Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 2

SEJARAH & PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS


Sumber referensi :
1. Humas ; membangun citra dengan komunikasi, Frazier
Moore, Remaja Rosdakarya, 2004
2. Effective Public Relations, Scott M.Cutlip, Allen H. Center,
Glen M. Broom, Kencana Jakarta, 2009
Asal mula Perkembangan PR

Istilah PR baru dikenal mulai abad 20, yaitu di negara


tempat kelahirannya Amerika Serikat, walaupun gejalanya
sudah ada sejak adanya manusia pertama, yakni Adam dan
Hawa. Gejalanya timbul ditandai dengan adanya hubungan
seseorang dengan orang lain, pemberitahuan seseorang kepada
orang lain. Jadi PR tumbuh dari kebudayaan masyarakat untuk
memperoleh sesuatu.

Berbagai teknik PR sudah diterapkan selama berabad-abad


yang lalu, antara lain :
1. Penyambutan ratu Balqis terhadap Nabi Sulaeman dengan
upacara yang meriah untuk menghormati kedatangan tamu
yang istimewa.
2. Peristiwa penyambutan Mark Anthony di tepi sungai Nil yang
dilakukan oleh Cleopatra dengan segala keindahannya sebagai
seorang ratu.

3. Praktek PR selanjutnya lebih terorganisasi walaupun dalam bentuk


yang sangat sederhana, dapat dilihat pada jaman GILDA di Eropa.
GILDA adalah suatu organisasi yang anggotanya terdiri dari orang-
orang yang bermata pencaharian sama, dimana kemudian mereka
mengadakan perserikatan dalam bidang perniagaan sejenis dengan
tujuan untuk membatasi persaingan dari dalam dan menolak
persaingan dari luar dengan upaya meningkatkan produksinya dan
memperluas pasarannya. Mereka memperkenalkan produksinya
dengan menggunakan teknik komunikasi informatif melalui
pemberitahuan tentang kualitas produk dan manfaatnya bagi si
pemakai barang.
Perkembangan PR di Dunia

Praktik PR dewasa ini berakar dari masa lalu, periode awal yang
definitif adalah dari tahun 1900-an, ketika dunia memasuki abad
ke- 20. Perkembangan PR dapat dibagi menjadi 7 periode
utama, yaitu :
1. Era Persemaian (1900-1916)
Dari jurnalisme yang gemar membongkar ketidakberesan versus
publisitas defensif, dan dari reformasi politik yang luas yang
dipromosikan oleh Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson
sampai penggunaan keahlian PR.
2. Periode Perang Dunia I (1917-1918)
yakni era kekuasaan yang hebat dalam mengorganisasikan
pengobaran semangat patriotisme; menjual obligasi perang,
merekrut tentara, dan mengumpulkan jutaan dolar untuk
kesejahteraan
1.
3. Ledakan Era Duapuluhan (1919-1929)
Ketika prinsip dan praktik PR yang dipelajari selama perang
dimanfaatkan untuk mempromosikan produk mendapatkan
penerimaan publik untuk menjalani perubahan setelah
terkoyak oleh perang, memenangkan pertarungan politik,
dan mengumpulkan jutaan dollar untuk sumbangan.
4. Era Roosevelt dan Perang Dunia II (1930-1945)
Era yang didominasi oleh Franklin D. Roosevelt dan
penasihatnya, Louis McHenry Howe: Depresi besar dan
perang dunia II – peristiwa yang berpengaruh luas dan
mendalam terhadap praktek PR
5. Era Pasca Perang (1946-1964)
era penyesuaian bangsa yang bergeser dari ekonomi
berorientasi perang ke ekonomi berorientasi industri jasa,
Memimpin “dunia bebas”, era diterimanya PR secara luas-
asosiasi Profesional yang kuat, awal pendidikan PR, dan
kemunculan televisi sebagai media komunikasi.
6. Periode Protes dan pemberdayaan (1965-1985) munculnya
protes mahasiswa dan aktivis terhadap pencemaran
lingkungan, diskriminasi ras dan gender, konsentrasi
kekayaan dan kekuasaan di tangan segelintir orang,
penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah, dan
konsekuensinya, meningkatnya pengakuan akan tanggung
jawab sosial dari organisasi yang lebih responsif terhadap
publik.
7. Abad Digital dan globalisasi (1986-sekarang)
dengan akselerasi teknologi tinggi, bertambahnya saluran
komunikasi; dan ekonomi memuat kompetisi global,
interdepedensi, interaksi langsung dan cepat, terorisme.

Periode ini, diikuti dengan apa yang dinamakan Edward


Bernays sebagai periode “Pengabaian
Pengabaian Publik”
Publik yang dilakukan
perusahaan Amerika. Selama ‘era persemaian’ , negara Amerika
memasuli periode “Pemberian Informasi pada Publik” kemudian,
setelah Perang Dunia I memasuki era “Saling Pengertian” ketika
pelajaran dari ilmu perilaku diterapkan dalam praktek PR.
Mulai akhir tahun 1960-an, dimana protes anti perang,
gerakan konsumen, gerakan lingkungan hidup, dll menambah
kekuatan warga negara dalam menentang satus quo. “saling
pengertian” tak lagi memuaskan pihak-pihak yang menuntut
perubahan. Kemudian aksi korektif menjadi persyaratan dan
menimbulkan “saling penyesuaian”.
penyesuaian”.
Pergeseran paradigma dalam masyarakat ini mengubah
praktik PR secara dramatis di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-
21. teknologi baru mempercepat proses penyesuaian ini.

Era tak Peduli Era Penginformasian Era Saling Era Saling


Pd Publik Publik Pengertian Menyesuaikan
Perkembangan PR di Indonesia

Di Indonesia, PR menurut sejarahnya mengalami 4 fase


perkembangan dalam pertumbuhannya, yaitu :

1. Fase pertama, tahun 1962, merupakan cikal bakal


pembentukan Humas secara resmi melalui Presidium kabinet
Perdana Menteri Juanda, di mana pada masa ini
diinstruksikan agar setiap instansi pemerintah mempunyai
bagian Humas.
2. Fase kedua, tahun 1967-1971, mulai dibentuk “Badan
Koordinasi Kehumasan Pemerintah atau BAKOHUMAS
Pemerintah”.
3. Fase ketiga, pada tahun 1972 memunculkan Public Relations
dikalangan Profesional pada lembaga swasta, yang ditandai
dengan didirikannya “Perhimpunan Hubungan Masyarakat
(PERHUMAS)” . Pada tahun 1987 dibentuk wadah profesi
PR yakni ‘Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia
(APPRI)’.
4. Tahun 1995 – sekarang mulai bermunculan Forum-forum
Humas Profesional baik itu dikalangan swasta Hotel
Berbintang, BUMN, sampai Humas Perguruan Tinggi, yang
ditandai dengan terbentuknya Himpunan Humas Hotel
Berbintang, Forum Humas BUMN, Forum Humas
Perguruan Tinggi, dsb. (Yulianita, 2007, 157-158)
Falsafah PR

4 unsur falsafah PR yang berpengaruh di bidang teori dan praktek


adalah sebagai berikut :
a. PR sebagai upaya mempengaruhi kemauan individu,
golongan atau masyarakat yang menjadi sasaran, dengan
maksud mengubah pikiran, pendapat publik secara umum
oleh pemerintah.
b. PR ditujukan untuk mendorong atau memajukan usaha-
usaha dibidang ekonomi. Falsafah ini dipakai oleh badan
usaha ekonomi yang mencari keuntungan.
c. PR dengan menggunakan pengetahuan yang luas dan
bijaksana bisa dipergunakan dalam pencapaian tujuan.
d. Misi PR yang perlu disampaikan pada masyarakat (yang
dimaksud misi di sini arah tujuan dari fungsinya)
diintegrasikan dengan kebutuhan publik.
Beberapa Tokoh PR

Ivy Ledbetter Lee


Sebagai “Bapak PR” mengeluarkan pernyataan ‘Declaration of
Principles’ yang kemudian penyataan filosofis Lee ini sangat
mempengaruhi evolusi press agentry dan publisitas dalam bidang PR.

Rex F. Harlow
Tokoh yang mengakui perlunya pelayanan publik. Megawali karirnya
pada 1912 di Oklahoma. Karir Harlow ikut mendorong bidang PR
yang masih muda ke arah kematangannya pada 1980-an. Pada tahun
1939 ia mendirikan American Council of PR (ACPR) dan pada 1945
mendirikan bulanan Public Relations Journal, yang dipublikasikan
sampai 1995 oleh PR Society of America.
Edward L. Bernays & Doris E. Fleischman
Memperkenalkan istilah Public Relation Councel dalam
bukunya Crystallizing Public Opinion (1923), buku pertama
tentang PR. Pasangan suami istri ini menciptakan istilah itu
setelah membuka kantor sendiri pada 1919. mereka berdua
juga menciptakan Newsletter PR pertama, dan juga
mengembangkan konseling PR.
Perkembangan kegiatan PR

 Kegiatan PR diawali dengan kegiatan PRESS AGENCY atau


KEAGENAN PERS, di mana cara kerjanya berkaitan dengan
bidang kewartawanan yang dapat disewa untuk mempromosikan
tentang seseorang atau organisasi/perusahaan/lembaga dengan
mencapai publisitas yang menyenangkan di media massa baik
media massa cetak maupun elektronik.
 Pada perkembangan selanjutya muncul profesi yang kita kenal
dengan istilah PUBLICITY atau PUBLISITAS. Pada prinsipnya
publisitas dilakukan oleh seseorang untuk menciptakan goodwill
melalui peistiwa-peristiwa yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menarik untuk diberitakan di media massa. Dari kegiatan ini
diharapkan dapat menciptakan goodwill atau citra yang baik.
 Periode berikutnya, muncul apa yang dinamakan PUBLIC
RELATIONS. Dengan munculnya PR berarti merupakan
pengembangan dari publicity, di mana publicity dalam konsep
PR merupakan komponen utama dari kegiatannya. Namun
dalam hal ini PR lebih terorganisasi untuk memfokuskan diri
pada kegiatan yang sifatnya lebih terlembaga. Sehingga hal
tersebut dapat membedakan antara kegiatan yang dimulai dari
Press Agency Publicity Public Relations.
Pada prinsipnya, dengan adanya public relations, tidaklah
berarti publicity menjadi hilang atau hancur, dalam arti tidak
berfungsi, tetapi justru tetap ada bahkan melengkapi kegiatan
PR. Demikian juga dengan adanya publicity dan PR tidak
kegmemberikan konsekuensi pada kehancuran Press Agentry,
tapi bahkan Press Agentry ini diperlukan bagi kegiatan yang
dilakukan apakah ini untuk profesi yang bergelut di bidang
Publicity atau PR. Dengan demikian, jika diurutkan
perkembangan tersebut digambarkan sebagai berikut :
PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS
PRESS AGENTRY
(Keagenan Press)
Promosi ttg seseorang/organisasi utk mencapai publisitas yg
menyenangkan di media massa.

PUBLICITY
(Event Publisitas)
- Teknik bercerita mengenai organisasi, seseorang atau
sesuatu hal.
- Berita mengenai peristiwa atau kejadian yang direncanakan.
- Upaya untuk mencapai tujuan penciptaan goodwill dan utk
menarik minat public terhadap organisasi.

PUBLIC RELATIONS
Merupakan pengembangan dari publicity,
dimana publicity merupakan komponen
utama dari kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai