Anda di halaman 1dari 54

KURIKULUM

2013

Hubungan Masyarakat dan


Keprotokolan

Untuk
SMK Disusun Oleh :
Semester I FADHILAH
120412423421
HUBUNGAN MASYARAKAT &
KEPROTOKOLAN
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN

Pengertian Humas (Public


3.1. Mendeskripsikan Pengertian
Humas
Relations)
3.2. Mengirim Pesan Kepada Publik Fungsi, Peranan, Ruang Lingkup
Tugas, Kegiatan dan Sasaran
Humas
Paparan Isi Materi

A. PENGERTIAN HUBUNGAN MASYARAKAT


Hubungan masyarakat pada masa
sekarang sudah mulai menggunakan konsep-
konsep yang khas dan jelas menuju kepada suatu
profesi bahkan menjadi bahan studi ilmiah. Gerbang Ilmu
Menurut para pakar, hingga saat ini belum
terdapat kesepakatan yang mutlak tentang Hubungan masyarakat pada

definisi dari hubungan masyarakat (Public masa sekarang sudah mulai

Relation). Ketidaksepakatan tersebut disebabkan menggunakan konsep-konsep


yang khas dan jelas menuju
oleh: pertama, beragamnya definisi humas yang
kepada suatu.
telah dirumuskan baik oleh para pakar maupun
ahli humas yang didasari perbedaan sudut
pandang mereka terhadap pengertian humas. Kedua, perbedaan latar belakang, misalnya
definisi yang disampaikan oleh kalangan akademisi perguruan tinggi akan berbeda dengan
definisi yang disampaikan oleh kalangan praktisi. Ketiga, adanya indikasi baik teoritis
maupun praktis bahwa kegiatan humas itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap
perkembangan dinamika kehidupan masyarakat yang mengikuti kemajuan jaman, khususnya
era globalisasi saat ini.
Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki sumber yang berbeda akan tetapi
prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi humas yang diambil dari
The British Institute of Public Relations yakni lembaga humas terkemuka di Inggris dan
Eropa, berbunyi :
a. “Public Relations activity is management of communications between an
organization and its public”. (Aktivitas Public Relations adalah mengelola
komunikasi antara organisasi dan publiknya)
b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish
and maintain mutual understanding between organization and its public” (praktik
Public Relations adalah memikirkan, merencanakan, dan mencurahkan daya untuk
membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya)
Sedangkan menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary
terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik/kiat yang
digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan
tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak terjangnya.
Kemudian menurut The Statement of Mexico, praktik public relations adalah seni dan
ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan,
memprediksi konsekuensi-konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan
melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik
untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik. Menurut ensiklopedia, pengertian
hubungan masyarakat merupakan kegiatan suatu organisasi untuk menciptakan hubungan
yang harmonis antara organisasi dan masyarakat yang berkepentingan dengan tujuan untuk
mendapatkan dukungan masyarakat kepada organisasi tersebut secara sukarela dengan penuh
kesadaran.
Hubungan masyarakat dalam arti sempit adalah hubungan persuasif yang dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja. Sedangkan hubungan
masyarakat dalam arti luas adalah hubungan persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan
masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat dalam arti luas dapat
dilakukan dimana saja, misalnya di kantor, di pasar, di rumah makan, di jalan, di rumah sakit,
di terminal, di perusahaan dan lain sebagainya.
Dari penjelasan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan
masyarakat dalam melaksanakan usahanya adalah untuk mencapai hubungan yang harmonis
antara organisasi dengan masyarakat internal maupun eksternal. Tujuan bersama dan
kerjasama yang saling menguntungkan bagi semua pihak adalah hal yang terpenting dalam
hubungan masyarakat. Menurut kodratnya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa
berhubungan atau berinteraksi dengan manusia yang lain. Oleh karena itu, setiap individu
memerlukan individu lain untuk dapat mencapai segala tujuannya.

B. FUNGSI, PERANAN, RUANG LINGKUP TUGAS, KEGIATAN DAN SASARAN


HUMAS
1. Fungsi HUMAS (PR)
Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi
public relations dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat
pada manajemen lembaga/organisasi)
b) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang
merupakan khalayak sasaran.
c) Mengidentifikasi segala sesuatu yang bekaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya.
d) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan
manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
e) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi
serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra
positif bagi kedua belah pihak.
Sedangkan fungsi pokok dari humas di antaranya :
a) Memberikan penerangan kepada masyarakat;
b) Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung;
c) Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

2. Peranan Humas
Perkembangan profesionalisme public relations yang berkaitan dengan
pengembangan peranan PR (humas), baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu
organisasi atau perusahaan, merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dan
komunikasi organisasi. Peranan humas dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat
kategori (Dozier & Broom, 1995);
a) Penasehat Ahli (Exoert Prescriber)
Seorang pakar humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat
membantu memberikan solusi dalam proses penyelesaian masalah antara perusahaan
dengan publiknya.

b) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)


Dalam hal ini, pihak humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan
diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, humas juga dituntut mampu menjelaskan
kembali keinginan, kebijakan, dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga
dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator)


Peranan pihak humas dalam proses pemecahan persoalan atau masalah ini merupakan
bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi
baik sebagai penasehat, hingga pengambil keputusan eksekusi dalam mengatasi
persoalan yang sedang dihadapi secara rasional dan profesional.

d) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)


Berbeda dengan tiga peranan pihak humas profesional sebelumnya yang terkait erat
dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan ini menjadikan pihak humas
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau
dikenal dengan methode of communication in organization.
Humas sesungguhnya digunakan sebagai alat
manajemen modern secara struktural yang merupakan
bagian integral dari suatu lembaga atau organisasi. Hal

Gerbang Ilmu tersebut berarti humas bersifat melekat pada


manajemen perusahaan dan menjadikan humas dapat
Hubungan masyarakat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik
bersifat melekat pada antara organisasi/lembaga yang diwakilinya dengan
manajemen perusahaan.
publik. Peranan ini turut menentukan sukses atau
tidaknya misi, visi, dan tujuan bersama dari organisasi
tersebut.
Peranan komunikasi di dalam suatu aktivitas manajemen organisasi/lembaga masa
kini atau perusahaan besar biasanya diserahkan atau dilaksanakan oleh pihak humas. Dari
peranan yang dilaksanakan tersebut, humas akan melaksankan fungsi-fungsi manajemen
perusahaan, secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut :
a) Communicator
Artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak, melalui
media cetak/elektronik, dan lisan atau tatap muka dan sebagainya. Di samping itu juga
bertindak sebagai mediator dan sekaligus persuador.
b) Relationship
Kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang
diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga, berupaya menciptakan saling
pengertian, kepercayaan, dukungan, kerja sama, dan toleransi antara kedua belah pihak.

c) Back Up Management
Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen
promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk mencapai tujuan
bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi.

d) Good Image Maker


Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus
menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen kehumasan
membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi, dan produk yang diwakilinya.

3. Ruang Lingkup Tugas Humas


Adapun ruang lingkup tugas humas (PR) dala sebuah organiasasi atau perusahaan
antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
a) Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang humas (PR) harus mampu
mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam
masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

b) Membina hubungan keluar (publik eksternal)


Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan
tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas/PR tersebut bersifat
dua arah, yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan ke luar (outward looking).

4. Kegiatan dan Sasaran Humas


Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran humas adalah sebagai berikut :
a) Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate identity and image)
 Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
 Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.

b) Menghadapi Krisis (Facing of Crisis)


 Menangani keluhan dan menghadaoi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan humas yang bertugas memperbaiki.

c) Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan (Promotion public causes)


 Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
 Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, menghindari obat-obatan
terlarang, dan kampaye sosial lainnya.

C. Media-Media Hubungan Masyarakat


1. Menentukan Media
Dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih akan menimbulkan pengaruh yang
besar terhadap kegiatan dan runag lingkup hubungan masyarakat. Hal tersebut tampak jelas
setelah adanya dan semakin berkembangnya televisi, radio, dan pers. Dengan menggunakan
media mass tersebut, maka publik yang tersebar luas dapat dicapai hubungannya dengan
cepat, dan serempak. Dalam arti luas media itu adalah orang, bahan, peralatan, atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan seseorang memperoleh keterampilan,
pengeratahuan, dan sikap. Dengan kata lain, media adalah segala hal yang mencakup bahan-
bahan dan peralatan lainnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat-
alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan media
komunikasi adalah media yang dipergunakan dalam proses komunkasi untuk mencapai
tujuan. Media komunikasi memengaruhi efektivitas suatu komunikasi, dan penggunaannya
sangat erat dengan keadaan penerima informasi. Pemilihan media komunikasi memerlukan
suatu kecakapan dari komunikator.
a. Media cetak
Segala barang cetakan yang dapat dijadikan alat media. Contohnya surat kabar, majalah,
buku, brosur, pamplet, dan lain sebagainya.
b. Media visual
Media yang hanya dapat dilihat. Contohnya lukisan, gravity, karya tulis, pameran,
brosur, katalog, dan sejenisnya.
c. Media audio
Media yang hanya dapat didengar. Misalnya rekaman suara, telepon, radio, dan lain-lain.
d. Media audiovisual
Media yang dapat dilihat dan didengar. Seperti film, televisi, video, dan lain sebagainya.
e. Media pertemuan
Media yang berupa segala macam pertemuan antara dua orang atau lebih. Contohnya
rapat formal, konferensi, kongres, rapat umum, dan sejenisnya.

2. Media Humas Internal


Variasi perangkat bantu komunikasi sangatlah besar. namun pada umumnya, setiap
organisasi hanya menggunakan sebagian kecil dari sekian banyak metode yang ada. Tentu
saja yang dipilih adalah yang paling sesuai. Pemilihan metode komunikasi sangat dipengaruhi
oleh karakteristik organisasi, jumlah, dan strata personel, serta lokasi kerja. Jelas bahwa
karakteristik sebuah pasar swalayan sangat kompak atau terpadu apabila dibandingkan
dengan sebuah maskapai pelayanan atau perusahaan multinasional. Berikut ini akan diuraikan
secara rinci jangkauan media dan metode komunikasi yang lazim dipergunakan oleh
organisasi.
a. Jurnal Internal
Publikasi atau terbitan yang didistribusikan kepada para anggota ataupun khalayak
pendukung dari suatu organisasi seperti institut-institut profesional, universitas, komunitas
profesi tertentu, serikat buruh dan yayasan amal, lazim disebut sebagai jurnal internal semi
eksternal. Meskipun mereka bukan orang dalam, mereka lebih dekat kepada organisasi
daripada para pemakai jasa (konsumen), pedagang, pemegang saham atau pencipta pendapat
umum yang sepenuhnya merupakan pihak-pihak eksternal.
Dalam hal ini, istilah jurnal diartikan secara luas yakni sebagai bahan cetakan yang
diterbitkan secara teratur. Adapun bentuk-bentuknya yang konkret cukup bervariasi, antara
lain adalah sebagai berikut :
1) Majalah : Jurnal internal yang memiliki format majalah biasanya berukuran A4 (297 x
210 mm). Isinya kebanyakan adalah artikel-artikel feature dan ilustrasi. Jurnal itu dicetak
biasa saja (letterpress) atau bisa juga melalui teknik yang lebih canggih, seperti teknik
litografi dan fotograver.
2) Koran : Isinya terdiri dari artikel-artikel berita yang disisipi dengan artikel feature dan
ilustrasi. Proses pencetakannya biasanya lebih canggih, yakni secara offset-litho dan web-
offset-litho.
3) Newsletter : Jumlah halamannya sedikir, yakni 2 hingga 8 halaman, dan ukurannya
biasanya A4. Sebagian besar isinya adalah tulisan-tulisan seingkat dengan atau gambar.
Pencetakannya bisa letterpress (cetak biasa) atau litografi dan bisa juga hanya dengan
mesin fotograver.
4) Majalah dinding : Bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan pada dinding. Ini
merupakan suatu medium yang biasa digunakan untuk keperluan internal maupun
eksternal.
Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi, bentuk-bentuk jurnal
internal semakin bervariasi. Secara umu, ada beberapa hal khusus yang harus senantiasa
diperhitungkan dalam menerbitkan suatu jurnal internal. Antara lain adalah sebagai berikut :
1) Seberapa sering jurnal yang terdiri dari sekian halaman dengan standar produksi tertentu
dapat dibuat sesuai dengan jumlah dana yang tersedia.
2) Sejauh mana relevansinya dalam pencapaian tujuan, dan jenis khayalak apa yang hendak
dituju, akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan terhadapa waktu dan jumlah
jurnal yang akan diterbitkan.
3) Perlu tidaknya digali sumber pendapatan dari jurnal, baik itu dari hasil penjualannya atau
dari pemasangan iklan, dalam rangka menutup biaya-biaya.
4) Sejauh mana jurnal tersebut menunjang upaya mencapai tujuan-tujuan humas. Sebagai
contoh, kalau memang jurnal internal tersebut dapat digunakan sebagai media utama
dalam rangka menjangkau khalayak-khalayak yang penting, maka kegiatan penerbitan
jurnal harus diprioritaskan .
5) Biaya jam kerja juga harus diperhitungkan. Dapatkan seorang manager humas
meluangkan waktu khusus yang cukup banyak untuk mengerjakan fungsi-fungsi editor.
Selama beberapa tahun terakhir ini telah bermunculan beberapa bentuk jurnal internal
yang baru yang selanjutnya memberi sejumlah dimensi baru atas hubungan antara pihak
manajemen dan para karyawan perusahaan pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah
seperi berikut ini :

