Anda di halaman 1dari 18

OTOMATISASI TATA KELOLA

HUMAS DAN KEPROTOKOLAN


(C3) KELAS XI
Program Keahlian Manajemen Perkantoran
Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran

DIsadur dari Penulis :


Dr. Suyitno, S.E., M.Pd
KOMPETENSI DASAR
KD 3.1 MEMAHAMI RUANG LINGKUP
KEHUMASAN
KD 4.1 MELAKUKAN PENGELOMPOKAN RUANG
LINGKUP KEHUMASAN

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan sejarah Humas/Public Relation
2. Menjelaskan definisi Humas/Public Relation
3. Menjelaskan fungsi kehumasan
4. Mengidentifikasi aspek-aspek kehumasan
5. Menjalankan proses humas
6. Menunjukkan manfaat humas

Peta Konsep

Sejarah Humas
(Public Relation)

Definisi Humas
(Public Relation)

Kehumasan Fungsi Humas

Aspek-Aspek Humas

Proses Humas

Manfaat Humas
Materi Pembelajaran
A. Sejarah Humas/PR

Sejarah perkembangan humas di Indonesia tidak lepas dari sejarah


perkembangan humas dunia. Humas merupakan kependekan dari Hubungan
Masyarakat. Istilah humas sering disebut dengan istilah Public Relations (PR).
Dalam sejarah perkembangan Public Relation dunia dipelopori oleh Ivy Ledbetter Lee yang
tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan
sukes. Saat terjadi kecelakaan kereta api yang menelan korban 50 orang tewas pada Oktober
1906, di mana Lee mengeluarkan pernyataan kepada masyarakat waktu itu, yang kemudian
dikenal dengan istilah Press Release, kemudian Lee mengeluarkan “Declaration of Principle”
sebagai pernyataan kepada publik tempat dia bekerja. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The
Father of Public Relations. Perkembangan Public Relations sesungguhnya berhubungan dengan
keberadaan manusia, yang di dalamnya meliputi unsur-unsur memberi informasi kepada
masyarakat, membujuk masyarakat dan mengintegrasikan masyarakat.

