Sejarah public relations pertama kali muncul dalam tulisan dan autobiografi Edward Bernays serta buku teks public relations yang berpengaruh, yaitu "Effective public relations" oleh Scott Cutlip dan Allan Center, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1952. Tokoh-tokoh tersebut memiliki peranan penting dalam mendefinisikan istilah public relations dan mereka juga menyoroti beberapa kelemahan praktik PR pada awal perkembangannya. Namun, mereka membatasi cakupan sejarah public relations terutama pada tokoh-tokoh terkenal dalam hiburan, politik, dan perusahaan. Beberapa tokoh memiliki atribut yang relevan dengan praktik public relations, sebagai contoh, P.T. Barnum yang sering diidentikkan dengan agitasi pers dan dianggap sebagai titik rendah etika dalam bidang tersebut. Meskipun demikian, kontribusi penting juga datang dari tokoh-tokoh seperti Ivy Lee dan Arthur Page, yang berperan dalam mengembangkan etika praktik public relations. Meskipun demikian, penggunaan tokoh-tokoh dalam membentuk narasi sejarah tidak selalu akurat dan dapat menyebabkan kurangnya representasi dari berbagai latar belakang. Sejawaran public relations telah berusaha memasukkan tokoh-tokoh yang sebelumnya diabaikan, termasuk wanita dan minoritas etnis. Contohnya, Doris Fleischman, istri Edward Bernays, telah diberikan pengakuan sejarah atas peranannya dalam perkembangan public relations awal di AS. Selain itu, ada praktisi public relations lainnya seperti Ofield Dukes, Henry Lee Moon, Joseph Baker, Moss Kendrix, dan Inex Kaiser yang juga berkontribusi signifikan dalam sejarah PR. Dengan mengetahui tokoh-tokoh yang berkontribusi terhadap sejarah public relations penting karena membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat tentang bidang ini serta bagaimana praktiknya dilakukan. Meskipun demikian, memusatkan definisi suatu bidang pada praktik dan pengalaman sekelompok orang, meskipun beragam, membatasi pemahaman tentang public relations hanya pada individu terkenal yang meninggalkan catatan sejarah. Praktik public relations dilakukan oleh beragam orang dengan cara yang bervariasi di semua sektor. Kontribusi dari individu-individu yang kurang dikenal juga penting dalam perkembangan praktik public relations. Bahkan, sebagian besar praktik public relations dalam satu abad terakhir dilakukan oleh individu yang sejarah dan kehidupannya tidak banyak dikenal. Para sejarawan telah berusaha untuk memperbaiki kekurangan ini dengan mengkaji kasus-kasus sejarah yang lebih spesifik, yang memfokuskan pada peristiwa atau tokoh tertentu untuk menantang narasi sejarah yang lebih besar dalam bidang tersebut. Upaya ini bertujuan untuk memberikan sejarah public relations yang lebih kuat dan untuk menyusun narasi yang lebih holistik yang melihat public relations dari berbagai sudut pandang untuk menunjukkan beragamnya praktik dalam bidang ini. Untuk menciptakan sejarah public relations yang lebih baik, penting bagi bidang ini untuk tidak hanya mengandalkan narasi dari kehidupan beberapa individu, tetapi juga melihat gambaran lebih luas dari bidang ini pada tingkat makro dan mikro. 2. Definisi Public Relations a. Menurut Scott Cutlip, Allen Center, dan Glen Broom dalam bukunya yang berjudul Effective Public Relations (2012) mendefinisikan public relations sebagai fungsi manajemen yang mengidentifikasi, mendirikan, dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan berbagai publik yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi. b. Menurut The Public Relations Society of America (PRSA) pada tahun 2012 menyepakati definisi public relations adalah proses komunikasi strategis yang membangun hubungan saling menguntungkan antara organisasi dengan publiknya. c. Menurut Ronald D. Smith dalam bukunya yang berjudul Strategic Planning for Public Relations (2013) menyebutkan definisi public relations adalah sebuah fungsi manajemen yang secara klasik berfokus pada pola interaksi jangka panjang antara sebuah organisasi dan seluruh publiknya, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung. Dalam pemahaman dan aplikasi kontemporer, public relations