NIM : 1643042010
KELAS : AP 02
-Priode II
Tahun 1801-1865, aktivitas public relations mulai terorganisasi dengan baik (PR as a
organized activity) sejalan dengan adanya peningkatan hubungan perdagangan baik
secara lokal, nasional maupun internasional.
-Periode III
Tahun 1866-1900, aktivitas public relations berubah bentuk menjadi suatu kegiatan
professional.
-Periode IV
Tahun 1901-1919, yakni disebut public be informed periode. Pada masa ini para
populis, petani, kristiani sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan
yang dilakukan oleh para usahawan politisi tidak bermoral serta koruptor.
-Periode V
Tahun 1920-sekarang, disebut The PR and mutual understanding periode. Bahkan
tahun 1923 humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian diperguruan tinggi
sebagai sebuah profesi baru.
B. CORPORATE SECRETARY
Kelembagaan Corporate Secretary, dalam sebuah perusahaan public yang bersifat terbuka
telah go-public di pasar bursa berfungsi sebagai komunikator atau mediator, pengatur
arus informasi antara perusahaan/emiten investor/nasabahnya.
Secara garis besar fungsi utamanya adalah sebagai berikut:
a. Dalam bidang legal (aspek hokum keperdataan, perjanjian, notariat dan hukum
bisnis).
b. Dalam bidang ekonomi berupa marketing dan audit/analisis laporan
keuangan/akuntansi
c. Dalam bidang public relations fungsinya diwujudkan dalam bentuk melakukan
publikasi melalui annual report (laporan berkala)
d. Membina hubungan dengan calon investor
e. Fungsi compliance officer, merupakan tugas pemenuhan atau ketaatan dalam aturan
main, seperti peraturan perundang-undangan pasar modal tsb.
C. MODEL PRAKTIK HUMAS
Menurut James E. Grunig, (1992) perkembangan public relations dalam praktik terdapat
empat model, baik secara konseptual maupun secara praktisi dalam manajemen
komunikasi yaitu:
1. Model agensi pers atau model propaganda (rangkaian pesan)
2. Model informasi public
3. Model asimetris dua arah
4. Model simetris dua arah
D. OPINI PUBLIK
Pengertian opini public
Menurut Dra. Djoenasih S. Sunarjo, adalah;
- Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya;
- Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat;
- Mempunyai pendukung dalam jumlah besar.
-
E. KRISTALISASI OPINI PUBLIK
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, dan verbal serta terbuka melalui
kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, bisa juga melalui pilihan kata-kata yang
tersamar dan tidak secara langsung, sehingga dapat diartikan sebagai konotatif.
Sedangkan opini publik atau perorangan tersebut, menurut R.P Abelson, (1968) yaitu
berkaitan erat dengan sikap mental (attitude), tingkah laku (behaviour), persepsi
(perception), dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).
B. MANAJEMEN KOMUNIKASI
Aktivitas utama humas, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen
komunikasi” antar organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan public sebagai
khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif,
menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik dengan stake holder atau
audiencenya, dengan kata lain membangun identitas dan citra korporat. Manajemen
komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public relations
Disamping itu dalam menjalankan fungsi humas seseorang pejabat humas dituntut
untuk memiliki 4 kemampuan yaitu sebagai berikut.
a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan
fakta yang dihadapinya
b. Kemampuan untuk mrnarik perhatian , melalui berbagai kegiatan publikasi yang
kreatif , inovasi , dinamis dan menarik bagi public nya sebagai target sasarannya
c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat untuk memengaruhi pendapat umum,
melalui kekuatan puclik relations yang searah dengan kebijakan organisasi/instansi
yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan
d. Kemampuan humas menjalin suasana saling percya toleransi , saling menghargai,
dan lain sebagainya dengan berbagai pihak , baik public internal maupun eksternal.
Dengan demikian maka pendukung program kerja dan peran pokok humas adalah
bekerja demi kepentingan umum , dapat memelihara komunikasi dengan baik
antara organisasi atau lembaga dengan pihak publiknya, serta memilki sikap laku
dan moral yang baik, jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi humas dalam
suatu organisasi/instansi antara lain sebagai berikut
1. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepda pihak publiknya. Tugas tersebut
akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/HUMAS bersangkutan lebih
memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikannya itu.
2. Bertindak sebagai radar , tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersbut
membingunkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas
arahnya , sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh
public
3. Pihak PR/humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut
kepentingan organisasi maupun publiknya.
Tidak mudah untuk mengubah opini para karyawan yang berniat mengadakan
pemogokan untuk menuntut perbaikan nasib tersebut dengan cara bernegosiasi
seandainya kedua bola pihak bersedih mengadakan perundingan untuk menghindari
terjadinya pemogokan maksal, maka selanjutnya komitmen bersama itu dikukuhkan
melalui sikap tindak untuk bersediah maju kemeja perundingan secara rasional,
persoasif dan normatif .
Kasus bank suma/penulis sempat menjadi pejabat humas dibank tersebut yang
dinytakan bermasalah dan berujung pada pencabutan izin koperasi dan dilikuidasi pad
tahun 1992 dapat dijadikan contoh likuidasi tersebut juga terujung kepada keputusan
hubungan kerja maksal karyawan baik ditingkat pusat maupun daerah. Mayoritas
karyawan pada waktu it bersikap menanti alias tanpa gejolak berkenaan dengan
keputusan PHK , uang pesangon dang anti rugi.
Jadi dari kasus diatas dapat di simpulkan program kerja dan strategi public
klations dalam meneghadapi kasus pengogokan tersbut. Perlu mendapatkan dukungan
dari berebagai pihak yang terkait ‘’staje holder,pemerintah,termasuk jajaran oemilii
perusahaan’’
1) Jalur membeli
2) Jalur penekanan atau kekuatan
3) Jalur membujuk
4) Jalur kemampuan atau merangkul
5) Sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil dan
kebijaksanaan telah dijalankan olehpihak lembaga/organisasi,maka pihak
humas perperan melakukan tindakan mulai dari
emnitor,merekam,menganalisis,menelaa hingga mengafaluasi setiap
reaksi,khsusnya dalam upaya penilaian sikap tindak serta mengetahui
persepsi masyrakat.
6) Dapat secara langsung memberikan sumbang sran,ide dan rencana taua
program kerja kehumasan dalam rangka untuk memperbaiki,atau
memperthanakan nama baik,kepercayaan dan citra perusahaan pada
publiknya.
a. Strategi operasional
b. Pendekatan persuasif dan edukatif
c. Pendekatan tanggung jawab sosial humas
d. Pendekatan kerja sama
e. Pendekatan koordinatif dan intergratif
Definisi perencanaan kerja, menurut pakar public relations, frank jefkins (1988:13), yaitu:
“Public Relations consists of all forms of planned communication outwards and inwards between
an organization and its public for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual
understanding.’’
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu terdiri dari
semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara
organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian.
Perencanaan kerja public relations (public relations work plan ning program) tersebut berkaitan
dengan pengertian ,perencana,perencanaan, wujud rencana kerja dan alas an dilakukannya
perencanaan kerja PR/Humas ,tersebut manfaat dan klasifikasi perencanaan kerja tersebut.maka
penjelasannya sebagai berikut.
2. unexpected case
Dalam praktik seorang PRO sering dihadapkan dengan sesuatu yang berada
diluar perkiraan atau tujuan rencana program.maka rencana program harus
dibuat sebaik mungkin.
Rencana program PR sama pentingnya dengan menciptakan suatu fondasi yang kuat untuk
sebuah bangunan. Seseorang tidak akan dapat membangunkan gedung bertingkah bila hanya
memiliki kuli-kuli, material dan uang saja, tanpa dilengkapi dengan perencanaan arsitektur dan
budget yang matang.
Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk
kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk
kelancaran aktifitas komunikasi humas dengan pihak public.
Disamping itu kerja sama dengan pres akan menghasilkan frekuensi ppublisitas yang cukup
tinggi .
Dengan definisi pers (press relations) menurut frank jepkins adalah :suatau kegiatan untuk
mencapai publikasi atau penyiaran berita semaksimal mungkin , sedangkan informasi yang
disebarkan melalu hubungan masyarakat adalah untuk penciptakan pengenalan dan pengertian .
Kesimpulannya definsi press relations tersebut menurut pendapat penulis adalah: suatu kegiatan
khusus dari pihak public relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan atau
informasi tertentu mengenai aktifitas yang bersifat kelembagaan , perusahaan/institusi , produk
dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama
dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif.
Bagaiamana yang telah dijelaskan bahwa hubungan pejabat humas dengan pers dapat berbentuk
hubungan fungsional maupun pendekatan personal. Menurut frank jefkins (1992) bentuk bentuk
hubungan pres adalah sebagai berikut.
a.Kontak pribadi
Apa yang dikatakan oleh cutlip dan center diatas mengenai hubungan media dan pres, tidak jauh
berbeda dengan apa yang telah di ungkapkan sebelumnya yaitu: bentuk-bentuk hubungan pers
yang prinsipil .
Maka , garis secara besar perngertian hubungan media pers sebagai berikut:
“hubungan yang baik dengan pihak media massa tersebut dibangun melalu suatu kejujuran, serta
mau membantu untuk pelayanan pemberian sumber berita atau informasi yang diperlukan dalam
suasana saling menghormati dan adanya keterusterangan
Didalam hubungan media dan pres yang baik tersebut dapat dicapai dengan menerapkan
beberapa prinsip-prinsip sebgai landasan pihak humas/PR , diantara sebagai berikut .
Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan public relations yang berkaitan
dengan menelaah,menganalisis dan kemudian mengaveluasi perkembangan dari kemajuan bisnis
perusaahan atau lembaga,aktifitas –aktifitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial
maupun non komersial yang telah di muat atau di publikasiakan di berbagai media massa dan
non massa. Pengamatan,analisis dan evaluasi tersebut kemudian di simpan sekaligus di jadikan
rujukan penting atau onformasi yang di perlukan untuk membuat rencana program kerja
humas/PR berikitnya.
Kegiatan dokumentasi dan kliping berita (doklip) dalam public relations tersebut merupakan dua
kegiatan saling berkaitan erat atau saling menunjang satu sama lain.
Maka pengertian kegiatan dokumentasi dalam arti luas adalah yang berkaitan dengan kegiatan
menghimpun,mengelola,menyeleksi dan menganalisis kemudian mengevaluasi seluruh
data,informasi dan dokumen teratur suatu kegiatan, peristiwa atau pekerjaan tertentu yang di
publikasikan baik melalui media elektronik maupun cetak dan kemudian di simpan secara teratur
dan sistematis.
Sedangkan bentuk kliping berita merupakan kegiatan humas dalam arti sempit yaitu suatu
kegiatan memilih,mengunting,menyimpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita
atau karangan,serta foto berita pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan di muat di
berbagai media cetak,serta surat kabar,majalaah berita,tabloid dan lain sebagainya yang
kemudian di kliping.
Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus dalam humas merupakan salah satu kiat untuk
menarik perhatian media vers dan public terhadap perusahaan atau produk tertentu yang akan di
tampilkan dalam acara tersebut.Acara tersebut di lakukan baik untuk mewakili perusahaan
maupun tentang pengenalan dan pengetahuan produk atau mengenai pelayanan yang dapat di
berikan kepada pihak masyarakat sebagai halayat safarannya.
Sebagaimana yang telah di sampaikan sebelumnya ciri-ciri fungsi humas dalam manajemen
organisasi(Cutlip,center dan cantefield-1982) adalah sebagai berikut:
Pameran secara komunikologis yaitu dapat menyebarkan suatu pesan , informatif, persuasive
dan sebagai sarana komunikasi yang membuat public tetap menjadi ingat dan mengerti tentang
apa yang ingin ditampilkan pada suatu pameran tersebut.
Pengetahuan tersebut dapat diserap melalui panca indra manusia yaitu penilaian menurut urutan
proporsi indra sebagai berikut:
Artinya hampir semua pengetahuan tersebut atau 90% dapat diserap melalui panca indra
manusia ketika yang bersangkutan hadir, menyaksikan dan memperhatikan pada suatu
pameran berlangsung.
1. Pengertian pameran
Yang dimaklsud dengan pameran adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada
orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut.
Efektif pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Public atau dapat menyaksikan
peragaan proses produksi barang atau benda tertentu. Mereka juga dapat bertanya
sep;uas hati bahkan mungkin mencobanya.
2. Klasifikasi pameran
Berdasarkan jenis
a. Pameran barang
Yang dipertunjukan adalah benda-benda yang umumnya
b. Mengadakan penelaahan
Yang perlu ditelaah sebelum mengadakan pameran antara lain adalah:
Tempat
Fasilitas
Situasi
Dana penunjang atau sponsrshop
c. Menentukan kontraktor
Dalam pameran kecil bertaraf local tidak diperlukan pemborong(kontrantor)
karena persiapannya dapat dilkukan oleh bagian humas , lain halnya yang
bertraf nasional dan internasional
d. Menerapkan jenis barang
Yang perlu diperhatikan dalam pameran adalah jenis barang yang akan
dipamerkan harus sesuaikan dengan tema , acara dan ukuran ruang
pameran.
e. Menetukan personel
Peran personel yang dilibatkan dalam pameran turut menentukan berhasil
tindaknya kagiatan tersebut karena ia adalah juru penerang atau promosi
yang melengkapi keberhasilan
f. Mempersiapkan bahan berupa tulisan
Bahan yang bersifat tulisan dapat memantapkan kegiatan pameran karena
berisikan keterangan mengenai sebuah benda atau jasa yang dipamerkan.
Terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa yaitu sebagai berikut.
1. Reliability
2. Responsiveness
3. Competence
4. Access
5. Courtesy
6. Communication
7. Credibity
8. Security
9. Understanding or knowing the customer
10. tangibles
BAB 7 PUBLIC RELATIONS DALAM KELOMPOK POSISI EKSEKUTIF
KEPUTUSAN
Menurut Dr. James E. Gruning, kini diperlukan fungsi public relation (PR) dengan
berkemampuan profesional yang handal atau peran sebagai praktis yang excellent (unggu)
berpastisipasi sebagai pegambilan keputusan strategi pada level posisi koalisi dominan, dan
selain itu posisi tersebut (CEO), jika penilainnya tinggi maka posisi departemen dan eksekutif
PR ditempatkan pada jajaran manajemen top koalisasi dominan dalam struktur organisasi
perusahaan, yang artinya PR dapat bermain pada tataran manajemen strategik dan terlibat
berpartisipasi menentukan kebijakan strategis, konsepsi, sasaran jangka panjang dan sesuai
dengan grand strategy (tujuan strategi utama) organisasi.
Prof. Dr. Messr. Jhon Kotter dan Prof. Dr. Janes Heskett, dua orang pakar Harvard
Business Scholl (1985), melakukan penelitian mengenai penerapan dan peranan budaya
perusahaan (corporate culture) di beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat serta
pengaruhnya terhadap pemacu prestasi perusahaan yang bersangkutan dalam kompetensi
tersebut. Hasil penelitian kedua pakar tersebut telah menunjukkan adanya korelasi positif antara
penerapan budaya perusahaan dengan prestasi usaha (bisnis) yang dicapai oleh perusahaan
bersangkutan dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan kata lain, suatu perusahaan akan memerlukan proses waktu, pikiran dan upaya
yang cukup lama untuk menerapkan arti dari penerapan budaya perusahaan atau budaya korporat
(corporate culture) untuk membangun prestasi dan produktifitas tinggi, baik bagi perusahaan
maupun pekerjaannya.
Oleh karena itu, keberhasilan atau tidaknya penerapan budaya korporat didalam
organisasi atau perusahaan tersebut tergantung dari kemampuan praktisi PR/Pejabat Humas yang
bertindak sebagai komunikator, mediator dan di dukung dengan tingkat penguasaan pengetahuan
tentang manajemen teknis serta managerial skill.
Profesi public relations (ptaktisi PR/Humas) yang terlibat atau termasuk ke dalam suatu
departemen, unit atau bagian dari manajemen perusahaan yang statusnya sama dengan
karyawan bagian lainya seperti menerima imbalan gaji tetap, serta mempunyai tugas, fungsi dan
tanggung jawab bidang pengorganisasian dan kegiatan kehumasan yang telah ditentukan oleh
atau mewakili lembaga/perusahaanbersangkutan terhadap public internal maupun kepada public
eksternal.
Dalam praktiknya, profesi ini hanya memberikan jasa keahlian khusus bidang
konsultan kehumasan keapada pihak lain yang membutuhkan pelayanan jasa profesionalnya.
Pelaksanaan profesi konsultan PR/Humas tersebut dapat berbentuk jasa konsultan secara
individual yang tidak resmi, dan sifatnya terbatas (seseorang yang memiliki kemampuan,
pengalaman, keahlian, khusus dan dapat dipercaya) dan hingga berbentuk badan hukum resmi,
seperti perusahaan dan yayasan yang sifat pelayanan jasa kehumasannya lebih luas cakupannya.