Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DICKY JULIANTO

NIM : 051653629
UPBJJ : JAKARTA

TUGAS 1. HUBUNGAN MASYARAKAT (SKOM4103)

1. Perkembangan humas di Indonesia tidak akan terlepas dari kebijakan politik


pemerintahannya. Praktek – praktek kehumasan di lembaga pemerintah maupun swasta pasti
akan dipengaruhi oleh kebijakan, aturan, dan juga gaya kepemimpinan pemerintahan pada
saat itu. Jelaskan sejarah singkat perkembangan humas pemerintah di negara Indonesia
setelah Indonesia merdeka!
2. Salah satu universitas di Indonesia menerapkan kebijakan untuk memberikan pinjaman
online untuk mahasiswa baru sebagai salah satu opsi untuk membayar uang kuliah. Kasus ini
kemudian viral dan menjadi perbincangan hangat di media massa dan media sosial.
Alasannya, reputasi pinjaman online yang banyak menjerat masyarakat Indonesia dianggap
tidak pantas masuk ke dalam institusi pendidikan tinggi yang seharusnya berintegritas.

JAWABAN :

1. Perkembangan Humas Pemerintah di Indonesia Pasca Kemerdekaan


Perjalanan humas pemerintah di Indonesia tak lepas dari dinamika politik dan
pemerintahannya. Berikut periodisasi singkat perkembangannya:
Masa Awal Kemerdekaan (1945-1960-an):
 Praktik humas masih embrionik, fokus pada perjuangan kemerdekaan dan
pembangunan bangsa.
 Lembaga humas pemerintah formal belum terbentuk.
 Peran humas dipegang oleh departemen terkait, seperti Penerangan dan Luar Negeri.
Masa Orde Lama (1960-an-1967):
 Humas mulai terstruktur dengan pembentukan Biro Penerangan Negara (BAPENAS)
pada tahun 1962.
 Peran humas diarahkan untuk mendukung program pemerintah dan menangkal
komunisme.
 Penggunaan media massa dan komunikasi publik marak dilakukan.
Masa Orde Baru (1967-1998):
 Humas mengalami sentralisasi di bawah Departemen Penerangan (DEPEN).
 Peran humas difokuskan pada penyebaran informasi positif tentang pemerintah dan
pencitraan Soeharto.
 Kontrol media massa dan pembatasan kebebasan berekspresi membatasi ruang gerak
humas.
Masa Reformasi (1998-sekarang):
 Humas memasuki era baru dengan reformasi politik dan keterbukaan informasi.
 Peran humas bergeser menjadi membangun hubungan yang transparan dan akuntabel
dengan publik.
 Munculnya berbagai lembaga humas pemerintah di berbagai instansi.
 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa perubahan besar
dalam praktik humas, seperti penggunaan media sosial dan internet.

2. Jenis Publik dalam Kasus Pinjaman Online di Universitas


Dalam kasus pinjaman online di universitas, media massa dan media sosial berperan sebagai
publik eksternal yang kritis. Berikut penjelasan dan landasannya:
A. Definisi dan Ciri Publik Eksternal Kritis
Menurut Widjaja (2008), publik eksternal adalah kelompok yang berada di luar organisasi
dan memiliki dampak yang signifikan terhadap organisasi tersebut. Publik eksternal kritis
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Memiliki keprihatinan tinggi terhadap isu yang berkaitan dengan organisasi.
 Memahami dengan baik isu tersebut dan memiliki informasi yang cukup.
 Aktif menyuarakan pendapat dan kritik terhadap organisasi, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
 Memiliki pengaruh yang signifikan terhadap reputasi dan citra organisasi.

B. Bukti Media Massa dan Media Sosial sebagai Publik Eksternal Kritis
Dalam kasus ini, media massa dan media sosial menunjukkan ciri-ciri publik eksternal kritis,
yaitu:
 Keprihatinan tinggi: Media massa dan media sosial banyak memberitakan dan
membahas isu pinjaman online di universitas dengan nada kritis.
 Pemahaman yang baik: Media massa dan media sosial telah menggali informasi
mendalam tentang isu tersebut, termasuk dampak negatif pinjaman online bagi
mahasiswa.
 Suara yang aktif: Media massa dan media sosial telah menjadi platform bagi
masyarakat untuk menyuarakan kritik dan kekhawatiran mereka terhadap kebijakan
universitas.
 Pengaruh yang signifikan: Berkat pemberitaan dan diskusi di media massa dan
media sosial, kebijakan pinjaman online di universitas tersebut mendapat sorotan
publik yang luas dan akhirnya ditinjau kembali oleh pihak universitas.
.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, media massa dan media sosial dalam kasus pinjaman online di
universitas dikategorikan sebagai publik eksternal yang kritis. Mereka memainkan peran
penting dalam mengawasi dan mengkritik kebijakan universitas yang dianggap tidak
berintegritas, sehingga mendorong universitas untuk mempertimbangkan kembali
keputusannya.
Kasus ini menunjukkan bahwa media massa dan media sosial memiliki kekuatan yang besar
dalam mempengaruhi opini publik dan mendorong perubahan dalam organisasi. Oleh karena
itu, penting bagi organisasi untuk menjalin hubungan yang baik dengan media massa dan
media sosial, serta secara proaktif menanggapi kritik dan saran yang disampaikan.

Referensi:
 BMP SKOM4103
 https://lsppri.or.id/2022/01/24/sejarah-public-relations-di-indonesia/
 https://www.researchgate.net/publication/
376390305_MELIHAT_PERKEMBANGAN_PUBLIC_RELATION_PR_DI_INDO
NESIA_DARI_WAKTU_KE_WAKTU
 https://dspace.uii.ac.id/123456789/18493
 Widjaja, H. W. (2008). Hubungan masyarakat: Teori dan aplikasi. Jakarta: Pustaka
Utama

Anda mungkin juga menyukai