1. SEJARAH HUMAS
Dilihat dari perkembangan sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi
cara pandang dan perilaku seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Pada
perkembangannya konsep dasar Public Relations mulai diperkenalkan di Amerika
yang dipelopori oleh Ivy Ledbetter Lee yang pada tahun 1906,
Ivy berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat akibat
pemogokan kaum buruh. Pemogokan kaum buruh ini memunculkan ide atau
gagasan dari Lee untuk menengahi dengan bagi keuntungan antara kedua belah
pihak yakni pihak indutriawan dan pihak pekerja.
Pemikiran Ivy dalam melakukan pekerjaannya dinamakan "The Declaration
of Principles" (Deklarasi azas-azas) yang pada hakikatnya menyatakan bahwa
keberadaan public tidakbisa dianggap enteng oleh indutri dan dianggap tidak bisa
apa-apa oleh pers. Atas upayanya ini Ivy Ledbetter Lee dianggap sebagai "The father
of Public Relations"
Public Relations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950,
seiring perkembangan politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah
Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala
perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan kehumasan mulai dilembagakan
dengan nama Hubungan masyarakat karena kegiatan yang dilakukan, lebih banyak
untuk ke luar organisasi.
Hubungan masyarakat atau dikenal juga dengan istilah Public
Relations digunakan oleh pihak swasta di Indonesia pertama kali oleh Pertamina,
sebuah perusahaan minyak. Public Relations di Indonesia memang sudah banyak
digunakan baik itu di pihak pemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep
Public Relations dipahami dan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan
berbagai macam pemahaman dan berbagai macam bentuk implementasinya.
Perkembangan humas di Indonesia terus bergulir seiring dengan
perkembangan humas yang ada di Asia, bahkan dunia. Sebagai contoh, humas
digunakan untuk kepentingan usaha dalam ajang seperti Olimpiade, suatu event
international yang sampai saat ini masih menjadi pusat perhatian dunia sebagai
ajang membuka pasar dunia untuk memasarakan produk-produknya.
A. PENGERTIAN HUMAS
Pengertian humas (hubungan masyarakat) adalah usaha untuk membangun
dan mempertahankan reputasi, citra dan komunikasi yang baik dan
bermanfaat antara organisasi dan masyarakat.
Kesuksesan atau kegagalan dari sebuah organisasi dapat dipengaruhi oleh
kegiatan humas atau Public Relations (PR). Keberadaan humas sangat
dibutuhkan dan penting untuk membangun dan menjaga adanya saling
pengertian antar organisasi dengan stakeholder dan masyarakat umum, dengan
tujuan menyangkut tiga hal yaitu reputasi, citra dan komunikasi mutual benefit
relationship.
Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, dimana masyarakat atau publik
sudah semakin kritis terhadap pemberitaan, maka peran humas sangat penting
sebagai layanan publik untuk memberikan informasi yang jelas dan sesuai fakta
yang ada di perusahaan, pemerintahan maupun organisasi lainnya, dengan cara
yang baik dan benar agar dapat diterima publik. Untuk berkomunikasi dengan
publik, Humas juga mendekatkan diri melalui media, baik melalui iklan, media
sosial ataupun dengan menyediakan informasi mengenai perkembangan
organisasi terkini. Tidak hanya itu, Humas perlu juga menyediakan layanan
informasi berupa Contact Center yang diperuntukkan bagi stakeholder ataupun
masyarakat umum yang ingin menyampaikan keluhan dan pertanyaannya di
bidang layanan organisasi.
Siapa saja yang termasuk dalam relasi Ruang Lingkup Humas? sebelumnya saya akan
beritahu bahwa Ruang Lingkup Humas meliputi hubungan publik internal (internal
public relations) dan hubungan publik eksternal(external public relations).
2. DEFINISI HUMAS
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling
pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations merupakan sebuah seni
berkomunikasi dengan publik untuk membangun saling pengertian, menghindari
kesalah pahaman dan mispersepsi, sekaligus membangun citra positif
lembaga.Humas merupakan seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa
kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada
pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan kegiatan humas secara terencana
yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait.
Public Relations (HUMAS) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai
target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan
rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-
hasil apa yang telah dicapainya.
Sebagai sebuah profesi seorang petugas Humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan
menerima sebuah situasi.
Menurut Majalah Public Relations News, Humas adalah: fungsi manajemen yang
menilai sikap masyarakat,mengidentifikasi karsa dan perilaku individu ataupun suatu
organisasi terhadap kepentingan umum, untuk kemudian merencanakan dan
melaksanakanprogram humas aksi untuk mendapatkan pengertian dari masyarakat
dengan tujuan agar diterima masyarakat
Menurut “ The International Public Relations Assosiation” (IPRA), Humas
adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui
organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian,
simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya
dengan penelitian opini diantara mereka.
Menurut The British Institute of Public Relations, Humas adalah: suatu usaha
yang sengaja dilakukan, direncanakan secara terus-menerus untuk menciptakan dan
memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakatnya
Menurut Frank Jeffkins, Humas adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk
komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan
publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama.
Menurut Edward L. Bernays, Humas memiliki tiga pengertian :
1) Memberi penerangan kepada masyarakat.
2) Pembujukan langsung terhadap masyarakat guna
mengubah sikap dan tindakan.
3) Usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan
dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.
Jadi Humas adalah aktivitas komuniksi dua arah antara
organisasi/lembaga dengan publik, yang bertujuan untuk menumbuhkan saling
pengertian, saling percaya, saling membantu/kerjasama, menghindari
kesalahpahaman dan membangun citra positif lembaga/organisasi.
3. KARAKTERISITIK HUMAS
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 4 (empat) ciri utama Humas
yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu:
a. Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan
humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah
yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.
b. Sifatnya yang Terencana
Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas
humas merupakan kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode
terintegrasi dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana
dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam
kompetisi tertinggi program humas HUMAS internasional, yakni GWA
(Golden World Award For Excellence in HUMAS).
c. Berorientasi pada Organisasi/Lembaga
Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas
adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya
organisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang
menjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan
mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.
d. Sasarannya adalah Publik
Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik
kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu
disampaikan sebab masih ada orang yang mengistilahkan HUMAS
sebagai personal Relation.
4. MACAM-MACAM HUMAS
A. Humas Pemerintahan
Humas Pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di
pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau menginformasikan kebijakan-
kebijakan mereka. Mereka memberi informasi secara teratur tentang kebijakan,
rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada
masyarakat tentang peraturan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat.
Selain memberikan informasi keluar, humas pemerintahan dan politik juga
harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi para pejabat tentang
segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat
akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun
yang sedang diusulkan.
Tugas pemerintah memang sangat berat , sebab masyarakat yang dihadapi
terdiri dari berbagai public dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini
memang tidak lepas pula dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program
humas pemerintah antara lain sebagai berikut :
1. Program humas pemerintah ditujukan untuk masyarakat luas. Dengan
berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan yang beragam.
2. Seringkali hasilnya abstrak, sulit dilihat dalm waktu dekat bahkan panjang
sekalipun karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
3.
[ Program humas pemerintah selalu mendapat pengawasasn dari berbagai
kalangan,terutama pers, LSM dan sebagainya.Mereka sangat berperan
dalam proses penyadaran masyarakatmengenai permasalahan mereka.
2. Humas Profesi
Maksud penerapannya adalah untuk mendapat pengakuan dan publikasi
tentang apa yang telah mereka lakukan bagi kepentingan umum. Bentuk yang
bias ditemukan melalui Kampanye kesehatan, sadar hukum, mass information,
pengumpulan dan, publikasi perkembangan teknologi kedokteran dan hasil
penelitian, pengalaman dramatis dalam mencari berita dan pemutaran film-film.
Contoh penerapan bentuk humas Profesi tersebut adalah dokter, pengacara,
waatawan, artis dan sebagainya.
5. FUNGSI HUMAS
6. ASPEK-ASPEK HUMAS
a. Aspek Layanan
Aspek layanan dalam kegiatan Humas untuk mengatur, mengotomatisasi,
dan sinkronisasi proses-prinsipnya bisnis penjualan kegiatan, tetapi juga
orang untuk pemasaran, layanan pelanggan, dan dukungan teknis. Tujuan
keseluruhan adalah untuk menemukan, menarik dan menang klien baru,
memelihara dan mempertahankan orang-orang perusahaan sudah memiliki,
menarik mantan klien kembali ke flip, dan mengurangi biaya pemasaran dan
pelayanan klien.
Contoh : Pada sebuah perusahaan dibutuhkan layanan yang baik agar klien
tertarik dan bertahan pada perusahaan tersebut
b. Aspek Komunikasi
Perubahan dengan memasukan aspek komunikasi atau hubungan dua arah
(two-way communications). Definisi mengenai humas kemudian
memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan
between (antara). Dengan demikian pengertian humas sudah mengandung
pengertian aksi timbal balik (interaktif).
Contoh: Sebelum para karyawan perusahaan melakukan unjuk rasa kenaikan
gaji, public relations harus melibatkan semua staff perusahaan yang
bersangkutan untuk mencegah aksi dan umpan balik. Public relations
menggunakan informasi untuk mengembangkan sebuah rencana aksi
dirancang untuk meminimalkan resiko unjuk rasa dan kemudian
melaksanakan rencana terbaik sebelum terjadi unjuk rasa oleh karyawan
perusahaan.
c. Aspek Kesetiaan
Mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling
berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi
,sikap dan opini untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah perusahaan
dimana dia berada.
Contoh: menjaga suatu rahasia perusahaan oleh pegawai dan karyawan demi
kelancaran jalannya perusahaan
d. Aspek Produktivitas
Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban
manusia karena makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya
(effort) untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan
disegala bidang). Pandangan yang lebih mengandung arti filosofi itu
memberi arti filosofi dan spirit yang cukup mendalam dan memungkinkan
setiap orang yang memahaminya memandang kerja,baik secara individual
atau kelompok dalam suatu organisasi sebagai suatu keutamaan dalam hal
mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efisiensi dan
efektivitas yang merupakan penjabaran secara teknis dari konsep
produktivitas. Menurut dewan produktivitas Nasional Indonesia 1983,
dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental
(attitude of mind) yang selalu mempunyai pandangan : “Mutu kehidupan hari
ini harus lebih baik dari kemarin,dan esok lebih baik dari hari ini.” Secara
umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan terbalik antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input). (Sedarmayanti,2009:197). Dapat dikatakan bahwa kinerja
sebagai suatu hasil yang atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas
akan berpengaruh terhadap produktivitas/kerja.Semakin baik kinerja seorang
pegawai ,berarti pegawai tersebut juga semakin produktif atau
produktivitasnya semakin meningkat.
Contoh: Merancang iklan yang menarik dan berbeda dengan yang lain
sehingga menarik klien untuk bergabung sehingga dapat meningkatkan
produktivitas di perusahaan.
Disamping persyaratan diatas ada juga pedomen bagi petugas humas dalam
melakukan dan mengembangkan hubungan masyarakat antara lain :
a. Penampilan
b. Tingka laku
c. Keterbukaan
d. Kemampuan daya tangkap dan pemehaman
e. Kemampuan memahami orang lain
f. Keterusterangan
g. Etika
h. Kegembiraan
i. Kecakapan untuk berkomunikasi
j. Kemampuan untuk memberi perhatian
2. Sikap Humas dalam Melaksanakan Tugas
Seorang humas dituntut mempunyai ketrampilan dasar yang harus
berkembang sesuai dengan pengalamannya ,ketrampilan dasar tersebut
meliputi hal-hal berikut :
a. Bertindak sebagai saluran komunikasi dua arah antara organisasi dan
public
b. Membantu terjalinnya hubungan yang naik antara individu dalam
orgnisasi
c. Berusaha memhumasomosikan organisasi
d. Mengawasi kebutuhan public serta membuat rancangan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi organisasi dengan
melaluipertukaran informasi
f. Mengantisipasi perubahan sikap dan tingka laku publik terhadap
organisasi.
g. Mengambil tindakan utnuk memperbaiki kritik-kritik yang dilancarkan
terhadap organisasi
h. Membantu pelaksanaan program humas organisasi dengan
rasa tanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan bersama.
i. Mengetahui metode-metode baru dalam bidang riset dan ilmu
pengetahuan.
8. PROSES HUMAS
2. Planning (perencanaan)
Tahap berikutnya setelah penelitian dan pencarian data, adalah
tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi HUMAS melakukan
penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan
menentukan orang-orang yang akan menangani masalah tersebut nantinya.
Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara
matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan HUMAS secara
keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh,
bukan berdasarkan keinginan HUMAS. Berdasarkan pada rumusan masalah,
dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat
program humas kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan
dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should
we do and why?”
4. Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan prosesnya sudah selesai
atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang
telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur
keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, dituntut untuk teliti
dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Oleh karena itu,
setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk
mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai
acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?”
menjadi acuan dalam tahap ini.
Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial dan
peran teknis. Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi 3 peranan, yakni
expert pereciber communication, prooblem solving process facilitator dan
communicatoin facilitator.
Keempat peran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. expert pereciber communication
Petugas Humas dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati
pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti
hubungan dokter dan pasien.
4. Technician Communication
Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang
menyediaka layanan di bidang humas.
Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan
dan fungsi humas yakni :
1. Menginterpretasikan , menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan
perilaku publik,kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk
merumuskan kebijakan organisasi.
2. Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan
publik.
3. Mengevaluasi program humas-program humas
organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik.
Humas pada hakekatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogikan dengan tujuan komunikasi. Berdasarkan hal tersebut, maka
tujuan humas adalah :
2. Planning (perencanaan)
Tahap berikutnya setelah penelitian dan pencarian data, adalah
tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi HUMAS melakukan penyusunan
masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan
orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh
diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan
suksesnya pekerjaan HUMAS secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data
dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan
HUMAS. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan
pengambilan keputusan untuk membuat program humas kerja berdasarkan
kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci
dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”
4. Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan prosesnya sudah selesai atau
belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah
diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses
secara keseluruhan. Pada tahap ini, dituntut untuk teliti dan seksama demi
keakuratan data dan fakta yang telah ada. Oleh karena itu, setelah selesai satu
permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru
lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa
mendatang. Singkat kata, “How did we do?” menjadi acuan dalam tahap ini.
Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial dan peran
teknis. Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi 3 peranan, yakni expert
pereciber communication, prooblem solving process facilitator dan communicatoin
facilitator.
Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fungsi humas yakni :
b. Pengertian Etika
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara
tentang humasaxis (tindakan) manusia, Etika tidak mempersoalkan
keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus
bertindak berdasarkan norma yang berlaku.
Landasan patokan utama dari etika profesi dan Kode etik IHUMASA adalah
berdasarkan prinsip-prinsip dasar PBB sebagai berikut:
1. The Universal Declaration of Human Right
(Menghormati dalam pelaksanaan tugas humasofesinya dengan memperhatikan
humasinsip-humasinsip moral dari deklarasi umum tentang hak-hak asasi
manusia).
2. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap
humasibadi untuk menilai).
1. Pengertian Jabatan
Ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di
berbagai tempat.
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam
lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh PNS.
1. PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para praktisi humas di Indonesia mendirikan
Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS) di Jakarta. Berikut
tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan perkembangan dan keterampilan humasofesional
hubungabmasyarakat di Indonesia.
2. Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
3. Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
4. Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan
bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
2. APHUMASI
Di Indonesia juga terdapat organisasi yanng menghimpun perusahaan humas,
yakni APHUMASI (Asosiasi Perusahaan Public Relations). AHUMASI didirikan pada 10
April 1987 di Jakarta bersifat independen.
DAFTAR ISI
1. Daftar Isi 1
2. Pengertian profil HUMAS 2
3. Pengertian Kode Etik 2
4. Kode Etik Profesi HUMAS 2
5. Contoh Kode Etik ( XL ) 4
6. Sanksi Pelanggaran Kode Etika 4
7. Faktor yang Mempengaruhi Pelanggran Etika 5
8. Macam-macam Jabatan humas 5
9. Pengertian Jabatan 5
10. Jabatan Fungsional Pranata Humas 6
Profil Petugas Humas 6
7. Organisasi Profesi 7
8. Ciri-ciri Organisasi Profesi 7
9. Peran Organisasi Profesi 7
Fungsi Organisasi profesi 7
1. Manfaat Organisasi Profesi Menurut Breckon 8
2. Profil Humas 8
3. Contoh Profil humas 8
4. Daftar Pustaka 10
PROFIL HUMAS
1. PENGERTIAN PROFIL
Identitas dari individu atau organisasi yang memberikan informasi kepada yang
membutuhkan, dengan maksud untuk mengenali, memahami, dan mempelajari individu atau
organisasi tersebut.
Jadi, Pengertian kode etik menurut para pakar etika moral professional tersebut diatas dapat
disimpulkan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang menjadi norma perilaku.
Sedangkan arti kode etik profesi, adalah kode perilaku yang ditetapkan dan dapat diterima
oleh kelompok profesi yang menjadi pedoman “bagaimana seharusnya” (das
sollen) berperilaku dalam menjalankan (das sein) profesi tersebut secara etis. (A.
Muhammad, 1997;143)
1. KODE ETIK PROFESI HUMAS
Howard Stepheson dalam bukunya Hand Book of Public Relation (1971) mengatakan bahwa
definisi profesi humas adalah kegiatan humas atau public relation merupakan profesi secara
praktis memiliki seni keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan,
kemampuan, dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etikanya.
Pemahaman tetang pengertian kode etik, etik profesi dan etika kehumasan serta aspek-aspek
hukum dalam aktivitas komunikasi penting bagi praktisi atau professional PR/Humas dalam
melaksanakan peran dan fungsinya untuk menciptakan citra baik bagi dirinya (good
performance image) sebagai penyandang professional PR/Humas dan citra baik bagi suatu
lembaga atau organisasi (good corporate image) yang diwakilinya.
Kode etik merupakan aturan-aturan susila yang ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh
seluruh anggota yang bergabung dalam suatu profesi. Kode etik merupakan persetujuan
bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota. Kode etik merupakan
serangkaian peraturan yang di sepakati bersama guna menyatakan sikap atau perilaku
anggota profesi. Kode etik lebih mengingatkan pembinaan para anggota sehingga mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat (Bambang Herimanto, 2007:253-254). Kode etik
profesi dilaksanakan oleh pribadi-pribadi yang memiliki profesi terkait karena hal tersebut
melekat pada jabatannya dan bersifat normatif.
Menurut G.Sach dalam bukunya The Exent and Intention of PR and Information
Activities terdapat tiga konsep penting dalam etika kehumasan sebagai berikut:
1. The Image, the knowledge about us and the attitudes toward us the our different interest
groups have.(Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap terhadapat kita yang
mempunyai kelompok-kelompok dalam kepentingan yang berbeda).
2. The Profile, the knowledge about an attitude towards, we want our various interest group to
have.(Penampilan merupakan pengetahuan mengenai suatu sikap terhadap yang kita inginkan
untuk dimiliki kelompok kepentingan kita beragam).
3. The Ethiccs is branch of philoshophy, it is a moral philoshophy or piloshophical thinking
about morality. Often used as equivalentti right or good.(Etika merupakan cabang dari ilmu
filsafat, merupakan filsafat moral atau pemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu
berkaitan dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan).
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa citra adalah cara
masyarakat memberikan kesan baik atau buruk terhadap diri kita. Penampilan selalu
berorientasi ke depan mengenai bagaimana sebenarnya harapan tentang keadaan diri kita,
sedangkan bahasan etika merupakan acuan bagi kode perilaku moral yang baik dan tepat
dalam menjalankan profesi kehumasan.
Kode Etik IPRA (International Public Relation Association) yang telah diperbaharui di
Teheran, Iran pada tanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis memuat butir-butir terdiri
dari satu mukadimah dan berisikan 13 pasal.
Secara garis besar kode etik IPRA mencakup butir-butir pokok sebagai Standard Moral of
Public Relations sebagai berikut:
Kode perilaku;
Kode moral;
Menjunjung tinggi standar moral;
Memiliki kejujuran yang tinggi;
Mengatur secara etis mana yang boleh diperbuat dan tidak boleh diperbuat oleh Profesional
PR/Humas.
Point nomor 1, 2, dan 3 mengatur kode perilaku dan moral seseorang sebagai penyandang
professional PR/Humas. Point nomor 4 menunjukan adanya integritas kepercayaan dan
tanggung jawab peribadi professional PR/Humas yang tinggi. Sementara itu, point nomor 5
berkaitan dengan suatu kebolehan (mogen) dan larangan (verbod) yang dilakukan oleh
profesi kehumasan berdasarkan pertimbangan moral, baik dilihat secara etis, etika profesi dan
moral, maupun peraturan normatif yang harus dipatuhi dan ditaati oleh yang bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional (IPRA) didirikan di London, Inggris pada tahun 1955
dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Organisasi tersebut telah memperoleh pengakuan atau
berada di bawah naungan PBB (Persrikatan Bangsa-bangsa) yang kini memiliki keanggotaan
sedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etika profesi dan Kode etik IPRA adalah berdasarkan prinsip-
prinsip dasar PBB sebagai berikut:
2. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia serta mengakui hak setiap pribadi
untuk menilai).
Proaktif terhadap segala kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk memenuhi harapan
pelanggan
Sensitif terhadap kabutuhan dan permintaan pelanggan, dan
Responsif dan melayani pelanggan secara tulus dan profesional.
1. Produk dan Kualitas layanan
Untuk menjaga nama baik XL, kualitas produk, proses layanan dan dalam rangka upaya
membangun hubungan yang harmonis dan jangka panjang dengan pelanggan maka
diperlukan kejujuran dan integritas dari masing-masing Direksi dan Karyawan.
1. Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang
menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia akan
menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk berlanjut
ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya
2. Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung unsur pornografi
baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang mendistribusikan malware. Hal
tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda, kemungkinan
untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si pelaku melakukan aksinya. Misal,
sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk grup yang melecehkan agama,
dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya, ada kemungkinan akun tersebut akan
dideactivated oleh server. Atau dalam web/blog yang terdapat konten porno yang
mengakibatkan pemblokiran web/blog tersebut
3. Hukum Pidana/Perdata
“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena
penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan
pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3)
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa
pun yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem
Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33)
Adalah sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
(UU ITE) yang terdiri dari 54 pasal. Sudah sangat jelas adanya hukum yang mengatur tentang
informasi dan transaksi yang terjadi di dunia maya, sama halnya jika kita mengendarai motor
lalu melakukan pelanggaran misal dengan tidak memiliki SIM jelas akan mendapat
sanksinya, begitu pun pelanggaran yang terjadi dalam dunia maya yang telah dijelaskan
dimulai dari ketentuan umum, perbuatan yang dilarang, penyelesaian sengketa, hingga ke
penyidikan dan ketentuan pidananya telah diatur dalam UU ITE ini
Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
Alasan ekonomiàkebutuhan individu, misalnya :Korupsi
Tidak ada pedoman Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan
Perilaku dan kebiasaan individu (kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi)
lingkungan tidak etis (pengaruh komunitas)
Perilaku orang yang ditiru (efek primodialisme yang kebablasan)
Sanksi Pelanggaran Etika
Sanksi social skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”.
Sanksi hokum skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas
utama dan hiikuti hokum perdata.
1. MACAM-MACAM JABATAN HUMAS
Pengertian Jabatan
Ialah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan
yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di berbagai tempat.
Dalam birokrasi pemerintah dikenal jabatan karier, yakni jabatan dalam lingkungan birokrasi
yang hanya dapat diduduki oleh PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi. Kedudukan
jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah (eselon IV/b) hingga yang
tertinggi (eselon I/a). Contoh jabatan struktural di PNS Pusat adalah: Sekretaris Jenderal,
Direktur Jenderal, Kepala Biro, dan Staf Ahli. Sedangkan contoh jabatan struktural di PNS
Daerah adalah: sekretaris daerah, kepala dinas/badan/kantor, kepala bagian, kepala bidang,
kepala seksi, camat, sekretaris camat, lurah, dan sekretaris lurah.
2. Jabatan Fungsional, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur organisasi,
tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan tugas-tugas pokok
organisasi, misalnya: auditor (Jabatan Fungsional Auditor atau JFA), guru, dosen, dokter,
perawat, bidan, apoteker, peneliti, perencana, pranata komputer, statistisi, pranata
laboratorium pendidikan, dan penguji kendaraan bermotor.
Jabatan Fungsional Pranata Humas
Jabatan Fungsional Pranata Humas adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pranata Humas dalam satuan organisasi Menkominfo
yang dalam melaksanakan tugasnya didasarkan kepada keahlian dan/atau ketrampilan
Penerangan dan Seni Budaya dan bersifat mandiri.
Pranata Humas adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan informasi dan kehumasan.
Pelayanan Informasi dan Kehumasan adalah kegiatan yang dilakukan Pranata Humas mulai
dari perencanaan pelayanan informasi dan kehumasan, penyediaan dan penyebarluasan
informasi, pelaksanaan hubungan kelembagaan, pelaksanaan hubungan personil dan
pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan. Pranata Humas juga melakukan
hubungan kelembagaan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara lembaga yang
ada dalam masyarakat antara pimpinan lembaga dengan personil dan antar sesama personil.
Tingkatan Pranata Humas adalah (1) tingkat trampil, yaitu pranata humas yang mempunyai
kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya
mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis dibidang kehumasan (IIa – IIId) – SLTA/D-III,
(2) tingkat ahli yaitu pranata humas yang mempunyai kualifikasi profesional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dibidang kehumasan (III/a – IV/c) – S1 keatas.
Tugas pokok pranata humas adalah melakukan kegiatan pelayanan informasi dan kehumasan
yang meliputi:
1. Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
2. Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas da lugas, baik
lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
3. Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
4. Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
5. Mempunyai imajinasi.
6. Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
7. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan kriteria ideal adalah kemampuan dalam hal manajemen,
keterampilan, dan kepribadian. Gambaran umum tentang profil petugas humas dan kualifikasi
yang dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang cukup terampil, khususnya
di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan menggunakan alat-alat
komunikasi lainnya.
8. PR harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam media dan
memahami proses manajeman. PR harus memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu
masalah, dala mengambil keputusan, mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan
perilaku dan respo public. PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang
etika, simpati, dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi,
kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
9. ORGANISASI PROFESI
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya
berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang
sama
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi
serta memperjuangkan otonomi profesi
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar pelayanan
profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi
Peran organisasi profesi
1. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi.
Fungsi organisasi profesi
1. Bidang pendidikan keperawatan
2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan
6. Memberikan izin praktik
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
8. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
11. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam keperawatan
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain
16. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
Manfaat organisasi profesI
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1. Mengembangkan dan memajukan profesi
2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi
5. Organisasi Keperawatan Se Dunia
ICNMerupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick.
6. ICN merupakan federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia.
Tujuan pendirian ICN
1. memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh dunia,
2. memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai
maslah tentang keperawatan,
3. menjunjung tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,
pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan
4. PROFIL HUMAS
CONTOH PROFIL HUMAS
Kantor Humas dan Kerjasama merupakan lembaga fungsional dipimpin oleh seorang
Kepala yang bertanggungjawab kepada Rektor dan pelaksanaan tugas sehari-hari
dibawah pembinaan Pembantu Rektor IV.
Kantor Humas dan Kerjasama dibentuk tahun 2004 berdasarkansurat keputusan Rektor
Unverstas Sebelas Maret No 649/J7/KL/2004 tentang pembentukan Kantor Humas dan
Kerjasama Unverstas Sebelas Maret. Pada awalnya, Kantor Humas dan Kerjasama terdiri atas
3 taskforce yaitu Humas dan Sistem Informasi, Kerjasama Dalam Negeri serta Kerjasama
Luar Negeri. Selanjutnya berdasarkan SK No 3A/ H27/OT/ 2008 dibentuk satu
lagi taskforceyaitu International Service. Keempat taskforce tersebut bekerja sesuai dengan
bidang garap yang telah ditetapkan. Dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam pengembangan kerjasama UNS.
Untuk lebih memfokuskan kegiatan dan mendorong peningkatan hasil kerjasama secara
keseluruhan, maka pada tahun 2009 UNS melalui SK Rektor No 81A/ H27/ 0T/
2009dilakukan perombakan struktur organisasi Kantor Humas dan kerjasama dengan
memisahkan taskforce luar negeri dan International Service menjadi International
Office, sementara taskforce dalam negeri dengan Humas dan Sistem Informasi masih berada
dalam Kantor Humas dan Kerjasama.
VISI, MISI DAN TUJUAN KANTOR HUMAS DAN KERJASAMA
VISI:
Agar bisa memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh stakeholder maka Kantor Humas
dan Kerjasama mempunyai visi:
MISI:
1. Membangun citra dan reputasi UNS yangunggul dalam rangka mewujudkan World Class
University
2. Meningkatkankuantitas dan kualitas kerjasama dalam negeri,
TUJUAN:
1. Meningkatkan pencitraan UNS dengan komunikasi pencitraan secara terpadu kepada seluruh
stakeholder
2. Meningkatkan pelayanan prima pada stakeholderinternal dan eksternal
3. Meningkatkankuantitas kerjasama dalam negeri dengan berbagai pihak
4. Meningkatkankualitas kerjasama dalam negeri dengan berbagai pihak
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/95964158/Definisi-Profil#scribd
http://www.pengertianku.net/2015/02/pengertian-kode-etik-dan-tujuannya-lengkap.html
http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.co.id/2008/03/tujuan-kode-etik-profesi.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/etikamoral-pelanggaran-dan-sanksi-
pelanggaran/
http://aatmandai.blogspot.com/2012/05/1.html, 15/08/2014.
http://catatankomunikasi.blogspot.com/2013/07/4-tahapan-dalam-proses-public-
relations.html, 15/08/2014.
http://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/28/kode-etik-public-relations-di-indonesia/,
12/08/20114.
http://jurusankomunikasi.wordpress.com/skom-4103-hubungan-masyarakat/inisiasi-3-
kedudukan-dan-peran-humas-dalam-organisasi/, 15/08/2014.
http://noorsiasih.blogspot.com/2012/12/resume-bab-5-hubungan-internal-dan.html,
12/08/20114.
http://sseituko.wordpress.com/2011/06/17/konsep-humas/, 15/08/2014.
Kusumastuti, Frida. 2002. Dasar-Dasar Humas. Jakarta: Galia Indonesia.
