Anda di halaman 1dari 86

PR Pendidikan

Pancasila dan
Kewarganegaraan

untuk SMK/MAK
Kelas X Semester 1
oleh:

Khilya Fa’izia
Aprilia Nur Kurniawati
Nur Khasanah
Bangsa dan Negara

Fungsi dan Peran


Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila dalam
BAB I dalam
Kehidupan Bangsa dan
Penyelenggaraan
Negara Indonesia
Negara

BAB II BAB III

Ketentuan BAB IV BAB V


Kehidupan
Berbangsa dan Sistem Politik Indonesia
Bernegara dalam
UUD NRI Tahun 1945
BAB I
Bangsa dan Negara
A. Hakikat Bangsa
dan Unsur
Tujuan Pembelajaran Terbentuknya
Negara

• Setelah mempelajari materi hakikat bangsa dan negara, peserta


B. Hakikat Negara
didik dapat menjelaskan pengertian, sifat hakikat, unsur-unsur
pembentuk, serta fungsi dan tujuan bangsa dan negara dengan
dan Bentuk-Bentuk
tepat. Kenegaraan
• Setelah mempelajari materi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), peserta didik mampu menguraikan
pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI dengan benar.
• Setelah memperhatikan contoh bentuk sikap semangat C. Negara
kebangsaan, cinta tanah air, dan patriotisme, peserta didik
Kesatuan
dapat membiasakan sikap semangat kebangsaan, cinta tanah
air, dan patriotisme dengan baik.
Republik
• Setelah mempelajari materi hakikat bangsa dan negara, peserta Indonesia
didik mampu bersyukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa
berupa kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia D. Semangat
dengan baik. Kebangsaan,
Nasionalisme, dan
Patriotisme
Coba sebutkan nama suku-suku di Indonesia! Banyak sekali, bukan? Ada suku Batak,
suku Dayak, suku Asmat, suku Togutil, dan suku Badui. Suku bangsa tersebut
memiliki peran penting dalam terbentuknya negara Indonesia. Didukung persamaan
cita-cita dan tujuan di tengah-tengah perbedaan suku, terbentuklah negara
Indonesia. Suku-suku itulah yang kemudian membentuk bangsa Indonesia. Apa
hakikat bangsa dan negara?
A. Hakikat Bangsa dan Unsur Terbentuknya Negara
1. Pengertian Bangsa

Menurut Kamus Besar Bahasa


Indonesia

Bangsa merupakan kelompok masyarakat


yang bersamaan asal keturunannya, adat,
bahasa, dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Sebenarnya
telah banyak ahli yang mengemukakan
pendapat mengenai pengertian bangsa.

t HAM
kika
Ha
A.
Pengertian Bangsa Menurut
Para Ahli Bangsa adalah suatu jiwa
Bangsa adalah suatu atau suatu akal yang
kesatuan budaya terjadi dari dua hal yaitu
(cultural unity) dan rakyat yang harus
kesatuan politik a. Jalobsen b. Ernest bersama-sama
(political unity). Artinya, dan Lipman Renan menjalankan suatu
bangsa merupakan riwayat dan rakyat yang
sekelompok manusia kemudian harus
yang menganut mempunyai kemauan
kebudayaan sama. atau keinginan hidup
untuk menjadi satu.

Bangsa terbentuk c. F. Ratzel d. Otto Bauer


karena adanya hasrat Bangsa adalah kelompok
bersatu. Hasrat itu manusia yang
timbul karena adanya mempunyai kesamaan
rasa kesatuan antara karakter. Karakter
manusia dan tempat tumbuh karena adanya
tinggalnya (paham kesamaan nasib.
geopolitik).
2. Faktor-Faktor Pendorong
Terbentuknya Bangsa
• Keinginan untuk mencapai kesatuan
nasional.
• Keinginan untuk mencapai kemerdekaan
dan kebebasan normal sepenuhnya.
• Keinginan akan kemandirian, keunggulan,
individualitas, keaslian, dan kekhasan.
• Keinginan untuk unggul di antara bangsa-
bangsa dalam mengejar kehormatan,
pengaruh, dan prestise.
3. Unsur-Unsur
Terbentuknya Negara
• Penduduk yang tetap.
• Wilayah tertentu.
• Pemerintahan.
• Kemampuan mengadakan hubungan
dengan negara lain.
B. Hakikat Negara dan Bentuk-Bentuk Kenegaraan
1.Pengertian Negara
Roger F. Soltau George Jellinek
• Negara adalah alat (agency) atau • Negara adalah organisasi
wewenang (authority) yang kekuasaan dari sekelompok
mengatur atau mengendalikan manusia yang mendiami wilayah
persoalan bersama atas nama tertentu.
rakyat.

