Anda di halaman 1dari 33

NAMA : NURUL FAJRIAH DARWIPAT

NIM : 1643042010

KELAS : AP 02

RANGKUMAN MANAJEMEN HUMAS

BAB 1 MANAJEMEN DAN PUBLIC RELATION

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI


Manajemen berasal dari kata manage (bahasa latinnya: manus) yang berarti :
memimpin, menangani, mengatur, atau membimbing. George R. Terry (1972)
mendifinisikan manajemen sebagai, “sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan –
tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan suatu proses
yang meliputi hal-hal sbb:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penyusunan formasi (staving)
4. Memimpin (leading)
5. Pengawasan (controlling)

B. PENGERTIAN HUMAS (PUBLIC RELATIONS)


Dr. Rex Harlow menyatakan bahwa definisi dari public relations adalah : “public
relations adalah fungsih manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan
jalur bersama anatara organisasi dengan publicnya, menyangkut aktivitas komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerja sama. Melibatkan manajemen dalam menghadapi
persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini public,
mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif.
Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan
penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sara utam”.
Jadi dapat disimpulkan pengertian public relations secara umum adalah “seni dan
ilmu pengetahuan social yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan,
memprediksi konsekuensi- konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan
melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik
untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum.

C. PERANAAN, RUANG LINGKUP, TUGAS, DAN SASARAN KEGIATAN HUMAS


a) Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori :
1. Penasehat ahli
2. Fasilitator komunikasi
3. Fasilitator proses pemecahan masalah
4. Teknisi komunikasi
b) Adapun ruang lingkup public relations dalam sebuah organisasi lembaga anatara
lain :
1. Membina hubungan kedalam (public internal)
Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri
2. Membina hubungan keluar (public eksternal)
Yang dimaksud public eksternal adalah public umum (masyarakat)

D. HUMAS SEBAGAI ALAT MANAJEMEN


Public relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara structural
merupakan bagian dari suatu kelembagaan atau organisasi. Artinya humas bukanlah
merupakan fungsih terpisah dari fungsi kelmbagaan atau organisasi tersebut atau bersifat
melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menjadikan humas dapat
menyelenggarakan komunikasih dua arah timbale balik antara organisasi / lembaga yang
diwakilinya dengan publicnya.

BAB 2 PUBLIC RELATIONS/HUMAS : PERIODISASI KRISTALISASI OPINI PUBLIK


DAN CITRA POSITIF

A. PERIODISASI PUBLIC RELATIONS (HUMAS)


-Periode I
Tahun 1700-1800, periode di mana public relations mucul dalam bentuk aktivitas
tidak terorganisasi dengan baik (PR as non organized activity periode), misalnya
dalam bentuk acara yang sederhana, penyelenggaraan pidato, pertemuan tertentu, dan
korespondensi antarindividu. Periode ini disebut juga dengan Public of
Indenpendence.

-Priode II
Tahun 1801-1865, aktivitas public relations mulai terorganisasi dengan baik (PR as a
organized activity) sejalan dengan adanya peningkatan hubungan perdagangan baik
secara lokal, nasional maupun internasional.

-Periode III
Tahun 1866-1900, aktivitas public relations berubah bentuk menjadi suatu kegiatan
professional.

-Periode IV
Tahun 1901-1919, yakni disebut public be informed periode. Pada masa ini para
populis, petani, kristiani sosialis dan serikat buruh memprotes keras tindak kejahatan
yang dilakukan oleh para usahawan politisi tidak bermoral serta koruptor.

-Periode V
Tahun 1920-sekarang, disebut The PR and mutual understanding periode. Bahkan
tahun 1923 humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan penelitian diperguruan tinggi
sebagai sebuah profesi baru.

B. CORPORATE SECRETARY
Kelembagaan Corporate Secretary, dalam sebuah perusahaan public yang bersifat terbuka
telah go-public di pasar bursa berfungsi sebagai komunikator atau mediator, pengatur
arus informasi antara perusahaan/emiten investor/nasabahnya.
Secara garis besar fungsi utamanya adalah sebagai berikut:
a. Dalam bidang legal (aspek hokum keperdataan, perjanjian, notariat dan hukum
bisnis).
b. Dalam bidang ekonomi berupa marketing dan audit/analisis laporan
keuangan/akuntansi
c. Dalam bidang public relations fungsinya diwujudkan dalam bentuk melakukan
publikasi melalui annual report (laporan berkala)
d. Membina hubungan dengan calon investor
e. Fungsi compliance officer, merupakan tugas pemenuhan atau ketaatan dalam aturan
main, seperti peraturan perundang-undangan pasar modal tsb.
C. MODEL PRAKTIK HUMAS
Menurut James E. Grunig, (1992) perkembangan public relations dalam praktik terdapat
empat model, baik secara konseptual maupun secara praktisi dalam manajemen
komunikasi yaitu:
1. Model agensi pers atau model propaganda (rangkaian pesan)
2. Model informasi public
3. Model asimetris dua arah
4. Model simetris dua arah
D. OPINI PUBLIK
Pengertian opini public
Menurut Dra. Djoenasih S. Sunarjo, adalah;
- Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya;
- Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat;
- Mempunyai pendukung dalam jumlah besar.
-
E. KRISTALISASI OPINI PUBLIK
Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, dan verbal serta terbuka melalui
kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, bisa juga melalui pilihan kata-kata yang
tersamar dan tidak secara langsung, sehingga dapat diartikan sebagai konotatif.
Sedangkan opini publik atau perorangan tersebut, menurut R.P Abelson, (1968) yaitu
berkaitan erat dengan sikap mental (attitude), tingkah laku (behaviour), persepsi
(perception), dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).

F. FAKTOR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)


Faktor-faktor yang dapat membentuk opini tersebut, yaitu sbb:
1. Komponen A: Affect (perasaan atau emosi)
2. Komponen B: Behaviour (tingkah laku)
3. Komponen C: Cognition (pengertian atau nalar)

G. PENCAPAIAN CITRA POSITIF


Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak
dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations. Pengertian
citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi
wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan
tanggapan baik positif maupun negative yang khususnya dating dari public(khalayak
sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.

BAB 3 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN ORGANISASI

A. ARTI DAN PERAN KOMUNIKASI


Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi (1992:3), yaitu berasal dari
perkataan bahasa latin: communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran
pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi
harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau
pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan)
Sementara itu, proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau
pesan-pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling
pengertian antara kedia belah pihak.

B. MANAJEMEN KOMUNIKASI
Aktivitas utama humas, salah satunya adalah melakukan fungsi-fungsi “manajemen
komunikasi” antar organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan public sebagai
khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif,
menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik dengan stake holder atau
audiencenya, dengan kata lain membangun identitas dan citra korporat. Manajemen
komunikasi yang dilaksanakan dalam suatu aktivitas public relations

C. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Menurut M.T.Myers & G.E Myers, komunikasi memungkinkan seseorang untuk
mengordinasikan suatu kegiatan kepada orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Akan tetapi komunikasi tidak hanya sekedar penyampaian informasi/pesan dan
pentransferan makna saja. Komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional,
yaitu komunikasi yang dilakukan seseorang dengan pihak lainnya dalam upaya-upaya
mempertukarkan suatu symbol/lambing, dan membentuk suatu makna serta
mengembangkan harapan-harapannya.

D. DETERMINASI MASYARAKAT INFORMASI


Dikaitkan cengan pembahasan pengendalian arus informasi tersebut di atas, terdapat
mitos ketiadaan ruang, jarak dan waktu akibat kemajuan teknologi di era globalisasi
ini. Sehungga Alfin Tofler (1988), seorang futurolog menyatakan bahwa abad ke 21
melenium ketiga akan menjadi abad informasi yang mengglobal dan melanda setiap
Negara. Tidak ada lagi batasan territorial suatu Negara, serta tidak ada lagi sesuatu
kejadian yang dapat disembunyikan atau ditutup-tutupi oleh setiap Negara
bersangkutan.

E. MANAGEMEN BY OBJECTIVE (MBO)


Menurut Frank Jefkins (1992) yang dirangkum dari definisi public relations, bahwa
fungsi dan tujuan manajemen humas untuk menunjang fungsi kegiatan manajemen
organisasi perusahaan adalah berdasarkan mencapai tujuan (objektif) atau disebut
dengan managemen by objektiv, secara efisien dan efektif melalui proses komunikasi
yang terencana, baik kedalam maupun keluar antar organisasi dengan publicnya
dalam mencapai tujuan yang spesifik berlandaskan saling pengertian (mutual
understanding) dan saling mendukung (mutual supporting) antar pemimpin dan
bawahannya atau sebaliknya dalam melaksanakan kerjasam suatu tim terkoordinasi
secara objektif dan efektif untuk mencapai sasaran tujuan utama organisasi atau
perusahaan.

F. KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN KOMUNIKASI ORGANISASI


Gary Cron Khite ada empat pendekatan atau asumsi pokok untuk memahami tentang
komunikasi, yaitu :
a. Komunikasi merupakan suatu proses
b. Komunikasi adalah suatu pertukaran pesan
c. Kominukasi merupakan interaksi yang bersifat multidimensional
d. Komunikasi merupakan interaksi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu atau
maksud ganda
BAB 4 Kedudukan dan strategi public relations
A. Kedudukan humas dalam organisasi
Kedudukan Humas/public relations adalah menilai sikap masyarakat(publik) agar
keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan organisasi/instansi . karena mulai dari
aktivitas , program humas , tujuan ( goal) dan hingga sasaran (target) yang hendak
dicapai oleh organisasi/instansi tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta
kepercayaan citra positif dari pihak publiknya.

Pada prinsipnya secara structural, fungsi Humas dalam organisasi merupakan


bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi.
Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabila berada langsung dibawa
pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambilan
keputusan) pada organisasi /instansi bersangkutan.

Hubungan masyarakat (HUMAS) merupakan komunikasi dua arah antara


organisasi dengan public secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan
manajemen dengan menigkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan
bersama.

Sesungguhnya fungsi kehumasan itu dapat bertindak sebagai tanda


bahaya( early warning system) yang berfungsi mendukung atau membantu pihak
manajemen organisasi berjaga-jaga menghadapi kemungkinan buruk yang terjadi
terhadap organisasi.

Disamping itu dalam menjalankan fungsi humas seseorang pejabat humas dituntut
untuk memiliki 4 kemampuan yaitu sebagai berikut.
a. Memiliki kemampuan mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan
fakta yang dihadapinya
b. Kemampuan untuk mrnarik perhatian , melalui berbagai kegiatan publikasi yang
kreatif , inovasi , dinamis dan menarik bagi public nya sebagai target sasarannya
c. Kemampuan untuk mempengaruhi pendapat untuk memengaruhi pendapat umum,
melalui kekuatan puclik relations yang searah dengan kebijakan organisasi/instansi
yang diwakilinya itu dalam posisi yang saling menguntungkan
d. Kemampuan humas menjalin suasana saling percya toleransi , saling menghargai,
dan lain sebagainya dengan berbagai pihak , baik public internal maupun eksternal.
Dengan demikian maka pendukung program kerja dan peran pokok humas adalah
bekerja demi kepentingan umum , dapat memelihara komunikasi dengan baik
antara organisasi atau lembaga dengan pihak publiknya, serta memilki sikap laku
dan moral yang baik, jadi peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi humas dalam
suatu organisasi/instansi antara lain sebagai berikut
1. Menjelaskan tujuan-tujuan organisasi kepda pihak publiknya. Tugas tersebut
akan terpenuhi dengan baik, apabila PR/HUMAS bersangkutan lebih
memahami atau meyakini pesan/informasi yang akan disampaikannya itu.
2. Bertindak sebagai radar , tetapi juga harus mampu memperlancar
pelaksanaan public policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersbut
membingunkan atau menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas
arahnya , sehingga pesan-pesan akan menjadi sulit untuk diterima oleh
public
3. Pihak PR/humas harus memiliki kemampuan untuk melihat kedepan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan
akan data atau sumber informasi actual dan factual, yang menyangkut
kepentingan organisasi maupun publiknya.

B. Strategi public relations


Ahmad S.Adnanputra,M.A.,M.S., pakar humas dalam naskah workhshop berjudul
PR strategy (1990) , mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana (plan),sedangkn rencana merupakan produk dari suatu perencanaan
(planning) , yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses
manajemen .
Pengertian manajemen memilki unsur perencanaan dan unsur pengorganisasian
(organizing). Termasuk didalamnya strukturisasi , pengawakan,pengarahan dan
pengendalian.
Tahapan fungsi-fungsi manajemen,tahap pertama adalah menetapkan tujuan
(objektif) yang hendak di raih,posisi tertentu atau dimensi yang ingin sesuai dengan
perencanaan yang telah di perhitungkan dengan baik oleh ppihak yang terlibat dalam
manajemen suatu organisasi bersangkutan. Berikutnya adalah strategi ‘’apa dan
bagaimana’’ yang digunakan dalam perencanaan unuk mencapai suatu tujuan organisasi
atau lembaga. Yang paling menentukan adalah anggaran yang sudah dipersiapkan, yang
merupakan ‘’dana dan daya’’ berfungsi sebagai pendukung khusus yang dialokasikan
untuk terlaksananya suatu strategi program kerja manajemen Humas/PR.
‘’Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna
mencapai tujuan publick relations dalam kerangka suatu
rencana publick relation’’
Kedua komponen sarana yang pada strategi Public Relation berfungsi untuk
mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut kearah posisi atau dimensi yang
menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan pada pola dasar .

Tidak mudah untuk mengubah opini para karyawan yang berniat mengadakan
pemogokan untuk menuntut perbaikan nasib tersebut dengan cara bernegosiasi
seandainya kedua bola pihak bersedih mengadakan perundingan untuk menghindari
terjadinya pemogokan maksal, maka selanjutnya komitmen bersama itu dikukuhkan
melalui sikap tindak untuk bersediah maju kemeja perundingan secara rasional,
persoasif dan normatif .

Kasus bank suma/penulis sempat menjadi pejabat humas dibank tersebut yang
dinytakan bermasalah dan berujung pada pencabutan izin koperasi dan dilikuidasi pad
tahun 1992 dapat dijadikan contoh likuidasi tersebut juga terujung kepada keputusan
hubungan kerja maksal karyawan baik ditingkat pusat maupun daerah. Mayoritas
karyawan pada waktu it bersikap menanti alias tanpa gejolak berkenaan dengan
keputusan PHK , uang pesangon dang anti rugi.

Jadi dari kasus diatas dapat di simpulkan program kerja dan strategi public
klations dalam meneghadapi kasus pengogokan tersbut. Perlu mendapatkan dukungan
dari berebagai pihak yang terkait ‘’staje holder,pemerintah,termasuk jajaran oemilii
perusahaan’’

Strategi publick relation tersebut kemungkinan menemui kegagalan dalam


tahap penyelesaian pemasalahan karena komplekdan rumitnya oermasalahan tersebut
(melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan). Ttermasuk di dalamnya pariasi
sikap,tindak dan persepsi dengan kadar yang cukup tinggi di tambah tiga opsi
pengkuhan,mengubah dan kristalisasi pada komponen sarana opini publik juga tinggi
dan terlalui sulit di selesaikan dengan segera.

Alternatip penyelesaian permasalahan pemogokan karyawan tersebut pada di


tempuh melalui cara empat kemungkinan

1) Jalur membeli
2) Jalur penekanan atau kekuatan
3) Jalur membujuk
4) Jalur kemampuan atau merangkul

Landasan umum dalam proses penyusunan dtrategi public relation,menurut


ahmad s.adnan putra dalam makalah : PR strategi : (1990), yang berkaitan
dengan fungsi PR/Humas secara integral melekat pada menejemen suatu
Perusahaan atau lembaga yaitu sebagai berikut

1) Mengindetifikasi permaslahan yang muncul


2) Identifikasi unit sasarannya
3) Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai
sasarannya
4) Mengindentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran
5) Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relation
6) Yaitu mengindentikifikasi evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan
atau peraturan pemerintahan dan lain sebagainya
7) Langkah terakhir adalah menyebarkan public relation,dan taktik atau
cara menerapkan langkah-langkah program yang telah
direncakan.dilaknsakan,mengkomuniaksikan penilaian atau hasil kerja

C. STRATEGI OPERASIONAL HUMAS


Aktifitas pertama utama humas secara operasional seharusnya berada diposisi
yang sedekat mungkin dengan impinan puncak organisasi (top manajemen).
Manfaat yang dapat dicapai dan kedekatan tersebut adalah sebagai berikut
1) Memberikan pengetahuan yang jelas ang rinci mengenai system
terpadu,pola perencanaan,kebijakan,keputusan yan diambil,isi dan arah
tujuan organisasi bersangkutan. Komunikator dan mediator humas harus
mengetahui sejauh mana batas pesan/informasi yang dapat
dipublikasikan,atau pesan,/informasi yang tidak bisa diungkapkan secara
terbuka kepada publiknya,khususnya keoada kalanan pers/media massa.
2) Agar aktifitas humas dalam mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat
di pertegas berkenaan dengan batas-batas wewenan dan tanggung jawab
dalam memberikan keterangan atau sebagai juru bicara. Kemudian
kegiatan humas/pr public relation akan selalu mengetahui secara jelas
segi pelaksanaan dari keputusan atau kebijaksanaan pimpinan organisasi
tersebut
3) Mengetahui secara langsung dengan tepat “latar belakang” suatu proses
perencanaan,kebijaksanaan,arah dan hingga organisasi yang hendak di
capai,baik jangka pendek maupun jangka panjang
4) Dengan perhubungan secara langsung dan segera dengan pimpinan
puncak,tanpa melalui perantara pejabat/departemen lain,maka fungsi
kehumasan berlangsung secara optimal,antisipatif dan dapat melaksakan
berbagai macam pelaksanaan.Peranan komunikasi atau dengan
Kewenangan yang ada akan mampu mengatasi berbagai maslah yang
mungkin akan timnul tanpa di duga sebelumnya.

5) Sebagai suatu akibat yang ditimbulkan dari keputusan yang diambil dan
kebijaksanaan telah dijalankan olehpihak lembaga/organisasi,maka pihak
humas perperan melakukan tindakan mulai dari
emnitor,merekam,menganalisis,menelaa hingga mengafaluasi setiap
reaksi,khsusnya dalam upaya penilaian sikap tindak serta mengetahui
persepsi masyrakat.
6) Dapat secara langsung memberikan sumbang sran,ide dan rencana taua
program kerja kehumasan dalam rangka untuk memperbaiki,atau
memperthanakan nama baik,kepercayaan dan citra perusahaan pada
publiknya.

Humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan


tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat Humas/PRO dan masyarakat (khalayak
sebagai sasaran) untuk mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan
tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui beberapa aspek-aspek
pendekatan atau strategi Humas:

a. Strategi operasional
b. Pendekatan persuasif dan edukatif
c. Pendekatan tanggung jawab sosial humas
d. Pendekatan kerja sama
e. Pendekatan koordinatif dan intergratif

Peranan humas di berbagai kegiatan dilapangan yaitu:

1. Menginformasikan (to inform);


2. Menerangkan (to explain);
3. Menyarankan (to suggest);
4. Membujuk (to persuade);
5. Mengundang (to invite);
6. Meyakinkan (to convince);
BAB 5
PROGRAM KERJA DAN AKTIVITAS HUMAS

A. Proses Perencanaan Program Kerja

Tujuan dari proses perencaan program kerja untuk mengelolah


berbagai aktivitas PR/humas tersebut dapat diwujudkan jika
terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang di
kelolah secara propesional dan dapat di pertanggung jawabkan
hasil atau sasarannya. Hal tersebut juga dapat diwujudkan jika
adanya pertukaran pendapat,pesan,dan informasi yang jelas, serta
muda dimengerti oleh kedua bela pihak yang terlibat –
komunikator dan komunikan –dimana pertukaran informasi
dilakukan melalui system saluran, media maksa atau bentuk media
nonmaksa lainnya . semua itu dapat dimanfaatkan sebagai alat
untuk kegiatan atau aktivitas komunikasi dua arah timbal balik
sehingga diperoleh pencapaian umpan balik yang positif
Perencanaan ,perorganisasian,penkomunikasian hingga
pengeveluasian suatu program kerja humas melalui berbagai
aktivitas yang dilaksanakan oleh public reletion.
Aktivitas praktisi humas/PR dilapangan mencakup sebagai
konsektor,nasehat,komunikator dan nilai yang handal .oleh karena
itu, menjadi sangat penting apbila pejabat humas dituntuk untuk
memiliki kemampuan memecahkan berbagai macam masalah
yang dihadapinya dalam berorganisasi .

SCOTT M. CUTLIP & ALLEN H. Center (Prentice-Hall,Inc.


1982:139), menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja
melalui “proses empat tahapan atau langkah-langka pokok” yang
menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja
kehumasan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian dan mendengarkan (Research-Listening)
2. Perencanaan dan mengambil keputusan (Planning-Decision)
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (Communication-Action)
4. Mengevaluasi(Evaluation)

Tiap tahapan dari keempat tahapan yang disebutkan di atas saling


berkaitan erat satu dengan yang lainnya.Artinya tahapan satu dengan
tahapan yang lainnya saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-
pisahkan (lihat lampiran 6 B). Dalam proses 4 tahapan tersebut tergambar
“plan your work,and work your plan,” rencanakan kerja anda, kerjakanlah
rencana anda.

Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara


sirkuler terus-menerus berlangsung .melalui observasi yang pernah
dilakukan,diketahui bahwa proses analisis-sintesis-komunikasi-
interpretasi dari kerja PR, merupakan proses yang berkesinambungan
dalam bentuk spiral dan seringkali tumpang-tindih antara satu dengan
yang lainnya. Kalau diuraikan dan digambarkan,maka lingkaran dan
langkah-langkah kegiataN PR adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap


lingkungan;
2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok
terhadap organisasi;
3. Menganalisi tingkat opini publik, baik yang intern maupun yang
ekstren;
4. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah
yang potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan;
5. Menentkan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan;
6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau
mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran;
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan
program yang telah direncanakan;
8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan
B. Perencanaan Program Public Relations
Rumusan perencanaan yang matang,akan menghasilkan suatu
program PR yang efektif. Perencanaan program PR didasarkan
kepada fakta dan landasan berpikir yang sehat serta memiliki
kejelasan arah dan tujuan yang dingin dicapainya. Oleh karena itu,
perlu ditekankan bahwa penelitian(research) merupakan hal yang
sangat vital dalam membuat suatu perencanaan program PR.

Definisi perencanaan kerja, menurut pakar public relations, frank jefkins (1988:13), yaitu:
“Public Relations consists of all forms of planned communication outwards and inwards between
an organization and its public for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual
understanding.’’
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja public relations yaitu terdiri dari
semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara
organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian.

Perencanaan kerja public relations (public relations work plan ning program) tersebut berkaitan
dengan pengertian ,perencana,perencanaan, wujud rencana kerja dan alas an dilakukannya
perencanaan kerja PR/Humas ,tersebut manfaat dan klasifikasi perencanaan kerja tersebut.maka
penjelasannya sebagai berikut.

1. Perencana kerja PR/Humas, yaitu sebagai berikut.


a. Perencana ,seseorang yang memanfaatkan atau menginterprestasikan segala informasi
,materi dan data yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk
dianalisis, diseleksi dan diproses sebagai bahan perencanaan kerja yang akan datang.
b. Hasil yang akan diperoleh relevan dengan hal-hal yang berkaitan dengan peran dan
fungsi kegiatan kehumasan dalam suatu organisasi.
2. Perencanaan kerja PR/Humas
Perencanaan kerja public relations berkaitan dengan:
 Fungsi dan teknis manajemen Humas yang professional,dinamis serta proaktif
 Merupakan metode terbaik untuk mempersiapkan pihak organisasi dalam
menghadapi perubahan yang sering terjadi.
 Penilaian (evaluasi) atau mereview hasil perkembangan kegiatan masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang .
 Mengantisipasi dan menghadapi tantangan atau risiko yang akan terjadi melalui
suatu proses untuk menentukan tujuan dan sasaran jangka pendek dan panjang
secara periodic dan strategis.

3. Wujud rencana kerja PR/Humas


Bentuk rencana kerja PR/Humas tersebut dapat dimple-mentasikan sebagai
berikut.
 Rencana yang berkaitan dengan hasil atau produk (result) dari
perencanaan yang telah dilaksanakan baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
 Rencana perencangan konsep dasar dari perencanaan kerja PR/Humas
yang dirancang.
 Rencana untuk membuat pernyataan berdasarkan dari target yang ingin
dicapai,where do we want to go ? (tujuan) dan how to get there ?
(strategi).
4. Perencanaan kerja PR/Humas dan alasan-alasan untuk dilakukan kegiatan PR:

a. Alasan dalam kegiatan perencanaan (action plan), yaitu dapat


bersifat proaktif,reaktif,defensive,preventif,protektif dan
hingga profitable.
b. Alasan mengapa (why);
 Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas,seperti perubahan
teknologi,ekonomi,politik,hukum,dan teknologi.
 Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional),seperti menghadapi
persaingan,perubahan selera pelangga. Life cycle product, system
komunikasi,media massa, tenaga kerja dan relasi bisnis.
 Menciptakan tujuan yang objektif.sasaran dan target yang ingin dicapai secara
jelas dan rinci.
5. Manfaat Perencanaan Kerja PR/Humas
Manfaat yang diperoleh dari pembentukan perencanaan kerja PR atau Humas, yaitu;
 Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap
lingkungan yang sering berubah-ubah.
 Mengefektifkan dan mengefisienkan koordinasi atau kerja sama antardepartemen
dan pihak terkait lainnya.
 Menghindari risiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau
perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.

Perencanaan kerja PR, berkaitan dengan hal-hal berikut.


1.tiga dasar
Ada tiga dasar yang hakiki agar rencana program PR dapat berhasil dengan baik
yaitu, sebagai berikut.
a. Rencana program harus dibuat dengan teliti dan harus didukung oleh pihak
manajemen.
b. Rencana program tersebut harus mempunyai tujuan.
c. Dilakukannya pengarahaan mengenai rencana program tersebut.

2. unexpected case
Dalam praktik seorang PRO sering dihadapkan dengan sesuatu yang berada
diluar perkiraan atau tujuan rencana program.maka rencana program harus
dibuat sebaik mungkin.

3 . Faktor Utama Rencana Program

a. Kegiatan yang akan dituangkan dalam bentuk proposal perencanaan kerja


PR.
b. Perencanaan anggaran yang merupakan faktor yang penting.
c. Perizinan dari yang berwenang.
d. Strategi pelaksanaan suatu kegiatan.
e. Meeting atau Rapat/Pertemuan Periodik.
f. Perekrutan karyawan yang akan dilibatkan dalam pekerjaan termasuk job-
descriptionnya.
g. Penyediaan property/sarana untuk hal-hal yang akan muncul secara tidak
terduga/emergency.

4 . Penting Rencana Program PR

Rencana program PR sama pentingnya dengan menciptakan suatu fondasi yang kuat untuk
sebuah bangunan. Seseorang tidak akan dapat membangunkan gedung bertingkah bila hanya
memiliki kuli-kuli, material dan uang saja, tanpa dilengkapi dengan perencanaan arsitektur dan
budget yang matang.

C. MEMBINA HUBUNGAN MEDIA DAN PERS

Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk
kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk
kelancaran aktifitas komunikasi humas dengan pihak public.

Disamping itu kerja sama dengan pres akan menghasilkan frekuensi ppublisitas yang cukup
tinggi .

Dengan definisi pers (press relations) menurut frank jepkins adalah :suatau kegiatan untuk
mencapai publikasi atau penyiaran berita semaksimal mungkin , sedangkan informasi yang
disebarkan melalu hubungan masyarakat adalah untuk penciptakan pengenalan dan pengertian .
Kesimpulannya definsi press relations tersebut menurut pendapat penulis adalah: suatu kegiatan
khusus dari pihak public relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan atau
informasi tertentu mengenai aktifitas yang bersifat kelembagaan , perusahaan/institusi , produk
dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama
dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif.

Adapun bentuk dan hubungan pres yaitu sebagai berikut;

1. Bentuk hubungan pres

Bagaiamana yang telah dijelaskan bahwa hubungan pejabat humas dengan pers dapat berbentuk
hubungan fungsional maupun pendekatan personal. Menurut frank jefkins (1992) bentuk bentuk
hubungan pres adalah sebagai berikut.

a.Kontak pribadi

b.Pelayanan informasi atau berita

c.Mengantifipasi kemungkinan permintaan hal darurat

Apa yang dikatakan oleh cutlip dan center diatas mengenai hubungan media dan pres, tidak jauh
berbeda dengan apa yang telah di ungkapkan sebelumnya yaitu: bentuk-bentuk hubungan pers
yang prinsipil .

Maka , garis secara besar perngertian hubungan media pers sebagai berikut:

“hubungan yang baik dengan pihak media massa tersebut dibangun melalu suatu kejujuran, serta
mau membantu untuk pelayanan pemberian sumber berita atau informasi yang diperlukan dalam
suasana saling menghormati dan adanya keterusterangan

Didalam hubungan media dan pres yang baik tersebut dapat dicapai dengan menerapkan
beberapa prinsip-prinsip sebgai landasan pihak humas/PR , diantara sebagai berikut .

 mutlat adanya kejujuran, dan keterusterangan.


 Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepda pres atau media.
 Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pres atau wartawan, misalnya agar pres
release bisa dimuat padahal nilai beritanya tidak ada sama sekali .
 Tidak menutup saluran informasi, misalnya pihak humas mengucapkan , non komen ,
tidak tau dan tolong jangan di muat, hingga off the record kepda pihak pres . kalau ditutp
saluran informasi tersebut, maka pres akan mencari informasi tidak resmi , tetapi
beritanya tidak dapat lagi terkontrol oleh pihak humasnya.
 Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas dimedia massa yang tidak jelas tujuannya
atau sasaran yang hendak dicapai.
 Selalu meng-up date setiap daftar nama reporter , tugas peliputannya , alamat dan telpon
redaksi dan sebagainya, agar saling mengenal dengan baik antara kedua pihak dalam
upaya membangun “good pres relationship” tersebut.

D.HOUSE JOURNAL DAN PR WRITING

( Media PR,Company profile,Annual Report, Prospektus

1. Teknik Menulis Naskah Humas PR


Bentuk-bentuk penulisan naskah kehumasan (PR writing ) yang masing –masing
memiliki krakter dan gaya penulisan (style)yang berbeda,yaotu sebagai berikut:
a. Naskah
b. Siaran
c. Laporan
d. Profil
e. Promosi

Kemampuan tulis-menulis naskah kehumasan (PR Writing Skill) sangat di perlukan


bagi seorang PRO (Public Relations Officer) atau prejabat Humas dalam
pelaksaanaan fungdsinya.itu berarti seorang PRO harus lebih banyak latihan untuk
dapat mengusai secara mutlak dasar-dasar teknik penulisan berita (News Writing )
yang akan di pergunakannnya dalam membuat press relase,artikel dan feature,di
gabung dengan formula SW + IH,serta stuktur kalimat berita dengan system
‘’Piramida terbalik” (Artinya berita yang di anggap paling penting letakan paling atas
atau di lead /Intro,dan urutan rincian berita di batang tubuh berita).
Bagaimana caranyya menulis suatu berita,artikel atau feature dan advertorial
(artikel sponsor) dengan kiat KISS (keep in clear,informative ,systematic dan simple)
membutuhkan dukungan dan, informasi dan fakta yang aktual dan faktual.Di samping
itu,juga di butuhkan kepustakaan atau referensi yang lengkap ,hasil riset,diskusi serta
lain sebagainya.Apalagi yang di buat adalah tulisan untuk keperluan isi dan materi
dari Company profile ,Annual Report,Prospektus dan proposal PR campaigh yang di
buat untuk keperluan publikasi kepada public baik eks-ternal maupun internal.
Tulisan yang menarik
Sebagai ilustrasi,dalam bercerita pada sebuah berita atau artikel lainnya,tidak selalu
menggunakan gaya bahasa yang kaku (teknis). Banyak majalah,company
profile,annual report dan sebagainya akan kehilangan “daya taraik” bagi
pembacanya,karena tidak memperlihatkan prinsip-prinsip gaya menulis yang hidup
serta menarik perhatian.
a. Narasi
b. Deskripsi
c. Kalimat Aktif dan langsung
d. Ekposisi

E.DOKUMENTASI DAN KLIPING

Dokumentasi dan kliping merupakan salah satu kegiatan public relations yang berkaitan
dengan menelaah,menganalisis dan kemudian mengaveluasi perkembangan dari kemajuan bisnis
perusaahan atau lembaga,aktifitas –aktifitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial
maupun non komersial yang telah di muat atau di publikasiakan di berbagai media massa dan
non massa. Pengamatan,analisis dan evaluasi tersebut kemudian di simpan sekaligus di jadikan
rujukan penting atau onformasi yang di perlukan untuk membuat rencana program kerja
humas/PR berikitnya.

Kegiatan dokumentasi dan kliping berita (doklip) dalam public relations tersebut merupakan dua
kegiatan saling berkaitan erat atau saling menunjang satu sama lain.

Maka pengertian kegiatan dokumentasi dalam arti luas adalah yang berkaitan dengan kegiatan
menghimpun,mengelola,menyeleksi dan menganalisis kemudian mengevaluasi seluruh
data,informasi dan dokumen teratur suatu kegiatan, peristiwa atau pekerjaan tertentu yang di
publikasikan baik melalui media elektronik maupun cetak dan kemudian di simpan secara teratur
dan sistematis.

Sedangkan bentuk kliping berita merupakan kegiatan humas dalam arti sempit yaitu suatu
kegiatan memilih,mengunting,menyimpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita
atau karangan,serta foto berita pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan di muat di
berbagai media cetak,serta surat kabar,majalaah berita,tabloid dan lain sebagainya yang
kemudian di kliping.

F. SPECIAL EVENTS (KEGIATAN KHUSUS DALAM HUMAS)

Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus dalam humas merupakan salah satu kiat untuk
menarik perhatian media vers dan public terhadap perusahaan atau produk tertentu yang akan di
tampilkan dalam acara tersebut.Acara tersebut di lakukan baik untuk mewakili perusahaan
maupun tentang pengenalan dan pengetahuan produk atau mengenai pelayanan yang dapat di
berikan kepada pihak masyarakat sebagai halayat safarannya.

Sebagaimana yang telah di sampaikan sebelumnya ciri-ciri fungsi humas dalam manajemen
organisasi(Cutlip,center dan cantefield-1982) adalah sebagai berikut:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi,untuk menciptakan


citra dan kepercayaan.
b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya(public eksternal
dan internal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik ,yaitu menyebarkan informasi melalui
berbagai macam program acara dari organisasi kepada public,dan menyalurkan opini
public kepada organisasi.

G.PAMERAN SEBAGAI ALAT PROMOSI

Pameran secara komunikologis yaitu dapat menyebarkan suatu pesan , informatif, persuasive
dan sebagai sarana komunikasi yang membuat public tetap menjadi ingat dan mengerti tentang
apa yang ingin ditampilkan pada suatu pameran tersebut.

Pengetahuan tersebut dapat diserap melalui panca indra manusia yaitu penilaian menurut urutan
proporsi indra sebagai berikut:

1. Menggunakan mata (sight)70%


2. Pendengaran(hearing) 13%
3. Sentuhan (touch) 6 %
4. Penciuman ( smell) 3%
5. Cita rasa (taste) 3%

Artinya hampir semua pengetahuan tersebut atau 90% dapat diserap melalui panca indra
manusia ketika yang bersangkutan hadir, menyaksikan dan memperhatikan pada suatu
pameran berlangsung.

1. Pengertian pameran
Yang dimaklsud dengan pameran adalah kegiatan yang menunjukkan sesuatu kepada
orang banyak mengenai kelebihan dan keunggulan yang dimiliki sesuatu tersebut.

Efektif pameran adalah pada sarana komunikasi itu. Public atau dapat menyaksikan
peragaan proses produksi barang atau benda tertentu. Mereka juga dapat bertanya
sep;uas hati bahkan mungkin mencobanya.

2. Klasifikasi pameran
 Berdasarkan jenis
a. Pameran barang
Yang dipertunjukan adalah benda-benda yang umumnya
b. Mengadakan penelaahan
Yang perlu ditelaah sebelum mengadakan pameran antara lain adalah:
 Tempat
 Fasilitas
 Situasi
 Dana penunjang atau sponsrshop
c. Menentukan kontraktor
Dalam pameran kecil bertaraf local tidak diperlukan pemborong(kontrantor)
karena persiapannya dapat dilkukan oleh bagian humas , lain halnya yang
bertraf nasional dan internasional
d. Menerapkan jenis barang
Yang perlu diperhatikan dalam pameran adalah jenis barang yang akan
dipamerkan harus sesuaikan dengan tema , acara dan ukuran ruang
pameran.
e. Menetukan personel
Peran personel yang dilibatkan dalam pameran turut menentukan berhasil
tindaknya kagiatan tersebut karena ia adalah juru penerang atau promosi
yang melengkapi keberhasilan
f. Mempersiapkan bahan berupa tulisan
Bahan yang bersifat tulisan dapat memantapkan kegiatan pameran karena
berisikan keterangan mengenai sebuah benda atau jasa yang dipamerkan.

BAB 6 MARKERTING PUBLIC RELATIONS DAN SOCIAL MARKERTING

a. Marketing Pubic Relations


Sejak 1990.an, awal dari pasar terbuka di era globalisasi ahad 21, berbagai
kegiatan bisnis khususnya bidang pemasaran sudah tidak lagi mengacu
kepada konsep-konsep pemasaran konvensional yamg didipergunakan
kepada tahun 1960-an. Contohnya, formula 4-ps ( product, price, promotion,
and placement) dari E. Jorome McCarthy (1996). Basic Marketing; A
Manajerial Approach atau yang di kenal dengan marketing Mix, Marketing
segmentation, marketing concept, dan lain sebagainya.
Apa yang kita jelaskan di atas dikenal dengan pengembangan konsep-
konsep pemasaran yang lebih spesifik melalui kiat-kiat PR yang mengacu
kepada custumer Oriented, Relationship custumer & Marketing.
1. Konsepsi Marketing Publice Relations
Adalah Philip kotler yang pertama kali memunculkan konsep mega
marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan
Marketing Mix.

2. Perana Marketing Public Relation


Marketing Public Relation (MPR), sebagaimana dijelaskan
sebelkumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan
program dan strategi pemasaran ( marketing strategy
implementation) dengan aktivitas program kerja Humas (work
program of PR) Dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi
mencapai kepuasan konsumennya ( customer satisfaction).

3. Faktor-faktor Penyebab Dibutuhkannya Strategis MPR


Ada beberapa faktor yang menyebabkan “dibutuhkannya” taktik
dan strategis Marketing Public Relation dalam tatanan baru organisasi
atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif, dan krisis moneter
sekarang ini. Kotler (1993) menyebutkan di antara faktor tersebut
sebagai berikut.
a. Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang
dengan hasil keuntungan yang di peroleh dan keterbatasan
tempat.
b. Persaigan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik
melalui media eletronik maupun media cetak dan sebagainya.
c. Setara konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam
waktu relatife pendek ( tidak loyal), karena banyaknya pilihan
atau subsitusi atas produk yang ditawarkan di pemasaran.
d. Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap
tayangan iklan, karena pesan dalam iklan yang kini cendrung
berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya.

B. PENGERTIAN SOCIAL MARKETING


Istilah social markting (pemasaran sosial) di tampilkan pertama kali pada
tahun 1971, adalah suatu konsep dan upaya strategi pihak public relations;
“untuk mengubah perilaku publik”.
Masa kini, di berbagai Negara maju dan berkembang kampanye
perubahan sosial yang dilakukan lebih difokuskan kepada perubahan-
perubahan sebagai berikut.
 Sistem kesehatan, seperti: anti merokok, pencegahan penyalagunaan
obat-obatan terlarang dan alcohol, seperti anti HIV/AIDS. Termasuk
program peningkatan kesehatan,gizi dan fisik dalam jangka panjang.
 System lingkungan hidup dan kehidupan sosial, seperti kampanye
penghematan air bersih, udara bersih (kampanye langit biru),
perlindungan alam dan satwa dilingkungan hutan lindung.
Perlindungan hutan lestari dan bebas pencemaran sert menghindari
kerusakan di kawasan laut.
 System pendidikan, seperti; pemberantasan buta huruf dan wajib
belajar, serta pendidikan berdasarkan kompetensi sekolah yang ada
di masyarakat sekitarnya.
 System hukum, seperti; kampanye kesadaran hukum ( kadarkum) di
dalam kehidupan masyarakat.
 System politik,seperti; kebebasan mengekspresikan pendapat (opini)
dan kebebasan pers di alam pemerintahan yang demokrasi dan
terbuka.
Pada perkembangan selanjutnya, pemasran sosial (social marketing)
kini menjadi teknologi manajemen perubahan sosial yang terkait
dengan disain (rancangan), pelaksanaan kegiatan dan control serta
evaluasi dari program peningkatan penerimaan satu atau lebih
praktik sosial dalam satu kelompok atau lebih target adopter
( khalayak penerima), yang terkait dengan produk-produk sosial
seperti gagasan sosail (social ideal), bentuk kepercayaan (belief) yang
dianut, sikap (attitude) dan nilai-nilai (volue) yang berlaku di
masyarkat.
Contoh ide atau gagasan sosial dalam kampanye KB nasional: ‘Dua
anak cukup, baik itu lelaki ataupun perempuan sama saja, atau ‘bayi
yang direncanakan akan lebih diperhatikan, jika dibandingkan dengan
bayi yang lahir sebagai akibat kehamilan mendadak.’
Kelompok-kelompok (adopter) yang dikutip dari syuaib dan
rumondor (1997:12), dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Kelompok memberikan bantuan
b. Kelompok pendukung
c. Kelompok evaluasi
d. Teknologi manajemen perubahan sosial
e. Mendefinikasikan pengiriman produk
f. Merancang pemasaran produk sosial
g. Mengirimkan (memasarkan ) ke target adopter
h. Mempertahanka pasar.

C.PUBLIK INTERNAL (EMPLOYEE RELATIONS)


Sebagai mana dijelaskan pada bab-bab sebelumya bahwa
karyawan (pekerja) di dalam sebuah perusahaan merupakan
asset-aset yang cukup penting.
Menurut Frank jefknis dalam bukunya public Relations (1992),
hubungan public internal tersebut sama pentingnya dengan
hubungan masyarakat eksternal, karena kedua bentuk hubungan
masyarakat tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang
yang mempunyai arti sama dan saling terkait erat satu sama lain.
Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa hubungan
kepegawaian (employee relations) tersebut tidak dilihat dalam
pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial
yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses. “produksi,
dan upah”, yang terkait dengan “ lingkungan kerja”.
Dengan kata lain, efektivitas hubungan masyarakat internal
tersebut memerlukan suatu kombinasi antara:
a. System menejemen yang sifatnya terbuka (open
managemen).
b. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya
memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawan.
c. Kemampuan manajer humas, yang memiliki keterampilan
manajerial ( managerial skill) serta berpengalam atau
mendapat dukungan kualitas pada “ sumber daya” manusia.

Hubungan masyarakat internal (internal public relations)


dalam suatu perusahaan, terdiri dari beberapa tingkatan.
a. Hubungan dengan pekerja atau karyawan pada umunya,
beserta keluarga karyawan khususnya.
b. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam
manajemen perusahaan, baik di level korporat tau level
sebagai pelaksana.
c. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang
saham.
1. Pengertian Employee Relations
Menurut Cutlip dan Center (1990:290), pengertian
public internal yaitu sekelompok orang bekerja
(karyawan atau pegawai ) di dalam suatu
organisasi/lembaga/perusahaan.
2. Komunikasi internal
Untuk itulah perana, fungsi dan tugas seorang public
relations officer untuk membina hubungan komunikasi
masyarakat internal. Perana tersebut menuntut
seorang praktisi PR/Humas untuk dapat menjadi
corong informasi dari para karyawan kepada pihak
perusahaan, atau sebaliknya mampu bertindak
sebagai mediator dari perusahaan (pimpinan)
terhadap para karyawannya.
3. Kegiatan Employee Relations
Maksud tujuan kegiatan komunikasi hubungan
masyarakat internal yang dilaksanakan oleh public
relations melalui program kerja Employee Relations,
antara lain sebagai berikut;
a. Sebagai sarana komunikasi internal secara timnal
balik yang dipergunakan dalam suatu
organisasi/perusahaan.
b. Untuk menghilangkan kesalahpaham atau
hambatan komunikasih antara manajemen
perusahaan dengan para karyawan.
c. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam
upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan,
peraturan dan katatakerjaan dalam sebuah
organisasi/perusahaan,
d. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak
karyawan untuk menyampaikan keinginan-
keinginan atau sumbangan saran dan informasi
serta laporan kepada pihak manajemen
perusahaan (pimpinan).
D. KIAT PELAYANAN PRIMA (SERVICE OF EXCELLENCE)
Pengertian kiat pelayanan prima berkaitan dengan jasa
pelayanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya
untuk memberikan rasa kepuasan dan menumbuhkan
kepercayaan pihak pelanggannya (konsumen).
Untuk memenangkan strategi persaingan dalam bisnis jasa
pelyanan melalui kiat pelayanan prima tersebut tidaklah cukup
hanya dengan melakukan proses administrasi dengan cepat,
tetapi juga “bagaimana” memperlakukan para pelanggan, yang
dapat memperlihatkan cara kita melayani sebaik mungkin serta
menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak
pelanggananya.
Adapun sasaran dan manfaat dalam memberikan suatu
pelayanan prima, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2000:59),
berkaitan dengan kepentingan para pelanggan. Pelayanan jasa
dan perusahaan.
1. Kualitas pelayanan
Definisi kualitas layanan jasa menurut Wyckop,
sebagaimana dikutip oleh tjiptono (2000:60), adalah tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untukm memenuhi keinginan pelanggan.
2. Pelayanan Prima (service of excellene)

Terdapat 10 faktor yang menentukan kualitas layanan jasa yaitu sebagai berikut.

1. Reliability
2. Responsiveness
3. Competence
4. Access
5. Courtesy
6. Communication
7. Credibity
8. Security
9. Understanding or knowing the customer
10. tangibles
BAB 7 PUBLIC RELATIONS DALAM KELOMPOK POSISI EKSEKUTIF
KEPUTUSAN

A. KONSEP KOALISASI DOMINAN

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, mungkin terdapat departemen komunikasi


perusahaan atau public relation yang kurang efektif jika fungsi dan perannya tidak terintegratif
ke tingkat pimpinan manajemen puncak sebagai pengambil keputusan secara strategis atau istilah
lainnya, menurut Jon White dan David M. Doizer yang dikutip oleh Gruning (2002:93) yang
disebut sebagai posisi ‘koalisi dominan’.Setiap operasional organisasi memiliki tujuan dan saran
yang dapat diubah-ubah sesuai dengan pengaruh kondisi lingkungan internal atau eksternal
perusahaan, seperti pengaruh kekuatan sosial, budaya, kekuasaan politik, hukum, penggunaan
teknologi dan sektor ekonomi (bisnis. Investasi dan persaingan) baik yang berorientasi komersial
maupun non komersial, dan termasuk memperhatikan kondisi kekuatan opini publik pendukung
yang menjadi khalayak sasarannya.

Menurut Dr. James E. Gruning, kini diperlukan fungsi public relation (PR) dengan
berkemampuan profesional yang handal atau peran sebagai praktis yang excellent (unggu)
berpastisipasi sebagai pegambilan keputusan strategi pada level posisi koalisi dominan, dan
selain itu posisi tersebut (CEO), jika penilainnya tinggi maka posisi departemen dan eksekutif
PR ditempatkan pada jajaran manajemen top koalisasi dominan dalam struktur organisasi
perusahaan, yang artinya PR dapat bermain pada tataran manajemen strategik dan terlibat
berpartisipasi menentukan kebijakan strategis, konsepsi, sasaran jangka panjang dan sesuai
dengan grand strategy (tujuan strategi utama) organisasi.

1. Pengertian Koalisi Dominan


Menurut Gruning (2002: 93) yaitu secara umum artinya, bentuk organisasi koalisi dominan
merupakan kelompok eksekutif yang memiliki kekuatan dan kekuasaan dalam struktur
organisasi untuk mengambil keputusan mengenai pencapaian tujuan, tugas, secara objektif
dan fungsi stategis.
2. Pembuatan Keputusan Strategis
Suatu kajian tahun1980 yang dilakukan oleh PRSA melalui pembentukan tim yang
menjelaskan bahwa penjabaran PR dalam posisi koalisasi dominan, yaitu :
1. Pihak PR yang mampu menjambatani kepentingan antara organisasi dan khalayak publik
untuk saling beradaptasi satu sama lainnya
2. PR berupaya agar organisasi dapat memenangkan kerja sama yang baik dengan pihak
khalayak publiknya, baik internal maupun eksternal.
3. PR Sebagai Boundary Spanner
Jajaran pembuat keputusan manajemen puncak perusahaan (CEO) atau koalisasi dominan
yang sangat memerlukan bantuan informasi lebih akurat dan tepat sebelum membuat suatu
kebijakan atau keputusan strategis organisasi, dan dalam hal ini membutuhkan arus
informasi prioritas dan terkini secara terus menerus yang biasanya telah dipersiapkan oleh
boundary spanner (pihak sebagai penyedia, pejabat penghubung atau perantara) yang
memiliki kemampuan berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal organisasi
melalui rungsi manajer komunikasi, yaitu dengan menunjuk pratisi PR sebagai boundary
spanner yang dianggap memiliki kemampuan untuk ‘menjambatan’ kepentingan pihak
koalisi dominan jika ingin mengeluaarkan suatu kebijakan organisasi dan dilain pihak
dengan memperhatikan kepentingan utnuk mengakses informasi atau menyalurkan aspirasi,
serta keinginan-keinginan lainnya dari khalayak publiknya.
4. Manajemen Strategik
Secara teori tradisional bahwa manajemn secara umum selalu berkaitan dengan fokus
merancang prinsip-prinsip pengelolaan, pengembangan suatu struktur dan proses
pengawasan kepentingan internal organisasi.Sebaliknya manajemen strategik (strategic
management) justru berupaya terjadi pertimbangan antara aktivitas internal organisasi secara
strategis yang berkaitan dengan faktor-faktor kepentingan eksternal dan dalam pengertian
pelaksanaan manajemen strategik tersebut selalu berhubungan dengan dua kata, yaitu misi
organisasi dan lingkungan dari eksternal dan internal organisasi.
5. Model Manajemen Strategik Public Relations
Strategi manajemen yang dilaksanakan dalam manajemen public relations merupakan sistem
terbuka, dan bukan manajemen bersifat tertutup atau melalui pendekatan reaktif.Manajemen
strategik yang diterapkan dan dihasilkan oleh departemen public relation itu memiliki
model tersendiri.Artinya disamping kegiatan PR tersebut yang terkait dengan grand strategy
management organisasi secara umum.
6. Issues Management (Manajemen Strategik PR Mengelola Isu)
Secara strategis Manajemen Public Relation memiliki perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan menganalisis, melakukan identifikasi, mengantisipasi dan merespon isu-isu atau
masalah-masalah potensial yang berhubungan dengan kepentingan internal dan eksternal
organisasi sebagai dasar proses untuk pengambilan keputusan secara strategis oleh pihak
koalisi dominan.
7. PR Menciptakan Reputasi Perusahaan
Perbedaan pengertian antara istilah ‘citra dan reputasi yang kadang-kadang cukup
membingunkan publik, ungkap Tom Duncan, yaitu dimana kegiatan menciptakan citra dapat
diperoleh dari hasil kreatifitas dan melalui proses kerja keras PR dan tetapi lain halnya
dengan reputasi perusahaan tersebut diperoleh melalui penghargaan dan penilaian dimata
publiknya.Pengertian reputasi merupakan refleksi dari bagaimana persepsi penghargaan
terhadap perusahaan, dan berdasarkan apa yang telah dikatakan stakeholder terhadap
penilaian perilaku (tindakan) perusahaan bersangkutan selama melakukan kegiatannya.

B. PERANAN BUDAYA PERUSAHAAN

Prof. Dr. Messr. Jhon Kotter dan Prof. Dr. Janes Heskett, dua orang pakar Harvard
Business Scholl (1985), melakukan penelitian mengenai penerapan dan peranan budaya
perusahaan (corporate culture) di beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat serta
pengaruhnya terhadap pemacu prestasi perusahaan yang bersangkutan dalam kompetensi
tersebut. Hasil penelitian kedua pakar tersebut telah menunjukkan adanya korelasi positif antara
penerapan budaya perusahaan dengan prestasi usaha (bisnis) yang dicapai oleh perusahaan
bersangkutan dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan kata lain, suatu perusahaan akan memerlukan proses waktu, pikiran dan upaya
yang cukup lama untuk menerapkan arti dari penerapan budaya perusahaan atau budaya korporat
(corporate culture) untuk membangun prestasi dan produktifitas tinggi, baik bagi perusahaan
maupun pekerjaannya.

Oleh karena itu, keberhasilan atau tidaknya penerapan budaya korporat didalam
organisasi atau perusahaan tersebut tergantung dari kemampuan praktisi PR/Pejabat Humas yang
bertindak sebagai komunikator, mediator dan di dukung dengan tingkat penguasaan pengetahuan
tentang manajemen teknis serta managerial skill.

1. Pengertian Budaya Perusahaan


Dalam membahas defenisi budaya perusahaan berarti terdapat dua kata saling
berkaitan, yaitu “Budaya” dan “Perusahaan”. Di perguruan tinggi, masalah pembahasan
budaya tersebut menerapkan mata kuliah umum yang diberikan kepada mahasiswa pada
awal semester dan termaksud dalam mata pelajaran Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Jadi pada hakikatnya, budaya perusahaan merupakan perpaduan antar kepercayaan,
harapan-harapan, dan nilai-nilai yang ditampilkan oleh para anggotanya, dan ditularkan
dari satu generasi karyawan ke karyawan lainnya secara berkesinambungan. Budaya
korporat ini merupakan komitmen bersama dalam upaya pembentukan norma-norma atau
suatu aturan main yang disepakati untuk menentukan sikap tindak dan perilaku yang
dapat diterima seutuhnya dalam suatu organisasi/perusahaan.

2. Penerapan Budaya Perusahaan


Menurut Schin (Corporate Culture : 1992), budaya perusahaan yang ada pada
dasarnya bersumber dari :
 Keyakinan dan kepercayaan anggotanya
 Nilai- nilai yang dianut oleh organisasi bersangkutan
 Asumsi-asumsi para pendiri dan proses penerapan bagi para anggotanya
dalam perusahaan
Dengan demikian makapada prinsipnya, budaya perusahaan merupakan penerapan-
penerapan, antara lain sebagai berikut :
 Suatu pola dari seperangkat asumsi “dasar” yang dapat diterima oleh satu
kelompok, setelah terbukti bahwa asumsi-asumsi tersebut mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dilapangan
operasional yang cukup berhasil.
 Kemudian mampu beradaptasi terhadap terjadinya suatu perubahan-perubahan
yang secara makro berasal dari luar perusahaan
 Mampu berintegrasi terhadap perubahan dalamsecara mikro
 Dalam bentuk kata-kata semboyan, perlambang tertentu, slogan, spirit (magic
word), atau mitos lainnya yang dapat memotifasi para anggota didalam suatu
organisasi/perusahaan

D. KONSULTAN HUMAS (PR CONSULTANT)

Sebagaimana telah dibahas dalam buku karangan penulis berjudul aspek-aspekhukum


dan etika dalam aktivitas public relations/kehumasan, yang diterbitkan oleh Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1995, pada bab IV, dijelaskan bahwa dalam praktik lapangannya manajemen humas
tersebut, terdapat dua bidang profesi public relations (kehumasan) dalam memberikan pelayanan
jasanya.

1. PR Organik (Organizer PR)

Profesi public relations (ptaktisi PR/Humas) yang terlibat atau termasuk ke dalam suatu
departemen, unit atau bagian dari manajemen perusahaan yang statusnya sama dengan
karyawan bagian lainya seperti menerima imbalan gaji tetap, serta mempunyai tugas, fungsi dan
tanggung jawab bidang pengorganisasian dan kegiatan kehumasan yang telah ditentukan oleh
atau mewakili lembaga/perusahaanbersangkutan terhadap public internal maupun kepada public
eksternal.

2. Konsultan PR (PR Consultant)

Dalam praktiknya, profesi ini hanya memberikan jasa keahlian khusus bidang
konsultan kehumasan keapada pihak lain yang membutuhkan pelayanan jasa profesionalnya.
Pelaksanaan profesi konsultan PR/Humas tersebut dapat berbentuk jasa konsultan secara
individual yang tidak resmi, dan sifatnya terbatas (seseorang yang memiliki kemampuan,
pengalaman, keahlian, khusus dan dapat dipercaya) dan hingga berbentuk badan hukum resmi,
seperti perusahaan dan yayasan yang sifat pelayanan jasa kehumasannya lebih luas cakupannya.

Anda mungkin juga menyukai