Gambar 1.1. Ivy Ledbetter Lee, The Father of Public Relations


(Sumber: https://www.google.co.id/)
Nah, bagaimana perkembangan PR/Humas selanjutnya?
Untuk perkembangan humas selanjutnya ditemukan dalam revolusi Amerika dengan
tokoh yang bernama Edward Bernays. Bernays memulai karir PR nya sebagai seorang
agen pers pada pertunjukkan teater, konser, dan balet pada tahun 1913. Saat perang
dunia I pecah di tahun 1917, Bernays bekerja untuk Komite Informasi, di mana Komite ini
berfungsi sebagai mesin propaganda Amerika untuk menarik simpati masyarakat dalam
berperang. Bernays mengemas, mengiklankan, dan menjual perang menjadi cara
“membuat dunia menjadi lebih baik”. Setelah perang dunia pertama berakhir pada tahun
1919. Bernays mulai membuka praktik PR nya sendiri, sebagai Konselor PR.
Pada tahun 1923, Bernays kemudian menulis buku yang berjudul Crystillizing
Public Opinion. Bernays juga orang yang pertama kali membuat mata kuliah Public
Relation di Universitas New York dan inilah titik awal PR sebagai ilmu pengetahuan
yang dipelajari. Setelah berhasil menyusun ilmu PR Bernays dikenal sebagai “The
Father of Modern Public Relation”.
Gambar 1.2. Edward Bernays, “The Father of Modern Public Relation”.
(Sumber: https://www.google.co.id/
Dan bagaimana pula perkembangan PR/Humas di Indonesia?
PR/Humas di Indonesia mulai di akui pada tahun 1950 secara konseptual, pada saat
Indonesia mendapat pengakuan dari Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Kala itu Indonesia masih sangat muda dan tidak berpengalaman. Indonesia butuh bantuan
secara materi dan moral dari dunia. Maka dari itu dunia harus mengetahui dan paham dengan
kondisi Indonesia. Sehingga dunia mau berempati pada Indonesia. Untuk itu dibuatlah
Departemen Penerangan. Setelah berjalan beberapa tahun, dirasa Departemen Penerangan
belum menyeluruh, maka kemudian pemerintah membentuk Divisi Humas pada tahun 1962.
Dengan dibentuknya Divisi Humas, PR/Humas di Indonesia mulai terorganisir.
Sampai pada tahun 1972, tepatnya pada tanggal 15 Desember, Perhimpunan
Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) resmi didirikan. Perhumas didirikan oleh
Marah Joenoes yang merasa perlu adanya perhimpunan untuk profesi ini.
Secara kelembagaan atau institusional profesi PR diakui kberadaannya sejak
terbentuknya BAKOHUMAS pada tanggal 13 Maret 1971. Bakohumas ini menghimpun
para pejabat dan para staf PR di lingkungan departemen, lembaga pemerintah, dan
BUMN. Perkembangan PR di Indonesia cukup pesat ada 3 (tiga) yang melatarbelakangi,
yakni kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi, dan kian hausnya masyarakat akan
informasi. Selanjutnya, lembaga pertama di Indonesia yang menghimpun pra praktisi PR
(individu) adalah Perhumas (Public Relations Associatos of Indonesi). Pendirinya dari
kalangan swasta dan pemerintah antara lain: Wardiman Djojonegoro, Brigjen
Soemrahadi, Marah Joenoes, Nana Sutrisna, Feisal Tamin, R.M. Hadjiwibowo, Dr. Alwi
Dahlan, Drs. Soemadi, Uman Soedjon, Isaksono Noeradi, dan beberapa tokoh lainnya.
Pada tanggal 13 September 1996 dibentuklah Forkamas (Forum Komunikasi
Humas Perbankan) yang khusus menghimpun pejabat PR di lingkungan perbankan,
Penggagasnya Gubernur Bank Indonesia saat itu, Soedrajad Djiwandono.
Namun, orientasi PR Indonesia belum seutuhnya dapat dikatakan sebagai “PR” sejati, sebab
berbeda dengan konsep yang diterapkan oleh Ivy Ledbetter Lee yang mempunyai posisi pemimpin
dan diberi kebebasan untuk berprakarsa dalam menyiapkan secara bebas serta terbuka. Tidak
heran jika di periode pertama PR di Indonesia secara struktural belum banyak ditempatkan dalam
top manajemen. Hal ini sangat ironis, padahal dalam kenyataannya
pemimpin perusahaan sering meminta kepala humas untuk mendampingi ketika
menghadapi publik eksternal, selain itu kegiatan PR masih banyak bersifat
penerangan satu arah ke publik eksternal semata-mata.
Setelah terorganisir dan diresmikan himpunan keprofesiannya, seorang humas
sangat dicari di Indonesia yang masih dapat dibilang negara muda. Maka diperlukan
pendidikan yang lebih untuk para calon praktisi PR/Humas. Prita Kemal Gani
melihat peluang tersebut dan mendirikan London School of Public Relation.
Sebelum mendirikan sekolah, beliau juga sempat mengharumkan nama bangsa di
tingkat internasional dengan keprofesiannya dalam bidang PR/Humas.

Gambar 1.3. Prita Kemal Gani, Pendiri London School of Public Relation
(Sumber: https://www.google.co.id/)
Sekarang bagaimana dengan kalian sebagai generasi penerus bangsa yang
nantinya melanjutkan estafet kemajuan negara tercinta? Tentunya wajib ikut
berperan sebagai humas di era global saat ini.
Di samping ini semua sejarah perkembangan Public Relations bisa dilihat dari
beberapa gambaran kronologi seperti berikut ini:
1. Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri
didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. 1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh.
3. 1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani.
4. 1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai.
5. 1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi.
6. 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai
mata kuliah wajib. Di samping itu banyak diadakan kursus-kursus yang
bermutu.
7. 1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
8. 1968: Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena
penelitian yang rutin dan kontinu.
Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.
1. 1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya
satu aspek saja.
2. 1979-1990 : Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan
mental dan kualitas
3. 1990-sekarang: Perkembangannya antara lain:
a. Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap
dan pola perilaku secara nasioal/internasional.
b. Membangun kerja sama secara lokal, nasional, dan internasional.
c. Saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi.

B. Definisi Humas/Public Relations (PR)

Pengertian Humas/PR menurut beberapa ahli:


1. Edward L. Bernays, berpendapat bahwa HUMAS (Hubungan Masyarakat)
atau Public Relations (PR) memiliki 3 pengertian yaitu:
1) Memberi penerangan kepada masyarakat.
2) Pembujukan langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan.
3) Usaha-usaha mengitegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan
dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.
2. Scott M. Cutlip dan Allen H. Center berpendapat bahwa, Humas merupakan
fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan
tata cara seseorang atau organisasi suatu program kegiatan untuk memperoleh
pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.
3. The Public Relations Society of America, berpendapat bahwa HUMAS
membantu suatu organisasi adalah usaha organisasi dan publiknya untuk saling
beradaptasi secara menguntungkan. Humas adalah usaha organisasi untuk
memperoleh kerja sama dari kelompok orang lain. Humas membantu organisasi
berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama.
4. Dr. Rex Harlow, berpendapat bahwa Public Relations merupakan komunikasi
dua arah antara organisasi dan publiknya secara timbal bailk dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan
kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa humas adalah
usaha untuk mempengaruhi masyarakat melalui komunikasi secara timbal balik dalam
rangka memperoleh kerja sama dalam upaya pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.

C. Fungsi Humas

Berdasarkan rumusan dari Departemen penerangan RI, fungsi humas adalah:


1. Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala
hal mengenai departemen penerangan terhadap internal publik, yaitu karyawan.
2. Melakukan hubungan keluar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai
departemen penerangan terhadap eksternal publik, yaitu masyarakat pada umumnya.
3. Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan kehumasan
sebagai medium penerangan.
4. Menyelenggarakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi serta kerjasama
kegiatan PR atau hubungan masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan
penerangan terhadap umum.
Sedangkan fungsi Humas menurut Edward L. Bernays adalah:
1. Menyediakan penerangan/pemahaman kepada publik
2. Melaksanakan persuasi kepada publik untuk menjadikan sikap dan tingkah laku
publik berubah
3. Usaha mempersatukan sikap dan perilaku lembaga sesuai dengan sikap dan
perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Fungsi humas menurut Djanalis Djanaid memiliki 2 fungsi yaitu:
1. Fungsi Konstruktif, yaitu humas mendorong untuk membuat aktivitas ataupun
kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif.
Termasuk di sini humas bertindak secara preventif (mencegah).
2. Fungsi Korektif, humas dapat mengatasi terselesainya permasalahan yang
terjadi dalam organisasi, fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika
orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya selanjutnya adalah upaya
mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya
penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal total sehingga menyebabkan
kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati”.

D. Aspek-Aspek Humas

Setelah mengetahui definisi dan fungsi humas dapatlah kita ketahui bahwa dalam
tugas humas terdapat aspek aspek di dalamnya, antara lain:
1. Aspek Layanan, yaitu untuk mengatur, mengotomatisasi, dan sinkronisasi
proses bisnis/kegiatan perusahaan juga layanan pelanggan dan dukungan
teknis, dengan tujuan menarik pelanggan/klien dan memeliharanya agar tidak
berada di tempat kita. Contohnya pada perusahaan dibutuhkan layanan yang
baik agar klien tertarik dan bertahan pada perusahaan tersebut.
2. Aspek Komunikasi, yaitu perubahan dengan memasukan aspek komunikasi atau
hubungan dua arah (two-way commucations). Definisi mengenai humas kemudian
memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan between
(antara). Dengan demikian pengertian humas sudah mengandung pengertian aksi
timbal balik (interaktif). Contohnya sebelum para karyawan perusahaan melakukan
unjuk rasa kenaikan gaji, public relations harus melibatkan semua staf perusahaan
yang bersankutan untuk mencegah aksi umpan balik. Public relations menggunakan
informasi untuk mengembangkan sebuah rencana aksi dirancang untuk
meminimalkan risiko unjuk rasa dan kemudian melasanakan rencana terbaik
sebelum terjadi unjuk rasa oleh karyawan perusahaan.
3. Aspek Kesetiaan, mempengaruhi pelaku orang secara individu maupun kelompok
saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, di mana persepsi,
sikap dan opini untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah perusahaan di mana dia
berada. Contohnya menjaga suatu rahasia perusahaan oleh pegawai dan karyawan
demi kelancaran jalannya perusahaan.
4. Aspek Produktivitas, secara umum produktivitas mengandung pengertian
perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai (output) dengan keselutuhan
sumber daya (input) yang digunakan, dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai
suatu hasil atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas akan berpengaruh
terhadap produktivitas/ kerja. Semakin baik kinerja seorang pegawai, berarti
tersebut juga semakin produktif atau produktivitasnya semakin meningkat.
Contohnya merancang iklan yang menarik dan inovatif sehingga menarik klien
untuk bergabung sehingga dapat meningkatkan produktivitas diperusahaan.
5. Aspek Etika Moral, dalam era globalisasi yang ditandai munculnya kebebasan
pers, mengeluarkan pendapat/opini dan berekspresi terbuka, serta kemampuan
untuk berkompetitif dalam persaingan pasar bebas, khususnya dibidang jasa
teknologi informasidan bisnis lainnya yang mampu menerobos batas-batas
wilayah suatu negara, sehingga dampaknya sulit dibendungoleh negara lain
sebagai target sasarannya. Contohnya tidak menggunakan cara atau sistem
yang menyinggung klien dalam proes berjalannya perusahaan.

E. Proses Humas

Berbicara tentang proses humas, tidak akan bisa lepas dari aspek manajemen PR,
telah kita ketahui pada dasarnya fungsi humas tidak lepas dari fungsi manajemen, begitu
juga dengan proses kerja humas yang tidak lepas dari fungsi manajemen.
Menurut Scott M. Cultip dan Allen H. Center proses manajemen public relations
sepenuhnya mengacu kepada pendekaan manajerial, di mana proses kerjanya
dilakukan melalui 4 (empat) tahapan atau langkah-langkah pokok yang menjadi
landasan acuan untuk melaksanakan program kerja kehumasan, yaitu: fact finding,
planning, communicating dan evaluating.
1. Fact Finding yaitu mendifinisikan permasalahan yang dilakukan melalui penelitian
dengan menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik
terhadap lembaga. Tahap ini memberikan landasan pada tahap-tahap berikutnya dalam
proses penyelesaian masalah, dengan mengatakan, “Apa yang terjadi sekarang.”
2. Planning yaitu membuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk
membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan
dengan kepentingan publik. Tahap ini melibatkan hal-hal yang ditemukan pada
tahap pertama. Tahap kedua ini berusaha menjawab, “Didasarkan pada apa kita
telah mempelajari situasi, apa yang akan kita ubah atau lakukan dan katakan?”
3. Communicating yaitu mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu
mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong mereka untuk mendukung
pelaksaan program tersebut. Jadi tahap ini merupakan tahap pelaksanaan program.
Pertanyaan dalam tahap ini adalah “Siapa yang akan melakukan dan
memberitahukan program ini serta kapan, di mana dan bagaimana?”
4. Evaluating yaitu tahap melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pelaksanaan program
dari perencanaan, pelaksanaan program (pengkomunikasian), sampai keberhasilan

8 Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan Kelas XI untuk SMK/MAK


atau kegagalan yang terjadi pada program tersebut. Dalam tahap ini humas mencari
kesesuaian pembuatan program-program yang dilaksanakan dengan rencana semula,
didasarkan pada evaluasi umpan balik, bagaimana hal ini bisa tidak berjalan. Apakah
program ini akan dilanjutkan atau diberhentikan. Pertanyaan dalam tahap ini “Bagaimana
yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan?”
Jika diuraikan lebih rinci, keempat tahapan menurut M. Cultiv & Center tersebut,
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa prilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan.
2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap
organisasi.
3. Menganalisa tingkat opini publik, baik yng intern maupun ekstern.
4. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah potensial,
kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan.
6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku
masyarakat sasaran. Termasuk membuat budget/anggaran biaya operasional.
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang
telah direncanakan.
8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-
penyesuaian yang diperlukan.
Berikut ini adalah contoh kasus yang ditangani oleh humas perusahaan, dari tahap demi tahap.

Contoh KASUS
Tahun 2000-an Perusahaan bedak PT. Pigeon memproduksi bedak padat untuk
wantia remaja, namun bedak padat tersebut di isukan mengandung pewarna pakaian
yang berbahaya bagi kulit. Peran PR dalam menangani kasus tersebut yaitu:
1. Fact Finding: mencari data-data yang akurat mengenai produk kami dengan
bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan bedak padat tersebut dan
melihat kelapangan/masyarakat yang menggunakan produk tersebut
apabila keadaannya mengacu pada hal yang menggawatkan perusahaan
misalnya masyarakat banyak yang menganggap bedak padat tersebut
berbahaya sehingga didemo keberadaannya, langkah selanjutnya yang
harus dilakukan oleh seorang PR adalah:
2. Planning : Menyusun rancangan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh
seorang PR, setelah PR mendapatkan bukti dan fakta bahwa produk perusahaan
tidak mengandung bahan pewarna pakaian yang berbahaya untuk kulit, rencana
pertama akan dilakukan adalah conferensi pers yaitu dengan mengundang para
wartawan di lobby perusahaan pigeon kemudian membawa ahli lab dan dokter
kulit yang telah menyelidiki komposisi dari bahan pembuatan bedak tersebut
dan PR sebagai perwakilan atau juru bicara dari perusahaan, kemudian
mengadakan acara bazzar di mall taman anggrek dan di dalamnya ada uji coba
pembuktian bedak yang berbahaya dengan yang aman, dan juga memberikan
hadiah bagi pembeli bedak tersebut. Dan dengan tempat yang sama yaitu di
mall taman anggrek perusahaan pigeon akan mengadakan talk show dengan

Kehumasan 9
mengundang artis “icon” dan mengundang badan POM, dokter kulit.
Membuat berita melalui media cetak, majalah mengenai perbaikan citra
dari produk kami. Membuat iklan yang mengandung unsur pembuktian
bahwa bahan-bahan pembuatan bedak ini adalah alami semuanya dan
tentunya juga harus menarik dengan memperhatikan komposisi warna
dan icon atau artis yang menjadi talent dalam iklan tersebut.
3. Comunicating : Kemudian PR akan membagikan tugas kapada karyawan yang
memiliki keahlian pada tugasnya masing-masing agar rancangan yang telah
disusun berjalan dengan baik misalnya membagi tugas untuk acara event siapa
saja yang mengatur lokasi, bintang tamu dan sebagainya, kemudian yang
merancang berita di media cetak agar terlihat lebih menarik dan tugas lainnya .
Setelah semua hal-hal sudah diatur dengan baik, PR beserta karyawan lain yang
ikut serta membantu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya langsung
melakukan tindakan dan terjun ke lapangan untuk merealisasikannya. Tentunya
setiap kegiatan ini juga kami bekerja sama dengan pihak media agar setiap
kegiatan kami diberitakan sehingga perusahaan kami membaik imagenya.
Tentunya hal ini juga diawali dengan hubungan yang baik antara PR dengan
para wartawan/pers. Dalam pelaksanaan kegiatan seorang PR perusahan yang
memegang andil besar bagi kegiatan yang akan dilaksanakan ini maka PR harus
mengontrol segala kegiatan yang dilakukan agar meminimalisir kesalahan dan
meluruskan segala sesuatu yang melenceng dari jalur yang telah disepakati
atau ditentukan. Tujuan lainnya yaitu agar segala kegiatan berjalan sesuai
rencana sehingga target atau tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan baik
karena pada dasarnya yang merancang kegiatan ini adalah seorang PR, maka
PR itu juga yang harus mengawasi agar sesuai track/perencanaan awal.
4. Evaluating : Setelah selesai kagiatan tersebut seorang PR perusahaan
pigeon akan mengevaluasi seluruh kegiatan tersebut apakah berjalan
sesuai rencana, lancar dan memenuhi target yang diinginkan sehingga
kedepannya diperlukan modifikasi atau tidak. Dan tidak lupa setelah
kegiatan ini PR juga harus memantau segala pemberitaan yang
berkembang di publik melalui media massa maupun media elektronik.
Gambar 1.4 Contoh Kasus Humas dan Penyelesaiannya (Sumber:
http://sumaiyahinfo.blogspot.co.id/2013/03/proses-atau-tahapan-kerja-public.html)

F. Manfaat Humas

Menurut Frank Jefkins (1988:333) manfaat humas adalah:


1. Manajemen krisis, dalam beberapa masa belakangan ini, hampir semua organisasi
pernah mendapatkan krisis hingga kalangan pimpinan dan pihak manajemen sadar
mereka membutuhkan kesiapan dan persiapan untuk mengatasi hal ini, utamanya
yang berkaitan dengan hubungan pers. Oleh sebab itu tiap organisasi harus
membentuk tim manajemen krisis yang permanen.
2. Penerbitan dekstop, sistem penerbitan dekstop sebenarnya sangat bermanfaat, namun
lebih membutuhkan opertaor yang mempunyai dedikasi dan waktu editor dibanding
metode editing konvensional yang masih menggunakan kertas.
3. Identitas perusahaan, tugas ini ditangani staf humas karena menyangkut
semua aspek organisasi secara menyeluruh dan menjadi bagian terpenting dari
semua komunikasi yang dijalankan organisasi.
4. Hubungan Parlemen, dalam hal ini hubungan yang dilaksanakan secara
langsung maupun dengan perantara konsultan khusus dengan pemerintah,
parlemen dan birokrat. Ada 2 (dua) dalam hubungan parlemen, yaitu:
a) Usaha untuk mendorong para politisi dan pejabat manjadi sadar dan juga
tahu kepentingan dari organisasi atau perusahaan.
b) Usaha untuk memperoleh berbagai informasi tentang peraturan dan undang-
undang baru yang sedikit banyak akan berpengaruh pada aktivitas perusahaan.
Saat ini banyak praktisi humas/PR memanfaatkan internet untuk menyelesaikan
tugasnya. Teknologi telah mengubah pola komunikasi humas yang sebelumnya bersifat
konvensional beralih ke penggunaan internet. Internet membawa perspektif dan pola
baru di era informasi dalam bentuk jaringan teknologi yang memungkinkan setiap orang
mengakses informasi kemana saja memenuhi kebutuhannya. Dengan internet humas
dapat membuat annual report (laporan tahunan) dimuat dalam situs/web perusahaan,
sehingga tidak perlu mengirim laporan melalui pos. Melalui internet humas mampu
mencapai sasaran secara langsung, tanpa intervensi dari pihak-pihak lain, seperti
redaksi atau wartawan di media massa, yang biasanya bertindak sebagai penjaga
gawang dan melakukan penyensoran terhadap pesan humas kepada publik/khalayak.
Adapun keuntungan humas dalam menggunakan internet:
1. Informasi cepat sampai ke publik.
2. Internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana
penyebaran informasi dan promosi.
3. Siapapun dapat mengakses internet.
4. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
5. Memberi kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang
pemasaran secara langsung.
Rangkuman
Humas adalah usaha untuk mempengaruhi masyarakat melalui komunikasi
secara timbal balik dalam rangka memperoleh kerjasama dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
Dalam tugas humas terdapat aspek-aspek di dalamnya, antara lain: 1) Aspek Layanan;
2) Aspek Komunikasi; 3) Aspek Kesetiaan; 4) Aspek Produktivitas; dan 5) Aspek Etika Moral.
Proses humas tidak terlepas dari proses manajemen. M. Cultip dan Allen H. Center
proses manajemen public relations sepenuhnya mengacu kepada pendekaan
manajerial, dimana proses kerjanya dilakukan melalui 4 (empat) tahapan atau langkah-
langkah pokok yang menjadi acuan untuk melaksanakan program kerja kehumasan,
yaitu: fact finding, planning, communicating dan evaluating.
Manfaat humas sebagaimana diungkapkan Frank Jefkins (1988:333) meliputi
empat al, yaitu: 1) Manajemen krisis; 2) Penerbitan dekstop; 3) Identitas
perusahaan; 4) Hubungan Parlemen. Kemajuan teknologi telah mengubah pola
komunikasi humas yang sebelumnya bersifat konvensional beralih ke penggunaan
internet. Internet telah membawa perspektif dan pola baru di era informasi dalam
bentuk jaringan teknologi yang memungkinkan setiap orang mengakses informasi
kemana saja dalam memenuhi kebutuhannya.

Lemba r Ke rja Siswa


Buatlah kelompok yang terdiri dari 5 orang, carilah berita tentang kasus perusahaan
yang produknya terkena issue buruk sehingga Humas harus menangani mulai dari
proses Fact finding, Planning, Communicating dan Evaluating, buatlah dalam
bentuk laporan dan presentasikan hasilnya di depan kelas.

Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang tepat!

1. “The Father of Public Relations” adalah julukan dari...


a. Edward L. Bernays d. Ir. Soekarno
b. Ivy Ledbetter Lee e. Wardiman Djojonegoro
c. Scott M. Cutlip
2. “The Father of Modern Public Relation” adalah julukan dari...
a. Frank Jeffkins d. Verne Bernett
b. Arthur W. Page e. Edward L. Bernays
c. Paul Garre
3. Sebagai pelopor humas,, Ivy Ledbetter Lee yang pada saat terjadi kecelakaan kereta api
yang menelan korban 50 orang tewas pada Oktober 1906, di mana Lee mengeluarkan
pernyataan kepada masyarakat waktu itu, yang kemudian dikenal dengan...
a. Blue print d. News paper
b. Press release e. Cyber crime
c. New release
4. Menurut Dr. Rex Harlow humas adalah...
a. Usaha-usaha mengitegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan
dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.
b. Fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan
dan tata cara seseorang atau organisasi suatu program kegiatan untuk
memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya.
c. Usaha organisasi untuk memperoleh kerja sama dari kelompok orang lain
dan membantu organisasi berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi
dengan publik utama.
d. Komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya secara timbal bailk
dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan
pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama.
e. Usaha untuk mempengaruhi masyarakat melalui komunikasi secara timbal
balik dalam rangka memperoleh kerjasama dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi/ perusahaan.
5. Pada tanggal 13 September 1996 dibentuklah Forkamas (Forum Komunikasi
Humas Perbankan) yang khusus menghimpun pejabat PR di lingkungan
perbankan, Penggagasnya Gubernur Bank Indonesia saat itu, yaitu....
a. Miranda Gultom
b. Agus Martowardojo
c. Boediono
d. Soedrajad Djiwandono
e. Radius Prawiro
6. Humas mendorong untuk membuat aktivitas ataupun kegiatan yang terencana,
berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif, ini merupakan .... humas.
a. Fungsi normatif
b. Fungsi kwalitatif
c. Fungsi preventif
d. Fungsi distruktif
e. Fungsi konstruktif
7. Dalam fungsi korektif, humas berfungsi ....
a. Mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi suatu
program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan
dukungan dari publiknya.
b. Mengatasi terselesainya permasalahan yang terjadi dalam organisasi, fungsi ini
sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit,
maka upaya selanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan.
c. Memberi berbagai informasi tentang peraturan dan undang-undang baru
yang sedikit banyak akan berpengaruh pada aktivitas perusahaan.
d. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah
potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
e. Menyelenggarakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi serta kerjasama
kegiatan PR atau hubungan masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan
penerangan terhadap umum.
8. Semakin baik kinerja seorang pegawai, beraarti tersebut juga semakin produktif
atau produktivitasnya semakin meningkat, hal ini merupakan....humas.
a. Aspek hukum d. Aspek kesetiaan
b. Aspek produktivitas e. Aspek komunikasi
c. Aspek layanan
9. Dalam era globalisasi yang ditandai munculnya kebebasan pers, mengeluarkan
pendapat/opini dan berekspresi terbuka, serta kemampuan untuk berkompetitif dalam
persaingan pasar bebas, khususnya di bidang jasa teknologi informasidan bisnis lainnya
yang mampu menerobos batas-batas wilayah suatu negara, sehingga dampaknya sulit
dibendung oleh negara lain sebagai target sasarannya, hal ini merupakan....
a. Aspek layanan d. Aspek Etika Moral
b. Aspek kesetiaan e. Aspek hukum
c. Aspek komunikasi
10. Mendifinisikan permasalahan yang dilakukan melalui penelitian dengan
menganalisa situasi berupa pemahaman, opini, sikap dan perilaku publik
terhadap lembaga merupakan tahap....
a. Planning d. Communicating
b. Evaluating e. Exploring
c. Fact Finding
11. Usaha untuk mendorong para politisi dan pejabat manjadi sadar dan juga tahu
kepentingan dari organisasi atau perusahaan, perlu adanya humas, dalam hal
ini humas memberikan manfaat....
a. Profil perusahaan d. Layanan masyarakat
b. Hubungan parlemen e. Identitas perusahaan
c. Hubungan eksternal
12. Dalam beberapa masa belakangan ini, hampir semua organisasi pernah mendapatkan
krisis hingga kalangan pimpinan dan pihak manajemen sadar mereka membutuhkan
kesiapan dan persiapan untuk mengatasi hal ini, utamanya yang berkaitan dengan
hubungan pers. Oleh sebab itu tiap organisasi harus membentuk tim ....
a. Manajemen krisis d. Auditor
b. Top manager e. Birokrasi
c. Controlling
13. Evaluating merupakan tahap melakukan penilaian terhadap hasil-hasil
pelaksanaan program dari perencanaan, pelaksanaan program
(pengkomunikasian), sampai keberhasilan atau kegagalan yang terjadi pada
program tersebut. Pertanyaan dalam tahap ini adalah....
a. “Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang telah kita kerjakan?”
b. “Siapa yang akan melakukan dan memberitahukan program ini serta
kapan, di mana dan bagaimana?”
c. “Apa yang terjadi sekarang.”
d. “Akan dibawa ke mana perusahaan ini.”
e. “Didasarkan pada apa kita telah mempelajari situasi, apa yang akan kita
ubah atau lakukan dan katakan?”
14. Berikut ini contoh Aspek Kesetiaan mempengaruhi pelaku orang secara
individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan
semua golongan, di mana perpepsi, sikap dan opini untuk mencapai suatu
kesuksesan sebuah perusahaan di mana dia berada, yaitu....
a. Tidak menggunakan cara atau sistem yang menyinggung klien dalam
proses berjalannya perusahaan.
b. Sebelum para karyawan perusahaan melakukan unjuk rasa kenaikan gaji,
public relations harus melibatkan semua staf perusahaan yang
bersangkutan untuk mencegah aksi umpan balik.
c. Pada perusahaan dibutuhkan layanan yang baik agar klien tertarik dan
bertahan pada perusahaan tersebut.
d. Menjaga suatu rahasia perusahaan oleh pegawai dan karyawan demi
kelancaran jalanya perusahaan.
e. Usaha untuk mendorong para politisi dan pejabat manjadi sadar dan juga
tahu kepentingan dari organisasi atau perusahaan.
15. Humas merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi suatu
program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan
dari publiknya. Merupakan definisi humas yang disampaikan oleh...
a. M. Cultiv & Center d. Djanalis Djanaid
b. Arthur W. Page e. Radius Prawiro
c. Paul Garre

B. Selesaikan soal-soal berikut dengan tepat! (Menggunakan HOTS)


1. Jelaskan secara singkat sejarah keberadaan Humas di Indonesia baik secara
konseptual maupun de facto!
2. Jelaskan fungsi humas bagi suatu organisasi/perusahaan!
3. Jelaskan manfaat humas bagi suatu organisasi/perusahaan!
4. Jelaskan proses pekerjaan seorang humas!
5. Jabatan seorang Humas/PR di Indonesia belum dikatakan sebagai Humas/PR “sejati”
seperti konsep seorang Humas/PR yang disampaikan oleh Ivy Ledbetter Lee. Jelaskan!
6. Dalam era global seorang humas dituntut untuk menggunakan internet dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Jelaskan keuntungan dari penggunaan internet
oleh seorang Humas/PR!

Anda mungkin juga menyukai