Logemann Karl Mark


• Negara adalah organisasi • Negara adalah alat kelas yang
kemasyarakatan (ikatan kerja) berkuasa (kaum borjuis/kapitalis)
yang mempunyai tujuan mengatur untuk menindas atau
dan memelihara masyarakat mengeksploitasi kelas yang lain
tertentu dengan kekuasaannya. (proletariat/buruh).

Hegel Kranenburg
• Negara adalah organisasi • Negara adalah suatu organisasi
kesusilaan yang muncul sebagai yang timbul karena adanya
sintesis dari kemerdekaan kehendak dari suatu golongan
individual dan kemerdekaan atau bangsa.
universal.
Sifat Mema
ksa

Sifat
no poli
2. Sifat Hakikat
Mo
Negara

M e n cakup
Sifat
Semua
3. Asal Mula Terjadinya Negara

Pendekatan Proses
Pertumbuhan Negara Pendekatan Teoritis

• Proses Pertumbuhan
Primer • Teori Ketuhanan
• Proses Pertumbuhan • Teori Perjanjian
Sekunder • Teori Kekuasaan
• Teori Hukum Alam
• Teori Hukum Murni
4. Fungsi dan Tujuan Negara

Fungsi negara secara universal dapat diuraikan Secara umum tujuan negara adalah
sebagai berikut. menyelenggarakan kesejahteraan dan
 Fungsi diplomatik kebahagiaan rakyatnya. Tujuan negara
merupakan pedoman dalam menyusun dan
 Fungsi pertahanan mengendalikan alat perlengkapan negara serta
 Fungsi penyediaan mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari
 Fungsi keadilan tiap-tiap negara dipengaruhi oleh tempat,
sejarah pembentukan, dan pengaruh dari
 Fungsi pengawasan penguasa negara yang bersangkutan. Dengan
mengetahui tujuan negara, kita juga dapat
mengetahui sifat organisasi negara dan
legitimasi kekuasaan negara tersebut.
5. Susunan dan Bentuk Kenegaraan

Negara Negara
Susunan Negara
Kesatuan Serikat

Serikat Negara

Bentuk Kenegaraan
Bentuk Kenegaraan Bentuk
yang belum memiliki
Corak Khusus Kenegaraan
Pemerintahan Sendiri

Negara Uni
C. Negara Kesatuan Republik Indonesia

1. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia


Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik atau lebih dikenal dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pernyataan ini
secara tegas tertuang dalam pasal 1 ayat (1) UUD
1945. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Melalui peristiwa
proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia
luar bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Fungsi dan Tujuan NKRI

Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Dasar negara yang


sah tercantum dalam Pembukaan UUD Tahun 1945 alinea
keempat. Begitu juga dengan fungsi dan tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdapat pada Pembukaan
UUD Tahun 1945. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat
alinea. Fungsi dan tujuan NKRI, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
D. Semangat Kebangsaan (Nasionalisme)
dan Patriotisme
1. Semangat Kebangsaan (Nasionalisme)
Nasionalisme diartikan sebagai perasaan kebangsaan
atau cinta terhadap bangsanya yang tinggi atau
berlebih-lebihan sehingga memandang bangsa lain
lebih rendah. Nasionalisme dalam pengertian luas
adalah perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air
dan bangsa dengan tetap menghormati bangsa lain
karena merasa sebagai bagian dari bangsa lain di
dunia.
2. Patriotisme

Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Sekolah Mengikuti kegiatan
Lingkungan Keluarga gotong royong.
Memberikan
Membantu orang Memberikan makanan
bantuan dana
tua bekerja. kepada tetangga.
kepada korban
Menjaga Memberikan sebagian
bencana.
ketenangan ketika tanah untuk
Memberikan kepentingan umum.
kakak sedang
bantuan kepada Menengok tetangga
belajar.
panti sosial. yang sakit.
Menghormati sikap
Menengok teman Memberi bantuan
anggota keluarga. dana untuk kegiatan
yang sakit.
masyarakat.
BAB II