Nesia, Andin. 2014. Dasar-Dasar Humas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ruslan, Rosady. 2008. Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://aniatih.blogspot.co.id/2014/09/humas-dan-keprotokolan.html
http://andriblogg99.blogspot.co.id/p/organisasi-profesi-organisasi-profesi.html
Buku Materi Pokok SKOM4103 Hubungan Masyarakat, Liestianingsih Dwi Dayanti, dkk,
Jakarta: Universitas Terbuka,2007
http://jakafilyamma.blogspot.co.id/2013/10/profesionalisme-dan-etika-humas.html
http://humas.staff.uns.ac.id/profiil/home/
PERJALANAN DINAS
Perjalanan Dinas : Suatu kegiatan pimpinan bepergian ke suatu tempat-tempat tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas kedinasan/kewajiban kantor.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, perjalanan diartikan sebagai suatu kegiatan berpergian ke
suatu tempat, dinas diartikan sebagai orang yang memimpin suatu unit organisasi.
1. Berdasarkan wiayah
2. Tempat tujuan perjalanan bisnis, nama kota atau nama Negara untuk perjalanan ke luar negeri.
Daftar perjalanan sangat diperlukan oleh pimpinan ataupun administrasi kantor atau sekretaris.
Kegunaan daftar perjalanan bisnis, yaitu :
3. Untuk administrasi kantor atau sekretaris sebagai pedoman dalam menangani administrasi pimpinan
selama pimpina tidak di tempat.
Contoh 1
ITINERARY
Tuesday, June 22
6:10 p.m. Leave Cincinnati –Union Station on National Limited. Car D12,Lower 9. Your
Ticktes are in your letter case.
Wednesday, June 23
7:40 a.m Arrive Washington –Union Station. Reservation at the Carlton Hotel.
10:00 a.m. Appointment with James C. Richardson at his office, 236 Fourteenth
Contoh 2:
DAFTAR PERJALANAN
08.00 Berangkat dari kantor (dengan mobil perusahaan KT. 4375 DD)
mobil Perusahaan)
Dokumen perjalanan dinas adalah keterangan - keterangan yang melengkapi perjalanan bisnis atau
perjalanan dinas sesuai dengan tempat tujuan dan pekerjaan yang akan dilakukan.
1. Dokumen Internal
a. Surat Tugas
Surat Tugas adalah surat yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di perusahaan dan diberikan
kepada seorang bawahan untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu instansi atau seseorang yang
lebih tinggi kedudukannya yang ditujukan kepada bawahan untuk melaksanakan perjalanan dinas.
2. Dokumen Eksternal
Dokumen Eksternal adalah dokumen yang dikeluarkan oleh instansi terkait dan digunakan untuk
perjalanan bisnis. Jenis dokumen ini biasanya berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan daerah tujuan
dalam perjalanan bisnis.
a. Paspor (Passport)
Paspor adalah identitas warga negara yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Paspor dapat
digunakan berkali-kali sepanjang masih berlaku atau masih ada lembar untuk exit permit. Masa
berlaku paspor adalah lima tahun. Paspor yang digunakan untuk perjalanan kenegaraan diterbitkan
oleh Departemen Luar Negeri, ssedangkan paspor untuk umum yang tidak untuk perjalanan
kenegaraan diterbitkan oleh kantor imigrasi setempat.
Macam-macam paspor
Paspor biasa adalah papor bersampul warna hijau. Paspor jenis ini digunakan oleh masyarakat umum.
Paspor biasa ini diperoleh di kantor imigrasi setempat, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan masa
berlakunya adalah lima tahun.
2. Paspor dinas
Paspor dinas adalah paspor yang bersampul warna biru. Paspor jenis ini digunakan oleh pegawai atau
pejabat pemerintah yang melaksanakan tugas kenegaraan atau perjalanan dinas ke luar negeri.
Pengurusan paspor ini dilakukan di Kementerian Luar Negeri dan hanya untuk pejabat pemerintah.
Masa berlaku paspor tergantung dari keperluannya, pada umumnya satu tahun atau lebih, ditulis
dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
3. Paspor diplomatic
Paspor diplomatic adalah paspor bersampul warna hitam. Paspor ini digunakan oleh pejabat
diplomati, seperti duta besar atau pejabat-pejabat tertentu kedutaan. Paspor diplomatic dikeluarkan
oleh Kementerian Luar Negeri. Ditulis dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
4. Paspor khusus
Paspor khhusus adalah paspor khusus untuk pejabat United Nation ( PBB ). Ada dua macam paspor
khusus, yaitu bersampul warna merah unuk pejabat tinggi PBB dan bersampul warna biru muda unuk
staf PBB.
b) Kartu Keluarga ( KK )
f) Akta kelahiran
b) Nomor paspor
d) Jenis kelamin
e) Kewarganegaaan
k) Alamat
Anda mengajukan permohonan, mengisi formulir, dan menyerahkan dokumen yang telah disebutkan
diatas ke kantor imigrasi setempat. Untuk wilayah Kabupaten Purbalingga untuk bisa membuat
pasport bisa datang ke kantor imigrasi di Kabupaten Cilacap maupun Wonosobo.
b. Visa
Visa adalah tanda izin yang dicap pada lembaran-lembaran paspor untuk mengunjungi suatu Negara
tertentu dalam waktu tertentu. Visa ini dapat diperoleh pada konsulat atau keduataannegara yang
bersangkutan. Perwakilan atau kedutaan negara yang akan dikunjungi akan memberikan stempel
dalam salah satu lembaran paspor dari buku paspor. Hal ini menunjukkan bahwa si pemilik paspor
telah dibenarkan untuk memasuki wilayah negaranya, dalam waktu tertentu. Untuk kunjungan yang
tidak melebihi dua minggu, visa tidak diperlukan bagi warga negara Indonesia yang masuk ke negara-
negara ASEAN.
Macam-macam visa :
c. Yellow Card
Yellow Card yaitu surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan oleh dinas
kessehatan yang menerangkan bahwa pemegang kartu tersebut dinyatakan
bahwa pemegang kartu tersebut dinyatakan sehat / tidak mengidap jenis
penyakit apapun.
d. KTP
Identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang sah yang diterbitkan oleh
Instansi Pelaksana yang berlaku diseluruh Negara Kesatuan Republik
Indonesia. KTP wajib dimiliki oleh setiap penduduk yang telah berusia 17
tahun keatas, atau telah kawin/pernah kawin.
e. Tiket
Adalah identitas warga negara yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Paspor dapat
digunakan berkali-kali sepanjang masih berlaku atau masih ada lembar untuk exit permit. Masa
berlaku paspor adalah lima tahun. Paspor yang digunakan untuk perjalanan kenegaraan diterbitkan
oleh Departemen Luar Negeri, sedangkan paspor untuk umum yang tidak untuk perjalanan
kenegaraan diterbitkan oleh kantor imigrasi setempat.
f. Paspor
Adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang
memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar Negara.
Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat
dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan kadang-kadang juga beberapa informasi lain
mengenai identifikasi individual. Paspor dapat digunakan berkali-kali sepanjang masih berlaku atau
masih ada lembar untuk exit permit. Masa berlaku paspor adalah lima tahun. Paspor yang digunakan
untuk perjalanan kenegaraan diterbitkan oleh Departemen Luar Negeri, sedangkan paspor untuk
umum yang tidak untuk perjalanan kenegaraan diterbitkan oleh kantor imigrasi setempat.
g. Fiskal
Merupakan biaya pajak yang harus dibayar oleh setiap warga Negara Indonesia yang akan berangkat
keluar negeri. Fiscal adalah surat keterangan pembayaran pajak yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jendral Pajak kepada seseorang sebagai wajib pajak yang akan berangkat ke luar negeri, kecuali orang
yang dibiayai oleh pemerintah.
A. Pengertian pertemuan/rapat
Rapat adalah kumpulan atau kumpulan dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi
pemerintah baik alam situasi formal maupun informal untuk membicarakan, merundingkan
dan memecahkan suatu masalah yang menyangkut kepentingan organisasi/perusahaan.
Kesimpulan saya :
pertemuan merupakan tindakan atau proses berkumpul bersama yang diadakan
dalam suatu organisasi, perusahaan, instansi pemerintah baik dala situasi formal
maupun informal yang brtujuan untuk membicarakan, merundingkan, dan
memutuskan suatu masalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.
B. Fungsi pertemuan/rapat
1. Untuk memecahkan masalah
2. Untuk menyampaikan informasi
3. Sebagai forum demokrasi
4. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta rapat (karyawan) dengan
perusahaan/organisasi
5. Sebagai sarana bernegosiasi
C. Jenis-jenis pertemuan/rapat
Pertemuan terdiri atas beberapa jenis, tergantung cara pandangnya atau segi
peninjauannya.
1. Berdasarkan Tujuan
Menurut tujuannya, rapat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Rapat penjelasan ( information conforence )
Rapat penjelasan adalah rapat yang diselengarakan untuk memberikan penjelasan kepada
para peserta rapat dari pimpinan.
b) Rapat pemecahan masalah ( problem solving conforence )
Rapat pemecahan masalah adalah rapat yang dilaksanakan untuk menemukan pemecahan
tentang suatu masalah yang sedang di hadapi .
c) Rapat perundingan ( negotiation conference )
Rapat perundingan adalah rapat yang diselengarakan dengan tujuan menghindarkan
timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak merugikan kedua belah pihak .
2. Berdasarkan sifat
Menurut sifatnya, rapat dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a) Rapat resmi ( formal meeting )
Rapat resmi adalah rapat yang dilaksanakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu,
sesuai dengan aturan yang berlaku.
b) Rapat tidak resmi ( informal meeting )
Rapat tidak resmi adalah rapat yang dilaksanakan tanpa suatu perencanaan yang bersifat
resmi.
c) Rapat terbuka
Rapat terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota organisasi dan materi yang
dibahas merupakan masalah-masalah yang tidak bersifat rahasia.
d) Rapat tertutup
Rapat tertutup adalah rapat yang hanya dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja dan
masalah yang dibahas merupakan masalah yang bersifat rahasia.
4. Berdasarkan frekuensi
Menurut frekuensinya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat rutin
Rapat rutin adalah rapat yang ditentukan waktunya ( mingguan, bulanan, tahunan ).
b) Rapat insedentil
Rapat insedentil adalah rapat yang terjadi tanpa direncanakan terlebih dahulu dan tidak
terjadwal.
5. Berdasarkan nama
Menurut nama, rapat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Rapat kerja
Rapat kerja adalah rapat para karyawan atau pimpinan guna membahas hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi.
b) Rapat dinas
Rapat dinas adalah rapat yang membicarakan masalah kedinasan atau kerjaan ( biasanya
dilaksanakan oleh orang-orang yang bertugas di instansi pemerintah ).
c) Musyawarah kerja
Musyawarah kerja adalah kata lain dari rapat kerja.
6. Berdasarkan urgensinya
Menurut urgensinya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat biasa
Rapat biasa adalah rapat yang dilaksanakan untuk masalah-masalah yang sudah di anggap
biasa.
b) Rapat penting
Rapat penting adalah rapat yang diadakan untuk membahas masalah-masalah yang
dianggap penting karena akan menghasilkan dampak penting bagi anggota
organisasi/perusahaan itu sendiri.
7. Berdasarkan pesertanya
Menurut pesertanya, rapat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rapat vertikal
Rapat vertikal adalah rapat yang diadakan, dimana yang hadir dalam rapat itu adalah
atasan dan bawahan.
b) Rapat horizontal
Rapat horizontal adalah rapat yang diadakan atara penjabat suatu organisasi/ perusahaan
yang sederajat.
D. Tujuan pertemuan
Beberapa tujuan diadakannya rapat, yaitu :
a) Untuk memecahkan atau mencari jalan keluar suatu masalah
b) Untuk menyampaikan informasi, perintah, pernyataan.
c) Sebagai koordinasi antar intern atau antar ekstrn
d) Agar peserta rapat dapar berpartisipasi kepada masalah-masalah yang seddang terjadi
e) Mempersiapkan suatu acara atau kegiatan
f) Menampung semua permasalahan dari arus bawah
g) Agar tujuan rapat dapat dicapai, analisis terlebih dahulu bagaimana tingkat kecapaian dari
tujuan tersebut
H. Perencanaan rapat
Langkah-langkah yang perlu mendapat perhatian sekretaris dalam merencanakan rapat
yang sifatnya resmi adalah :
a) Persiapan ruangan dan tata ruang rapat
ruangan untuk menyelengarakan rapat resmi sangat menentukan kelancaran jalannya rapat.
b) Persiapan administrasi
Membuat surat undangan rapat
Menyusun acara/agenda rapat
Menyusun daftar hadir
Mempersiapkan bahan rapat
c) Persiapan peralatan rapat
sekretaris perlu mengiventarisasi alat-alat yang digunakan untuk keperluan pertemuan
seperti:
Papan dan alat tulis
Flip chart, yaitu kertas-kertas yang digunakan dengan lengkap dengan markernya
OHP, slide lengkap dengan layarnya dengan program Microsoft PowerPoint
Sound system, tape recorde
Map atau tas untuk tempat bahan-bahan rapat
Bock note, ball point
Tustel handycame untuk mengabadikan rapat
Membuat catatan hasil rapat (notulis )
I. Pelaksanaan rapat
Pelaksanaan rapat, yaitu :
a) Suasana rapat berangsung terbuka
b) Para peserta rapat berpartisipasi aktif
c) Adanya kendali dari ketua rapat
d) Hindarkan debat kusir
e) Bahasa harus komunikatif
f) Hindarkan monopoli ketika berbicara
g) Terdapat keputusan dari kesimpulan rapat
h) Adanya notulen
i) Acara rapat
j) Media rapat
k) Waktu
J. Media rapat
Media rapat adalah fasilitas atau peralatan yang biasa digunakan dalam
suatu rapat baik rapat dengan peserta yang sedikit ataupun banyak, baik rapat
formal maupun rapat informal
Pertanyaan langsung merupakan pertanyaan yang biasanya dilakukan oleh pemimpin rapat,
dengan memberikan pertanyaan langsung pimpinan bertujuan untuk memberikan motivasi
dan dorongan agar peserta rapat dapat berpartisipasi aktif. Namun jika orang yang ditanya
secara langsung tidak dapat menjawab pertanyaan pimpinan tadi malah akan membuat
kurang percaya diri.
Contohnya: Pimpinan bertanya pada salah seorang peserta rapat "Menurut Pak Joko,
bagaimana cara meningkatkan penjualan komputer perusahaan kita bulan depan?"
2. Pertanyaan tidak langsung/dioperkan
Pada saat ada yang bertanya, pertanyaannya dialihkan atau dipindahkan kepada peserta
lainnya yang diperkirakan dapat menjawab atau agar jawabannya dipikirkan bersama oleh
forum rapat.
Contohnya: Saudari Tini, tadi saudari Ani menanyakan perihal mengenai open
management. Apakah Sadari tahu mengenai itu?
3. Pertanyaan Umum (overhead question)
Pertanyan umum merupakan teknik bertanya kepada seluruh peserta rapat. Tujuan
menggunakan teknik bertanya umum adalah untuk mengaktifkan seluruh peserta rapat agar
sama-sama berfikir menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh peserta rapat.
Contohnya: Saudara-saudara apakah kita perlu menambah cabang perusahaan yang baru?
8. Pertanyaan Penghargaan
Pertanyaan penghargaan ditujukan karena ingin memberikan penghargaan kepada orang yang
memberikan ide atau masukan yang berguna.
Contoh: Bapak Amin, Bapak mengatakan bahwa membuka cabang baru di
Tanjungmorawa akan meningkatkan omset penjualan. Bisakah Bapak jelaskah lebih lanjut?.
9. Leading question
Maksud leading question ialah suatu pertanyaan yang diungkapkan padahal jawabannya telah
ada dalam pertanyaan itu sendiri.
Contohnya: Sarana yang kita miliki memang masih kurang, bukan?
M. Pengertian Notula
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka dijelaskan bahwa notula
adalah catatan singkat mengenai jalannya persidagan (rapat) serta hal yang dibicarakan dan
diputuskan.
Notula merupakan sumber informasi atau sebagai dokumen otentik, karena notulen harus
ditulis dengan teliti, tepat dan jelas.
I. Bentuk catatan pertemuan
a) Notula Harfiah
Yang dimaksud dengan notula harfiah adalah laporan atau pencatatan secara kata demi kata
seluruh pembicaraan dalam rapat, tanpa menghilangkan atau menambahka kata lain (kata dari
notulis). Notula harfiah biasanya berbentuk dikte atau catatan stenografi, menulis kembali
hasil rekaman, dan gabungan dari keduanya.
b) Notula Rangkuman
Notula rangkuman adalah laporan ringkas tentang pembicaraan dalam rapat. Oleh karena itu,
notulis harus terampil menilai isi pembicaraan setiap peserta rapat. Notulis harus dapat
memilah dan memilih setiap pembicaraan.
II. Fungsi catatan pertemuan
V. Jenis-jenis notula
1. Contoh notula
Contoh Notula
NOTULA RAPAT
PENGURUS PUSAT SP-PGN
Hari / Tanggal : Selasa, 3 Maret 2009
Waktu : 14.00 – 17.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat OPB, Gedung B Lantai VIII
Peserta : Pengurus SP-PGN (terlampir
Agenda : – Pembahasan Kelanjutan Masalah Surat Pembatalan
Keputusan Direksi tentang Pengisian Formasi Manajemen Puncak dari Luar PGN
- Mekanisme pembuatan lambang SP-PGN
- Mekanisme keanggotaan SP-PGN
- Mekanisme iuran anggota
- Pembahasan masalah lainnya
Catatan Rapat :
1. Terkait Kelanjutan Masalah Surat Pembatalan Keputusan Direksi tentang Pengisian
Formasi Manajemen Puncak dari Luar PGN, akan dikirim surat ke Depnaker dan Menneg
BUMN (tembusan ke Direksi PGN) untuk mengadukan masalah tersebut dan minta
pertimbangan / saran dari institusi tersebut. (Deadline tanggal 6 Maret 2009, PIC : Ketua
Umum, Kabid. Advokasi & Hub. Industrial serta Sekretaris)
2. Lambang PGN akan disayembarakan ke pekerja PGN dengan anggaran hadiah sebesar
Rp. 5.000.000,- (untuk hadih uang dan trophy atau piagam). Pengumuman melalui email atau
portal PGN. (deadline 31 Maret 2009, PIC : Sekretaris)
3. Akan dibuat formulir keanggotaan SP-PGN yang didalamnya berisi kesediaan menjadi
anggota dan membayar iuran bulanan sebesar Rp. 20.000,- per bulan. Formulir akan
disampaikan melalui email maupun pengurus SP-PGN di tiap unit / satuan kerja masing-
masing. (PIC : Kabid Organisasi dan Keanggotaan, deadline : 31 Maret 2009)
4. Iuran anggota akan dilaksanakan dengan pemotongan gaji bulan April, dan menunggu
hasil konfirmasi pendaftaran anggota SP-PGN. (PIC : Kabid Organisasi dan Keanggotaan,
deadline : 31 Maret 2009)
5. Masalah ketenagakerjaan hasil dari RAKERNAS SP-PGN 2009 yang akan ditangani
langsung oleh Ketua Umum SP-PGN adalah sebagai berikut :
Adanya Keputusan Direksi tentang Penerimaan pekerja setingkat manajemen puncak
(sebagai pegawai tetap) yang kurang sesuai dengan Peraturan Perusahaan
Belum adanya komunikasi internal yang kondusif, baik dari sisi ketersediaan fasilitas
(media komunikasi) maupun komitmen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya bukti hasil
komunikasi dari manajemen mengenai visi, misi dan tujuan yang akan dicapai kepada seluruh
pekerja
Belum adanya perencanaan yang berkesinambungan dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan yang dimonitor dan dievaluasi secara berkala sehingga tidak ada kesan bahwa
pencapaian kinerja perusahaan by accident atau terjadi dengan sendirinya
Perubahan organisasi yang arah dan tujuannya tidak jelas, yang mengakibatkan
ketidakjelasan pekerjaan dan menimbulkan kekhawatiran di seluruh tingkat jabatan dan staf
Percepatan pelaksanaan perubahan struktur organisasi agar tidak mengganggu proses
kerja yang sedang berlangsung
Terkait Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang baru, perlu dilakukan pembandingan
dengan BUMN yang lain mengingat besarnya pemberian kewenangan dari Direksi kepada
Kepala Satuan/Unit Kerja
Usulan adanya TOA (Table of Authority) untuk struktur organisasi yang baru TOA
yang baru diberikan sepenuhnya ke GM sehingga GM harus membuat TOA kepada Distrik.
Seharusnya TOA disusun terpusat.
Penjelasan mengenai status nilai Take Or Pay di neraca yang mana selama ini telah
terakumulasi cukup besar dan batasan waktu sampai kapan Take Or Pay tersebut dapat
diambil dan dipergunakan
Kelangsungan bisnis perusahaan terkait pasokan gas di Medan dan Surabaya yang
semakin menurun dan belum ada tambahan pasok, bahkan kontrak pembelian gas eksisting
untuk Medan akan berakhir tahun 2011. Hal ini menimbulkan demotivasi & keresahan
pekerja
Pelaksanaan mandat hasil kongres 2007 agar dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab sesuai dengan janji-janji pada waktu Kongres SP Oktober 2007
Belum adanya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara SP dengan Manajemen
Konsolidasi anggota SP untuk bersatu dan untuk memiliki kesamaan pemahaman
sebagai pekerja yang senasib dan sepenanggungan di dalam keluarga besar PGN
6. Adapun masalah ketenagakerjaan lainnya yang diinventarisir di RAKERNAS,
tindaklanjutnya akan diserahkan tugas dan kewenangan kepada masing-masing bidang.
3. SYARAT LAPORAN
Laporan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dan mudah dimengerti
apabila laporan memenuhi syarat-syarat tertentu. Penilaian suatu laporan
berdasarkan pada keberhasilan pencapaian sasaran yang diinginkan. Adapun syarat-
syarat laporan adalah sebagai berikut :
Laporan Harus Jelas dan Cermat
Laporan harus didasarkan pada kecermatan dan kejelasan data. Ini berarti erat
hubungannya dengan kemampuan dan ketelitian pembuatan laporan dalam
menentukan data untuk membuat bahan laporan.
Laporan Harus Benar dan Objektif
Laporan yang dibuat harus didasarkan pada informasi yang benar dan obyektif. Ini
berarti bahwa informasi yang dituangkan dalam laporan harus sesuai dengan
masalah yang akan dikemukakan.
Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran
Laporan harus dibuat singkat, tepat, padat dan jelas serta langsung mengenai
sasaran
Laporan Harus Lengkap
Laporan yang disajikan harus lengkap sehingga dapat dipergunakan oleh para
pemakai dalam mengambil suatu keputusan.
Laporan yang lengkap harus mencakup uraian :
Segala segi dari masalah yang dikemukakan
Uraian yang tidak memberikan berbagai penafsiran yang dapat menimbulkan
masalah baru
Memuat data-data penunjang seperti statistic dan table.
Menurut Prof. Dr. Mr. Prajudi Atmosudirjo, secara teknik, laporan harus
mempunyai kelengkapan berikut :
Mempunyai judul.
Ada perincian.
Mengemukakan masalah pokok yang meliputi tinjauan laporan, tujuan penilaian,
tujuan studi, penelaahan, dsb.
Mempunyai batang tubuh yang memuat semua data, fakta, pandangan, serta
merupakan alas an dari kesimpulan dan saran
Memberikan kesimpulan dan saran
Menyebut sumber-sumber dasarnya dan memberikan pujian dan penghargaan
kepada yang berjasa dalam masalah ini secara jujur
Lampiran-lampiran secukupnya
4. JENIS LAPORAN
Ditinjau dari segi isi dan maksudnya, laporan dibedakan menjadi :
Laporan Informatif
Laporan yang bersifat memberikan informasi kepada pimpinan, agar pimpinan
mempunyai gambaran tentang suatu kegiatan, keadaan, atau masalah. Dengan
demikian pimpinan dapat mengikuti perubahan-perubahan atau perkembangan
dengan baik.
Laporan Rekomendasi
Laporan ini, selain penyampaian informasi disertai pula dengan pendapat, misalnya
dengan mengemukakan alasan atau sebab-sebab terjadinya informasi yang
dilaporkan. Laporan rekomendasi bertujuan pokok memberikan rekomendasi
mengenai suatu masalah.
Laporan Analistis
Disamping memberikan informasi kepada pimpinan, laporan yang sifatnya analistis
juga dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pikiran yang menyangkut
informasi yang dilaporkan. Sumbangan pikiran itu berupa pendapat dan saran. Akan
tetapi, pendapat dan saran itu diberikan oleh penyusun laporan sesudah
mengadakan analisis yang matang dan mendalam.
Laporan Pertanggungjawaban
Laporan untuk memberikan pertanggungjawaban atas wewenang yang telah
dilimpahkan atasan. Laporan pertanggungjawaban memberi gambaran tentang
pekerjaan yang telah diselesaikan, pekerjaan yang masih perlu diselesaikan dan
evaluasi pekerjaan yang telah diselesaikan.
Laporan Kelayakan
Laporan yang menganalisis suatu masalah secara mendalam untuk menilai apakah
suatu proyek fisibel atau tidak. Di dalam laporan tersebut berbagai alternatif
dianalisis, kemudian ditentukan mana yang terbaik.
Ditinjau dari segi bentuknya, laporan dibedakan menjadi :
Laporan Berbentuk Memo
Bentuk tersebut digunakan apabila isi laporan pendek. Laporan yang pendek
biasanya memuat hal-hal yang pokok saja. Laporan berbentuk memo hanya
digunakan untuk keperluan intern organisasi.
Laporan Berbentuk Surat
Laporan tersebut dibuat dalam bentuk surat biasa. Isinya lebih panjang dari memo,
kira-kira satu sampai tiga atau paling banyak lima halaman kuarto atau folio.
Laporan Berbentuk Naskah
Laporan dalam bentuk naskah dapat pendek atau panjang. Laporan yang panjang
apabila dapat dibuat dalam buku. Untuk penyampaiannya mutlak diperlukan memo
atau surat pengantar.
Ditinjau dari segi sifatnya, laporan dpat dibedakan menjadi :
Laporan Biasa
Laporan Penting (Rahasia)
Ditinjau dari segi penyampaiannya, laporan dapat dibedakan menjadi :
Laporan lisan
Laporan Tulisan
Laporan Visual
Ditinjau dari segi waktu dan periodisasinya, laporan dapat dibedakan
menjadi :
Laporan Rutin
Laporan Berkala
B. PENGUMPULAN DATA
Bahan penyusun laporan adalah data dan fakta. Dalam proses pengumpulan
data dan fakta, penulis laporan harus melakukan penyelidikan secara seksama.
Penulis harus memperhatikan dan mencatat dengan hati-hati semua hal dan semua
kejadian yang ditemui dan diamatinya, sehingga ia mengetahui permasalahan secara
menyeluruh.
Pengumpulan data dapat menggunakan berbagai macam cara, Misalnya
observasi dan wawancara. Pengumpulan data dan observasi dapat diperoleh dengan
mengadakan kegiatan penelitian kelapangan yang memiliki data terkait dengan
masalah yang diinginkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara secara langsung atau
kuisioner yang dikirim ke alamat responden. Dalam hal tersebut penulis harus
merencanakan pertanyaan dan membuat daftar lampiran. Bentuk pertanyaan dan
daftar lampiran yang efisien harus memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
Pertanyaan dan daftar lampiran harus jelas.
Pertanyaan yang bersifat sensituf harus dihindari.
Jawaban yang diperoleh harus objektif dan dapat disusun secara berlajur-lajur dan
harus objektif.
Instruksi dan perumusan istilah harus singkat dan jelas.
Susunan pertanyaan harus direncanakan secara cermat.
4. Literatur/Dokumenter
Pengumpulan jenis ini, dapat diperoleh dari dokumen-dokumen yang dikumpulkan, dari
majalah, buku-buku,surat kabar, arsip, foto-foto dan lain-lain.
Setelah data terkumpul, selanjutnya mengolah data kuantitatif (hasil
wawancara atau observasi) menjadi informasi. Informasi tersebut akan disusun
berdasarkan prinsip-prinsip komposisi, Yaitu menetapkan topik, merumuskan tema
atau tujuan, membuat kerangka atau outline kemudian menulis laporan yang
dimaksud.
C. PENYUSUNAN KERANGKA LAPORAN
Laporan yang dibuat dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa
(What), dimana (where), kapan (when), mengapa (why) dan siapa (who) yang
bertanggung jawab terhadap suatu masalah. Pada garis besarnya, sebuah laporan
akan mencakup tentang hal-hal seperti dibawah ini :
Jadwal Kegiatan Pimpinan adalah segala jadwal kegiatan pimpinan yang memerlukan
kehadirannya diluar rutinitas kantor yang dilakukan di balik meja kerja kantor.
Jadwal kegiatan harus diperhitungkan secermat mungkin mengingat pimpinan sarat dengan
kegiatan yang tidak mungkin mengahadiri dan melaksakan semua kegiatan.
Dalam mengatur jadwal kegiatan pimpinan, sekretaris tidak dapat lepas dari pengaturan waktu
kerja untuk dirinya sendiri. Tugas sekretaris sebagian besar memang untuk meringankan tugas
pimpinan, sehingga pimpinan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas utamanya dalam
manajemen, namun tidak berarti sekretaris mengabaikan tugas-tugas sekretaris sendiri. Sebagai
contoh, apabila sekretaris tidak pandai mengatur waktu untuk membuat surat ataupun mengurus
arsip, maka hal ini akan berakibat terganggunya tugas pimpinan. Lagi, pada suatu saat pimpinan
harus menandatangani surat yang harus segera dikirim, namun surat tersebut ternyata belum dibuat
oleh sekretaris. Yang lain, misalnya sekretaris dalam menyimpan surat asl-asalan sehingga waktu
pimpinan membutuhkannya, surat tersebut akan sulit dicari. Dalam hal ini sekretaris bukanlah
membantu meringankan tugas pimpinan, melainkan justru menambah beban pekerjaan pimpinan.
Adapun penerapan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengawasan pada teknik penggunaan waktu pimpinan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Adalah kegiatan yang menggambarkan ke depan hal-hal yang harus dikerjakan untuk
mencapai suatu tujuan. Perencanaan biasanya berkaitan dengan waktu yaitu jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Sehubungan dengan hal ini pengaturan jadwalpun bisa berdasarkan
waktu, misalnya jadwal harian, mingguan tau bulanan.
Ciri-ciri perencanaan pengaturan jadwal kegiatan yang baik mencakup, hal-hal berikut ini:
Jelas dalam mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukan pimpinan. Jelas dalam arti pekerjaan
tersebut memang dapat dilakukan dan sesuai dengan job deskripsi untuk pimpinan. Sekretaris tidak
boleh mencampur adukkan antara tugas sekretaris dengan tugas pimpinan,walaupun pada akhirnya
tugas sekretaris merupakan tugas untuk melancarkan tugas pimpinan, jadi jadwal kegiatan sekretaris
harus setiap hari membaca laporan yang penting untuk pengambilan keputusan.
Berkesinambungan dalam arti perencanaan jadwal kegiatan pimpinan tidak dapat berhenti
pada satu periode tertentu atau bersifat stagnan namun merupakan proses yang berkesinambungan
atau berjalan terus menerus
2. Pengorganisasian
Secara umum pengorganisasian merupakan kegiatan mengidentifikasi, menganalisis,
mengelompokkan pekerjaan, menentukan pekerjaan bagi pegawai dan tanggung jawab pada
pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Pengorganisasian jadwal pimpinan berarti
kegiatan mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis kegiatan pimpinan termasuk mengelola
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengorganisasikan waktu pimpinan:
b) Menetapkan berapa lam waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
c) Menetapkan prioritas dari kegiatan terpenting dan mendesak yang dikategorikan (A),kegiatan
setengah mendesak(B), dan kegiatan yang tidak mendesak atau dapat ditunda sementara(C)
d) Mengatur jumlah orang yang terlibat dalam tugas pimpinan sesuai dengan kehendak pimpinan,
sehingga dapat diprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam mengorganisasikan jadwal kegiatan pimpinan, sekretaris juga dapat melakukan analisis
waktu kegiatan pimpinan, apakah pimpinan dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya serta
sesuai jadwal atau tidak, apakah ada kegiatan yang sesuai jadwal namun harus dilakukan
pimpinan. Setelah menganalisis kegiatan tersebut, sekretaris dapat menyusun jadwal
berdasar analisis tersebut.
ᴥ Kegiatan hubungan internal yang dilakukan oleh seorang Public Relations Officers, yaitu
Dalam pelayanan tamu kantor diperlukan peraturan protokoler dan cara-cara yang perlu
diperhatikan oleh para pegawai, oleh karena itu perlu mendapat perhatian sewajarnya adalah
penerimaan tamu. Seperti halnya pelayanan telepon, penerimaan tamu harus dilaksanakan sebaik-
baiknya karena hal ini akan menyebabkan penilaian baik atau penilaian tidak baik terhadap instansi
kita. Dengan penerimaan tamu yang baik, pihak luar akan menilai bahwa kantor kita sudah maju di
dalam pergaulan perkantoran, sebaliknya bila penerimaan tamu kurang baik, maka pihak luar akan
memberikan penilaian bahwa kantor kita masih terbelakang.
Tamu yang datang ke kantor umumnya mengharapkan pelayanan yang baik dari pegawai atau
Sekretaris di kantor tersebut. sehingga tamu tidak merasa dipersulit untuk menemui salah seorang
pejabat.
Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam hal penerimaan tamu yaitu lokasi dan
penataan ruang tamu, cara penerimaan tamu, perlakuan terhadap tamu yang datang tetapi belum
mengadakan perjanjian, perlakuan terhadap tamu yang harus menunggu, merencanakan perjanjian
dengan tamu, syarat-syarat seorang penerima tamu, dan catatan tamu
Bagi instansi yang frekuensi penerimaan tamunya cukup tinggi dan tamunya banyak,
seyogyanya disediakan ruangan penerimaan tamu atau ruang tunggu tamu tersendiri. Ruangan
penerimaan tamu harus berada di tempat yang tenang, tidak terganggu oleh hiruk-pikuknya
pegawai/kegiatan kerja yang ada. Hal ini untuk menjaga agar tamu yang sedang menunggu tidak
merasa terganggu.
Ruangan tamu harus ditata sebaik-baiknya, kursi tamu diatur sedemikian rupa hingga tamu
mudah untuk duduk, meja tamu selalu bersih dan di atasnya ditempatkan hiasan bunga yang cukup
indah, walaupun tidak berarti harus bunga yang mahal. Menyediakan brosur-brosur yang diterbitkan
oleh instansi di meja tamu (bila ada), dan koran atau majalah, juga merupakan langkah yang tepat.
Rak-rak buku di ruang tamu (bila ada) harus ditata menurut pengaturan interior yang sudah maju.
Tanda-tanda penghargaan
dan piala-piala yang pernah didapat oleh instansi dapat juga disimpan di ruang tamu. Hiasan-hiasan
dinding yang dipasang di ruang tamu harus yang ada kaitannya dengan tugas instansi, bila gambar
demikian tidak ada, sebaiknya dipasang gambar-gambar yang bersifat netral tapi menimbulkan kesan
asri, misalnya gambar pemandangan alam.
Untuk menimbulkan rasa nyaman bagi para tamu, sebaiknya di sudut-sudut ruangan
ditempatkan tanaman hias. Di meja tamu ditempatkan bunga hiasan (baik bunga asli atau bunga
buatan) dengan penataan yang indah, baik dalam vas bunga atau tempat bunga Iainnya.
Kegiatan penerimaan tamu disebut reception. Orang yang diberi tugas menerima tamu disebut
penerima tamu atau receptionist. Untuk mendapat gambaran yang Iebih nyata, pembicaraan kita
dalam uraian ini kita fokuskan kepada tugas-tugas seorang penerima tamu yang melayani seorang
pimpinan/pejabat (misalnya seorang sekretaris pimpinan).
Pegawai/Sekretaris harus menyapa dengan memberi hormat kepada tamu yang datang dengan ucapan
: "Selamat pagi atau selamat siang". Apabila tamu tidak segera memberitahukan dengan siapa is akan
bertemu dan keperluannya apa, maka Pegawai/Sekretaris dapat menyapa dengan : "Dapatkan saya
membantu Bapak?"
3. Menyenangkan tamu
Apabila tamu harus menunggu persilahkan tamu duduk di kursi tamu, dan bila waktu menunggu agak
lama, tawarkan bacaan-bacaan misalnya surat kabar, buletin kantor agar tamu tidak bosan menunggu.
Seperti halnya dalam pelayanan telepon, karena kita belum mengetahui apakah tamu yang
datang itu tamu penting atau tamu tidak penting, maka kita harus menggunakan prinsip bahwa semua
tamu yang datang itu adalah tamu penting. Bila tamu datang, pekerjaan apapun yang sedang
dilakukan oleh penerima tamu harus ditunda dahulu, dan layanilah tamu dengan muka yang cerah dan
bahasa yang sopan serta ramah.
Untuk menunjang kelancaran tugas, seorang penerima tamu harus banyak bekerja sama
dengan para sekretaris pejabat lain, terutama untuk memperoleh informasi jadwal acara penerimaan
tamu pejabat yang bersangkutan. Dengan mengetahuinya jadwal acara tersebut, ia akan bisa
membantu pimpinan dan tamu apabila diperlukan. Misalnya datang seorang tamu untuk menghadap
pimpinan, tapi pimpinan tidak dapat menerimanya karena permasalahan yang akan dibicarakan oleh
tamu bukan lingkup tugasnya, dan ia menyarankan untuk menghadap pejabat lain yang membidangi
masalah yang mau dibicarakan oleh tamu. Dalam hal semacam ini, penerima tamu dapat memberikan
penjelasan kepada tamu kiranya ia akan dapat diterima oleh pejabat yang ditunjuk, karena jadwal
acara pejabat tersebut memungkinkan.
Kasus lain yang mungkin terjadi yaitu tamu harus menunggu. Kasus semacam ini dapat saja
sering terjadi yaitu sekalipun tamu yang sudah mengadakan perjanjian, tapi terpaksa harus menunggu
karena sesuatu hal, misalnya karena pejabat yang bersangkutan dipanggil oleh pimpinan yang lebih
tinggi, atau ia sedang menyelesaikan masalah yang sangat penting dan mendadak dan harus segera
selesai. Dalam keadaan demikian, penerima tamu harus dapat menjelaskan secara jujur dan bijaksana
kepada para tamu mengapa pejabat tidak dapat menerima mereka padahal sudah ada perjanjian.
Penerima tamu dapat juga menawarkan kepada para tamu apakah mereka bersedia menunggu sampai
pejabat dapat menerima mereka atau datang lagi pada kesempatan lain.
Selama tamu menunggu, penerima tamu harus dapat bertindak bijaksana hingga tamu merasa
senang, misalnya bila keadaan memungkinkan penerima tamu mengadakan pembicaraan tidak formal
dengan tamu, tetapi harus diingat bahwa yang dibicarakan bukan masalah kedinasan, dan penerima
tamu jangan memulai pembicaraan tetapi harus bersifat melayani/menanggapi percakapan tamu.
1. Jenis-jenis Tamu Kantor
Bagi tamu yang sudah mengadakan perjanjian, harus memperoleh prioritas untuk dapat
menemui pimpinan. Untuk keperluan tersebut penerima tamu harus mengetahu benar jam berapa tamu
itu bisa diterima. Bila tamu yang sudah mengadakan perjanjian itu datang, tugas utama penerima yaitu
segera memberitahukan kepada pimpinan yang bersangkutan bahwa tamunya sudah datang, serta
menanyakan kepadanya apakah ia sudah dapat menerimanya, misalnya " Bapak Tony telah datang
untuk menemui Bapak sekarang. Bolehkah saya mengantarkannya untuk menghadap Bapak".
Bila terdapat beberapa tamu yang sudah mengadakan perjanjian, urutan waktu menghadap pimpinan
harus jadi perhatian penerima tamu. Dengan mengetahui urutan waktu tersebut, penerima tamu dapat
memberitahukan pejabat bila giliran tamu berikutnya telah tiba.
Adakalanya tamu yang datang itu tanpa mempunyai perjanjian dengan pejabat yang dituju.
Dalam keadaan demikian, penerima tamu harus lincah dan segera menanyakan dengan sopan data
tamu dimaksud, misalnya namanya, dari instansi mana, tujuan kedatangannya, mau bertemu dengan
siapa. Berdasarkan data-data itu, penerima tamu segera memberitahukan kepada pimpinan yang
bersangkutan, dan sekaligus menanyakan kepadanya apakah ia dapat menerima tamu tersebut dan
kapan dapat menerimanya. Apabila pejabat yang dimaksud dapat menerimanya, walaupun tidak pada
waktu itu, bagi penerima tamu tidak banyak permasalahan. Tetapi bila pimpinan itu tidak dapat
menerimanya, karena misalnya tujuan kedatangan tamu itu tidak ada hubungan dengan bidang tugas
pimpinan, maka dalam keadaan demikian penerima tamu harus mempunyai kemampuan untuk
menjelaskan kepada tamu, agar di satu pihak tamu itu dapat memaklumi mengapa ia tidak dapat
diterima dan di pihak lain agar tidak ada penilaian negatif kepada pimpinan yang tidak bisa menerima
tamu itu.
Salah satu cara untuk tidak mengecewakan tamu karena ia tidak dapat diterima oleh seorang
pimpinan karena alasan seperti tersebut di atas, misalnya dengan menawarkan kepada tamu untuk
menghadap pejabat lain yang kiranya lebih tepat untuk menerimanya karena bidang tugas yang
ditanganinya sesuai dengan bidang tugas yang ingin dibicarakan oleh tamu. Untuk dapat berbuat
seperti itu penerima tamu selain harus mempunyai pengetahuan tentang struktur organisasi instansi
tetapi juga harus mengetahui bidang tugas yang ditangani oleh masingmasing unit organisasi dari
instansi, walaupun hanya secara garis besarnya saja.
Jenis tamu yang lain yang datang tanpa perjanjian, misalnya keluarga atau istri pimpinan, atau
kawan karib pimpinan. Menghadapi tamu semacam ini penerima tamu harus bersifat luwes, artinya
dapat mempersilahkan tamu itu masuk ke ruangan pejabat tanpa melalui prosedur yang ada. Bila
keadaan memungkinkan dapat saja kepada tamu semacam itu diberitahukan, dengan cara yang tidak
formal dan penuh kearifan, mengenai jadwal acara penerimaan tamu berikutnya (bila ada) oleh
pimpinan. Maksudnya agar mereka memaklumi bahwa pimpinan (suaminya, atau bapaknya, atau
temannya) itu masih harus menerima tamu yang lainnya yang mungkin sekarang sudah menunggu,
sehingga pertemuan mereka tidak mengganggu jadwal pertemuan dengan yang lain yang sudah
disepakati.
Apabila tamu teman pimpinan, maka harus segera diberitahukan kepada pimpinan. Bila pimpinan siap
menerimanya, sekretaris mempersilahkan dan mengantarkan tamu tersebut menemui pimpinan.
d. Tamu Rutin
Tamu Rutin adalah tamu yang sudah biasa menemui pimpinan. Apabila yang datang adalah
pegawai/pejabat kantor itu sendiri, maka tidak perlu ditanyakan keperluannya. Sekretaris dapat
langsung mempersilahkan tamu apabila tidak ada tamu lainnya.
2. Catatan Tamu
Catatan tamu adalah sangat penting, baik untuk instansi besar maupun instansi yang kecil,
karena selain berguna pada waktu tamu itu menghadap pimpinan, tetapi mungkin catatan semacam itu
diperlukan di kemudian hari. Bentuk dan model catatan tamu berbedabeda, tergantung kepada
kebijaksanaan instansi yang bersangkutan. Akan tetap hal-hal yang ada dalam catatan tamu itu pada
prinsipnya sama yaitu mencatat mengenai tanggal, waktu, nama, jabatan, nama instansi tamu, ingin
bertemu dengan siapa, jabatan pejabat yang akan ditemui, tujuan kedatangan, sudah ada perjanjian
atau belum.
Berdasarkan kepada kebutuhan data di atas, suatu formulir khusus mengenai catatan tamu
dapat disiapkan/dicetak dan mints diisi oleh tamu pada waktu yang bersangkutan ingin menghadap
pimpinan. Catatan tamu misalnya dapat dibuat sebagai berikut :
Hari/Tanggal
Waktu
Nama Tamu
Jabatan
Nama Instansi
Jabatan
Bag Unit/Instansi
Tujuan Kedatangan
………………………………………….2008
3. Merencanakan Perjanjian
Sesuai dengan tugas dan jabatannya, seorang pejabat/pimpinan senantiasa harus menerima
tamu yang akan menyelesaikan segala urusannya. Karena itu pejabat yang bersangkutan selalu
mempunyai buku catatan tentang rencana penerimaan tamu. Rencana ini dijadikan bahan informasi
apabila ada tamu yang lain yang mau bertemu dengan pimpinan.
Untuk keperluan pembuatan perjanjian, penerima tamu harus membuat catatan atau agenda di
mana dicantumkan tanggal, nama dan jabatan tamu, pejabat yang ingin ditemui, waktu, tempat,
perihal yang mau dibicarakan. Bentuk buku agenda perjanjian tamu misalnya seperti contoh berikut :
Bertemu
Tgl. dengan Jabatan Kantor Waktu Tempat Tentang
siapa
Penerima tamu atau sekretaris setiap pagi harus membicarakan agenda perjanjian dengan
pejabat yang bersangkutan untuk mengecek apakah perjanjian itu ada perubahan atau tidak. Bila ada
perubahan harus ditentukan tanggal dan waktu yang baru di mana pejabat dapat menrima tamu.
Perubahan semacam ini harus diberitahukan kepada tamu dengan segera, agar tamu dapat
menyesuaikan dengan tanggal dan waktu yang baru.
Seperti disebutkan terdahulu bahwa salah satu tugas penerima tamu adalah untuk memberikan
pelayanan kepada tamu sebaik-baiknya hingga dapat menimbulkan penilaian yang baik oleh pihak
luar terhadap instansi. Ini berarti bahwa penerima tamu harus ditunjuk orang-orang yang memenuhi
syarat untuk tugas tersebut. Pada umumnya seorang penerima tamu harus mempunyai pendidikan
yang memadai, penampilan yang baik, cepat tanggap, dan mempunyai pengetahuan struktur
organisasi, tugas dan fungsi masing-masing organisasi, nama-nama pejabat di setiap unit, dan hal-hal
lain yang ada kaitan dengan tugasnya.
Karena cara penerimaan tamu dapat menentukan kesan baik atau kesan tidak baik dari pihak
luar kepada instansi kita, maka untuk dapat menciptakan kesan baik, penerima tamu haruslah orang
yang sabar,
sopan, ramah, bijaksana, mempunyai minat melayani, dan mempunyai penampilan yang memadai.
Pengetahuan mengenai struktur organisasi, nama pejabat penting, nomor-nomor telepon penting,
lokasi ruangan pejabat penting, dan hal-hal penting yang lain yang bertalian dengan instansi, perlu
dimiliki oleh seorang penerima tamu.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, terutama untuk instansiinstansi Pemerintah, selain
pengetahuan seperti disebutkan di atas, adalah suatu keharusan bagi seorang penerima tamu dapat
berbicara bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Hal ini sangat diperlukan karena selain tamu yang
datang itu berasal dari instansi-instansi dalam negeri, tetapi juga tamu-tamu asing untuk
membicarakan masalahmasalah kedinasan yang ada kaitannya dengan tugas instansi yang
bersangkutan.
Sumber : https://www.kanal.web.id/2016/08/pengertian-kantor-dan-manajemen.html
Agenda kerja pimpinan ini ada yang disusun perminggu, perbulan, dan ada pula yang per tahun.
Hal ini tergantung dari jabatan si atasan. Semakin tinggi jabatannya, semakin padat acaranya,
tentu semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Beberapa acara
bahkan harus di geser hingga ke beberapa bulan berikutnya.
Di sisi lain, pada umumnya, siswa di sekolah diajarkan menyusun agenda kerja pimpinan
dengan menuliskannya secara manual ke dalam format yang dicetak pada selembar kertas.
Ironis sekali memang. Karena, realita di lapangan, saat ini hampir sudah tidak ada lagi orang
yang menyusun agenda kerja dengan menuliskannya di atas kertas. Sebab, hal ini membuat
pekerjaan menyusun itu menjadi semakin rumit 1000x lipat. Bayangkan, setiap ada agenda
kegiatan baru yang perlu disisipkan Anda harus menyusun ulang semua kegiatan yang sudah
Anda susun dengan rapi sebelumnya. Selain itu, kertas tak bisa berbunyi atau bergetar untuk
menjadi pengingat jika kita lupa agenda kegiatan berikutnya.
Baca juga:
Contoh Agenda Rapat
Contoh Surat Undangan Rapat
Saat ini, hampir semua sekretaris dan semua orang menyusun agenda kerja pada gadget yang
mereka miliki. Berbagai aplikasi tersedia dengan gratis untuk mempermudah pekerjaan ini. Anda
cukup menuliskan agenda kegiatan pada hari dan waktu yang telah disepakati, secara otomatis
kegiatannya sudah tersusun dengan sangat baik. Selain itu, ponsel/Android memiliki pengingat,
bunyi atau getar. Tentu saja kita sangat membutuhkan hal itu. Hanya saja, Anda harus menyetel
waktunya 10-15 menit lebih awal dari waktu kegiatan yang telah disepakati. Hal ini untuk
memberikan kita waktu untuk bersiap-siap atau waktu untuk menuju ke tempat kegiatan
dilaksanakan.
Baiklah Sahabat, untuk tidak memperpanjang mukadimah mari kita lihat format dan cara
menyusun agenda kegiatan pimpinan dari skenario yang sudah ada berikut ini.
Baca juga:
Contoh Surat Permintaan Daftar Harga Berbahasa Inggris
Contoh Surat Permohonan Izin Tidak Masuk Sekolah Karena Siswa
Sakit atau Ada Acara Keluarga
Berikut ini adalah Agenda kegiatan pimpinan yang diinginkan sesuai dengan
skenario di atas.
PT MAESTRO JANE
Jalan Terubuk No. 21 Telp. 0761 28795
Pekanbaru – 28732
Menjadi nara sumber pada Hotel Saphir, Jl. Solo - Permintaan pimp
2 Sabtu, 11 Februari 2017 19.00-21.00
acara Program Green House Yogyakarta ruang Arjuna cabang REI Sura
Rencana pengem
9 Senin, 27 Februari 2017 08.00-10.00 Rapat rutin bersama staf Ruang pertemuan
usaha
Hotel Santika, ruang Sanjay, lt.
10 Selasa, 28 Februari 2017 09.00-12.00 Menghadiri rapat REI di Semarang
3