Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)
TAHUN AJARAN 2020-2021

PERTEMUAN KE - 1
MATA KULIAH
FILSAFAT ADMINISTRASI
OLEH
DR. H. ARAS SOLONG, M.Si
MATERI HARI INI
HAKIKAT ILMU ADMINISTRASI
A. HAKIKAT ILMU

3
Pengetahuan pada hakikatnya lepas dari ingatan manusia karena
memang pengetahuan berada pada ruang bebas, tetapi manusia mempunyai
potensi kesadaran untuk berusaha memiliki pengetahuan. Kaitan antara
kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan kemampuan
menalar atau berfikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah kemampuan
menalar atau berpikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah
kemampuan untuk meraasakan apa yang telah diketahui, dan konatif adalah
kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan. Apabila keterkaitan ini
menciptakan suatu keeratan keutuhan yang bukat, maka lahirlah
pengetahuan (knowledge) terhadap sesuatu itu.

Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan manusia yang rasional dan


kognitif, dengan disusun secara sistematis dan menggunakan metode
tertentu yang dapat dipelajari sehingga memberikan manfaat, baik di bidang
wawasan berpikir maupun di bidang pekerjaan. Pandangan ilmu
pengetahuan dapat melihat ikatan-ikatan berjanakauan yang lebih jauh,
disamping kurang mendesak dan lebih rapuh dalam ikatan sehingga cepat
mengalami perubahan. Tantangan dan persaingan dalam rangka kepemilikan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimenangkan oleh setiap manusia
jika manusia memiliki salah satu variabel penentunya, antara lain seberapa
besar ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersemayam dalam pangkal
piker manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil penalaran
manusia untuk menemukan kebenaran, sehingga dapat menentukan
warna dan derajat dalam pergaulan komunitas masyarakat manusia.
Tetapi penalaran dapat terjadi melalui proses tindakan berfikir
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia bersangkutan. Kesuksesan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dimiliki oleh manusia melalui suatu proses
ilmiah, dengan p\mengadaptasikannya sesuai dengan kondisi alami
yang sedang berproses itu. Realita alamiah dari setiap disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak selamanya selalu sama, tetapi juga
tidak selamanya berbeda tergantung pada posisi pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan manusia.
B. HAKIKAT ILMU ADMINISTRASI

6
Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran dan penalaran
manusia yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan
sistematika yang mengungkapkan kejelasan tentang objek forma,
yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai
aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu
manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk
kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Esensi mendasar
objek formal dan material administrasi adalah terciptanya hubungan
antara pengatur dan yang diatur dalam konteks kerja sama manusia.

Pengembangan pemikiran dan penalaran manusia yang


berdasarkan kaidah dan norma-norma administrasi tidak hanya
dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan bagian
kehidupan manusia yang menuntut terciptanya spesialisasi menuju
kemahiran terhadap suatu keterampilan dari berbagai bidang
kegiatan dalam memenuhi kehidupan manusia. Oleh karena itu,
administrasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yang saling
melengkapi antara satu dan lain
C. ADMINISTRASI SEBAGAI ILMU

8
Ilmu sebagai objek kajian administrasi sepatutnya mengikuti alur
pemikiran manusia, yang pendekatannya dilakukan secara radikal,
menyeluruh, rasional, dan objektif. Begitu juga dari segi
pendekatan spekulatif-spekulatif tertentu bahwa administrasi
sebagai ilmu berada pada posisi yang tidak mutlak dan pada tataran
kebenaran empirical, di mana terdapat ruang untuk berspekulatif
dalam pengembangan ilmu administrasi itu sendiri. Berpikir dengan
nilai normative ilmu administrasi merupakan suatu kajian yang
mendalam di alam nalar manusia yang dapat menembus cakrawala
dunia, ditandai dengan gerak langkah rasionalitas di bidang filsafat
ilmu administrasi sebagai berikut:
1. Ontologism, nilai dasar pemikiran manusia yang
menggambarkan tentang kebenaran dasar (apriori), berakar
dari pangkal piker yang dikandung oleh ilmu administrasi itu
sendiri.
2. Epistemologis, perkembangan ilmu administrasi dalam
pemikiran manusia terhadap rasionalitas melahirkan pandangan
yang bercakrawala dan tidak dapat dijangkau sampai batas
akhirnya.
1. Aksiologism ilmu administrasi akan memberikan makna yang
hakiki apabila dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, sehingga member kemudahan dan
kelayakan berpikir serta bertindak bagi manusia yang
mandalami ilmu administrasi.
2. Pendalaman ilmu administrasi sebagai suatu kajian teori yang
dapat memberikan makna dan manfaat dalam kecerdasan
kehiduapan manusia, maka ketangguhan ilmu administrasi
dapat terwujud apabila di dalamnya tersaji berbagai
penggolongan teori.
• Grand theory
• Middle range theory
• Reinforcement theory
• Grounded theory
D. ADMINISTRASI SEBAGAI PEKERJAAN

11
Seseorang ketika berpikir untuk menghayati dan berusaha
mengerti terhadap sesuatu permasalahan administrasi, maka orang
bersangkutan berpikir tentang rangkaian teori dalam pengembangan
ilmu administrasi. Tetapi ketika seorang berpikir untuk
melaksanakan sesuatu kegiatan yang ada kaitannya dengan
administrasi, maka orang itu berpikir dan melaksanakan profesi atau
pekerjaan administrasi. Proses administrasi dimaknai sebagai pola
pemikiran dan rangkaian kegiatan untuk pencapaian suatu hasil
tertentu dengan professional sesuai tuntutan kegiatan yang harus
dilakukan, sehingga hasil yang diinginkan terwujud.

Administrasi berfungsi untuk menemukan pembagian kerja


dalam bermacam-macam karakteristik manusia yang berbeda antara
satu dengan lainnya. Kemampuan seorang administrator adalm
menentukan tujuan lazimnya mempertahankan bentuk moralitas
administrasi berdasarkan rasionalitas pembagian kerja dalam suatu
organisasi, walaupun kadang tidak terhindarkan pembagian kerja
yang dipaksakan karena dipengaruhi oleh berbagai variable yang
subjektif terhadap administrator yang bersangkutan. Manusia
bekerja sebagai profesi didorong oleh dua jenis motif.
Pertama, motif yang mengutamakan hasil yang dicapai dengan
mengabaikan nilai-nilai moralitas walaupun dalam mencapai hasil itu
senantiasa mengatasnamakan ajaran moral, ajaran agama, dan
ajaran etika, tetapi setelah mencapai hasil yang diinginkan ajaran
agama, moral, dan etika ditinggalkan.

Motif kedua mengutamakan ajaran moralitas, agama, dan etika


secara konsisten serta senantiasa berusaha menghindari biusan
jabatan, rupiah, harta, dan semacamnya. Pekerjaan administrasi
dapat diselesaikan secara efektif apabila seluruh pekerja secara
berjenjang dapat memahami struktur pekerjaan masing-masing
dalam suatu organisasi. Setiap posisi pekerja dalam suatu organisasi
selalu membutuhkan tehnik dan metode antara posisi pekerjaan
yang satu dengan posisi pekerjaan yang lainnya.
SEKIAN & TERIMA KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai