Oleh :
Nama : Sandi
Nim : 220222203
Kelas : Reg A kelas 6
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga makalah tentang
“Dinamika Sosial Budaya Indonesia dalam Pembangunan” dapat terselesaikan.
Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan ummat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Sistem Sosial dan
Budaya” di Program Studi Administrasi publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Sinjai. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
terdapat berbagai kekurangan, maka dari itu kritik dan saran pembacanya.
Somoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya, serta
menambah wawasan keimanan kita kepada sang pencipta.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep masyarakat Indonesia tumbuh dari suatu proses perjalanan masa yang
panjang oleh bentukan sejarah, kecangkraman dan keseragaman tradisi, serta
modernisasi untuk sampai pada keadaan seperti sekarang ini. Tentang hal itu, kajian
tentang masyarakat Indonesia sudah banyak ilmuwan, termasuk ilmuwan sosial. Pada
masa colonial ialah mempreroleh pengetahuan tenteang masyarakat dan kebudayaan
penduduk pribumi untuk berbagai kepentingan pemerintah jajahan, sedangkan dalam
masa mengisi kemerdekaan ini bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan
mendukung pembangunan melalui medernisasi masyarakat Indonesia.
Pembangunan yang kita artikan sebagai usaha berencana kea rah peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam segala segi perikehidupan secara lebih baik dalam
proses kegiatannya mendorong pula pengambilan teknologi dan ilmu pengetahuan
guna mempercepat usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat itu.
Tekologi dan ilmu pengetahuan berkembang atas dasar nilai dan gagasan yang
berasal dari kebudayaan asing belum tentu sesuai dengan nilai nilai dan agagsan dasar
yang selama ini mendominasi kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut besar kemungkinan bahwa proses
pembangunan akan menggeser nilai nilai dan gagasan dasar yang ada,
mengembangkan gagasan dasar yang ada, mengembangkan gagasan baru ataupun
menggantikannya sama sekali dengan nilai nilai yang telah menumbuhkan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang diambil oleh itu. Dalam pada itu, dapat dikatakan bahwa
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan berarti pula proses pembaharuan
kebudayaan. Kemajuan teknologi, khususnya di bidang komunikasi dan transportasi
telah sangat memperlancar kontak antar budaya bangsa. Interaksi sosaial, tukar
menukar pengalaman pengetahuan dan gagasan dapat terlaksana dengan mudah oleh
setiap orang dan tanpa mengenal batasan geografis, politik maupun kebudayaan.
Searah dengan kecenderungan sosial budaya yang dinamis yang selalu
berkembang, maka kontak-kontak seperti itu merupakan alamiah yang juga tidak
mungkin dibendung. Yang menjadi masalah ialah luas dan derasnya arus pengaruh
budaya asig dewasa ini dampai akibat dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan,
kebutuhan-kebutuhan yang timbul akibat pembangunan ditambah dengan daya
seleksi masyarakat yang melemah serta kurang mampu memilih unsur kebudayaan
asing yang benar-benar diperlukan dan yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada.
5
Mengadopsi unsur-unsur budaya asing yang kurang terarah dapat mengakibatkan
tersisihnya nilai nilai dan gagasan dasar yang selama ini mendominasi pola tingkah
laku anggota masyarakat yang akhirnya akan memperoleh kepribadian dan semangat
nasionalisme
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
6
3. Untuk mengetahui Perkembangan Kebudayaan Indonesia
7
BAB II
PEMABAHASAN
1. Landasan pemikiran
Sistem sosial budaya Indonesia sebenernya tercermin, baik itu tersurat
maupun tersirat sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945. penjelasan
pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan
bahwa “ Undang-undang harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain menyelenggara negara untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur.
2. Pengertian dan makna SSBI
Pengertian sistem sosial budaya, yaitu merupakan suatu keseluruhan
dari unsur” tata nilai, tata sosial dan tata laku manusia yang saling
berkaitan dan msing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama-
sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup
manusia dalam masyarakat
Pengertian Sosial Budaya mencakup dua segi :
Segi Kemasyarakatan Kemasyarakatan hakikatnya adalah
pergaulan hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang
mengandung nilai” kebersamaan
Segi Kebudayaan Budaya hakikatnya adalah sistem nilai yang
merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa
yang menumbuhkan gagasan utama serta merupakan pendukung
dan penggerak hidup
B. Perkembangan Manusia Indonesia; Perkembangan Sosial Budaya
Indonesia
8
Teori migrasi dua ras
australomelanesiod dengan mongoloid
2. Perkembangan SSBI
Terdapat lima lapisan perkembangan SBI
Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan
persamaan yang mendasar
Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India
Lapisan yang datang dengan agama Islam tersebar di wilayah
Indonesia
Lapisan yang datang dari Barat bersamaan dengan agama Kristen
Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimulai kesadaran bangsa
C. Perkembangan Kebudayaan Indonesia
9
A. Oleh pengaruh yang berterusan setelah berimigrasi di masa silam dan tinggal
di tempat tertentu, hal itu telah menyebabkan tumbuh kembang daya
kemampuan adaptasi yang relatif cermat dan tinggi guna memilih unsur
budaya luar yang berfaedah bagi bentukan diri masyarakat tersebut dalam
menghadapi lingkungan serta perubahannya. Masyarakat Indonesia adalah
salah satu kelompok besar serta juga masyarakat Malaysia yang tumbuh dari
asal masyarakat nusantara (Garna, 1996). Tumbuh kembang kedua
masyarakat besar tersebut dari satu asal atau sumber serupa, yaitu tradisi
nusantara atau alam melayu, kemudia oleh perjalan masa dan intensitas
pengaruh luar tampak menunjuk sisi-sisi perbedaan.
Di masa lampau dan malahan di masa kini, sistem politik yang berlaku
semasa memberikan aksentualisasi tertentu yang mungkin meneruskan
perbedaan atau persamaan, walaupun hanya pada permukaan, dengan dalil
perlu kesadaran dan solidaritas sosial bagi kepentingan kelangsungan sistem
tersebut. Hidup keagamaan memperlihatkan sesuatu yang unik, yaitu
kesinambungan tradisi kepercayaan nusantara dalam kehidupan keagamaan
yang baru. Artinya, hakikat sinkretik diakui sebagai cara yang bersifat toleran
untuk menerima agama yag baru, yang dengan demikian karena akar
kepercayaan masih ada., masyarakat menerima agama baru tersebut tidak atau
kurang merasakan kehilangan dirinya. Mungkinkeadaan itu yang
menyebabkan di abad ke-20 dan abad ke-21 pengaruh agama-agama baru di
Indonesia berlangsung tanpa perlawanan dari warga masyaralat yang sudah
beragama. Suatu gerak balik hidup keagamaan juga timbul yaitu untuk
kembali kepada ajaran agama yang hakikat dan mencoba melepaskan diri dari
tradisi budaya regional atay lokal yang mempengaruhinya. Pada sisi lainnya,
persamaan unsur-unsur budaya yang ada pada berbagai kelompok masyarakat
itu dianggap sebagai keberhasilan dari upaya integrasi oleh sistem politik
sesame tersebut, padahal kesamaan unsur-unsur tersebut adalah demikian
karena berakar sama. Konsep Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya kenyataan
belaka, tetapi merupakan model ideal dari integritas tersebut (Garna, 1996).
Memang masyarakat nusantara itu tidaklah menaifkan bahwa berbagai
pengaruh budaya luar dan agama-agama global telah memberikan manfaat
bagi pembentukan kehidupan mereka. Namun, mereka juga sadar akan
peluang dan didorong oleh pertimbangan manusiawi untuk melakukan seleksi
dari pengaruh itu terhadap unsur manakah yang diambil atau diperlukan
mereka. Pada awal proses pengaruh luar itu masih boleh terjadi seleksi atas
dasar pertimbangan fungsi dan emosi penerima, tetapi pada masa
10
kemudiannya kurang terjadi peluang melakukan pertimbangan karena
pengaruh datang secara berterusan, tak henti.
Pengaruh budaya luar itu adalah menuju kepada satuan-satuan budaya
lokal atau regional sehingga unsur pengaruh budaya itu menjadi penting
dalam bentukan budaya-budaya daerah tersebut. Dengan demikian, ada
kecenderungan kuat bahwa makin banyak dan tinggi intensitas pengaruh
budaya luar, maka makin lengkap kepemilikian unsur-unsur budaya penerima.
Sedangkan pada pengaruh yang kecil dan rendah intensitasnya maka tradisi
nusantara akan menonjol karena memainkan peranan penting dalam bentuk
budaya daerah tersebut (Garna, 1996). Pengaruh dari berbagai kebudayaan
yang berasal dari daei Cina, India Selatan dan Barat, Parsi, Dunia Arab, dan
Eropa Barat itu tidaklah merata dialami penduduk nusantara sehingga
menambah keanekaragaman. Keanekaragaman masyarakat Indonesia itu
berkaitan pula dengan gejala dinamika penduduk karena berbagai alasan
warga masyarakat sering kali tidak tinggal terus menetap di desa, tetapi
berpindah dan merantau.
Masyarakat Indonesia dalam proses kehidupan saat kini harus
dipahami adalah menempuh gerak tradisi akomodasi modernisasi. Tradisi
masyarakat juga mengenal pembagian kerja sebagai cara mendayagunakan
potensi dalam memenuhi keperluan hidup mereka, malahan sesuai dengan
potensi dan ruang gerak hidupnya dasar kemampuan teknologi berkaita
dengan pola piker yang menggerakkan kehendak melalui perbuatan dan
tindakan, termasuki mencurahkan rasa kagum akan jagat raya ini melalui
hasil-hasil kesenian. Karena itu, gambaran nenek moyang yang telah berjasa
akan keberadaan mereka dihormati dan dikagumi melalui hail seni tersebut,
totalitas curahan itu memerlukan pengintegrasian sistem nilai-nilai tradisi
mereka (Garna, 1996). Dengan demikian, nilai nilai dari tradisional itu
merupakan tatanan sosial yang berwujud mapan sebagai bentuk relasi antara
unsur-unsur kehidupan yang menjadi aturan sosial itu, bahwasanya aturan
harus bersifat normatif (hukum). Perubahan adalah penambahan kapasitas
adaptasi, bukan menghancurkan nilai-nilai lama, tetapi memakai nilai-nilai
dari tradisi sebagai acuan untuk menyusun tatanan kehidupan yang baru.
11
Nilai itu adalah gabungan semua unsur kebudayaan yang dianggap
baik / buruk dalam suatu masyarakat, karena itu pula masyarakat mendorong
dan mengharuskan warganya untuk menghayati dan mengamalkan nilai yang
dianggap ideal
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap unsur perubahan nilai dapat
bersumber dari aspek lain dibidang sosial budaya, termasuk nilai dan sistem
nilai di luar Pancasila dan UUD 45 serta sebagai hasil dari proses perubahan
sosial dan hasil proses pembangunan.
12
i) Generasi muda, apabila pembinaan generasi muda tidak dilakukan secara
lebih intensif, maka akan menimbulkan masalah baru seperti kesempatan
kerja dan kesempatan mengikuti pendidikan
j) Peranan wanita dalam pembangunan bangasa, hal ini cenderung semakin
meningkat, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
1. Karakteristik Manusia
13
6) Rasa Kebebasan (Kemerdekaan), Kebebasan yang dimaksud adalah
rasa bebas yangsesuai dengan kodrat manusia. Ada aturan-aturan yang
tetap mengikat, sehinggakebebasannya tidak mengusik kebebasan
manusia lainnya.
7) Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Hak, Kesediaan
melaksanakankewajiban dan menyadari hak ini harus dilatih
melalui proses Pendidikankedisiplinan.
8) Kemampuan Menghayati Kebahagian, kebahagian bisa diartikan
sebagai kumpulandari rasa gembira, senang, nikmat yang dialami manusia.
Kebahagiaan bukan hanyapada rasa namun juga pada pikiran.
2. Karasteristik Pembangunan
Perencanaan pembangunan tersebut harus direncanakan dalam setiap
tahap-tahapdari pembangun, dari hal tersebut, dibutuhkan sebuah
pembangunan berkelanjutan yangmempertibangkan berbagai aspek
khususnya lingkungan hidup. Olehnya, terdapat ciri-ciri pembangunan
yang memperhatikan berbagai aspek yang dapat dilihat dibawah ini
1) Mencamin dalam pemerataan dan keadilan. Strategi
pembangunan berkelanjutanyang dilandasi oleh pemerataan
distribusi sumber lahan dan faktor produksi,pemerataan
kesempatan bagi perempuan, dan juga pemerataan ekonomi
demipeningkatakn kesejahteraan..
2) Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman tersebut
yang merupakandasar dari tata lingkungan. Pemerintahan ini mempunyai
kepastian bahwa sumberdaya alam selalu tersedia secara berlanjut demi
masa kini dan masa akan datang.
3) Menggunakan pendekatan yang integratif karena dengan menggunakan
metode daripendekatan tersebut, maka keterkaitan yang kompleks
antara manusia denganlingkungannya dapat dimungkinkan, baik untuk
masa kini maupun juga untuk masayang akan datang
4) Menggunakan pandangan jangka panjang untuk merencanakan
pengelolaan danpemanfaatan dari sumber daya yang dapat
mendukung pembangunan. Dengandemikian, sumber daya yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan yang tentunyasecara
berkelanjutan
3. Karasteristik nilai tradisional
Menurut KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tradisional adalah
sikap dancara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada
norma dan adat kebiasaanyang ada secara turun-temurun. Tradisional erat
kaitannya dengan kata “tradisi” yangberasal dari bahasa Latin: traditio
yang artinya “diteruskan”. Tradisi merupakan suatu tindakan dan kelakuan
sekelompok orang dengan wujud suatu benda atau tindak laku
4. Hubungan Manusia, Nilai Tradisional dan Lingkungan Hidup dalam
PembangunanIndonesia
14
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang tak dapat
terpisahkan. Setiap aspekkehidupan manusia saling memiliki keterkaitan
dengan alam. Alam yang dimaksud adalah lingkungan sekitar dan seluruh
isinya yaitu sumber daya yang ada didalamnya atau dengankata lain
adalah lingkungan fisikal. Lingkungan fisikal adalah segala
sesuatu di sekitarmanusia yang berbentuk mati seperti pegunungan,
angin, udara, sinar matahari, rumah dansebagainya.7 Manusia dan
lingkungan tidak dapat saling dipisahkan keberadannya. Manusia dalam
menjalani kehidupannya pasti berhubungan dengan lingkungan.
Menurut ajaranekologi, “sistim hidup” yang saling hubung
menghubung itu merupakan suatu “sistimekologi” yang utuh
menyeluruh, dalam mana terdapat “saling ketergantungan”
antarasekalian unsur dan faktor hidup. Manusia mutlak membutuhkan
lingkungan hidup begitu juga sebaliknya. Hal tersebutberarti bahwa
manusia akan menggunakan sumber daya alam atau bahan baku
darilingkungan untuk dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup
manusia. Namun dalamperkembangannya, kebutuhan manusia tidak
sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup secara hayati atau
kebutuhan hidup sehari-hari. Perkembangan kebutuhan manusia
yangsemakin kompleks mengubah seluruh pola hidup manusia.
Menjadikan manusia sebagaimakhluk yang tidak hanya memenuhi
kebutuhan hayatinya, namun juga mengikuti selerakebudayaannya.8
Menurut David Bennett yaitu kelangsungan hidup manusia tergantung dari
kelestarian dan kualitas lingkungannya yang disebut dengan
prudential agreement. Berartibahwa semakin tinggi kelestarian dan
kualitas lingkungan maka kelangsungan hidup manusiasemakin terjamin
baik kualitasnya. Maka dibutuhkanlah peran manusia untuk
menjagakelestarian lingkungan hidup dengan memanfaatkan sumber
daya alam sebaik mungkin. Peran manusia tentunya harus arif,
sehingga dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan
G. Pembangunan Nasional: Lingkungan Sosial dan Kebudayaan Indonesia
15
Untuk menjaga kesinambungan pembangunan, maka diperlukan adanya
perencanaan yang berkelanjutan.
Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti keberadaan manusia di muka
bumi. Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya sudah ada sejak makhluk
manusia atau homo sapiens ini ada atau diciptakan, lingkungan sosial budaya
lebih menekankan aspek manusia dalam lingkup budaya. Lingkungan sosial
budaya mengalami perubahan sejalan dengan peningkatan kemampuan adaptasi
kultural manusia terhadap lingkungannya. Untuk memberikan dasar pemahaman
tentang lingkungan sosial budaya maka materi yang akan disajikan dalam modul-
modul ini adalah berikut ini.
3. Kota dan Desa sebagai Lingkungan Hidup Manusia, dengan maksud agar
Anda dapat memahami Kota dan Desa sebagai lingkungan hidup buatan yang
banyak ditinggali manusia, serta sebagai wadah kegiatan manusia dalam
menjalani kehidupan berkelompok sebagai makhluk sosial.
16
dalam membangun yang dapat merusak pembangunan dan lingkungan sosial
budaya itu sendiri. Untuk itu, diperlukan cara bagaimana melestarikan
pembangunan lingkungan sosial budaya serta etika lingkungan yang mendasari
pembangunan agar lingkungan hidup manusia yang terdiri dari lingkungan alam,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial tetap lestari.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Saya sadari penulisan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi bahasa
maupun dari segi penulisan, karena kami masih dalam tahap belajar, kritik dan saran
itulah yang sangat diharapkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/26636851/DINAMIKA_SOSIAL_BUDAYA_I
NDONESIA_DALAM_PEMBANGUNAN
http://nurkartikaaa.blogspot.com/2016/12/masyarakat-nusantara-
bentukan.html
https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-syarif-
hidayatullah-jakarta/psikologi-sosial-i/makalah-ssbi-
kel/41532620
https://repository.unikom.ac.id/34338/1/Dinamika%20sosial%20budaya%2
0Indonesia%20dalam%20pembangunan.pdf
19