Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

HUBUNGAN MASYARAKAT
ISIP4103

NAMA : MUSLIHUDDIN
NIM : 050628228
UPBJJ : 24 / BANDUNG
PRODI : 72 / ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS TERBUKA
Tugas 1,

1. Perkembangan humas di Indonesia tidak akan terlepas dari kebijakan politik


pemerintahannya. Praktek – praktek kehumasan di lembaga pemerintah maupun swasta
pasti akan dipengaruhi oleh kebijakan, aturan, dan juga gaya kepemimpinan
pemerintahan pada saat itu. Jelaskan sejarah singkat perkembangan humas pemerintah di
negara Indonesia setelah Indonesia merdeka!

2. Salah satu universitas di Indonesia menerapkan kebijakan untuk memberikan pinjaman


online untuk mahasiswa baru sebagai salah satu opsi untuk membayar uang kuliah. Kasus
ini kemudian viral dan menjadi perbincangan hangat di media massa dan media sosial.
Alasannya, reputasi pinjaman online yang banyak menjerat masyarakat Indonesia
dianggap tidak pantas masuk ke dalam institusi pendidikan tinggi yang seharusnya
berintegritas.

Humas mengenal beberapa jenis publik yang di antaranya diidentifikasi berdasarkan


aktivitasnya. Berdasarkan hal tersebut, termasuk dalam jenis publik apakah media sosial
dan media massa yang digambarkan dalam kasus di atas? Berikan alasannya!

Jawab :

1. Public Relations mulai dipraktikkan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Praktisi Public Relations disebut publisis. Public Relations memiliki dua orang
figur yang telah memberikan kontribusi dalam hal teori maupun praktik. Kedua
sosok tersebut adalah Ivy Ledbetter Lee (1877–1934) dan Edward Bernays (1891–
1995).

Lee menganggap bahwa Public Relations adalah seni yang memadukan kreativitas
dan inovasi yang kritis. Sedangkan Bernays mendapatkan pengaruh dari teori
psikologi Sigmund Freud yang tak lain adalah pamannya sendiri, bahwa Public
Relations akan menjadi keilmuan praktis.

Sementara itu pakar Hubungan Masyarakat di Indonesia seperti Prof. Alwi Dahlan
dan W. Noeradi sepakat bahwa perkembangan awal praktek PR atau Humas di
Indonesia sama usianya dengan usia Republik Indonesia. Mengumumkan
kemerdekaan merupakan kegiatan PR yang bertujuan untuk memperkenalkan
Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan juga untuk mendapatkan
pengakuan internasional.

Setelah pendeklarasian kemerdekaan tepatnya pada tahun 1950, terciptanya era


baru pada dunia PR dengan masuknya perusahaan multinasional seperti Caltex
Pacific Internasional, Stanvac dan lainnya. Pada perusahaan- perusahaan ini peran
PR sangat penting dalam rangka memperkenalkan perusahaan tersebut serta untuk
membangun komunitas, dukungan publik dan reputasi. PR juga mulai
berkembang dalam pemerintah dengan dibentuknya Bagian Humas pada RRI dan
Kepolisian RI. Meskipun PR sudah masuk dalam struktur organisasi badan
pemerintah, dalam prakteknya keefektifan dari PR sendiri masih belum jelas.

Setelah Indonesia merdeka, perkembangan humas pemerintah dipengaruhi oleh


kebijakan politik dan gaya kepemimpinan. Sejak tahun 1950-an, humas di
Indonesia berkembang konsepsional, dengan pembentukan divisi HUPMAS di
Pertamina sebagai tonggak awal. Periode 1 (tahun 1962) ditandai dengan instruksi
pembentukan bagian humas di instansi pemerintah.

Periode 2 (tahun 1967-1971) melihat pembentukan Badan Koordinasi Kehumasan


(Bakohumas). Inisiatif seperti Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan
(FORKAMAS) dan peran PHRI dalam sektor perhotelan juga mencerminkan
evolusi humas pemerintah Indonesia.

Pada masa Orde Baru, dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto, pemerintahan


berfokus pada pembangunan ekonomi negara sehingga banyak kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah UU PMA
1967 yaitu kebijakan pemerintah untuk menarik modal asing.

Ini berkaibat banyaknya permintaan jasa konsultasi termasuk konsultasi PR pada


tahun 1970 an. Perkembangan yang terjadi di Indonesia pada periode yang sama
adalah dibentuknya BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat)
yaitu Badan Koordinasi Humas Pemerintah di tahun 1970

Perkembangan PR di Indonesia juga berjalan sejajar dengan perkembangan


pemerintahan dan politik Indonesia. Pada masa ini yaitu pasca Orde Baru tahun
1998, dimulai adanya kebebasan berkomunikasi. Dengan ini muncul pula
pengakuan jaminan terhadap hak memperoleh serta menyebarkan informasi
sebagai hak masyarakat. Kebijakan lain yang penting adalah kebebasan pers. Pada
era ini praktek PR sudah mengarah pada model Humas simetris dua arah yaitu
cara ideal meningkatkan reputasi organisasi diantara target audience dengan
menggunakan komunikasi dua arah yang terjadi antara kedua belah pihak. Ini
tentu membuat PR di Indonesia berubah menjadi lebih terbuka, dan secara
otomatis komunikasi antara PR dan publik juga menjadi komunikasi dua arah.

Evolusi PR pada era tahun 2000 an terjadi dengan drastis akibat dimulai nya era
PR digital dengan munculnya tehnologi komunikasi yang masif dengan platform
digital online dan sosial media. Pentingnya peningkatan profesionalisme praktisi
PR makin disadari dan seiring perkembangan ini PERHUMAS bersama
BAKOHUMAS meng-inisiasi rancangan Kompetensi Kerja bidang Humas pada
tahun 2006, dan pada 2008 berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja di
sahkan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Pada tahun 2013 berdiri lah Lembaga Sertifikasi Profesi Public Relations Indonesia
(LSP PRI) yang merupakan LSP pertama bidang PR dan memperoleh lisensi dari
Badan Nasinal Sertifikasi Profesi (BNSP) pada awal tahun 2014. Sejak itu istilah
kompetensi dan sertifikasi mulai dikenal dan akrab dengan dunia PR.

2. Dalam konteks yang dijelaskan, media sosial dan media massa termasuk dalam
jenis publik eksternal. Media sosial dan media massa merupakan publik eksternal
karena mereka berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap citra perusahaan serta opini yang berkembang di masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud Publik Eksternal adalah public yang berada di luar
organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk
dapat membina hubungan baik.

Publik eksternal adalah publik yang berkepentingan dan berada di luar


perusahaan. Contohnya masyarakat dan konsumen.

Melansir jurnal Peran Public Relations dalam Komunikasi Organisasi (2012)


Aswad Ishak, publik eksternal memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja organisasi
atau perusahaan. Pengaruh tersebut diperlihatkan melalui penilaian serta opini
yang berkembang.

Misalnya, bagaimana publik eksternal menilai serta menerima kehadiran produk


dan perusahaan, sangat memengaruhi citra positif perusahaan.

Maka dari itu, humas harus berupaya keras dalam menciptakan serta menjaga
hubungan harmonis antara perusahaan dengan publiknya, baik internal maupun
eksternal.

Sumber Referensi :

KONTEKS HISTORIS PRAKTEK HUMAS DI INDONESIA - Neliti


https://media.neliti.com/media/publications/100277-ID-konteks-historis-praktek-
humas-di-indone.pdf

konteks historis praktek humas di indonesia - ResearchGate


https://www.researchgate.net/publication/277107023_KONTEKS_HISTORIS_PRA
KTEK_HUMAS_DI_INDONESIA

https://amp.kompas.com/skola/read/2022/01/25/100000369/apa-yang-dimaksud-
publik-internal-dan-eksternal-humas-

Anda mungkin juga menyukai