1) Jurnal Audio : Berita dapat direkam pada sebuah pita kaset yang bisa diputar ulang kapan
saja oleh semua orang, baik itu di kantor, di tengah perjalanan, maupun di rumah.
2) Jurnal Video : Suatu peristiwa atau acara juga bisa direkam melalui kamera video.
Keunggulan dari jurnal bentuk baru ini adalah lebih jelas dalam menggambarkan situasi
sehingga apa yang hendak ditampilkan lebih mudah dipahami. Jurnal internal yang
berupa video ini hampir saja dengan siaran berita TV.
3) Video perusahaan : Ini perkembangan lebih jauh dari jurnal video yang berupa jaringan
komunikasi televisi di perusahaan yang ditranmisikan melalui satelit ke berbagai cabang
dan unit perusahaan. Hanya perusahaan atau organisasi besar saja yang mampu
menyediakannya.
4) Koran elektronik : Ini adalah suatu jaringan komunikasi melalui komputer, dimana
komputer induk disambungkan dengan sejumlah besar komputer pribadi. Setiap pemakai
yang membutuhkan berita tertentu dapat menghubungi komputer induk dan dengan
segera bisa mendapatkan apa yang dibutuhkannya.
b. Papan Pengumuman
Papan pengumuman standar dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau
yang sering disinggahi, agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam
waktu yang bersamaan pula. Wujud fisiknya bisa bermacam-macam, mulai dari poster
cetakan yang mudah dipasang dan diganti sampai dengan papan permanen yang terbagi atas
sejumlah kolom sesuai dengan jenis bertia yang sering diumumkan. Bentuk fisik ini tidak
perlu terlampau dipersoalkan. Idealnya, setiap kolom berita ditangani oleh staf humas yang
mampu memproduksi setiap lembaran pengumuman dalam bentuk yang menarik dan
bertanggung jawab atas pemasangannya.

c. Kaset Video dan CCTV (Close Circuit Television)


Layar televisi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, merupakan
suatu media penyampaian pesan yang efektif baik itu direkam terlebih dahulu maupun
disiarkan secara langsung. Media modern ini menghadirkan komunikasi tatap muka secara
artifisial (seolah-olah penonton dan yang ditonton dapat disaling berkomunikasi secara
langsung) yang berpotensi besar untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih baik antara
pihak manajemen dengan pegawai.

d. Jaringan Telepon Internal


Buletin berita perusahaan dapat dikemas dalam bentuk kaset rekaman dan setiap
pegawai yang ingin menyimak isinya tinggal memutar nomor telepon unit humas dan
langsung dapat “membaca” buletin tersebut. Melalui telepon itu setiap pegawai juga dapat
menyampaikan gagasannya mengenai berbagai hal. Kebiasaan pemikiran dan penyampaian
ide-ide baru ini bisa dirangsang melalu penyediaan paket insentif. Seorang pegawai yang
banyak memberikan ide untuk meningkatkan efisiensi pantas diberi upah tambahan atau
tanda penghargaan.
e. Kotak Saran
Dalam rangka memperoleh dan menampung berbagai masukan dari para pegawai,
pihak manajemen dapat menempatkan sejumlah kotak saran di tempat-tempat tertentu di
lokasi perusahaan. Setiap pegawai yang memiliki komentar, ide-ide cemerlang, keluhan, atau
bahkan kecaman pedas terhadap atasan atau perusahaan diperbolehkan menyampaikannya
secara ananonim melalui kotak-kotak saran tersebut.

f. Insentif Bicara
Kegiatan komunikasi ini disebut juga teknik “pintu terbuka”. Selain jasa telpon dan
kotak saran, banya pimpinan yang membuka nomor telepon khusus sehingga setiap pegawai
bisa menghubunginya secara langsung tanpa harus menempuh lika-liku birokrasi
perkantoran. Teknik “pintu terbuka” yang dijalankan oleh pihak manajemen juga bisa
diwujudkan melalui pembuatan semacam formulir aduan. Setiap pegawai yang merasa perlu
menyatakan sesuatu dapat menuangkannya ke kotak pos khusus yang menjamin sampainya
formulir-formulir aduan tersebut ke tangan pimpinan.

g. Obrolan Langsung
Pembicaraan tatap muka secara pribadi dan langsung sejak dahulu sampai sekarang
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka pihak
manajemen. Kelebihan cara ini dibandingkan dengan penyampaian pesan melalui kaset video
adalah pegawai atau bawahan dapat mengajukan komentar, pertanyaan, dan menyatakan
pendapat atau isi hatinya secara langsung. Terjadinya suatu fasilitas bagi para pegawai untuk
mengadakan komunikasi ke atas dan bagi pihak manajemen untuk melangsungkan
komunikasi ke bawah jelas sangat penting, demi terciptanya komunikasi yang efektif di
kalangan pegawai.

h. Konferensi Staf dan Rapat Dinas


Pertemuan-pertemuan dinas yang melibatkan para staf dan pegawai, baik yang
diselenggarakan di markas besar maupun di kantor-kantor cabang, dan juga koferensi tingkat
nasional, merupakan cara berkumpul yang bermanfaat untuk menggalang kebersamaan dan
keakraban, sekaligus untuk menciptakan hubungan yang baik antara pihak manajemen
dengan para pegawai.
3. Media Humas Eksternal
Untuk menjangkau khalayak tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan humas,
adakalanya penggunaan media massa pers, radio, televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak
tersebut hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja. Contoh dari khalayak seperti itu
adalah para staf atau anggota organisasi sendiri yang mungkin hanya dapat dijangkau melalui
jurnal internal.
Media komunikasi ini akan dibahas media-media humas eksternal lainnya, bukan
hanya media-media umum yang biasa dipakai untuk menjangkau khalayak komersial. Media
komunikasi eksternal itu sendiri memiliki berbagai bentuk, antara lain :
a. Jurnal Eksternal
Proporsi keberadaan jurnal eksternal hanya 15% dari jurnal internal. Jurnal eksternal
tidak harus diartikan semata-mata sebagai suatu bentuk terbitan tentang suatu perusahaan
yang dibagikan kepada pihak-pihak luar. Pihak luar tidak akan tertarik dengan masalah-
masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi. Jadi, sama halnya dengan majalah atau terbitan
umum, jurnal eksternal harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjanglau khalayak
yang dituju.
Hal-hal yang harus selalu diperhatikan dalam pembuatan jurnal internal juga dapat
diterapkan di sini, terutama dalam penentuan dan pengenalan khalayak pembaca. Kalau
produk dari suatu perusahaan dijual di ratusan tempat, maka tentunya akan sangat mahal jika
perusahaan harus membuat majalah khusus untuk para pembeli. Hal tersebut berarti, dengan
mengenali khalayak akan dapat diketahui perlu tidaknya jurnal eksternal dibuat.
Bila dibandingkan dengan pihak internal, pihak eksternal tentu saja lebih bermacam-
macam. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu menetapkan lebih dahulu siapa khalayak
pembca dari jurnal eksternal yang hendak diterbitkan. Pihak-pihak yang paling sering
menjadi khalayak pembaca jurnal eksternal adalah sebagai berikut :
1) Para distributor
Pihak distributor perlu mendapatkan jurnal eksternal dalam rangka pengakraban
hubungan, mendidik mereka bagaimana caranya menggunakan produk atau jasa
perusahaan dengan baik, membantu mereka menjalankan operasi usahanya secara lebih
efisien serta memberi petunjuk bagi mereka bagaimana caranya mempromosikan
penjualan.
2) Para pengguna dan konsumen
Pengguna dan konsumen juga perlu mendapat jurnal eksternal agar lebih mengetahui
keunggulan dan tata cara pemakaian produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Untuk produk yang berupa komponen atau bahan baku maka pihak-pihak yang
merupakan penggunanya adalah para perakit, formulator, serta para produsen sekunder.
3) Patron
Yang dimaksud patron di sini adalah pihak-pihak yang secara tidak langsung
berhubungan dengan operasi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan, namun
mereka memiliki potensi yang penting dan kaitan-kaitan tertentu. Melalui pembagian
jurnal diharapkan mereka akan mengenal dan tertarik untuk menggunakan produk atau
jasa dari perusahaan yang menerbitkan jurnal tersebut.
4) Para pemimpin atau pencipta pendapat umum
Orang-orang yang tergolong pemimpin atau pencipta pendapat umum antara lain adalah
para politisi, pengusaha, tokoh akademisi, analis investasi, para orang tua, guru, dan
berbagai tokoh lain yang relevan dengan kegiatan atau program humas.

b. Media Audiovisual
Perangkat audiovisual adalah suatu media yang bercakupan terbatas yang dimiliki dan
sepenuhnya dikendalikan oleh pihak tertentu yang diarahkan kepada khalayak yang bersifat
terbatas pula. Jenis perangkat audivisual sendiri sangat bervariasi, yang pertama adalah slide
ukuran 35mm. Perangkat ini sangat populer dan ideal untuk mengilustrasikan suatu diskusi
dan presentasi. Yang kedua adalah proyektor slide yang dilengkapi dengan kaset rekaman.
Untuk sekarang ini sudah terdapat slide yang dilengkapi dengan suara.

c. Literatul Edukatif
Literatur edukatif adalah semua bahan cetakan yang dibuat untuk menjelaskan atau
mendorong digunakannya suatu produk atau jasa pelayanan, atau berbagai manfaat dan nilai
dari produk. Contoh dari lembar edukatif adalah embaran resep dan buku masakan yang
khusus diterbitkan menyertai sebuah produk.

d. Komunikasi Lisan
Penyampaian suatu uraian secara lisan, mungkin juga dengan didukung oleh peralatan
audiovisual, merupakan salah satu kegiatan humas yang penting. Beberapa organisasi bahkan
telah mempekerjakan para pembicara secara permanen dan diberi tugas khusus untuk
menyampaikan penjelasan mengenai organisasinya di berbagai perkumpulan masyarakat.
Ada pula perusahaan yang menyewa pembicara dari luar secara freelance.
e. Pameran
Humas pameran adalah pelaksana fungsi-fungsi humas melalui penyelenggara
pameran atau ekshibis. Pada umumnya, pameran dagang atau pameran-pameran yang terbuka
untuk umum merupakan suatu media iklan, karena tujuan penyelenggaraan pameran tersebut
adalah untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat agar mereka lantas tertarik,
kemudian membeli produk tersebut. Pada dasarnya, jenis-jenis pameran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Pameran Umum, yakni pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu organisasi
atau produknya. Salah satu contohnya adalah pameran rumah atau pameran mebel.
2) Pameran Dagang, yakni suatu pameran yang khusus bagi kalangan atau pihak tertentu,
mulai dari para pengunjung pameran, perusahaan-perusahaan bonafide, calon pembeli,
instansi pemerintah yang menangani perdagangan dan unsur-unsur lainnya dari
komunitas bisnis. Misalnya, pameran produk komputer, pameran mobil terbaru, pameran
mebel.
3) Pameran Luar Ruangan, seperti Indonesia Air Show serta berbagai macam pameran
produk berukuran besar, pameran produk-produk pertanian dan pameran pedesaan
lainnya yang biasanya memadukan acara-acara hiburan dan pameran dagang.
4) Pameran Dagang Luar Negeri yang khusus diselenggarakan dalam rangka
mempromosikan produk-produk buatan suatu negara di negara lain, dan menarik minat
para pembeli atau importir setempat. Pameran ini sering pula diikuti oleh banyak negara-
negara sehingga menyerupai suatu pameran internasional di mana masing-masing negara
memiliki gerai tersendiri untuk memamerkan berbagai macam produknya.
5) Acara pekan belanja atau pekan promosi yang sering kali disponsori oleh lembaga
pemerintah, asosiasi perdagangan, perusahaan manufaktur, bahan promosi pariwisata,
atau lembaga-lembaga lainnya. Acara tersebut sering diselenggarakan oleh toko-toko
besar terkemuka. Selain itu, acara ini sering disertai dengan pertunjukan film atau atraksi
hiburan panggung dengan melibatkan para penari, penyanyi, dan artis terkenal bertaraf
internasional.

f. Seminar dan Konferensi


Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang telah diuraikan, ada
baiknya jika suatu perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak.
Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konferensi. Tujuan dari kegiatan humas
seperti ini adalah untuk menyampaikan presentasi ke orang-orang tertentu. Sebaiknya acara
ini dibuat serelaks mungkin tanpa disisipi dengan pesan penjualan. Seminar dan konferensi di
sini bersifat edukatif.

g. Sponsor
Sponsor adalah penyediaan dukungan finansial untuk suatu acara, subjek, kegiatan,
lembaga, atau individu yang dianggap memang pantas menerimanya. Terdapat tiga jenis
sponsor yang masing-masing dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni :
1) Penyediaan sponsor untuk keperluan iklan banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan
yang memberi dana untuk pengadaan dan penyiaran suatu acara di televisi atau radio.
Sebagai imbalannya, mereka boleh memasang iklan disela-sela acara tersebut.
2) Sponsor untuk mendukung usaha pemasaran. Secara umum hampir sama dengan sponsor
untuk mendukung penjualan, hanya saja wujudnya lebih halus. Tentu saja sebagai
imbalannya, hanya pemberi sponsor tunggal itulah yang behak memasang pesan-
pesannya di sepanjang acara.
3) Penyediaan dana untuk menunjang usaha-usaha humas, pada dasarnya merupakan bentuk
modern dari patronage yang disajikan oleh pihak-pihak yang makmur dan kuat. Yang
menerima sponsor ini bukan hanya medai massa, akan tetapi juga panitia penyelenggara
acara. Semuanya diizinkan menerima sponsor. Sedangkan imbalannya adalah peliputan
media secara tunggal seperti yang sering ditampilkan pada acara pertandingan balap
motor Grand Prix (GP).
Sebelum memberikan sponsor berupa dana tunai, perusahaan atau pihak-pihak
penyedia sponsor perlu memperhatikan hal berikut :
1) Memastikan tujuan diselenggarakannya acara yang akan diberikan dana atau fasilitas
tertentu dalam rangka sponsor itu.
2) Memilih aspek atau bidang kegiatan yang sekiranya paling sesuai dengan tujuan-tujuan
acara itu maupun kepentingan-kepentingan pihak penyedia sponsor itu sendiri.
3) Memastikan bahwa total biaya atau dana yang harus ditanggungnya sesuai dengan tujuan
yang hendak ia raih.
D. Macam-Macam HUMAS
1. Humas Pemerintah dan BUMN
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi
pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan
mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari
berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas
dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain
sebagai berikut :
a. Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar
belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.
b. Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan
dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan
berkesinambungan.
c. Program pemerintah selalu mendapat controlling/pengawasan dari berbagai
kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
Kebanyakan humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah
umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani
oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping,
pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat,
penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai
kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan
masyarakat/publik.
Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi pemerintah
dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun
humas pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi, dan
periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi
meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program kerja humas tersebut, pemerintah
dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-
tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban
kepemerintahannya. Menurut John D. Millett dalam bukunya, Management in Public Service
the Quest for Effective Perfomance, artinya humas dalam instansi/lembaga kepemerintahan
terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas utamanya, yaitu sebagai berikut :
a. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi
yang terdapat dalam masyarakat (learning about desires and aspiration)
b. Kegiatan memberikan nasihat atau sumbang saran untuk menanggapi apa
sebaiknya yang dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang
dikehendaki oleh publiknya (advising the public about what is should desire)
c. Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang
diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring
satisfactory contact between public and goverment official)
d. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan
oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and
about what an agency is doing)
Menurut Dimock and Koenig (1987), pada umumnya tugas-tugas dari pihak humas
instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu sebagai berikut :
a. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang
pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh
pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.
b. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak
masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program
pembangunan di berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta
menjaga stabilitas dan keamanan sosial.
c. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur oemerintah yang
bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas
serta kewajibannya masing-masing.
Fungsi pokok humas pemerintah di Indonesia pada dasarnya, antara lain sebagai
berikut :
a. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah.
b. Memberikan pelayanan, dan emnyebarluaskan pesan atau informasi mengenai
kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada
masyarakat.
c. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam
menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung
aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak.
d. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi
mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Dan oleh karena itu, maka pejabat humas harus memiliki kemampuan untuk
menguasai permasalahan yang dihadapi oleh instansinya, sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk mengamati dan menganilisis persoalan yang menyangkut
kepentingan instansinya atau khalayak yang menjadi terget sasarannya.
b. Kemampuan melakukan hubungan komunikasi timbal balik yang kreatif,
dinamis, efektif, saling mendukung bagi kedua belah pihak dan menarik
perhatian terhadap audiensinya.
c. Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat umum (opini
publik) yang menguntungkan instansi/lembaganya.
d. Kemampuan untuk menjalin hubungan baik atau kerja sama, dan saling
mempercayai dengan berbagai pihak yang terkait.
Humas pada sebuah lembaga atau organisasi non-komersial atau profesi tertentu
antara lain sebagai berikut :
a. Ahli hukum, profesi pengacara, advokat, dan penasehat hukum lembaga
pengabdian masyarakat lainnya.
b. Profesi kedokteran, media, dan pelayanan kesehatan masyarakat umum.
Lembaga Rumah Sakit, klinik perawatan medis dan kegiatan sosial
masyarakat lainnya.
c. Bidang keagamaan, penerangan, dan dakwah agama, dll.
d. Bidang seni dan budaya populer serta tradisional.
e. Yayasan pendidikan dan pelatihan profesi, perguruan tinggi baik milik
pemerintah maupun swasta.
f. Humas lembaga BUMN, baik bergerak bidang produksi strategis maupun jasa
pelayanan umum, termasuk departemen instasi pemerintah dan TNI/Polri dan
lain sebagainya.

2. Humas Industri dan Bisnis


Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas
disana merupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu
perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat
terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam industri dan
bisnis. Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-
hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain,
menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan
danmelibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka. Masyarakat dapat digunakan
oleh industri untuk mempengaruhi legislative, pengesahan undang-undang uatau peraturan,
usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam
usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam
industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap
marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan
pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk
merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi
lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif).

3. Humas Sosial
Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari
implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam
organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.

4. Humas Penegak Hukum


Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu
mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu
masyarakat dengan baik.

5. Humas Organisasi Keagamaan


Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa
untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.

6. Humas Profesi
Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya,
juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan
masyarakat.

7. Humas Organisasi Sukarela


Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan
kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian
dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja
sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat
edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial
sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin
kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan
nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.

8. Humas Organisasi Internasional


Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di
dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi,
transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa,
timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas
humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa
digunakan adalah pers, film, konferensi, study group, dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas
humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.

PROFESI HUMAS

Public Relation kini telah menjadi suatu keahlian yang dibutuhkan di berbagai
lembaga/perusahaan. Seorang praktisi public relation dituntut untuk mampu mengerjakan
banyak hal. Ia harus bisa menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus
seorang komunikator, seorang perencana baik. Ia harus mengetahui benar tentang seluk beluk
organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatan atau keperluan. Pentingnya
peran public relation sangat menunjang kemajuan lembaga/perusahaan. Oleh karena itu,
dalam sebuah lembaga/perusahaan terdapat divisi atau departemen tersendiri bagi public
relation.

Departemen tersebut terdiri dari manager public relation, sekretaris, serta staf-stafnya.
Contoh struktur Departemen Public Relation sebagai berikut : manager public relation
sebagai pemimpin tertinggi dalam departemen public relation selai bertanggung jawab atas
segala kegiatan public relation, juga bertugas menciptakan dan memelihara citra baik
perusahaan, memantau pendapat eksternal tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan citra,
kegiatan, dan kepentingan-kepentingan perusahaan, memberikan nasehat kepada pihak
manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, dan menyediakan
informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, personalia,
dan sebagainya.
Sebagai suatu profesi, public relation semakin kokoh karena menyatu dengan
masyarakat. Walaupun begitu, dimasa mendatang profesi ini akan menghadapi banyak
tantangan isu-isu krusial yang harus diselesaikan. Di lain pihak, tantangan tersebut akan
menjadi peluang bagi profesi public relation untuk lebih membumi. Mengingat kompleksnya
persoalan, public relation tidak dapat berjalan sendiri. Public relation harus dapat bekerja
sama dengan bagian/divisi lain di perusahaan.

A. Humas yang Melembaga

Sebagai bidang yang melembaga berarti memiliki seseorang yang memimpin,


memiliki staf dan mestinya memiliki ruang/tempat dan sarana prasarana pendukungnya.
Pengorganisasian disini berbicara tentang struktur, wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/departermen/divisi
humas/Public Relation/communication. Dalam bentuk ini terdapat dua sistem, yaitu sistem
sentralisasi dan desentralisasi.

1. Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar. Di mana
aktivitas Public Relation diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau
keduduukan praktisi Public Relation biasanya berada di bawah bagian yang lain dan
berada di tingkat lower-middlemanagement.
2. Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang besar,
dan manajemen mengerti betul akan pentingnya Public Relation sebagai suatu
pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai
berikut:
1. Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi
humas, kompleksitas permasalahan yang dihadapinya, kemampuan dalam menyediakan
sumber daya kehumasan yang lainnya.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar
struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
3. Arti Penting Public Relation Bagi Manajemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan penerapan humas di suatu lembaga, kewenangan
petugas humas, peranannya dalam manajemen dan bentuk dukungan dari manajemen
puncak.
4. Karakteristik Khas Kehumasan Masing-Masing Lembaga
Hal ini sangat erat kaitannya dengan arti penting Public Relation bagi manajemen.

B. Exstern Public Relation/Humas Agency


Exstern Public Relation adalah sebuah lembaga/perusahaan independen yang
berbadan hukum dan bergerak dalam layanan dibidang humas, Public Relation ekstern
meliputi: Public Relation Full Service, sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam
bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi
dan pelayanan yang mereka berikan kepada klien (perseorangan/perusahaan Public Relation
tersebut). Public Relation Consultant, yaitu perusahaan Public Relation yang bergerak dalam
yayanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari
kompetensi yang dimiliki para konsultannya. Beberapa perusahaan Full Service dan
Consultant memberi pelayanan di beberapa bidang antara lain:
1. Pemulihan citra
2. Pembentukan citra
3. Corporate culture
4. Media relations dan publisitas
5. Government relations
6. Marketing Public Relation
7. Komunikasi organisasi
8. Community relations
Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah
event/kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis,
misalnya: Sistem kerja perusahaan Public Rrelation ekstern ini, selayaknya hubungan antara
pengacara dengan klien (mereka yang memiliki kasus hokum). Seperti perusahaan
advertising dangan klien (advertising).

C. Profil Petugas Humas


Memang tidak mudah menggambarkan profil petugas humas, namun dari beberapa
buku disebutkan enam kriteria yang merangkum kualitas seseorang praktisi humas yang
baik,meliputi hal-hal berikut ini :

1. Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
2. Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas dan lugas,
baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
3. Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
4. Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
5. Mempunyai imajinasi.
6. Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan criteria ideal adalah kemampuan dalam hal
manajemen, keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umum tentang profil petugas humas
dan kualifikasi yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang cukup
terampil, khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan
menggunakan alat-alat komunikasi lainnya.

Public Relation harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam
media dan memahami proses manajeman. Public Relation harus memiliki kemampuan dalam
memecahkan suatu masalah, dalam mengambil keputusan, mengelola opini public,
mengevaluasi kecenderungan perilaku dan respo public. Public Relation juga harus memiliki
selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat,
kreativitas dan imajinasi, kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.

D. KEBERADAAN HUMAS

Keberadaan Humas dalam organinasi berada dalam posisi (bagian):

1. Departemen Promosi & Keluhan Pelanggan


Pada posisi atau bagian ini humas memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan promosi (menyelenggarakan pameran, dan lain-lain)
b. Menciptakan image perusahaan (khususnya tentang produk) yang baik dan profitable.
c. Melaksanakan kegiatan pelayanan purna jual (after sales) dan menampung serta
menindaklanjuti keluhan pelanggan.
d. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan.
2. Departemen Humas & Kepatuhan (Public Relation & Compliance Dept.)

Pada posisi atau bagian ini humas memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Memeriksa kelengkapan dan memastikan kebenaran/keabsahan dokumen-dokumen


perusahaan.
b. Memeriksa kelengkapan legalitas dokumen-dokumen perjanjian bisnis.
c. Melakukan updating data dan pengawasan atas sistem pengarsipan dokumen perusahaan.
d. Menampung, menyelesaikan dan menindaklanjuti setiap permasahan yang timbul baik
internal maupun eksternal untuk mempertahankan dan meningkatkan citra positif
(image) perusahaan di mata stakeholders & masyarakat.

