karena publik yang menjadi sasaran
kegiatannya terlalu banyak jumlahnya maka dibentuklah divisi
khusus untuk melaksanakannya , dengan nama divisi PR, bagian
humas, sekretaris perusahaan (Coorporate Secretary),
Coorporate Communications, Marketing Communications, dll.
Oleh karena kegiatan yang dilakukan PR itu luas, maka
diperlukan metode komunikasi secara khusus. Atas dasar
kenyataan itulah maka PR disebut method of communication
atau metode komunikasi.
PEKERJAAN DAN TUGAS PR
1. Menulis dan Mengedit
2. Hubungan Media dan Penempatan Media
3. Riset
4. Manajemen dan Administrasi
5. Konseling
6. Acara Spesial
7. Pidato
8. Produksi
9. Training
10. Kontak
11. Internal Relations (membina hub baik dg publik internal : karyawan, buruh, keluarga karyawan,
pimpinan, pemegang saham, pemilik)
12. External Relations (membina hub baik dg publik eksternal : masyarakat sekitar/community,
consumen & customer, pers, pemerintah, hub. Antar lembaga , supplier, distributor-dealer-
agen-retailer, pesaing, publik keuangan : bank, asuransi, broker/pialang, para pakar ekonomi-
bisnis, Bappepam, BEJ, Wall street, wartawan ekonomi-bisnis, investor & calon investor)
TUGAS PR:

 Membina hubungan yang baik dengan stakeholders melalui


suatu proses komunikasi (Kasali, hal 64).
PENGERTIAN PUBLIK:

 Publik= khalayak = stakeholders yaitu :


 Setiap orang/kelompok tertentu dalam masyarakat yang
memiliki kepentingan dengan perusahaan.
 Kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan
perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
 Setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan
yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan
perusahaan.
 Setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.
 Terdiri atas berbagai kelompok penekan yang mesti
dipertimbangkan perusahaan.
ALASAN PENETAPAN PUBLIK:

1. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak yang paling tepat


untuk dijadikan sasaran dari suatu program PR.
2. Untuk menciptakan skala prioritas sehubungan dengan
terbatasnya anggaran dan sumber-sumber daya lainnya.
3. Untuk memilih media dan teknik PR yang paling sesuai.
4. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar
cepat dan mudah diterima khalayak.
RESIKO JIKA TIDAK MELAKUKAN
PENETAPAN PUBLIK:
1. Segenap usaha dan dana PR akan terpecah belah oleh karena
terlalu luasnya publik yang dituju.
2. Pesan yang dikirimkan tidak dapat ditangkap atau dimengerti
sebagaimana mestinya karena tidak sesuai dengan
kharakteristik publik yang menerima.
3. Total kegiatan takkan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi, serta
peralatan menjadi tidak ekonomis.
4. Tujuan utama yang hendak dicapai justru luput dari jangkuan.
5. Pihak manajemen atau perusahaan klien takkan merasa puas
dengan hasil yang ada.
ASPEK-ASPEK PENDEKATAN/JENIS
STRATEGI HUMAS :
a. Strategi Operasional
Pendekatan kemasyarakatan (social approach) yaitu melalui
mekanisme sosial kultural dan nilai-nilai yang berlaku
dimasyarakat dari opini publik yang terekam di setiap berita,
surat pembaca, dll yang dimuat di berbagai media massa.
Praktisi PR harus bersikap /berkemampuan untuk mendengar
(listening), dan bukan sekadar mendengar (hearing)
mengenai aspirasi yang ada di dalam masyarakat, baik etika,
moral maupun nilai-nilai yang dianut.
b. Pendekatan Persuasif dan Edukatif
PR menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan
informasi dari organisasi kepada publiknya yang
bersifatmendidik dan memberikan penerangan, dengan
melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling
pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi, dsbnya.
c. Pendekatan Tanggung Jawab Sosial Humas
Menumbuhkan sikap tanggung jawab sosial bahwa tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai tsb bukan ditujukan untuk
mengambil keuntungan sepihak dari publik sasarannya, namun
untuk memperoleh keuntungan bersama.
d. Pendekatan Kerja sama
PR berupaya membina hubungan yang harmonis antara
organisasi dengan berbagai kalangan, baik internal relations,
maupun eksternal relations untuk meningkatkan kerja sama.
e. Pendekatan Koordinatif dan Integratif
PR berperan mewakili organisasinya untuk berpartisipasi dalam
menunjang program pembangunan nasional dan mewujudkan
ketahanan nasional di bidang politik, ekonomi, sosial budaya
dan Hankamnas.
PENGERTIAN CITRA

 Citra PR yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya


berdasarkan pada pengalaman, pengetahuan, serta
pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
 Itu berarti citra tidak seyogianya “dipoles agar lebih indah dari
warna aslinya” karena justru hal itu dapat mengacaukan / tidak
sesuai dengan hakikat PR itu sendiri yang harus jujur. Kalaupun
ada keuntungan jangka pendeknya, pemolesan citra akan
menimbulkan kerugian jangka panjang bagi PR & perusahaan.
JENIS-JENIS CITRA

1. Mirror Image
2. Current Image
3. Wish Image
4. Corporate Image
5. Multiple Image
6. Performance Image
MANFAAT CITRA YANG BAIK BAGI
PERUSAHAAN:
1. Daya saing jangka menengah dan jangka panjang.
2. Perisai selama krisis.
3. Daya tarik eksekutif
4. Meningkatkan strategi pemasaran
5. Menghemat biaya operasional
MANFAAT PERUSAHAAN
MEMILIKI REPUTASI YANG BAIK:
1. Hubungan baik dengan para pemuka masyarakat
2. Hubungan positif dengan pemerintah setempat
3. Resiko krisis yang lebih kecil
4. Rasa Kebanggaan dalam organisasi dan di antara publik
sasaran.
5. Saling pengertian antara publik sasaran.
6. Meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan.
BUDAYA PERUSAHAAN :

 Penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang terikat


bekerja di bawah naungansuatu perusahaan.
BUDAYA PERUSAHAAN TERDIRI
DARI 2 LAPISAN:
1. Visible Artifacts (Identitas )
Lapisan yang umumnyamudah dilihat dan sering dianggap
mewakili budaya perusahaan secara keseluruhan. Terdiri atas
cara orang berprilaku, berbicara, berdandan, simbol-simbol
yang dipakai, kegiatan protokoler (seremonial), cerita-cerita
yang sering dibicarakan oleh para anggota, slogan, logo,
seragam.
2. Invisible Artifacts (Budaya)
Nilai-nilai yang lebih dalam dari para anggota
perusahaan.Terdiri dari nilai-nilai pokok, filosofi, asumsi,
kepercayaan, sikap, perasaan, dan proses berfikir dalam
perusahaan.
BAGAIMANA PR DAPAT
MENGEMBANGKAN BUDAYA
PERUSAHAAN?
 PR dapat mengembangkan Budaya Perusahaan dengan
memanfaatkan:
1. Simbol
2. Bahasa
3. Ritus
4. Seremoni
5. Kisah
UKURAN DIVISI INTERNAL PR

Ukuran besar atau kecilnya suatu departemen


internal PR suatu perusahaan tergantung pada
tiga hal yaitu :
 Ukuran atau besar kecilnya perusahaan itu sendiri.
 Nilai humas atau arti penting keberadaan suatu department
humas bagi perusahaan.
 Karakteristik khas kehumasan yang berbeda – beda bagi
masing- masing perusahaan
POSISI IDEAL DIVISI PR DALAM
STRUKTUR ORGANISASI
 Berada langsung di bawah Top Management/ pimpinan tertinggi
(pengambil keputusan) pada organisasi/perusahaan
bersangkutan.
 Karena agar PR dapat berhasil menjalankan fungsinya secara
optimal dan maksimal dalam menjalankan peran, tugas dan
merealisasikan semua rencana dan program PR. Dalam rangka
mendukung tercapainya fungsi dan tujuan manajemen
perusahaan
MANFAAT LAIN POSISI PR DEKAT
TOP MANAGEMENT :
1. Memberikan pengetahuan yang jelas dan rinci mengenai
suatu sistem terpadu, pola perencanaan, kebijakan,
keputusan yang diambil, visi,dan arah tujuan organisasi.
Hal ini perlu agar tidak terjadi kesalahan dalam
penyampaian pesan dan informasi dari
organisasi/perusahaan kepada publiknya.
2. Agar aktivitas PR dalam mewakili organisasinya dapat
dipertegas berkenaan dengan batas-batas wewenang dan
tanggung jawabnya dalam memberikan informasi. Serta PR
akan selalu mengetahui secara jelas pelaksanaan dari
kebijakan pimpinan organisasi.
3. Mengetahui secara langsung dengan tepat tentang latar
belakang suatu proses perencanaan, kebijaksanaan, arah dan
tujuan organisasi yang hendak dicapai, baik jangka pendek
maupun panjang.
4. PR berfungsi secara optimal, antisipatif, dan dapat
melaksanakan berbagai macam perencanaan. PR akan mampu
mengatasi berbagai masalah yang akan timbul tanpa diduga
sebelumnya.
5. PR akan mampu berperan mulai dari memonitor, merekam,
menganalisis, menelaah hingga mengevaluasi setiap reaksi
publik, khususnya dalam upaya penilaian sikap, tindakan serta
mengetahui persepsi publik (public acceptance or non public
acceptance).
6. Dapat secara langsung memberikan saran, ide dan
rencana/program kerja PR dalam rangka untuk memperbaiki/
mempertahankan nama baik, kepercayaan dan citra perusahaan
terhadap publiknya. Termasuk upaya menjembatani atau
menyerasikan antara kebijakan perusahaan dengan
kepentingan, keinginan publik dan sekaligus memperoleh
dukungan serta partisipasi publik.
MEDIA PUBLIKASI

Publisitas dilakukan untuk kepentingan pihak yang menyebarkan


informasi dalam hal ini PR. Jadi, jika seorang PR mendapatkan
suatu hal atau peristiwa yang menguntungkan dalam
organisasinya, maka ia dapat meminta kepada media massa
untuk menyebarluaskannya.
Selain media massa konventional/lama, media massa baru
seperti internet dan media sosial, praktisi PR juga dapat
mempublikasikannya melalui media PR yang dibuatnya sendiri.
 Publisitas adalah penyebaran informasi yang membuat hal-hal
menjadi umum dilihat dari pandangan pihak yang ingin
memberitahukan sesuatu kepada orang lain; penyebaran
informasi secara sistematis tentang lembaga/perusahaan atau
perorangan.
 Media Publikasi adalah alat/sarana yang digunakan untuk
menyebar luaskan informasi secara sistematis tentang
lembaga/perusahaan kepada khalayak/public.
BENTUK-BENTUK MEDIA
PUBLIKASI :
1. Press Release
2. Advertorial
3. Feature (karangan khas/tuturan)
4. Artikel
5. Surat/komentar Pembaca
6. Pameran
7. Sponsor
8. Selebaran cth leaflet, folder, brosur dan booklets, catalog, picture postcard,
diaries, dsbnya.
9. Media luar ruang contoh umbul-umbul, spanduk, poster, baliho, standing
banner, dll.
10. Internet dan media sosial
PRESS RELEASE

Press Release yang dikirimkan PR ke media massa, besar sekali kemungkinannya akan
disiarkan, jika memenuhi syarat-syarat sbb:
 Mengandung Nilai Berita (News Value)
 Faktanya Termasa/aktual (Timely)
 Disusun secara “piramida terbalik” (inverted pyramid)
 Mengandung rumus “5W & 1H” : What, Who, Where, When, Why, dan How
 Disusun dengan kata-kata sederhana, umum dan mudah dipahami
 Tidak lebih dari satu setengah halaman, umumnya satu halaman.
 Judul mencerminkan isi release dan memiliki “sound bite”
 Subyek selalu dinyatakan di awal kalimat pembuka.
 Paragraf pembuka senantiasa berisikan rangkuman atas keseluruhan cerita.
 Diakhir naskah siaran berita harus di cantumkan nama, email, dan telp.
ADVERTORIAL

 Merupakan gabungan antara advertising dan editorial


(tajuk/berita). Iklan mempromosikan sesuatu, sedangkan tajuk
membentuk opini. Jika keduanya digabungkan akan
memberikan daya dukung yang kuat dalam membentuk opini
public, terutama citra yang baik atas subyek tulisan tsb di mata
public.
 Bila sepintas lalu iklan tersebut mirip tulisan feature/artikel,
sehingga pembaca tertarik membacanya, tetapi usia membaca
ternyata itu hanyalah sebuah advertorial.
 Pesan-pesan yang disampaikan kepada public menjadi cerita
dan tulisan menarik, dilengkapi dengan data-data, bagan, foto,
statistic, ilustrasi serta komentar pemakai produk tsb.
FEATURE

 Dalam arti luas adalah tulisan-tulisan di luar berita, biasanya


berupa tulisan ringan, tulisan berat, tajuk rencana, tulisan opini,
sketsa, laporan pandang mata dsbnya. Tulisan berisi fakta,
peristiwa dan proses.
 Dalam arti sempit adalah tulisan khas yang sifatnya menghibur,
mendidik, memberi informasi dan sebagainya mengenai aspek
kehidupan dengan gaya yang bervariasi.
SURAT PEMBACA

 Rubrik surat pembaca ini disediakan oleh media massa bagi


siapa saja untuk menulis opininya di media massa tsb. Bentuk
opini bisa berupa saran, kritikan, keluhan meminta informasi
atau tanggapan terhadap suatu masalah.
ARTIKEL

 Artikel adalah tulisan berisi sikap atau pendirian subyektif


mengenai masalah yang sedang di bahas, disertai alasan dan
bukti yang mendukung pendirian tsb.

Anda mungkin juga menyukai