Fungsi dan Peran Pancasila dalam


Kehidupan Bangsa dan Negara
Indonesia
Tujuan Pembelajaran A. Hakikat Pancasila

1. Setelah membaca penerapan Pancasila sebagai dasar negara B. Pancasila sebagai


dan pandangan hidup bangsa, peserta didik mampu
Dasar Negara dan
menghayati ajaran agamanya dan bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas konsensus nasional Pancasila dengan baik. Pandangan Hidup
2. Setelah membaca teks tentang hakikat Pancasila, peserta didik Bangsa
mampu menjelaskan pengertian Pancasila, fungsi Pancasila,
dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara dengan benar.
3. Melalui kegiatan drama implementasi nilai-nilai Pancasila,
peserta didik mampu mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam C. Implementasi
kehidupan sehari-hari secara tepat. Nilai-Nilai Pancasila
4. Setelah mempelajari implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai sebagai Dasar
dasar negara dan pandangan hidup bangsa, peserta didik Negara dan
mampu membiasakan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, Pandangan Hidup
toleran, gotong royong, serta santun dalam kehidupan sehari-
Bangsa
hari dengan baik.
Kegiatan gotong royong seperti gambar di atas mencerminkan
pengamalan Pancasila, yaitu persatuan Indonesia. Itulah salah
satu contoh kegiatan pengamalan nilai-nilai Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa. Bagaimana bentuk pengamalan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara?
A. Hakikat Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular,
Pancasila dalam bahasa Sanskerta berasal dari
kata ”panca” (lima) dan ”sila” (sendi asas),
”berbatu sendi yang lima” atau ”pelaksanaan
kesusilaan lima” (Pancasila krama).
a. Tidak boleh mencuri.
b. Tidak boleh berbohong.
c. Tidak boleh berjiwa dengki.
d. Tidak boleh melakukan kekerasan.
e. Tidak boleh minum minuman keras atau
mengonsumsi obat terlarang.
2. Fungsi Pancasila

a. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Indonesia.
b. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.
c. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia.
d. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber
Hukum.
e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa
Indonesia.
f. Pancasila sebagai Alat Pemersatu Bangsa
g. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Negara.
3. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

a. Proses Penetapan Pancasila sebagai Dasar


Negara

Jepang mulai Pembentuk


terdesak sekutu an BPUPKI

Sidang 1 Sidang 31
Juni 1945 Mei 1945

Pembentukan Piagam
Panitia Sembilan Jakarta

Pancasila sebagai Perubahan pada


dasar negara sila pertama
b. Landasan Hukum Pancasila sebagai Dasar
Negara

1) Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945


2) Berita Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1946
3) Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 1968
4) Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan
Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya
Pancakarsa) dan tentang Penegasan Pancasila sebagai
Dasar Negara
B. Arti Penting Pancasila sebagai Dasar
Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu asas
kerohanian yang meliputi nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,
kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius sesuai dengan
hati nurani bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber
nilai, norma, serta kaidah, baik moral maupun hukum negara.
Fungsi Pancasila
Sumber semangat bagi UUD NRI Tahun 1945, penyelenggara
negara, pelaksanaan pemerintahan termasuk penyelenggara
partai dan golongan fungsional.
Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara, baik
hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.
Arti Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Pancasila dijadikan dasar dalam
penyelenggaraan negara.
b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan
dan sistem pemerintahan negara.
c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa
Pancasila sebagai pandangan hidup,
sering disebut juga way of life, pegangan
hidup, pedoman hidup, pandangan dunia
atau petunjuk hidup
Fungsi Pancasila sebagai
Pandangan Hidup Bangsa

Penuntun dan petunjuk arah bagi bangsa Indonesia
dalam semua kegiatan dan aktivitas hidup serta
kehidupan dalam segala bidang.

Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri
pribadi maupun dalam berinteraksi dengan manusia
lain dalam masyarakat, serta berinteraksi dengan
alam sekitarnya.
Pentingnya Pancasila sebagai
Dasar Negara dan Pandangan
Hidup Bangsa

Asas berdirinya negara Indonesia.

Dasar sumber tertib hukum nasional.

Dasar penyelenggaraan kehidupan bernegara.

Membentuk negara Indonesia yang berkarakter
Pancasila.

Menjadikan Indonesia merdeka dan berdiri kukuh
sebagai negara berdaulat.
C. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai
Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Mendukung upaya pemerintah dalam menegakkan hukum dengan cara
mematuhi hukum yang berlaku.

Mendukung penyelenggaraan pemilu dengan menjaga ketenangan dan
keamanan, baik di lokasi kampanye maupun di lokasi pelaksanaan pemilu.

Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersama dengan ikhlas dan
tanggung jawab.

Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

a. Pancasila sebagai Dasar


Negara
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Lingkungan Ligkungan
Keluarga Sekolah

Menghormati guru dan sesama

Berperilaku hidup sederhana.
teman.

Selalu tekun dalam beribadah. ●
Rajin belajar untuk meraih prestasi.

Menjaga kerukunan dalam keluarga. ●
Selalu mengikuti upacara bendera

Bertenggang rasa jika anggota
dengan tertib.
keluarga mengalami kesulitan. ●
Selalu disiplin dalam mematuhi tata

Menjunjung tinggi musyawarah
tertib sekolah.
mufakat dalam menyelesaikan ●
Aktif dalam menjaga kebersihan
persoalan keluarga.
lingkungan sekolah.
Lingkungan
Lingkungan Bangsa dan
Masyarakat Negara

Ikut bergotong royong mendirikan gardu pos ●
Mencintai dan membina persatuan dan kesatuan
ronda. bangsa.

Tidak menggunakan hak milik untuk memeras ●
Membayar pajak tepat waktu sesuai peraturan yang
orang lain. berlaku.

Saling menghormati satu sama lain demi

Menaati dan mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
terciptanya kerukunan. ●
Memihak negara-negara yang berjuang untuk

Mencegah pencemaran lingkungan dan bahaya memperoleh kemerdekaannya.
kebakaran serta menggalakkan penghijauan. ●
Mengakui persamaan derajat serta persamaan hak

Membersihkan saluran pembuangan dari dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-
sampah untuk mencegah banjir pada musim bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
hujan. warna kulit, jenis kelamin, dan kedudukan sosial.
BAB III
Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan
Negara
A. Nilai-Nilai yang
Tujuan Pembelajaran Terkandung dalam
Sila Pancasila

1. Setelah melakukan diskusi tentang nilai Pancasila, B. Penyelenggaraan


peserta didik mampu menjelaskan arti Pancasila Pemerintahan
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dengan Negara Republik
tepat. Indonesia
2. Melalui kegiatan mencari contoh kasus pembagian
kekuasaan, peserta didik mampu menunjukkan contoh
pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Indonesia
dengan benar.
3. Setelah mengkaji tentang aktualisasi nilai Pancasila,
peserta didik mampu menunjukkan bentuk sikap C. Aktualisasi Nilai
gotong royong dalam masyarakat dengan tepat. Pancasila dalam
4. Melalui kegiatan membuat makalah kelompok, peserta Penyelenggaraan
didik mampu menunjukkan bentuk kegiatan kelompok Pemerintahan
yang mencerminkan nilai Pancasila dengan benar.
Pada 2018 hingga awal 2019 Indonesia dilanda banyak bencana, seperti
gempa, tsunami, dan likuifaksi. Banyak korban akibat bencana alam
tersebut. Banyak penduduk kehilangan tempat tinggal sehingga mereka
harus tinggal di pengungsian. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari mereka membutuhkan uluran tangan dari segenap masyarakat
Indonesia. Dengan kesadaran nilai kemanusiaan, masyarakat Indonesia dari
segala penjuru menggalang dana untuk membantu korban bencana alam.
Itulah contoh penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Bagaimana contoh lainnya?
A. Nilai-Nilai yang Terkandung
dalam Sila Pancasila
1. Nilai dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Nilai dalam sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab
3. Nilai dalam sila Persatuan Indonesia
4. Nilai dalam sila Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Nilai dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia

Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan Yang
Maha Esa sebagai pencipta alam semesta.

Menciptakan sikap taat menjalankan agama menurut ajaran-ajaran yang
diperintahkan dalam agama yang dianutnya.

Mengakui dan memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memeluk
agama dan mengamalkan ajaran agamanya.

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antarumat
beragama serta menjauhi sikap diskriminatif antarumat beragama.

Nilai dalam sila Ketuhanan


Yang Maha Esa

Kesadaran sikap dan perilaku sesuai nilai-nilai moral dan
tuntutan hati nurani.

Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar
kemanusiaan.

Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.

Memunculkan sikap tenggang rasa dalam hubungan sosial.

Nilai dalam Sila Kemanusiaan


yang Adil dan Beradab

Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat
Indonesia.

Menjalin kerja sama yang erat dalam wujud kebersamaan dan
kegotongroyongan.

Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa.

Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.

Memiliki rasa bangga dan cinta pada bangsa dan kebudayaan Indonesia.

Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia.

Nilai dalam Sila Persatuan


Indonesia

Pengakuan bahwa rakyat Indonesia pemegang kedaulatan tertinggi
dalam negara.

Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial.

Pengambilan keputusan bersama mengutamakan prinsip musyawarah
mufakat.

Menghormati dan menghargai keputusan yang telah disepakati bersama.

Bertanggung jawab melaksanakan keputusan.

Nilai dalam Sila Kerakyatan yang


Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menyeimbangkan, menyelaraskan, dan menyerasikan antara hak dan kewajiban.

Saling bekerja sama untuk mendapatkan keadilan.

Mengembangkan kedermawanan kepada sesama.

Membiasakan hidup hemat, sederhana, dan kerja keras.

Menghargai hasil karya orang lain.

Membiasakan tolong-menolong dengan orang lain.

Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

Nilai dalam Sila Keadilan Sosial


bagi Seluruh Rakyat Indonesia
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
Republik Indonesia
1. Pembagian Kekuasaan

Fungsi ●
Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan membuat atau membentuk
undang-undang.
Kekuasaan ●
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-
undang dan mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
Negara Menurut ●
undang.
Kekuasaan federatif yaitu kekuasaan melaksanakan hubungan luar
John Locke negeri.

Fungsi ●
Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan membuat atau
membentuk undang-undang.
Kekuasaan ●
Kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan melaksanakan undang-
undang.
Negara Menurut ●
Kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan mempertahankan
undang-undang dan mengadili pelanggaran undang-undang.
Montesquieu
Pembagian Kekuasaan dalam Pemerintahan
Indonesia

Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal


Kekuasaan Konstitutif

Kekuasaan Eksekutif

Kekuasaan Legislatif

Kekuasaan Yudikatif

Kekuasaan Eksaminatif/Inspektif

Kekuasaan Moneter
Pembagian Kekuasaan dalam Pemerintahan
IndonesiaSecara Vertikal
Pembagian Kekuasaan

Pembagian kekuasaan yang dilakukan berdasarkan


tingkatan pemerintahannya.
C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
1. Nilai Dasar Pancasila
Setiap sila Pancasila mempunyai nilai yang saling berhubungan,
saling ketergantungan secara sistematik, dan antara nilai satu sila
dengan sila lainnya memiliki tingkatan. Oleh karena itu, dalam
kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung di dalamnya,
Pancasila merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip
nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai
tersebut berupa nilai religius, adat istiadat, kebudayaan, dan
setelah disahkan menjadi dasar negara terkandung di dalamnya
nilai kenegaraan.
2. Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan
Bermasyarakat

• Memberikan landasan etika moral bagi seluruh


komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan
kebangsaan dalam berbagai aspek.
• Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.
• Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi
pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Aktualisasi Nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
1. Penerapan Nilai Pancasila dalam Pasal-Pasal
UUD NRI Tahun 1945
a. Sistem Pemerintahan Negara dan
Kelembagaan Negara
b. Hubungan antara Negara dan
Penduduknya
c. Materi Lain Berupa Aturan Bendera
Negara, Bahasa Negara, Lambang
Negara, dan Lagu Kebangsaan
2. Penerapan Nilai Pancasila dalam
Kebijakan Negara
a. Kebijakan Negara Bidang Politik
b. Kebijakan Negara Bidang Ekonomi
c. Kebijakan Negara Bidang Agama serta
Sosial Budaya
d. Kebijakan Negara Bidang Pertahanan dan
Keamanan
BAB IV
Ketentuan Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara dalam UUD NRI
Tahun 1945
A. Wilayah Negara
Tujuan Pembelajaran Indonesia

• Setelah memahami materi tentang ketentuan dalam UUD NRI


Tahun 1945 dalam kegiatan diskusi dan tanya jawab, peserta B. Warga Negara
didik mampu menguraikan ketentuan tentang wilayah, warga dan Penduduk
negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta Indonesia
pertahanan dan keamanan dengan tepat.
• Melalui proyek membuat grup memanfaatkan media sosial,
peserta didik mampu menunjukkan sikap mendukung terhadap
peraturan dan ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan
baik.
• Setelah mengerjakan tugas secara mandiri, peserta didik C. Agama dan
mampu menganalisis ketentuan UUD NRI Tahun 1945 tentang Kepercayaan
wilayah, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan,
serta pertahanan dan keamanan dengan benar.
• Melalui pengerjaan tugas dan soal-soal secara jujur dan disiplin,
peserta didik mampu menunjukkan dukungan terhadap nilai D. Pertahanan dan
ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan baik. Keamanan
Keamanan
Republik Indonesia
Gambar di atas merupakan peta wilayah Indonesia. Peta wilayah
merupakan bukti kekuasaan sebuah negara. Negara tanpa wilayah
dapatkah disebut negara? Tentu tidak, wilayah merupakan salah satu
bagian pokok sebuah negara. Ketentuan tentang wilayah Indonesia
ditegaskan dalam UUD NRI Tahun 1945 dan diperjelas dengan
peraturan perundang-undangan lain. UUD NRI Tahun 1945 juga
mengatur tentang penduduk, agama dan kepercayaan, serta
pertahanan dan keamanan.
A. Wilayah Negara Indonesia
1. Wilayah NKRI
Wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)

Wilayah
Udara

Wilayah Wilayah
Laut Darat
2. Batas Wilayah NKRI
• Sebelah Utara:
Malaysia bagian timur, tepatnya di sebelah utara Pulau
Kalimantan Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
• Sebelah Barat:
Tidak ada negara yang berbatasan dengan wilayah
Indonesia bagian barat. Wilayah Indonesia bagian barat
berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan perairan
negara India
• Sebelah Timur:
Papua Nugini dan perairan Samudra Pasifik.
• Sebelah Selatan:
Timor Leste, perairan Australia, dan Samudra Hindia
3. Kekayaan Alam Indonesia

Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) UUD NRI


Tahun 1945 menjelaskan bahwa seluruh
kekayaan alam yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.
B. Warga Negara dan Penduduk Indonesia

1. Warga Negara Indonesia

Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan


peraturan perundang-undangan. Dalam UUD NRI Tahun 1945, warga negara
atau penduduk dijelaskan dalam BAB X pasal 26 dan pasal 27.
Cara
Memper ●
Kelahiran
oleh ●
Pengangkatan

Naturalisasi
Kewargan ●
Pernyataan memilih
egaraan
Indonesia
Hak Warga Negara

Hak dan kewajiban tidak bisa dipisahkan. Hak adalah


segala sesuatu yang bersifat mutlak (semestinya
didapat). Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Seseorang
dapat menuntut hak apabila dia telah melakukan
kewajibannya terlebih dahulu. Ketentuan mengenai
hak warga negara diatur dalam UUD NRI Tahun 1945.
ya a n
e rca
Kep a
d an ra g a m
a ma n B e
. Ag a s a m a )
C e b ga (1
Kebn ai a e n yat E a I
i n a e n g l 28 b X
a m m sa B a
1. J entuan lam pa asal 29
Ket pat da erta p .
rd a ( 2 ) s 9 45
te yat un 1
a n a Ta h
d N R I
UUD
2. Membina Kerukunan Beragama

a. Memberi kesempatan umat beragama untuk beribadah.


b. Menjaga ketenangan saat umat beragama
melaksanakan ibadah.
c. Mengutamakan kepentingan umum dalam masyarakat.
d. Menjalin pertemanan dengan siapa pun tanpa
membeda-bedakan sara.
e. Membiasakan hidup gotong royong saling membantu.
D. Pertahanan dan Keamanan Negara
Republik Indonesia

1. Makna Pertahanan dan Keamanan


Negara
Dalam pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
dijelaskan bahwa pertahanan negara adalah
segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
2. Hakikat Dasar, Tujuan, dan Fungsi
Pertahanan Negara

Hakikat, dasar, tujuan, dan fungsi pertahanan


negara diatur dalam Bab II Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Inti dari ketentuan Bab II Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002.
3. Kesadaran Bela Negara

Bela negara merupakan hak dan kewajiban seluruh


rakyat Indonesia sesuai ketentuan pasal 9 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara. Dalam ketentuan itu dijelaskan
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
a. Penyelenggaraan Pertahanan Negara
Penyelenggaraan pertahanan negara diatur dalam Bab III
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Dalam pasal 6 dijelaskan bahwa pertahanan negara
diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina
kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman. Penyelenggaraan pertahanan
negara merupakan segala kegiatan untuk melaksanakan
kebijakan pertahanan negara.
b. Sistem Pertahanan Negara Indonesia

Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem


pertahanan dan keamanan rakyat semesta sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 30 ayat (2) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sistem
pertahanan lebih lanjut dijelaskan dalam pasal 1 angka 2
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
c. Bentuk-Bentuk Usaha
Pertahanan Negara


Pendidikan Kewarganegaraan

Pelatihan Dasar Kemiliteran

Pengabdian sebagai Prajurit Tentara
Nasional Indonesia

Pengabdian Secara Profesi
BAB V
Sistem Politik Indonesia
A. Suprastruktur
Tujuan Pembelajaran dan Infrastruktur
Politik

1. Setelah mempelajari materi hakikat bangsa dan negara,


peserta didik dapat menjelaskan pengertian, sifat hakikat,
unsurunsur pembentuk, serta fungsi dan tujuan bangsa dan B. Perbedaan Sistem
negara dengan tepat. Politik di Berbagai
2. Setelah mempelajari materi Negara Kesatuan Republik Negara
Indonesia (NKRI), peserta didik mampu menguraikan
pengertian, fungsi, dan tujuan NKRI dengan benar.
3. Setelah memperhatikan contoh bentuk sikap semangat
kebangsaan, cinta tanah air, dan patriotisme, peserta didik
dapat membiasakan sikap semangat kebangsaan, cinta tanah
air, dan patriotisme dengan baik.
4. Setelah mempelajari materi hakikat bangsa dan negara,
peserta didik mampu bersyukur atas rahmat Tuhan Yang Maha C. Partisipasi dalam
Esa berupa kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Sistem Politik
dengan baik.
Pada 17 April 2019, Indonesia melaksanakan pemilihan umum yang
kesebelas. Pada pemilu yang kesebelas ini, warga negara Indonesia yang
sudah mempunyai hak pilih diharuskan memilih presiden dan wakil
presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten/kota. Tahukah Anda, dalam
sistem politik Indonesia, presiden dan wakil presiden serta lembaga-
lembaga negara yang dipilih secara langsung dalam pemilu tersebut
termasuk dalam suprastruktur politik?
A. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik

1. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik merupakan suatu lembaga formal
dalam pemerintahan sebagai alat kelengkapan sistem
bernegara. Suprastruktur politik memiliki wewenang dan
pengaruh secara langsung dalam pembuatan kebijakan
publik. Berdasarkan wewenang dan pengaruhnya,
suprastruktur politik memiliki pengaruh secara langsung
terhadap pembuatan keputusan politik negara, seperti
melakukan perubahan undang-undang dasar, pembuatan
undang-undang, serta pembuatan keputusan politik
lainnya yang berlaku umum dan memaksa bagi kehidupan
bernegara.
Fungsi Suprastruktur Politik


●Membuat undang-undang (rule making). Kewenangan membuat peraturan
perundang-undangan dijalankan oleh lembaga legislatif.
●Melaksanakan undang-undang (rule application). Fungsi yang kedua ini

dilaksanakan oleh lembaga eksekutif. Adapun lembaga eksekutif terdiri atas


presiden dan seluruh jajarannya. Eksekutif adalah struktur politik yang
melaksanakan substansi undang-undang yang telah disahkan oleh lembaga
legislatif.
●Mengadili pelaksanaan undang-undang (rule adjudication). Fungsi yang

ketiga ini dijalankan oleh badan peradilan.


Suprastruktur Politik di Indonesia
Secara umum suprastruktur politik di Indonesia
merupakan tata susunan kelembagaan politik dalam
pemerintahan Indonesia. Tata susunan kelembagaan
politik tersebut berkaitan dengan lembaga-lembaga
negara yang ada di Indonesia dan mencakup hubungan
kekuasaan antara lembaga satu dan lembaga lainnya.
Lembaga-lembaga tersebut diatur dalam UUD 1945
antara lain lembaga MPR, DPR, DPD, presiden, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
2. Infrastruktur Politik

Infrastruktur politik adalah lembaga politik atau mesin politik


informal (sifatnya tidak resmi) yang berperan secara tidak
langsung dalam pengambilan kebijakan-kebijakan politik oleh
suprastruktur politik. Infrastruktur politik merupakan kekuatan
yang berada dalam masyarakat. Meskipun sifatnya tidak resmi
dan tidak secara langsung memengaruhi kebijakan publik,
kelompok ini pada kenyataannya memiliki kedudukan penting
bagi keberlangsungan suatu pemerintahan.
Komponen Infrastruktur Politik
 Partai Politik
 Kelompok Kepentingan (Interest Group)
 Kelompok Penekan (Pressure Group)
 Alat Komunikasi Politik
 Tokoh Politik
Fungsi Infrastruktur Politik


Pendidikan politik

Mempertemukan kepentingan yang beraneka ragam
dan kenyataan hidup dalam masyarakat

Agregasi kepentingan

Seleksi kepemimpinan
Perkembangan Infrastruktur Politik di Indonesia


Masa Prakemerdekaan (Sebelum 1945)

Masa Pascakemerdekaan (1945–1965)

Masa Orde Baru (1966–1998)

Masa Reformasi (1999–Sekarang)
li tik
si Po p o k
ika e lo m n
un s ek ik i ra
om aya e m
3. K h up si, p
la rienta gka
ra n
ad a o m .
li ti k yai dala saan
p o un t u u a
i kasi e m p r te n kek
m u n n g m ogi te roleh
Ko sia ya ideol empe
an u ata u u m
m litik i a ta
po guas a
men
Komunikasi Politik antara
Suprastruktur dan Infrastruktur
1. Komunikasi menjadi cara atau teknik penyerahan tuntutan dan dukungan
sebagai input dalam sistem politik, misalnya dalam rangka artikulasi
kepentingan.
2. Komunikasi digunakan sebagai penghubung antara pemerintah dari
rakyat, baik dalam rangka mobilisasi sosial untuk implementasi hubungan,
memperoleh dukungan, kepatuhan, maupun integrasi politik.
3. Komunikasi menjalankan fungsi sosialisasi politik kepada warga negara.
4. Komunikasi menjalankan peran memberi ancaman (coertion) untuk
memperoleh kepatuhan sebelum alat paksa digunakan.
5. Komunikasi mengoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan sehingga
mencapai tingkat homogenitas (kesamaan nilai) yang relatif tinggi.
6. Komunikasi sebagai kekuatan kontrol sosial yang memelihara idealisasi
sosial dan keseimbangan politik.
B. Perbedaan Sistem Politik di
Berbagai Negara
1. Sistem Politik
Sistem politik adalah kesatuan dan
seperangkat struktur politik yang memiliki
fungsi masing-masing yang bekerja untuk
mencapai tujuan suatu negara.
Komunis
Liberal

Demokras
i

2. Tipe Sistem Politik


3. Sistem Politik di Berbagai Negara
Sistem Politik Inggris dan Negara-Negara Eropa Barat

Sistem Politik Uni Soviet (Masa Lalu) dan Negara-Negara Eropa Timur

Sistem Politik Amerika Serikat

Sistem Politik Prancis

Sistem Politik Jepang

Sistem Politik Republik Rakyat Cina

Sistem Politik Arab Saudi

Sistem Politik Indonesia


C. Partisipasi dalam Sistem Politik

1. Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah suatu usaha
terorganisasi warga negara untuk memengaruhi
bentuk dan jalannya kebijaksanaan umum.
2. Tingkat dan Bentuk Partisipasi
dalam Sistem Politik

a. Sebagai Pejabat Pemerintah


b. Sebagai Pencari Jabatan Politik
c. Sebagai Anggota Partai Politik
d. Peran Serta dalam Organisasi
Kemasyarakatan (Ormas)
e. Peran Serta sebagai Kelompok
Penekan (Pressure Groups)
f. Sebagai Pemberi Suara dalam
Pemilu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai