Anda di halaman 1dari 9

Resume Buku Manajemen Humas

Disusun Oleh:
Nama : Imam Jasri Nasution
Nim : 0105183356

BAB 1
Manajemen dan Public Relation

George R. Terry (1972) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas dan
terdiri dari tindakan –tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Fungsi manajemen antara lain perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyususunan
formasi (staffing), memimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Adapun segi komunikasi
dalam organisasi terdapat dua unsur peranannya, yang pertama unsur komunikasi manajemen atau
biasa disebut komunikasi organisasional dan unsur kedua adalah komunikasi antarmanusia (human
relation communication). Dalam strategi komunikasi Humas/PR perlu dipahami bahwa aktivitas
penyelenggaraan penyampaian pesan melalui komunikasi dua arah timbal balik antara lembaga atau
organisasi yg mewakilinya dengan publik sasarannya dan bertujuan untuk menciptakan rasa saling
pengertian, menghargai, mempercayai serta toleran. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan
dukungan public dan memperoleh citra positif bagi lembaga bersangkutan.
John E. Marston mengatakan bahwa Public Relations merupakan sesuatu yang direncanakan
berupa komunikasi persuasif yang didesain untuk mempengaruhi segmen public tertentu. Persuasif
tersebut dapat berupa pemaksaan atau hukuman, penekanan, penghargaan, legitimasi, referensi,
keahlian dan sebagainya. Peranan public relation dalam sebuah organisasi berkaitan dengan tujuan
utama dan fungsi-fungsi manajemen perusahaan. Peranan public relations dalam suatu organisasi
dapat dibagi menjadi empat menurut Dozier & Broom, 1995) yaitu penasehat ahli (expert prescriber),
fasilitator komunikasi (communication fasilitator), fasilitator proses pemecahan masalah (problem
solving process fasilitator), dan teknisi komunikasi ( communication technician).
Keberhasilan peran public relation dalam menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan
untuk mencapai tujuan bersama tergantung kepada kemampuan memanfaatkan unsur-unsur sumber
daya (6M: men, material, machine, money, method, market). Menurut The Statement of Mexico,
Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk
menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasihati para pemimpin
organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani,
baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum. Sedangkan fungsi Public
relations menurut pakar Humas Internasinal, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) antara lain sebagai
berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada
menejemen lembaga/organisasi)
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang
merupakan khalayak sasaran
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumba saran kepada pimpinana manajemen
demi tujuan dan manfaat bersama
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta
pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi
kedua belah pihak.
Adapun ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi lembaga antara lain meliputi aktivitas
sebagai berikut:
1. Managerial Skill Konseptual - Expert prescriber
2. Human Relations Skill Konseptual - Problem solver process
(Interpersonal fasilitator
Teknis
Communication Skill) - Communication fasilitator
3. Technical Skill Teknis - Communication technician

a. Membina hubungan ke dalam (public internal)


Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.
b. Membina hubungan keluar (public eksternal)
Yang dimaksud public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Scott M. Cutlip and Allen H.Centre (1982), dalam bukunya Effective Public Relations,
mengungkapkan bahwa: “ Publik Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap public,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi dengan kepentingan publiknya, serta
merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memperoleh pengertian dan dukungan
publiknya”.
Pada awalnya kemunculan istilah manajemen humas berkenaan dengan suatu metode public
relations saat menghadapi suatu puncak krisis pada tahun 1906. Saat itu terjadi pemogokan total buruh
di industry pertambangan batu bara di Amerika Serikat . sebagai akibatnya dalah terancamnya
kelumpuhan total industry pertambangan batu bara terbesar di Negara tersebut. Pada titik puncak

1
krisis yang berlangsung tersebut, muncul Ivy Ledbetter Lee (Cutlip, et. Al. 2000: 116), seorang tokoh
public relations/Humas pertama yang berlatar belakang seorang jurnalis. Beliau mengajukan
Manajemen Humas sebagai salah satusolusi untuk mengatasi krisis yang tengah terjadi di industry
batu bara di Amerika Serikat sebagai akibat pemogokan massal untuk meminta kenaikan upah. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut Ivy Lee mengajukan beberapa usulan atau persyaratan yang
bersifat revolusioner dan merupakan terobosan besar dalam peranan PR/Humas untuk mampu
mengatasi masalah besar pada waktu itu melakukan suatu konsepsi prinsip-prinsip, yaitu:
Pertama
- Membentuk manajemen humas untuk mengatur arus informasi/berita secara terbuka
- Bekerja sama dengan pihak pers
- Duduk sebagai top pimpinan perusahaan, dan langsung sebagai pengambil keputusan tertinggi
(decision maker) dan (policy maker). Dalam hal ini Ivy Lee, ditunjuk sebagai Executif
Assistant to President Director dalam struktur manajemen perusahaan
Kedua
- Memiliki wewenang penuh dalam melaksanakan fungsi dan peranan sebagai pejabat humas
untuk mengelola manajemen humas/PR
Ketiga
- Manajemen humas, yang nota bene terkait denangan manajemen perusahaan industry
pertambangan batu bara tersebut, harus bersifat informasi terbuka, baik kepada
khalayak/public, pekerja, maupun pihak pers.

BAB 2
Periodisasi Kristalisasi Opini Publik Dan Citra Positif

Periodesasi Public Relations (Humas)


Tahap – tahap perkembangan dan periodisasi Public Relations antara lain :
 Periode I :
Tahun 1700 – 1800, periode di mana public relations muncul dalam bentuk aktivitas tidak
terorganisasi dengan baik, misalnya dalam bentuk acara yang sederhana, penyelenggaraan
pidato, pertemuan tertentu, dan korespondensi antar individu. Periode ini juga disebut dengan
public of independence.
 Periode II :
Tahun 1801 – 1865, aktivitas public relations mulai terorganisasi dengan baik sejalan dengan
adanya peningkatan hubungan perdagangan local maupun internasional.
 Periode III :

2
Tahun 1866 – 1900, aktivitas public relations berubah bentuk menjadi suatu kegiatan
professional. Hal tersebut dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan teknologi
industry dan semakin meluasnya penggunaan listrik dan mesin pembakaran dalam industri.

 Periode IV :
Tahun 1901 – 1919, yakni public be informed periode. Pada masa ini para populis, petani,
kristiani, sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan yang dilakukan oleh
para usahawan, politisi tidak bermoral serta koruptor dan lain sbeagainya. Aktivitas PR atau
pers pada saat itu adalah melakukan perlawanan dengan tulisan dan pengaruh berita yang
dimuat di media massa mengenai keburukan para pengusaha.
 Periode V :
Tahun 1902- sampai sekarang, disebut the PR and mutual understanding periode. Bahkan
tahun 1923 PR/Humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian di perguruan tunggi
sebagai profesi baru. Perkembangan PR sekarang ini menunjukkan adanya penyesuaian,
perubahan sikap, saling pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan
organisasi publik.
Perkembangan PR di Indonesia
 Periode I
Tahun 1961, cikal bakal pembentukan Humas di Indonesia secara resmi lahir melalui
Presidium Kabinet PM Juanda, yg mengistruksikan agar setiap instansi pemerintah harus
membentuk bagian/devisi Humas.
 Periode II :
Tahun 1967 -1971, disebut dengan periode humas kedinasan pemerintahan. Hal tersebut
dimulai dengan dibentuknya suatu wadah/organisasi berbentuk “Badan Koordinasi
Kehumasan (Bako-Humas) Pemerintah” di Indonesia. Pada tahun 1967 didirikan koordinasi
antar humas Departemen/Lembaga Negara yg disingkat Bakor yang dipimpin oleh pimpinan
pada setiap departemen.
Kemuadian tahun 1970 -1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi
Kehumasan Pemerintah) sebagai institusi formal dalam lingkungan
 Periode III :
Tahun 1972 dan 1993. Periode ini ditandai dengan munculnya PR kalangan professional pada
lembaga swasta umum. Dalam acara Konvensi Nasional Humas di Bandung pada akhir 1993,
telah ditetapkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI).
 Periode IV :
Tahun 1995 sampai sekarang, PR berekembang swasta bidang professional khusus
(spesialisasi PR/Humas bidang industry pelayanan jasa).

3
Kelembagaan Corporate Secretary, dalam sebuah perusahaan public bersifat terbuka
berfungsi sebagai communicator atau mediator, pengatur arus informasi antara perusahaan dan
investor. Berdasarkan Keputusan Ketua bapepam No.Kep-63/PM/1996, yang berkenaan dengan
pembentukan secretariat perusahaan maka perannya adalah sebagai penghubung atau contact person
antara emiten dengan Bapepam atau masyarakat. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memberikan
pelayanan informasi kinerja perusahaan berkaitan dengan kondisi, kegiatan bisnis dan keuangan saat
ini, serta prospek keuntungan perusahaan di masa-masa yang akan datang dan lain sebagainya, kepada
pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi masyarakat pemodal (investor). Juga diharapkan
sekaligus mampu menciptakan hubungan komunikasi yang baik dan saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak. Investor Relations menurut NIRI yaitu merupakan kegiatan pemasaran korporat
yang menggabungkan disiplin lintas komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang
tepat mengenai kinerja dan prospek perusahan kepada para investor dan calon investor.
Model Praktik Humas
1. Model agensi pers model propaganda
Secara praktik Humas pada tahap ini melakukan propaganda melalui komunikasi searah untuk
tujuan memberikan publisitas pada media massa.
2. Model informasi public
Dalam hal ini Humas bertindak sebagai jurnalis in residence, artinya bertindak sebagai
wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada publikndan mengendalikan informasinya
kepada media massa.
3. Model asimetris dua arah
Pada tahap ini, pihak PR dalam praktiknya melalui penyampaian pesanya berdasar riset dan
strategi ilmiah untuk membujuk public agar mau bekerja sama dan bersikap/berpikir sama
dengan harapan organisasi.
4. Model Simetris dua arah
Model ini, Humas melakukan kegiatan berdasar penelitian dan menggunakan teknik
komunikasi untuk mengelola komflik dan memperbaiki pemahaman public secara strategic.
Opini public dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal dan baik secara terbuka dengan
kata-kata, maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung. Opini
dapat dinyatakan melalui perilaku, sikap tindak, mimic muka atau body language atau berbentuk
symbol tertulis dan makna warna serta lambang lambang tertentu. Dalam proses pembentukan opini
digambarkan bagaimana persepsi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pengalaman-
pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut dan berita yang sedang berkembang. Proses inilah yang
melahirkan suatu interpretasi atau pendirian seseorang. Kemudian timbul attitude sebagain sikap yang
bersifat laten. Opini dari perorangan tersebut kemudian secara akumulatif dapat berkembang menjadi
suatu konsesus dan terkristalisasi jika masyarakat dalam kelompok tertentu mempunyai kesamaan

4
dalam visi, ide, nilai, latar belakang dan hingga tujuan yang hendak dicapai dikemudian hari akan
membentuk opini public.

Faktor Penilaian Sikap (Attitude)


1. Komponen A: Affect
Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci, sedih, dan kebanggan
hingga muak dan bosan terhadap sesuatu, sebagai akibat setelah merasakanya atau timbul
setelah melihat dan mendengarkanya.
2. Komponen B: Behaviour
Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misal bereaksi untuk
memukul, menerima, menolak dan sebagainya.
3. Komponen C : Cognition
Komponen kognisi berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi,
pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendirianya.
Faktor Konsensus
1. Proses waktu
Memerlukan proses waktu untuk membentuk consensus atas masing masing individu, dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada unsur emosi, kesamaan persepsi,
kepercayaan atas suatu isu berita yang tengah berkembang, tingkat pengalaman yang sama,
hingga tindakan yang diambil oleh anarasumber berita.
2. Cakupan
Konsesus atas masing-masing individu terhadap pembentukan opini public, biasanya berawal
dari segemn yang paling minor, kemudian cepat atau lambat menjadi segmen mayor atau
berkoalisi dengan kelompok yang luas.
3. Pengalaman masa lalu
Khalayak pada umunya pernah memiliki pengalaman terhadap isu tertentu yang sedang
dibicarakan. Semakin intensif hubungan antara khalayak dengan isu sebagai objek
pembicaraan, maka semakin banyak kesamaan pengalaman yang akan diarasakan oleh
khalayak tersebut menjadi suatu consensus.
4. Tokoh
Hampir setiap kasus yang terekspos keluar oleh media massa sudah pasti akan selalu ada
tokohnya, baik bersifat intelektual, politisi, eksekutif, tokoh keagamaan dan masyarakat yang
dapat membentuk consensus masyarakat.
5. Media massa pemebntukan opini public

5
Berita yang ditampilkan keluar oleh media massa merupakan cara efektif pembentukan opini
public atau masyarakat umum. Sudah dipastikan bahwa tiap topik berita yang dipublikasikan
oleh media massa tersebut mengandung pembentukan opini.

BAB 3
Manajemen Komunikasi dan Organisasi

Secara garis besar dalam proses kumonikasi harus terdapat unsurr-unsur kesamaan makna
agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan). Tujuan dari proses komunikasi adalah tercapainya saling pengertian
antara kedua belah pihak. Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka sarana komunikasi
tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan (messages) demi tercapainya
tujuan, dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya.
Unsur-unsur pokok dalam proses komunikasi, yaitu sebagai berikut:
 Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk
menyampaikan pesan-pesannya.
 Message, suatu gagasan. Dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau
ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan
komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan).
 Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakann oleh komunikator dalam
mekanisme penyampaian pesan-pesan kepadan khalayaknya.
 Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat
berakibat positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, presepsi, dan opini dari hasil
komunikasi tersebut.
Aktivitas utama Humas, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen
komunikasi” antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak
sarananya. Manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public relations, dengan
method of communication and state of being (kelembagaan).
 Human relations dalam arti luas, ialah interaksi antara seseorang dengan orang atau kelompok
lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/moralaktivitas sehari-hari pada umumnya
bertujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak.
 Human relations dalam arti sempit yaitu terjadinya suatu interaksi antara seseorang dan
orang/kelompok lainnya.
Komunikasi dalam sebuah organisasi kekaryaan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek
manajemen komunikasi dan aspek hubungan antara manusia. Perusahaan atau organisasi bersifat tiga
dimensi yaitu; komunikasi vertikal, komunikasi horizontal dan komunikasi eksternal. Fungsi dan

6
tujuan manajemen PR/humas untuk menunjang fungsi kegiatan manajemen organisasi perusahaan
adalah berdasarkan mencapai tujuan atau disebut dengan management by objecticve, secara efisien
dan efektif melalui proses komunikasi yang terencana.
1. Konsep MBO: metodenya adalah melaui model manajement berdasarkan pencapaian tujuan
objektif. Untuk menentukan kemajuan di bidang manajemen PR/humas:
a. penerapan motivasi
b. melibatkan setiap karyawan dan manager untuk berdiskusi
c. proses dan pengecekan pelaksanaan perencanaan kerja
d. proses MBO melaui teknik pengorganisasian
2. Pengertian MBO adalah proses dimana manajer tingkat bawahan dan atasan secara bersama-
sama mengidentifikasikan tujuan umum organisasi, termasuk menetapkan kawasan tamggung
jawab setiap individu untuk menetapkan hasil yang diharapkan dan dalam hal ini tolok ukur
yang dipergunakan sebagai pedoman operasi unit dan penafsiran kontribusi yang telah dicapai
para anggota.
3. Public Relations Management by Objective (PR-MBO)
Kepentingan menerapkan PR-MBO adalah untuk mencapai efektivitas manajemen organisasi
khususnya pelaksanaan management by objective fungsi public retations yang pengetiaanya
adlah untuk mengerahkan lebih baik kegiatan manajemen secara terpadu dan terkordinasi
fungsi antar departemen dalam suatu organisasi yang efektif.
4. Ciri-ciri MBO
a. terdapat transaksi
b. pempinan dan karyawan bersama-sama menentukan sasaran dan criteria suatu pekerjaan
c. penekanan pada sasaran kerja masa sekarang dan tujuannya hasil masa yang akan datang
d. penerapan MBO berdasarkan prinsip satu langkah kebawah.
Jaringan komunikasi
Untuk mengetahui model komunikasi dan penerapannya dapat dipergunakan analisis jaringan
komunikasi dalam upaya membangun hubungan atau koneksi orang atau kelompok tertentu misal;
hubungan atasan dengan bawahan. Menurut Stephen dikenal dengan lima model jaringan komunikasi,
sebagai berikut:
a. Model rantai: model tersbut menganut hubungan komunikasi garis lansung
b. Model roda: menjadikan semua laporan, inruksi, perintah kerja dan kepegawaian terpusat
satu orang yang memimpin dengan empat bawahan atau lebih
c. Model lingkaran: pada semua anggota bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki.
d. Model saluran bebas: dapat melakukan interaksi timbal balik tampa melihat siapa yang
menjadi tokoh sentralnya, saluran komunikasi antara tingkatan tidak dibatasi.
e. Model huruf Y: terdapat empat level jenjang hirarki yang mungkin berbeda difisi atau
departemen.

7
Komunikasi Organisasi dan Publik Relation
- Strategi komunikasi PR
Menurut Cutlip, Center dan Crom: kredibilitas, kontek, isi, kejelasan, kontinuitas dan konsistensi,
saluran, kapabilitas halayak.
- Unsur perumusan komunikasi organisasi dan komunikator PR
Adalah people, process, plane, practice, product, plan, publication.
- Pengolahan data dan informasi
Prinsisp dan pengolahan data dan informasi:
a. Data atau informasi yang terlalu banyak masuk ditambah dengan keterbatasan waktu akan
membuat pimpinan manajemen tidak mungkin untuk mempelajarinya.
b. Data yang dikumpulkan secara tidak benar akan menghasilkan informasi yang tidak benar.
c. Penyajian informasi tidak konsisten akan dapat menimbulkan salah penafsiran
d. Infromasi yang dihasilkan tidak tepat waktu biasanya kurang bermanfaat hasilnya.
Syarat data: Relevan, benar dan tepat waktu, lengkap dan tersedia pada waktunya.
Syarat informasi: benar dalam angka, jumlah dan data, lengkap, tersedia pada waktunya dan tidak
tertingal dari segi actual/factual, sebagai referensi dan narasumber bersifat tearah dan penyajian
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai