Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN KE - 1

MATA KULIAH

TEORI ORGANISASI PUBLIK


OLEH
DR. H. ARAS SOLONG, M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)
TAHUN AJARAN 2020-2021
MATERI HARI INI
TEORI ORGANISASI PUBLIK
A. TEORI ORGANISASI PUBLIK
Untuk memahami konsep organisasi publik secara utuh, perlu memahami definisi dan teori
“organisasi” dan makna kata “publik” itu sendiri. Banyak pakar yang telah mendefinisikan organisasi,
berikut ini beberapa pakar yang memberikan pendefinisian tersebut, yaitu :
1. Menurut Prajudi Atmosudirdjo menggambarkan bahwa organisasi memiliki sifat yang abstrak,
sulit dilihat namun bisa dirasakan eksistensinya.
2. Menurut James D. Mooney, organisasi adalah segala bentuk setiap perserikatan orang- orang
untuk mencapai suatu tujuan bersama.
3. Menurut D. Millet, organisasi adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari
beberapa orang diselenggarakan untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
4. Menurut Herbert A. Simon, organisasi adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan
hubungan lain di dalam suatu kelompok orang-orang.
Secara teoritis, organisasi memang dapat dipahami dari berbagai macam sudut pandang atau
perspektif. Lebih lanjut Miftah Thoha memaknai organisasi sebagai kesatuan rasional dalam upaya
untuk mengejar tujuan, sebagai koalisi pendukung yang kuat di mana organisasi merupakan
instrumen untuk mengejar kepentingan masing-masing, sebagai suatu sistem terbuka di mana
kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung input dari lingkungan, sebagai alat dominasi dan
banyak lagi perspektif yang dapat dipakai untuk memaknai organisasi.
Paling tidak ada 2 (dua) pendekatan yang dapat digunakan untuk memaknai organisasi
yaitu pendekatan struktural dan pendekatan behavioral atau perilaku. Pendekatan struktural
menyoroti organisasi sebagai wadah sehingga dapat dikatakan pendekatan ini melihat
organisasi sebagai sesuatu yang statis. Organisasi disini diartikan sebagaitempat
penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan penggambaran yang jelas tentang hierarki
kedudukan, jabatan serta saluran wewenang dan pertanggungjawaban.
Adapun organisasi dengan pendekatan perilaku menyoroti organisasi sebagai suatu
organisasi yang bersifat dinamis yang dapat juga dikatakan bahwa organisasi merupakan
proses kerjasama yang serasi antara orang-orang di dalam perwadahan yang sistematis,
formal dan hirarkial yang berfikir dan bertindak seirama demi terciptanya tujuan secara
efektif dan efisien.
Teori tentang Organisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu
ke waktu dari mulai Teori klasik, Teori Modern sampai dengan teori Post Modern. Teori Klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila
orang-orang bekerjasama. Teori Modern lebih menekankan bahwa organisasi harus bersifat
terbuka atau berhubungan dengan lingkungan, sedangkan Teori Post Modern lebih
memperhatikan pada sifat politis organisasi dimana organisasi merupakan koalisi dari
berbagai kelompok dan individu dengan tuntutan yang berbeda-beda.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas maka pada dasarnya terdapat kesamaan
pengertian dari keseluruhan definisi tentang organisasi yaitu menyatakan bahwa organisasi
sebagai satu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut
suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya
masing-masing. Dari pengertian tersebut maka jika diuraikan secara lebih terperinci setiap
organisasi pasti akan memiliki berbagai dimensi yang penting sebagai ciri suatu organisasi
yaitu, antara lain :
1. Wadah atau struktur yang menjadi kerangka orang-orang yang menjadi bagian dari
organisasi tersebut melakukan aktivitasnya;
2. Anggota yang menjadi bagian dari organisasi;
3. Interaksi yang terpolakan dengan mekanisme tertentu sehingga terjadi koordinasi
yang baik antara satu orang atau bagian dengan orang atau bagian yang lain; dan
4. Tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh orang-orang yang menjadi bagian dari
organisasi tadi.
Organisasi pada dasarnya seperti sebuah organisme yang memiliki siklus hidup.
Organisasi dalam siklus hidupnya mengalami masa-masa layaknya manusia seperti lahir,
tumbuh, dewasa tua dan mati. Namun agak berbeda sedikit dengan manusia, organisasi
dapat senantiasa diperbaharui. Ketika siklusnya mulai menurun, organisasi harus segera
berbenah dan menyesuaikan dengan lingkungannya agar dapat sejalan dengan
perkembangan zaman.
Publik berasal dari bahasa latin “Public” yang berarti “of people” berkenaan dengan
masyarakat. Mengenai pengertian publik, Inu Kencana Syafiie dkk (1999) memberikan
pengertian sebagai berikut: “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan
berpikir,perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai
norma yang mereka miliki”. Itulah sebabnya, Inu Kencana Syfiie dkk., mengatakan bahwa
publik tidak langsung diartikan sebagai penduduk, masyarakat, warga negara ataupun
rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda.
Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal sebagai
birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha
Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan msyarakat
akan jasa publik dan layanan civil. Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar yang
mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup Negara dan mempunyai
kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan
hukum secara terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya,
dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula memungut pajak untuk pendanaan,
serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat demi kesejahteraan
sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam operasionalnya.
Organisasi publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat tidak pada
profit/laba/untung.
Miftah Thoha telah memprediksi organisasi-organisasi dimasa mendatang yang salah
satunya di bidang penataan organisasi, dimana organisasi dimasa mendatang akan
mempunyai sifat-sifat yang unik. Struktur organisasi formal akan mengalami penambahan
dan perubahan yang bervariasi, sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi baru tanpa
menganalisis lebih lanjut struktur formal yang ada. Sehingga banyak dijumpai organisasi-
organisasi tandingan yang nonstruktural. Keadaan seperti ini sering dinamakan gejala
proliferation dalam organisasi. Suatu pertumbuhan yang cepat dari suatu organisasi,
sehingga banyak dijumpai organisasi-organisasi formal yang nonstruktural yang dibentuk
untuk menerobos kesulitan birokrasi.
“Kelebihan dari kejadian diatas adalah organisasi akan lebih memberikan perhatian
terhadap pemecahan persoalan dibandingkan dari penekanan program. Dengan demikian,
organisasi-organisasi masa mendatang akan merupakan suatu kombinasi dari gejala-gejala
adaptasi (adaptive process), pemecahan masalah (problem solving), sistem temporer
(temporary system) dari aneka macam spesialis, dan evaluasi staf tidak lagi didasarkan atas
hierarki vertikal berdasarkan posisi dan pangkat. Inilah bentuk organisasi masa depan yang
bakal menganti birokrasi.”
B. CIRI – CIRI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut :
1. Tidak mencari keuntungan finansial
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik
3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham
4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan konsensus
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan oleh sektor
swasta, misalnya : layanan komunikasi, penarikan pajak, pendidikan, transportasi
publik dan sebagainya. Adapun beberapa tugas sektor publik yang tidak bisa
digantikan oleh sektor swasta, misalnya : fungsi birokrasi perintahan. Sebagai
konsekuensinya, akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan
akuntansi sektor swasta.
Organisasi sektor publik memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Tujuan : Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar dan
kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani.
 Aktivitas : Pelayanan publik ( publik services ) seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan,
keamanan, penegakan hukum, transfortasi publik dan penyediaan pangan.
 Sumber Pembiayaan : Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan retribusi, laba
perusahaan negara, peinjaman pemerintah, serta pendapatan lain – lain yang sah dan tidak
bertentangan sengan perundangan yang berlaku.
 Pola Pertanggungjawaban : Bertanggung jawab kepada masyarakat melalui lembaga perwakilan
masyarakat seperti Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Lerwakilan Daerah ( DPD ), dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )
 Kultur Organisasi : Bersifat birokratis, formal dan berjenjang
 Penyusunan Anggaran : Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan program. Penurunan
program publik dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh masyarakat
dan akhirnya disahkan oleh wakil dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
 Stakeholder : Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai organisasi, para kreditor,
para investor, lembaga – lembaga internasional termasuk lembaga donor internasional seperti
Bank Dunia, IMF ( International Monetary Fund ), ADP ( Asian Development Bank ), PBB
( Perserikatan Bangsa – Bangsa ), UNDP ( United Nation Depelopment Program, USAID, dan
Pemerintah luar negeri.
C. LINGKUP ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Ruang lingkup organisasi sektor publik, antara lain :
 Bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks dan variatif
 Sektor publik menyerap banyak tenaga kerja
 Faktor Lingkungan yang mempengaruhi, yaitu :
A. Faktor ekonomi, yang meliputi :
 Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat inflasi
 Tenaga kerja
 Nilai tukar mata uang
 Infrastruktur
 Pertumbuhan pendapatan per kapita (GNP/GDP)
B. Faktor politik, yang meliputi :
 Hubungan negara dan masyarakat
 Legitimasi pemerintah
 Tipe rezim yang berkuasa
 Ideologi negara
 Elit politik dan massa
 Jaringan Internasional
 Kelembagaan
C. Faktor kultural, yang meliputi :
 Keragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya
 Sistem nilai di masyarakat
 Historis
 Sosiologi masyarakat
 Karakteristik masyarakat
 Tingkat pendidikan
D. Faktor demografi meliputi antara lain :
 Pertumbuhan penduduk
 Struktur usia penduduk
 Migrasi
 Tingkat kesehatan
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value of money
dalam menjalankan aktivitasnya, dimana value of money merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor publik yang mendasarkan pada 3 elemen utama, yaitu :
 Ekonomi : Pemerolehan input dengan kualitas tertentu pada harga yang terendah.
 Efisiensi : Pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan
input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
 Efektivitas : Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan atau
perbandingan outcome dengan ouput.
Ketiga hal tersebut merupakan pokok value of money, namun beberapa pihak
berpendapat perlu ditambah 2 elemen yaitu keadilan (equity) mengacu pada adanya
kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang berkualitas dan
kesejahteraan ekonomi. Pemerataan (equality) penggunaan uang publik tidak terkonsentrasi
pada kelompok tertentu melainkan secara merata.
Value of money memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Meningkatkan efektifitas pelayan publik dan pelayanan tepat sasaran
2. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan penghematan
dalam penggunaan input.
TERIMA KASIH
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR (UIM)
TAHUN AJARAN 2020-2021

Anda mungkin juga menyukai