E. FAKTOR – FAKTOR PENTING KEBERADAAN HUMAS:


Keberadaan humas dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki faktor-faktor
penting yang mempengaruhi, di antaranya :
1. Produk & jasa perusahaan sangat perlu untuk diinformasikan (disosialisasikan) kepada
masyarakat (prospek pelanggan). Contoh: pemasangan iklan, pemberitaan di media,
konferensi pers, pameran, dll.
2. Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan pelayanan sebagai upaya untuk memberikan
informasi mengenai produk dan membangun image perusahaan. Contoh: memberikan
santunan, bea siswa atau melaksanakan even-even tertentu.
3. Membina hubungan baik secara internal maupun eksternal dengan pelanggan dan
masyarakat. Contoh: kegiatan kebersamaan sesama karyawan dan manajemen utnuk
menciptakan etos kerja yang lebih baik; pelayanan purna jual yang memuaskan; proses
produksi dan kegiatan perusahaan memperhatikan/peduli terhadap kesehatan dan
kenyamanan lingkungan sekitar.
4. Menindaklanjuti keinginan/kebutuhan pasar dan mengantisipasi serta melayani keluhan-
keluhan pelanggan yang mungkin timbul. Contoh: customer care oriented.
5. Pengangan secara khusus terhadap perselisihan yang mungkin timbul selama proses
kegiatan perusahaan berjalan.
6. Kepatuhan dan updating terhadap kelengkapan/keabsahan/legalitas dokumen perusahaan
sesuai peraturan pemerintah.
_ Organisasi Profesi Humas
Kali ini kita sampai pada pembahasan tentang organisasi profesi humas.
Barangkali belum banyak orang tahu tentang keberadaan organisasi ini. Bahkan di
Indonesia sendiri, masih saja ada praktisi yang belum mengetahui bahwa telah ada
organisasi profesi humas Indonesia. Hal ini sungguh berbeda misalnya, dengan
profesi dokter (hampir semua mahasiswa kedokteran dan dokter tahu pasti bahwa
ada Ikatan Doklter Indonesia), profesi wartawan (semua wartawan tahu bahwa ada
Persatuan Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalistik Indonesia, dsb). Oleh karena itu
sangat tepat kiranya apabila dalam modul kita kali ini memperkenalkan keberadaan
organisasi profesi humas di Indonesia pada khususnya dan dunia serta di beberapa
negara.
I. Beberapa Organisasi Profesi Humas
Organisasi profesi merupakan suatu wadah para professional di dalam
mengembangkan dan mengadakan suatu studi profesi. Terbentuknya organisasi
profesi menunjukkan adanya komitmen dari para profesionalnya untuk semakin
mengukuhkan jati diri. Organisasi profesi yang sudah mantab biasanya sangat
berperan di dalam menentukan kurikulum studi profesi, mereka (organisasi ini)
juga aktif melakukan riset, pertemuan, serangkaian pertemuan, dan kontes programprogram
humas.
Berdasarkan organisasi yang sudah ada, organisasi humas bisa dibedakan
menjadi tiga. Pertama, organisasi yang menghimpun para praktisi humas secara
umum, kedua, organisasi yang menghimpun perusahaan humas (consultan humas),
dan ketiga adalah organisasi yang menghimpun para praktisi humas yang
dibedakan berdasarkan jenis perusahaannya (misal khusus perhotelan, khusus
preusan rokok, dan sebagainya).
Sementara ini harus diakui bahwa Amerika merupakan negara yang pertama
membentuk organisasi profesi bagi para praktisi humas. Tahun 1948 di Amerika
telah terbentuk suatu wadah yang dinamakan Public Relations Society of Amerika
(PRSA). Langkah ini kemudian diikuti oleh Inggris, Jerman, belanda/Netherland,
Spanyol, Swiss (diolah dari data dalam Black, 1993). Sedangkan terbentuknya
organisasi profesi humas di Indonesia sendiri pada tahun 1972 yaitu Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS). Berikut ini akan dijelaskan
beberapa organisasi saja. Informasi penting selain sejarahnya, sajian berikut ini juga
bermaksud mendiskripsikan tentang kegiatan atau aktivitas organisasi-organisasi
tersebut sehingga kita bisa mengambil pelajaran meniru yang baik, dalam rangka
memajukan profesi humas ini di Indonesia.
_ PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia
mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di
Jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai berikut:
A. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional
hubungabmasyarakat di Indonesia.
B. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan
masyarakat.
C. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
D. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun
dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
E. Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya organisasi humas di Asia
Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public Relations
Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas ditunjuk
menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas telah menetapkan kode etik profesi dan
telah terdaftar di Departermen Dalam Negeri dan Departermen Penerangan waktu
itu, serta tercatat dan diakui olehInternational public Relations Association (IPRA),
yang merupakan organisasi profesi di tingkat internasional.
E. APPRI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan
humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). APRI didirikan pada
10 April 1987 di Jakarta bersifat independen. Tujuan APRI Adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations
nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan
UUD 1945.
b. Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab,
sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan
internasional.
c. Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan
kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta
memberikan saran bagi pemerintah.
d. Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk
memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk
klien menurut kemampuan profesionalnya.
e. Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha
dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
f. Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai
pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
g. Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga telah menetapkan kode etik profesi dan memberlakukan pada
anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI telah berkiprah di tingkat
internasional.
_ Organisasi Profesi Humas di Luar Negeri
Berikut beberapa profil organisasi profesi dari negara-negara di Dunia, antara lain
yaitu:
_ PRSA (Public Relations Sociaty of American) Berkantor pusat di New York,
PRSA berdiri tahun 1947. PRSA memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
b. Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
c. Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan
seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
d. Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan
klien.
e. Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi
pelayanan umum dan tingkah laku.
f. Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet,
buku, monografi, majalah dan sebagainya.
g. Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta
memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
_ Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di nggris didirikan secara resmi dan
mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR adalah sebagai berikut:
_ Untuk memajukan perkembangan humas.
_ Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi
untuk para anggotanya.
_ Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah
yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah
bagi pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
_ Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di Belanda merintis suatu perhimpunan
profesi humas yang pada tahun 1952 telah mendapat izin dari kerajaan, dengan
nama Netherlands Society of Public Relations dan pada tahun 1979 namanya
diganti menjadi NGPR (Veeniging voor Public Relations en Voorlichting/Asosiasi
PR dan informasi).
_ Organisasi Profesi Humas Internasional
Organisasi humas tingkat internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam
suatu pertemuan di Stratfort-Upon-Avon, dengan tujuan sebagai berikut:
_ Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara
mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan
internasional.
_ Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan
pemberitahuan dan bimbingan.
_ Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di
seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
_ Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan
memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
_ Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi
praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalahmasalah
seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
_ Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s
Who” dibidang humas internasional.
_ Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para
anggotanya.
_ Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua orang yang bertanggung jawab penuh
bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian penting dan berkaitan dengan
semua kegiatan dari suatu badan hukum, perusahaan,perserikatan, pemerintah
atau organisasi lain yang membina hubungan baik dan produktif dengan publik
atan khalayak ramai.
KEGIATAN-KEGIATAN HUMAS
1. HUMAS INTERNAL
Internal relations (hubungan internal) adalah kegiatan PR untuk membina
hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top management,
dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi organisasi atau
perusahaan tetap positif dimata public internal.
A. Hubungan Karyawan
Sebuah organisasi, lembaga atau perusahaan jangan berharap memperoleh
hubungan komunitas yang baik apabila para karyawannya tidak diberikan informasi
atau diberikan informasi yang salah. Kegagalan yang serius dalam komunikasi
karyawan menciptakan kelambanan pegawai, ketidakefisienan, produktivitas
menurun, semangat kerja menurun, mungkin timbul pemogokan, serta masalah lain
yang menimbulkan dan merugikan organisasi, lembaga atau perusahaan, misalnya
penjualan produk jasa menurun, keuntungan berkurang, juga citra dan reputasinya
menjadi negatif (Moore, 2004 : 348).
Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan media yang
dapat digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya:
a. Komunikasi lisan antar personal. Komunikasi lisan antarpersonal merupakan
metode berhubungan dengan karyawan yang paling efektif.
b. Sistem pidato secara kelompok. Di pabrik atau di kantor, sistem ini biasanya
digunakan untuk menyebarkan informasi penting secara cepat dan tepat,
tanpa harus memanggil karyawan dari pekerjaannya. Siaran dari manajemen
puncak melalui pengeras suara yang disebar di setiap unit pabrik atau kantor.
c. Sistem informasi telepon. Untuk memberikan informasi kepada karyawan
tentang masalah organisasi, lembaga, atau perusahaan, beberapa perusahaan
besar telah menggunakan pelayanan informasi melalui telepon kepada
karyawannya.
d. Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan manajemen
dengan karyawan.
e. Siaran televisi terbatas. Siaran televisi terbatas (internal) yang
menggambarkan kemajuan dan pelaksanaan perusahaan digunakan
perusahaan besar dalam melakukan komunikasi dengan para karyawannya.
f. Gelanggang terbuka (open house). Gelanggang terbuka yang ditunjukan
untuk karyawan dan keluarganya memberikan kesempatan kepada pihak
manajemen untuk berkomunikasi dengan para karyawan.
g. Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian.
h. Surat manajemen. Surat manajemen yang memaparkan masalah perusahaan
yang sangat penting disebarkan kepada karyawan oleh pengawas atau dikirim
ke rumah karyawan.
i. Surat kabar atau majalah karyawan.
j. Papan pengumuman
k. Pameran produk, bahan baku dan produk akhir memberikan kesan kepada
karyawan berkenaan dengan peranannya dalam menghasilkan produk
tersebut.
l. Laporan keuangan. Untuk memberikan informasi kepada karyawan tentang
keuangan perusahaan dan memperbaiki kesalahpahaman tentang penghasilan,
laporan keuangan sementara dan laporan keuangan tahunan disebarkan
kepada karyawan.
m. Iklan surat kabar atau majalah perusahaan. Iklan yang dipasang di surat kabar
atau majalah perusahaan memberikan informasi kepada karyawan dan
keluarganya tentang kegiatan perusahaan.
n. Buku penuntun atau pedoman karyawan. Digunakan untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang kebijaksanaan, prosedur, jam kerja, gaji,
keuntungan serta ketentuan dan peraturan.
o. Amplop daftar gaji. Amplop daftar gaji digunakan untuk memberikan
informasi kepada karyawan tentang perubahan gaji, pensiunan, dan asuransi
kelompok.
p. Kaset, film dan slaid media komunikasi karyawan yang utama. Pita serta film
digunakan untuk memberikan informasi kepada karyawan baru tentang
sejarah perusahaan, organisasi, produk dan ketentuan karyawan.
q. Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik, ekonomi,
sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi, masakan, olahraga dan halhal
yang menarik lainya untuk para karyawan.
B. Hubungan Pemegang Saham
Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan perhatian
pemilik pada perusahaan; menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara
perusahaan dan para pemilik saham dengan komunitas finansial; membujuk para
pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk perusahaan;
mengurangi pergantian para pemegang saham dan mempromosikan pemilikan
saham sebagai suatu investasi jangka panjang; mengurangi kritik pemegang saham
dan oposisi terhadap manajemen; memantapkan pasaran untuk jaminan perusahaan;
meningkatkan prestise atau gengsi sebuah perusahaan di antara para pemilik;
mendapatkan kesetiaan para pemegang saham untuk menjamin pengendalian
operasi oleh manajemen; memperoleh dukungan para pemegang saham sebagai
suatu sumber modal baru; menciptakan minat para investor baru dan meningkatkan
modal tambahan; mendapat rekomendasi yang baik dengan jaminan perusahaan
dari para penasihat investasi dan analis jaminan; dan mendapat dukungan
pemegang saham untuk proyek-proyek PR (Moore, 2004 : 365)
2. HUMAS EKSTERNAL
External relations (hubungan eksternal) adalah kegiatan PR yang melakukan
hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan, seperti pers,
pendidik, dan para pemuka pendapat. Sebagai analogi, seorang PR itu satu kaki
berada di organisasi atau perusahaan dan satu kakinya lagi berada di publik.
Artinya, kaki seorang PR itu harus merentang.
A. Hubungan Pemasok
Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen
produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusus menjadi terlihat
dalam produksi peralatan yang ilmiah dan rumit, serta produk-produk teknis yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan publik konsumen
meningkat. Dalam hubungan ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting.
Para pengusaha pabrik percaya kepada pemasok bahan mentah, suku cadang,
aksesoris, perkakas, dan mengoperasikan perbekalan untuk produksi dan operasi.
Para pemasok makanan, obat-obatan, perangkat keras, pakaian, perabot rumah,
bahan bakar, dan beribu-ribu produk lainnya untuk dijual kembali kepada
komsumen utama (Moore, 2004 : 403-404).
B. Hubungan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama,
berpemerintahan sama, dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya
turun-temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-lembaganya yang
membuat mereka saling bergantung satu dengan lainnya. Mereka tidak dapat
menikmati kehidupan yang baik tanpa lembaga-lembaga tersebut. Begitu pula
lembaga itu hanya dapat hidup dengan izin mereka. Organisasi bisnis ada di antara
lembaga-lembaga komunitas yang lebih penting. Bisnis membantu komunitas
dengan menyediakan pekerjaan tetap, gaji yang layak, dan keuntungan finansial;
dengan membeli barang-barang dan jasa dari pemasok lokal; dengan membayar
pajak untuk kelangsungan pemerintahan setempat; dengan menyumbangkan proyek
sosial dan kebudayaan; dengan menjalani semua peran kehormatan sebagai warga
yang baik. Dengan demikian, lembaga bisnis yang maju berada pada posisi untuk
meningkatkan kesejahteraan komunitas tersebut (Moore, 2004:415).
C. Hubungan Konsumen
Kegiatan hubungan konsumen dari beberapa perusahaan industri dan
perdagangan berpusat pada publik pelanggan. Para pelanggan merupakan salah satu
aset perusahaan yang paling berharga. Mereka merupakan sumber penjualan
barang, testimonial, dan acuan; mereka merupakan sumber utama pelanggan baru.
Hanya dibutuhkan waktu dan pengeluaran sedikit untuk mempertahankan seorang
pelanggan daripada mencari pelanggan baru. Perusahaan berusaha mempertahankan
itikad baik para pelanggan dengan berhubungan secara teratur melalui perwakilan
perdagangan, melalui surat, pertemuan, penelitian, dan dengan pengiriman per pos
surat kabar atau majalah dan buku perusahaan secara teratur. Kepuasan pelanggan
sangat bergantung pada pemakaian dan pemeliharaan yang tepat dari berbagai
produk. Buku mini menerangkan pengolahan makanan dan minuman yang tepat.
Buku pedoman menyajikan bimbingan kepada para pelanggan dalam menjalankan
dan memlihara produk mekanik yang tepat. Para pelanggan secara
berkesinambungan diberi informasi mengenai perkembangan produk dan
perlengkapan baru untuk memungkinkan mereka melakukan penghematan,
kepuasan, jaminan keamanan, meningkatkan daya guna dalam penggunaannya
(Moore, 2004 : 506).
Menurut Seitel (2001 : 455) tujuan hubungan konsumen antara lain (1)
mempertahankan pelanggan lama, (2) menarik pelanggan baru, (3)
memasarkan/memperkenalkan produk atau jasa baru, (4) memudahkan penanganan
keluhan pelanggan dan (5) mengurangi biaya. Costumer relations dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain plant tour, iklan, film, pameran, publisitas, brosur,
dan special events.
D. Hubungan dengan Pemerintah
1. Menguasai peraturan-peraturan pemerintah
Perpustakaan bagian humas suatu organisasi harus dilengkapi dengan
buku,risalah,catatan dan lain-lain yang bersangkutan dengan peraturan
pemerintah.Oleh karena itu pula kahumas perlu menetapkan seorang petugas untuk
menangani hal tersebut secara khusus karena data seperti itu harus disusun
sedemikian rupa sehingga apabila pimpinan organisasi membutuhkannya,dapat
dilayani secara cepat dan tepat.Kahumas harus menguasai peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah terjadinya kegiatan organisasi
yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah.Ia juga harus banyak memberi
masukan kepada pimpinan untuk bahan pembuatan kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan tanpa diminta.
2. Membina hubungan dengan instansi pemerintah
Maksudnya adalah mengakrabkan diri dengan pimpinan instansi pemerintah
setempat,setidak-tidaknya dengan humas instansi yang bersangkutan.Tujuan
Pembinaan itu adalah,di satu pihak untuk melancarkan hubungan kerja bilamana
suatu ketika diperlukan, memperlicin permohonan kalau suatu waktu diajukan,
mempermudah pemecahan masalah jika suatu asat terjadi salah pengertian.
E. Hubungan dengan media massa
Maknanya adalah terbinanya hubungan kahumas dengan orang-orang media
massa,seperti redaktur surat kabar dan majalah,wartawan televisi dan radio atau
reporter televisi.Kahumas perlu membina hubungan yang akrab dengan media
massa agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada public
ekstern berjalan lancar.Dalam rangka pembinaan hubungan dengan media massa
itu,khususnya pembinaan hubungan dengan pers perlu mendapat perhatian
istimewa karena pers terutama menyiarkan berita sedangkan media elektronik
biasanya menyiarkan hiburan.
Pers khususnya danmedia massa umumnya dapat dimanfaatkan oleh
kahumas dengan berbagai cara antara lain dengan :
o Jumpa pers (Press Conference)
o Wisata pers (Press Tour)
o Siaran pers (Press Release) :Siaran pers mencakup publistas amat penting
dalam kehumasan karena informasi diseberluaskan oleh media massa tanpa
membayar sama sekali.
o Periklanan (Advertising) :Kehumas perlu membayar jika memasang iklan.
Sikap kahumas yang menunjukkan rasa simpati dam empati kepada insaneinsan
media dengan menyentuh manusiawinya akan membuat kedua pihak menjadi
akrab yang pada gilirannya akan menimbulkan keuntungan pada organisasi yang
diwakili kahumas itu.
_ APLIKASI KODE ETIK PROFESI HUMAS
A. PENGERTIAN ETIK PROFESI
Berten K. (1994) mengatakan bahwa kode etik profesi merupakan norma
yang telah ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarah atau
memberikan petunjuk kepada para anggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya” (das
sollen) berbuat dan sekaligus menjamin kualitas moral profesi yang bersangkutan
di mata masyarakat untuk memperoleh tanggapan yang positif. Apabila dalam
pelaksanaanya (das sein) salah satu anggota profesi tersebut telah melakukan
perbuatan yang menyimpang dari kode etiknya kelompok profesi itu akan tercemar
citra dan nama baiknya di mata masyarakat.
Pada prinsipnya, kode etik profesi merupakan pedoman untuk pengaturan
dirinya sendiri (self imposeb) bagi yang bersangkutan. Hal ini adalah perwujudan
dari nilai etika yang hakiki serta tidak dapat dipaksakan dari pihak luar (Abdulkadir
Muhammad, 1997 ;77). Kode etik profesi dapat berlaku efektif apabila dijiwai oleh
cita-citadan nilai-nilai luhur yang hidup dalam lingkungan profesi tersebut. Kode
etik merupakan perumusan norma moral yang menjadi tolak ukur atau acuan bagi
kode perilaku (code of conduct) kelompok profesi bersangkutan.
Arti secara umum tentang “etika Profesi” menurut Cutlip, Center, dan
Broom tersebut di atas adalah perilaku yang dianjurkan secara tepat dalam
bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral yang pada umumnya dapat diterima oleh
masyarakat atau kebudayaan.
Jadi, Pengertian kode etik menurut para pakar etika moral professional
tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang
menjadi norma perilaku. Sedangkan arti kode etik profesi, adalah kode perilaku
yang ditetapkan dan dapat diterima oleh kelompok profesi yang menjadi pedoman
“bagaimana seharusnya” (das sollen) berperilaku dalam menjalankan (das sein)
profesi tersebut secara etis. (A. Muhammad, 1997;143).
B. KODE ETIK PROFESI HUMAS
Howard Stepheson dalam bukunya Hand Book of Public Relation (1971)
mengatakan bahwa definisi profesi humas adalah kegiatan humas atau public
relation merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau
pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta
diakui sesuai dengan standar etikanya.
Pemahaman tetang pengertian kode etik, etik profesi dan etika kehumasan
serta aspek-aspek hukum dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau
professional PR/Humas dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk
menciptakan citra baik bagi dirinya (good performance image) sebagai
penyandang professional PR/Humas dan citra baik bagi suatu lembaga atau
organisasi (good corporate image) yang diwakilinya. Menurut G.Sach dalam
bukunya The Exent and Intention of PR and Information Activities terdapat tiga
konsep penting dalam etika kehumasan sebagai berikut :
a) The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our
different interest groups have.
b) (Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat kita yang
mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).
c) The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various
interest group to have.
d) (Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang
kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam).
e) The Ethiccs is branch of philoshophy, it is a moral philoshophy or
piloshophical thinking about morality. Often used as equivalentti right or
good.
f) (Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral atau
pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan dengan
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa
citra adalah cara masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita.
Penampilan selalu berorientasi ke depan mengenai bagaimana sebenarnya harapan
tentang keadaan diri kita, sedangkan bahasan etika merupakan acuan bagi kode
perilaku moral yang baik dan tepat dalam menjalankan profesi kehumasan.
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah
diperbaharui di Teheran, iran pada tanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis
memuat butir-butir terdiri dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal. Secara garis
besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard Moral of
Public Relations sebagai berikut :
1. Kode perilaku ;
2. Kode moral;
3. Menjunjung tinggi standar moral;
4. Memiliki kejujuran yang tinggi;
5. Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh
diperbuat oleh Profesional PR/Humas.
Point nomor 1, 2, dan 3 mengatur kode perilaku dan moral seseorang
sebagai penyandang professional PR/Humas. Point nomor 4 menunjukan adanya
integritas kepercayaan dan tanggung jawab peribadi professional PR/Humas yang
tinggi. Sementara itu, point nomor 5 berkaitan dengan suatu kebolehan (mogen) dan
larangan (verbod) yang dilakukan oleh profesi kehumasan berdasarkan
pertimbangan moral, baik dilihat secara etis, etika profesi dan moral, maupun
peraturan normatif yang harus dipatuhi dan ditaati oleh yang bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional (IPRA) didirikan di London,
Inggris pada tahun 1955 dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Organisasi tersebut telah
memperoleh pengakuan atau berada di bawah naungan PBB (Persrikatan Bangsabangsa)
yang kini memiliki keanggotaan sedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etika profesi dank ode etik IPRA adalah berdasarkan
prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut :
A. The Universal Declaration of Human Right
(Menghormati dalam pelaksanaan tugas profesinya dengan memperhatikan prinsipprinsip
moral dari deklarasi umum tentang hak-hak asasi manusia).
B. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap
pribadi untuk menilai).
C. Integritas Pribadi dan Profesional
Integritas pribadi berarti terpeliharanya standar moral yang tinggi maupun
reputasi yang baik. Sedangkan integritas professional berarti ketaatan pada anggran
dasar, peraturan, khususnya kode etik tersebut, sebagaimana disetujui oleh IPRA.
D. Perilaku terhadap Klien dan Pimpinan
1. Seorang anggota mempunyai kewajiban umum berhubungan secara jujur
dan adil terhadap klien atau pimpinannya, baik sebelumnya maupun
sesudahnya.
2. Seorang anggota hendaknya tidak mewakili kepentingan yang berlawanan
atau persaingan tanpa persetujuan dari pihak yang bersangkutan.
3. Seorang anggota hendaknya menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien
atau pimpinan, baik sebelumnya maupun yang sekarang.
4. Seorang anggota hendaknya tidak melakukan tindakan yang cenderung
merendahkan martabat pihak klien atau pimpinannya.
5. Dalam pemberian jasa pelayanan bagi klien atau pimpinannya, seorang
anggota hendaknya tidak menerima imbalan, komisi, atau bentuk apapun
dari pihak manapun, selain pihak klien atau pimpinannya yang telah
memperoleh penjelasan fakta yang lebih lengkap.
6. Seorang anggota hendaknya tidak mengusulkan kepada calon klien atau
calon pimpinanannya bahwa pembayaran atau kompensasi lainnya
tergantung pada pencapaian hasil-hasil tertentu, atau tidak akan menyetujui
perjanjian apa pun yang mangarahkan dengan akibat sama.
E. Perilaku terhadap Publik dan Media Massa
a. Seorang anggota hendaknya melakukan kegiatan professionalnya
sejalan dengan kepentingan public dan penuh hormat demi menjaga
martabat baik anggota masyarakat.
2. Seorang anggota hendaknya tidak melakukan kegiatan dalam praktik apa
pun yang dapat merusak integritas saluran komunikasi massa.
3. Seorang anggota hendaknya tidak menyebarluaskan dengan sengaja
informasi palsu dan dapat menyesatkan masyarakat.
4. Seorang anggota hendaknya disetiap waktu berusaha memberikan gambaran
seimbang dan terpercaya terhadap kepentingan organisasi yang dilayaninya.
5. Seorang anggota hendaknya tidak membentuk organisasi apapun untuk
tujuan tertentu selain untuk kepentingan pribadi dari pihak kliennya atau
pimpinannnya. Demikian juga hendaknya tidak memanfaatkan organisasi
demi tujuan yang tidak dapat dipertanggungjwabkan demi kepentingan
pribadi.
F. Perilaku terhadap Rekan Seprofesi
1. eorang anggota hendaknya tidak dengan sengaja mecemarkan reputasi atau
tindakan rekan seprofesi lainnya. Namun, jika memiliki bukti bahwa
anggota lain telah melakukan kesalahan yang tidak etis, melanggar hukum,
atau tidak jujur melanggar kode etik, hendaknya menyampaikan informasi
tersebut ke Dewan IPRA.
2. Seorang anggota hendaknya tidak berupaya mendesak klien atau
pimpinannya untuk menggantikan rekan seprofesinya.
3. Seorang anggota hendaknya bekerja sama dengan anggota lainnya dalam
menegakkan dan melaksanakan kode etik PR ini.
C. KODE ETIK PROFESI PRSA
Organisasi Humas PRSA yang didirikan 4 Februari 1946 ini merupakan
organisasi tertua dan terbesar di Amerika Serikat. Anggota yang dimiliki sedikitnya
20 ribu orang dan bermarkas di New York City.
Para anggota PRSA tersebut harus menjamin untuk melaksanakan etika
profesi PR sebagai berikut :
1. Memimpin dirinya sendiri, baik secara bebas maupun secara professional
dalam menyesuaikan diri dengan penigkatan kesejaheraan masyarakat.
2. Menjadi pembimbig bagi seluruh aktivitas anggotanya dengan norma
persetujuan umum, kebenaran, kebersamaan, ketelitian, perjanjian yang
semestinya dan keterbukaan serta citra rasa yang baik.
3. Mendukung rencana kerja untuk mengembangkan keahlian professional,
perencanaan pendidikan, dan pelatihan dalam praktik-praktik kehumasan.
Berkaitan dengan “Code of Profesional Standard” anggota PRSA
berkewajiban untuk :
1. Meningkatkan dan memelihara norma yang luhur dalam memberikan
pelayanan social kemasyarakatan;
2. Meningkatkan dan memelihara sikap yang beriktikad baik sesame para
anggotanya;
3. Humas/PR harus dihargai sebagai profesi yang terhormat di dalam
kehidupan masyarakat;
4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengembangkan
kepercayaan dan integritas profesionalnya.
Kode standar Profesi PRSA merupakan kewajiban profesi kehumasan bagi
anggota PRSA, yaitu sebagai berikut :
a. Landasan atau Sikap Humas anggota PRSA
1. Keahlian (skill);
2. Pelayanan social;
3. Penyesuaian diri dengan kepentingan masyarakat;
4. Kejujuran, kebenaran, ketelitian, dan cita rasa yang tinggi;
5. Tidak menempatkan diri dalam suatu konflik yang terjadi, dalam arti tidak
bersikap memihak kepada kepentingan sepihak dan tertentu;
6. Menjaga nama baik dan kepercayaan masyarakat;
7. Menjaga integritas saluran komunikasi umum dan media massa;
8. Tidak boleh memutarbalikan fakta dan pendapat atau mengeluarkan informasi
yang dapat menyesatkan masyarakat;
9. Tidak boleh mengadudombakan kelompok masyarakat tertentu dengan pihak
yang lainnya sehingga menimbulkan perpecahan dan keresahan dalam
masyarakat;
10. Tidak boleh mempergunakan metode untuk melecehkan atau menghina
kelompok, etnis, dan suku serta agama tertentu;
11. Tidak boleh meminta bayaran dan komisi tertentu dalam memberikan
pelayanan kemayarakatan serta kegiatan sosialnya;
12. Tidak boleh membiarkan pelanggaran terhadap ketentuan atau peraturan yang
telah disepakati bersama oleh para anggota mana pun;
13. Harus saling kerja sama dengan para anggota lainnya secara bersama menaati
ketentuan atau komitmen bersama.
b. Kualifikasi Profesi Humas
Charles W. Pine mengemukakan persyaratan atau kualifikasi tertentu bagi
professional Humas (The personal qualification of public relation person).
1. Mampu mengekpresikan pendiriannya da mengetahui kapan harus
mendengar;
2. Menjadi pengaat yang baik, mampu mempelajari keadaan, serta memiliki
daya ingatan yang baik, sistematis, dan kritis.
3. Penilaian baik untuk menghargai martabat manusia dan mengakui hak-hak
setiap pribadi;
4. Mempunyai keberanian, integrias pribadi yang tinggi, dan mampu berpikir
secara konseptual dan sistematis;
5. Kedisiplinan kerja serta melaksanakan tugas secara terperinci, kinerja,
semangat, dan etos kerja tinggi;
6. Kemampuan intelektualitas yang dinamis, kualitas pertimbangan pemikiran
yang baik, dan memiliki jiwa kepemimpinan;
7. Kaya akan gagasan yang baru, kreatif, dan inovatif;
8. Mampu berpikir rasional, efektif dan efisien dalam keadaan darurat dan
dapat mengambil keputusan yang cepat, professional, sekaligus
proporsional.
9. Mampu menginterpretasikan berbagai informasi secara sistematis,
menemukan dan mengidentifikasi fakta yang ada, serta solusi pemecahan
masalah dengan tepat;
10. Mampu memahami ilmu psikologi, filsafat, kebudayaan, social, politik,
hukum, dan ekonomi dalam menghadapi suatu kejadian di massa
mendatang;
11. Dapat mengorganisasi dirinya sendiri dan pihak lainnya;
12. Tidak senantiasa setuju atau mendukung pimpinan dan harus memiliki
keberanian untuk mengajukan keberatan atas keinginan pimpinan bila
hasilnya tidak mendukung;
13. Memiliki penyusunan prioritas utama strategi perencanaan dan program
kerja, memperbaiki dan saling melengkapi prioritas lainnya yang dianggap
perlu sebagai pendukungnya;
14. Menyadari bahwa dirinya adalah seorang guru dan bukan seorang pelopor di
bidangnya.
c. Faktor Memepengaruhi Perilaku Humas/PR
Secara garis besar perwujudan perilaku seseorag dalam menghadapi persoalan
tersebut ditentukan oleh berbagai factor (Djamaludin Ancok dan Tim, 1992:98-99)
yang dapat dilihat dari rumus berikut.
Artinya : P = perilaku
f = fungsi
O = hal yang berkaitan dengan faktor internal
L = hal yang berkaitan dengan faktor eksternal lingkungan
Secara analisis, bahwa rumus perilaku di atas adalah penyebab terjadinya
berbagai macam perilaku (P) tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga alas an,
yaitu penyebab yang berasal dari dalam diri (factor internal atau O), penyebab yang
berasal dari dalam diri (factor internal atau O), penyebab lain yang berasal dari
lingkungan luar (factor L), serta penyebab akibat interaksi factor O dan L yang
dapat mempengaruhi perilaku atau sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan penyebab terjadinya perilaku berkaitan dengan factor individu
(O) terkait dengan sifat-sifat kepribadian, system nilai yang dianut, motivasi, serta
sikap yang bereaksi terhadap sesuatu yang ada disekitar yang mempengaruhi
perilaku sseorang. Kemuadian, factor eksternal (L) adalah factor diluar diri
seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, factor eksternal
P = f (O+L)
dipengaruhi oleh system nilai yang hidup di masyarakat, pandangan hidup, kondisi
lingkungan alam, dan kondisi social, budaya, politik, serta ekonomi.
Pengertian sikap merupakan suatu kondisi diri seseorang yang
mempengaruhi perilakunya. Para pakar mendefinisikan sikap tersebut, salah
satunya diungkapkan oleh Eagly dan Himmerfalb (1978).
Sikap tersebut berkaitan dengansekumpulan perasaan , keyakinan, dan
cenderung yang secara relative berlangsung lama terhadap seseorang, gagasan,
tujuannya, atau kelompok tertentu. Jadi, dari pengertian sikap tersebut dapat ditarik
satu kesimpulan adanya unsure-unsur ; aspek kognitif, aspek efektif, aspek
behavior, dan aspek yang berkaitan dengan pembentukan perilaku atau sikap
profesi humas yang mendapat penilaian baik atau buruk.
D. KODE ETIK HUM,ASREGIONAL ASEAN (FARPRO)
FAPRO (Federation of Asean Public Relation Organisations), merupakan
asosiasi PR/Humas regional yang didirikan organisasi kehumasan Negara-negara
ASEAN. Dalam siding umumnya di Manila pada tanggal 27 Maret 1978, FAPRO
mengesahkan suatu pedoman kode etik, yaitu “Kode Praktik Profesional dan Etik”
Preambul
Preambul Kode Etik ini menyatakan keinginan untuk memajukan praktik
PR yang sehat dan bertanggung jawab guna memlihara sarana yang dinamis bagi
penyebaran kebenaran untuk kemajuan, kemakmuran, keadilansosial, dan
perdamaian di kawasan ASEAN,
1. Tujuan
Para praktisi PublicRelation ASEAN akan taat pada tujuan-tujuan yang
tercantum dalam konstitusi FAPRO.
2. Integritas Pribadi dan Profesi
Seorang anggota FAPRO
a. Akan memelihara nilai-nilai moral yang tinggi dan reputasi yang sehat dari
profesi yang bertanggung jawab dan akan menaati Konstitusi dan Peraturan
FAPRO;
b. Akan memainkan peranan yang luas untuk meningkatkan ASEAN karena
kita berhubungan dengan khalayak yang luas;
c. Akan memupuk hubungan antar manusia guna memperkokoh kerja sama
ASEAN bagi kemajuan dan kesejahteraan ;
d. Akan memainkan peranan yang luas agar rakyat menerima relevansi ASEAN
bagi masa depan mereka;
e. Akan berusaha bagi realisasi lebih ekstensif komersial dan masyarakatnya;
f. Akan menyebarluaskan pandangan ASEAN untuk memanfaatkan
kesempatan yang meluas di seluruh kawasan bahwa ASEAN telah terbuka
bagi klien atau organisasi;
3. Perilaku terhadap Klien dan Majikan
seorang anggota FAPRO mempunyai tugaaas umum bersikap adil terhadap
klien dan majikan.
a. Seorang anggota tidak akan mewakili kepentingan-kepentingan yang
bertentangan tanpa adanya persetujuan dari mereka yang terlibat.
b. Seorang anggota akan memelihara kepercayaan, baik dari klien yang
sekarang dan yang terdahulu.
c. Seorang anggota tidak akan menggunakan cara-cara yang merugikan rekan
anggota, klien, atau majikan.
d. Seorang anggota tidak akan menerima upah, setelah mengungkapkan faktafakta
kecuali dari klien dan majikan yang dimaksud.
e. Seorang anggota tidak akan mengusulkan pada calon klien agar pembayaran
lainnya dikontigensikan atas sesuatu hasil yang diperoleh dan tidak akan
menandatangani sesuatu perjanjian mengenai hal ini.
4. Perilaku terhadap Publik dan Media
Seorang anggota FAPRO
a. Melakukan kegiatan profesinya untuk kepentingan public dan untuk
martabat seorang individu sebagai warga Negara ASEAN;
b. idak akan melakukan praktik-praktik yang mencemarkan integritas
saluran-saluran komunikasi dan akan bekerja sesuai dengan kebijakan
ASEAN;
c. Tidak akan menyebarluaskan informasi palsu yang akan merusak profesi;
d. Setiap saat akan menjadi wakil yang setia dari organisasinya;
e. Akan membantu menyebarluaskan informasi bagi kepentingan ASEAN.
5. Perilaku terhadap Rekan Seprofesi
Seorang anggota FAPRO
a. Tidak akan mencemarkan reputasi professional dari seorang rekan anggota
dengan sengaja.
b. Tidak akan berusaha mendesak seorang rekan anggota terhadap klien atau
majikannya;
c. Akan bekerja sama dengan rekan-rekan anggota di seluruh kawasan
ASEAN untuk menegakkan dan melaksanakan kode etik ini.
6. Hubungan dengan ASEAN
Organisasi-organisasi anggota FAPRO:
a. Harus menaati tujuan-tujuan ASEAN
b. Akan berusaha bekerja sama dengan komisi kebudayaan dan informasi
ASEAN guna meningkatkan kemajuan dan usaha-usaha memasyarakatkan
ASEAN.
E. ASPEK HUKUM KOMUNIKASI KEHUMASAN
Indonesia yang sekarang sedang dilanda krisis multidimensional yang
berkepanjangan dengan posisi, apakah siap atau tidak siap memasuki dunia maya
atau sering disebut cyberworld dan cyberspace, sebagai akibat kemajuan teknologi
informasi canggih (information superhighway) yang merupakan bagian dari system
komunikasi dan informasi global di abad 21 dalam Mellenium III ini tengah
menyaksikan suatu fenomena kian meluasnya pengaruh globalisasi di berbagai
sector kehidupan manusia di muka bumi.
Sekarang ini permasalahan media massa atau media pers bukan lagi
sekedar masalah peraturan perundang-undangan dan rambu-rambu etika yang ada
(A.Muis, 2001 : 40-41), tetapi berkaitan dengan masalah terpenting yaitu
keberadaan cyberspace dengan globalisasi informasi dan komunikasi system
terbuka yang tidak lagi memperhatikan batas-batas kekuasaan atau kedaulatan
masing-masing Negara. Artinya, undang-undang yang dibuat untuk menetralisasi
pengaruh globalisasi sudah tidak lagi berfungsi, bagi suatu Negara yang belum
mempunyai undang-undang cyberlaw (UU Internet), khususnya Negara Indonesia
yang kini belum memiliki cyberlaw (UU Internet) akan sulit membendung atau
memberikan sanksi pelanggaran di bidang hukum komunikasi. Pada era
pemerintahan reformasi yang demokratik dan menganut system politik terbuka
Indonesia berhadapan dengan “kebebasan pers” dan konsistensi pelaksanaan HAM
sesuai dengan UU No. 40/1999 tentang Pers, tambahan Pasal 28 F UUD 45 dan
seirama dengan Pasal 21, Tap XVII/MPR/1999 yang berbunyi sebagai berikut.
“setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, mengolah, dan
menuyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.”
Rumusan tersebut menurut A. Muis (2003 :30) senada dengan pasal 19
Deklarasi HAM (hak asasi manusia) tentang freedom of information (FOI), yaitu
Everyone has the right to freedom of opinion and expression, this right
includesfreedom to hold opinion without interference and to seek, receive and
impart information and ideas through any media and regardless of frontiers.
Kebebasan memperoleh informasi dan system komunikasi Indonesia
sekarang lebih bersifat universal dan terbuka. Artinya, pemerintah memberikan
hak-hak perlindungan bagi penerbitan media pers dan wartawan tertentu dalam
menyalurkan informasi atau berita untuk memenuhi public’s right to know (hak
public untuk mengetahui). Akan tetapi sebaliknya, di era keterbukaan ini banyak
pejabat instansi pemerintah pata eksekutif pihak swasta masih belum siap, dan
bahkan melakukan kebijakan menutup akses masyarakat untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan.
Walaupun kini pers nasional memiliki kebebasan, namun tetap mengacu
pers bebas yang bertanggung jawab, dapat diberi makna telah melampaui batas
kebebasan berkomunikasi dan informasi (berita) wajar dan santun yang mengacu
pada nilai budaya komunikasi sesuai dengan kode etik, etika profesi dan aspek
hukum komunikasi yang ada. Kode etik jurnalistik (KEJ) pada dasarnya
menguraikan hal-hal yang menyangkut profesi kewartawanan berikut ini :
a. Kepribadian wartawan Indonesia
b. Pertanggungjawaban;
c. Cara pemberitaan dan menyatakan pendapat
d. Hak jawab dan hak sangkal;
e. Sumber berita
f. Kekuatan kode etik
Dengan demikian, terdapat pertimbangan patut dan tidak patut untuk
memberitakan hal-hal yang menyinggung perasaan kesusilaan, SARA (suku,
agama, dan ras), mengenai kehormatan nama, atau martabat seseorang. Dalam
perundang-undangan pers nasional atau ketentuan internasional mengenai batasbatas
yang limitative, terdapat kegiatan pemberitaan pers sebagai berikut :
_ Penghinaan dalam legislative
_ Berita hasutan dan kebohongan
_ Penghinaan terhadap nilai agama
_ Pornografi (dalam bentuk tulisan, gambar dan lisan)
_ Keamanan nasional dan ketertiban umum
_ Pernyataan yang menghambat jalannya peradilan
_ Pelecehan terhadap pengadilan atau jalannya suatu proses siding peradilan
_ Falsafah Hukum dan Etik
Pakar hukum pers, Prof. Oemar Seno Adji (1991:20)dalam bukunya Etika
Profesional Hukum mengatakan bahwa menelaah hubungan antar kode etik dan
hukum didasarkan pada latar belakang berbagai aliran, yaitu
_ Aliran naturrecht tidak mengenal antara etik dan hukum.
_ Aliran positivisme mengakui adanya pemisah antara hukum dan etik
_ Aliran samenual menganggap adanya titik pertemuan dalam kode etik
professional dengan bidang hukum tertentu, yaitu adanya kesamaan. Artinya,
diakui adanya aspek-aspek yuridis dalam persoalan etik dan sanksi hokum
Pelanggaran kode etik profesi akan langsung dikaitkan dengan hukum yang berlaku.
_ Hukum Komunikasi Kehumasan
Aspek-aspek hukum komunikasi dalam kegiatan kehumasan, baik dilihat
dari hukum internasional seperti Anglo saxon system maupun eropa continental
dengan dua implikasi hukum penghinaan (defamation) sebagai berikut :
1. The law of libel, yaitu pelanggaran penghinaan atau pelecehanyang bersifat
tertulis/tercetak
2. The law of slander, yaitu pelanggaran penghinaan yang bersifat lisan, ucapan,
atau pertanyaan dimuka umum (Ruslan, 1995:111).
Menurut system KUH Pidana, terdapat empat klasifikasi jenis kejahatan
yang ditunjukan terhadap kehormatan dalam bentuk murni, yaitu :
a. Menghina secara lisan (smaad);
b. Menghina secara tertulis (smaad schrift);
c. Memfitnah (laster);
d. Menghina secara ringan (eenvoudige belediging).
Setelah diterangkan diatas tentang pelanggaran atas kehormatan dan nama
baik seseorang, maka perumusan delik pasal 310 KUHP memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Terdapat perbuatan dengan sengaja
b. Menyerang atau melanggar kehormatan nama baik orang lain;
c. Menuduh melakukan suatu perbuatan tertentu dan sepihak;
d. Mempunyai maksud diketahui oleh umur
Dalam kegiatan sehari-hari tugas dan fungsi kehumasan tersebut berisiko
ancaman hukuman pidana jika melakukan perbuatan sebagai berikut :
a. Perbuatan kesalahan yang sebenarnya dapat dihindarkannya;
b. Perbuatan yang melanggar etika dan hukum;
c. Perbuatan yang telah dilarang;
d. Perbuatan yang berunsur kesengajaan atau kealpaannya;
e. Perbuatan yang menyebabkan ada pihak yang merasa dirugikan;
f. Perbuatan dengan niat tujuan yang tidak baik
2. Fenomena Humas dan Peluangnya
Berpuluh-puluh tahun dalam perkembangannya, profesi Humas di Indonesia
terus mengalami pasang surut. Namun bila boleh jujur, mengamati gejala yang
ditemui di dunia empiris, sedikit sekali para pekerja humas yang bekerja dan berada
di tempat yang tepat dan sesuai dengan kompetensinya. Sebaliknya, banyak sekali
para praktisi humas yang memiliki kompetensi berbeda dengan kriteria yang
dusyaratkan oleh profesi humas.
Fenomena yang tak kalah memprihatinkan adalah, banyak para praktisi
humas yang terjebak dengan keterbatasan yang sistematis di lingkungan kerja
sehingga menyebabkan para pekerja humas potensial tidak dapat bekerja secara
optimal dan profesional.
Berbagai fenomena tersebut sebaiknya menjadi pelajaran bagi para calon
praktisi humas atau para profesional humas yang telah terlanjur berada di
lingkungan kerja yang kurang kondusif atau tidak memberikan ruang yang sesuai
bagi mereka untuk berkembang.
Pada dasarnya, profesi humas dibutuhnkan oleh semua industri atau bidang
usaha. Masalahnya adalah pada rendahnya tingkat kesadaran atau awareness para
pelaku industri atau usaha terhadap kebutuhan humas. Rendahnya tingkat kesadaran
tersebut tentu ibarat benang kusut dan mencari mana lebih dulu, telur atau ayam.
Kenyataannya, yang memiliki pemahaman terbatas adalah para pengambilkeputusan
yang notabene tidak memiliki atau memiliki pemahaman yang terbatas
tentang kehumasan.
Menyiasati kondisi empiris yang relatif masih sangat buruk dan
memprihatinkan dalam memperlakukan para profesional humas, maka adalah para
profesional humaslah yang sebaiknya lebih taktis dalam menentukan dan
membangun karirnya secara selektif. Ada beberapa tips yang dapat menjadi
pertimbangan para profesional dan calon praktisi humas dalam membangun
karirnya.
Sejumlah tempat yang memiliki peluang cukup menjanjikan bagi para
praktisi humas agar dapat bekerja secara optimal antara lain di perusahaan, instansi
atau organisasi dengan kriteria sebagai berikut :
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk
menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan
masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam
menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan
pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan programprogram
terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun
lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai
target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas
dan rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga
mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
1. Perusahaan atau instansi yang usaha utamanya adalah bidang industri
komunikasi seperti penyiaran, surat kabar, pertelevisian, perfilman,
periklanan, dll;
2. Perusahaan atau instansi yang reputasinya sangat mengandalkan kinerja
humas, seperti industri penerbangan, perminyakan dan gas, pertambangan,
dll;
3. Menjadi Diplomat;
4. Organisasi internasional nirlaba yang menjadikan kegiatan komunikasi
sebagai alat utama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, seperti
organisasi dunia WHO, UNESCO, UNICEF, UNDP, WWF, Green Peace,
ASEAN, dll;
5. Perusahaan jasa pelayanan seperti telekomunikasi, perhotelan, kamar
dagang, perbankan, dll;
6. Perusahaan ritel atau consumer products seperti kebutuhan pokok pangan
seperti pabrik makanan, minuman, dll.
LATIHAN – LATIHAN SOAL

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada


huruf a,b,c, atau d, dengan tepat !

1. Di bawah ini merupakan pengertian hubungan masyarakat dalam arti sempit,


yaitu................
a. Hubungan persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang.
b. Hubungan persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam situasi kerja.
c. Kegiatan suatu organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi dan masyarakat yang berkepentingan.
d. Segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk
menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar
terhadap keberadaan dan sepak terjangnya.

2. Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield (1982) fungsi public
relations dapat dirumuskan sebagai berikut, kecuali......
a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama.
b. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya.
c. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan
masyarakat.
d. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

3. Berikut ini merupakan fungsi pokok humas, kecuali.........


a. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
b. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara
langsung.
c. Menjadikan diri sendiri terkenal melalui kegiatan humas.
d. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
4. Beberapa tahun terakhir ini telah bermunculan beberapa bentuk jurnal internal yang baru,
yaitu kecuali.......
a. Jurnal Umum c. Jurnal Video
b. Jurnal Audio d. Koran Elektronik

5. Secara umum, ada beberapa hal khusus yang harus senantiasa diperhitungkan dalam
menerbitkan suatu jurnal internal, yaitu..........
a. Bagus atau tidak jurnal yang akan diterbitkan.
b. Seberapa penting jurnal tersebut harus diterbitkan oleh perusahaan.
c. Editor jurnal haruslah pihak yang ahli dalam penerbitan atau pembuatan jurnal
internal.
d. Seberapa sering jurnal yang terdiri dari sekian halaman dengan standar produksi
tertentu dapat dibuat sesuai dengan jumlah dana yang tersedia.

6. Bentuknya seperti poster kecil yang ditempelkan pada dinding. Ini merupakan suatu
medium yang biasa digunakan untuk keperluan internal maupun eksternal. Berikut
merupakan pengertian dari salah satu media internal, yaitu.............
a. Majalah c. Newsletter
b. Majalah dinding d. Koran

7. Peranan humas dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori (Dozier &
Broom, 1995), kecuali.........
a. Fasilitator Sosial c. Penasehat Ahli
b. Fasilitator Komunikasi d. Teknisi Komunikasi

8. Berikut merupakan penjelasan dari peranan Humas "Good Image Maker", yaitu.........
a. Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti
manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk
mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi.
b. Kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang
diwakilinya dengan publik internal dan eksternal.
c. Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan
sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan
manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik lembaga/organisasi, dan
produk yang diwakilinya.
d. Kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak, melalui media
cetak/elektronik, dan lisan atau tatap muka.

9. Ruang lingkup tugas humas salah satunya adalah membina hubungan ke dalam (publik
internal), yang dimaksud publik internal adalah..........
a. Publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.
b. Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
c. Publik yang tidak memiliki keterkaitan dengan perusahaan.
d. Publik yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan dan berasal dari luar
perusahaan.

10. Suatu jaringan komunikasi melalui kompute, dimana komputer induk disambungkan
dengan sejumlah besar komputer pribadi, merupakan pengertian dari................
a. Video perusahaan c. Koran Elektronik
b. Jurnal Audio d. Jurnal Video

11. Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran humas adalah sebagai berikut,
kecuali.............
a. Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate identity and image)
b. Menghadapi Krisis (Facing of Crisis)
c. Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan (Promotion public causes)
d. Memberikan informasi negatif tentang perusahaan kepada publik.

12. Berikut merupakan penjelasan dari dari media humas internal "Konferansi dan Rapat
Dinas"...............
a. Pertemuan-pertemuan dinas yang melibatkan para staf dan pegawai, baik yang
diselenggarakan di markas besar maupun di kantor-kantor cabang, dan juga koferensi
tingkat nasional.
b. Pembicaraan tatap muka secara pribadi dan langsung sejak dahulu sampai sekarang
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperlihatkan sikap terbuka
pihak manajemen.
c. Kegiatan komunikasi ini disebut juga teknik “pintu terbuka”.
d. Pihak manajemen dapat menempatkan sejumlah kotak saran di tempat-tempat
tertentu di lokasi perusahaan.

13. Berita dapat direkam pada sebuah pita kaset yang bisa diputar ulang kapan saja oleh
semua orang, baik itu di kantor, di tengah perjalanan, maupun di rumah, merupakan
pengertian dari......................
a. Jurnal Video c. Jurnal Audio
b. Video Perusahaan d. Koran Elektronik

14. Berikut merupakan kegiatan dan saran humas dari "Membangun identitas dan citra
perusahaan", yaitu......
a. Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk
manajemen krisis dan humas yang bertugas memperbaiki.
b. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
c. Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
d. Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, menghindari obat-obatan
terlarang, dan kampaye sosial lainnya.

15. Berikut ini merupakan fungsi pokok humas, kecuali.........


a. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai
dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
b. Menjadikan diri sendiri terkenal melalui kegiatan humas.
c. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara
langsung.
d. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

16. Berikut ini merupakan macam-macam humas, kecuali..........


a. Humas Pemerintah dan BUMN c. Humas Sosial
b. Humas Industri dan Bisnis d. Humas yang Melembaga
17. Dibawah ini merupakan penjelasan dari humas penegak hukum yaitu...............
a. Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum yang terpisah dari
implikasi-implikasi komersial yang biasa.
b. Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis, dan
sebagainya juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk
berkomunikasi dengan masyarakat.
c. Termasuk dalam kepolisian yang bertugas mendengarkan dan tanggap terhadap
kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
d. Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media massa
untuk mencapai para jamaah.

18. Berikut merupakan penjelasan dari humas yang melembaga, yaitu..........


a. Humas yang melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/departermen/divisi
humas/Public Relation/communication. Dalam bentuk ini terdapat dua sistem, yaitu
sistem sentralisasi dan desentralisasi.
b. Sistem ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang besar, dan manajemen mengerti
betul akan pentingnya Public Relation sebagai suatu pendekatan manajemen.
c. Sebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum dan bergerak dalam
layanan dibidang humas.
d. sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan,
meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan yang
mereka berikan kepada klien.

19. Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan sistem mana yang akan diterapkan dalam
suatu perusahaan antara lain sebagai berikut, kecuali..........
a. Besar kecilnya perusahaan d. Arti penting Public Relation bagi
b. Struktur organisasi perusahaan manajemen
c. Keuntungan yang diperoleh
perusahaan

20. Beberapa perusahaan Full Service dan Consultant memberi pelayanan di beberapa
bidang antara lain, kecuali........
a. Pemulihan citra
b. Corporate Culture
c. Government Relations
d. Even Organizer
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat !
1. Sebutkan 3 fungsi pokok humas !
2. Sebutkan dan jelaskan 4 peranan humas menurut Dozier & Broom !
3. Jelaskan mengapa humas sangat diperlukan bagi lembaga/perusahaan pada era modern
sekarang ini !
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi !
5. Jelaskan apa yang dimaksud :
a. Extern Public Relations
b. Public Relation Full Service
c. Public Relation Consultant
d. Even Organizer

Anda mungkin juga menyukai