berusaha untuk meningkatkan hubungan ini, sehingga menghasilkan pemahaman bersama, goodwill, dan dukungan. d. Menurut Rex F. Harlow, seorang profesor Stanford dan pendiri organisasi PRSA menyebutkan definisi public relations adalah fungsi manajemen khas yang membantu menetapkan dan menjaga saluran komunikasi, pemahaman, penerimaan, dan kerjasama timbal balik antara sebuah organisasi dan publiknya; melibatkan manajemen masalah atau isu; membantu manajemen agar tetap terinformasi dan responsif terhadap pendapat publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; membantu manajemen tetap terkini dan menggunakan perubahan secara efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk membantu meramalkan tren; dan menggunakan riset dan komunikasi yang etis sebagai alat utamanya. e. Menurut James E. Grunig dan Todd Hunt dalam bukunya yang berjudul Managing Public Relations mendefinisikan public relations adalah manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dengan publiknya. f. Menurut British Institute of Public Relaitons mendefinisikan public relations adalah upaya mempengaruhi perilaku publik untuk mencapai tujuan melalui manajemen yang efektif terhadap hubungan dan komunikasi. g. Menurut The Canadian Public Relations Society (CPRS) tahun 2009 mendefinisikan public relations adalah manajemen strategis hubungan antara sebuah organisasi dan beragam publiknya, melalui penggunaan komunikasi, untuk mencapai pemahaman, mewujudkan tujuan organisasi, dan melayani kepentingan publik. h. Menurut World Assembly of Public Relations di Kota Meksiko tahun 1978 menyebutkan praktik public relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis tren, memprediksi konsekuensinya, memberi nasihat kepada para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program-program tindakan yang direncanakan yang melayani kepentingan baik organisasi maupun publik. i. Menurut Profesor Lawrence W. Long dan Vincent Hazleton, yang menjelaskan public relations sebagai fungsi komunikasi manajemen di mana organisasi beradaptasi, mengubah, atau mempertahankan lingkungannya untuk mencapai tujuan organisasi. Pendekatan mereka mempromosikan gagasan bahwa public relations mendorong komunikasi terbuka, dua arah, dan saling memahami, dengan gagasan bahwa sebuah organisasi harus mengubah sikap dan perilakunya dalam proses tersebut. j. Setelah Perang Dunia I, Edward Bernays menciptakan istilah profesional "konselor public relations." Menurut Bernays menyebutkan konselor public relations sebagai penasihat manajemen dalam sebuah organisasi, dan sebagai seseorang yang akan menyadari opini publik saat ini dan bagaimana cara membentuknya. Definisi konselor public relations berakar pada keyakinan bahwa bidang ini akan mendapatkan manfaat dari wawasan ilmiah sosial tentang opini publik, yang akan memungkinkan konselor public relations untuk memengaruhi dan memprediksi opini publik bagi manajemen. 3. Perbedaan dan Persamaan Definisi Public Relations Perbedaan definisi public relations di atas menunjukkan pendekatan yang berbeda dalam merumuskan esensi dari public relations. Misalnya, beberapa definisi menekankan manajemen hubungan, sementara yang lain lebih memusatkan perhatian pada komunikasi strategis atau pengaruh opini publik. Beberapa definisi menekankan pentingnya pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya, sementara yang lain lebih menyoroti peran praktisi public relations sebagai penasihat manajemen. Adapun persamaan definisi public relations di atas adalah semua definisi menekankan pentingnya hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya. Ini menunjukkan aspek penting dari praktik public relations dalam membangun dan memelihara hubungan yang positif dengan berbagai pihak terkait. Selain itu, public relations dipandang sebagai fungsi manajemen yang penting dalam semua definisi tersebut. Ini menunjukkan pengakuan akan peran strategis public relations dalam membantu organisasi mencapai tujuan mereka melalui manajemen yang efektif dari hubungan dan komunikasi dengan publiknya.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik