Anda di halaman 1dari 4

NAMA : YESAYA NIOTANI DAELI

NIM : 051560715
PROGRAM STUDI : ILMU PEMERINTAHAN
MATA KULIAH : PENGANTAR SOSIOLOGI
TUGAS KE : 2 (DUA)

1. Setelah membaca wacana di atas, Analisislah bagaimana peran Universitas Terbuka sebagai salah
satu agen sosialisasi dalam Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di lingkungan
kampus? Cari informasi yang terpercaya mengenai hal ini.

Jawaban:
Dalam konteks pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus,
Universitas Terbuka memiliki peran yang penting sebagai agen sosialisasi. Berikut beberapa hal
yang bisa dilakukan oleh Universitas Terbuka untuk memperkuat peran tersebut:

a. Penyuluhan dan Edukasi: Universitas Terbuka dapat menyelenggarakan program


penyuluhan dan edukasi secara berkala mengenai kesadaran akan kekerasan seksual, hak
asasi manusia, dan norma-norma etika dalam berinteraksi di lingkungan kampus. Ini dapat
dilakukan melalui seminar, workshop, atau materi yang terintegrasi dalam kurikulum
pembelajaran.

b. Pengembangan Kebijakan: Universitas Terbuka perlu memiliki kebijakan yang jelas dan
tegas terkait dengan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Hal ini mencakup
prosedur pelaporan, mekanisme penanganan kasus, serta sanksi bagi pelaku kekerasan
seksual. Kebijakan ini harus diinformasikan secara luas kepada seluruh civitas akademika.

c. Dukungan Psikologis dan Konseling: Universitas Terbuka dapat menyediakan layanan


dukungan psikologis dan konseling bagi korban kekerasan seksual. Ini termasuk
pengembangan layanan konseling khusus, pelatihan bagi konselor, dan promosi kesadaran
akan pentingnya mencari bantuan ketika mengalami kekerasan seksual.

d. Pemberdayaan Komunitas: Universitas Terbuka dapat memfasilitasi pembentukan


komunitas atau kelompok advokasi yang peduli terhadap isu kekerasan seksual. Komunitas
ini dapat menjadi wadah bagi korban untuk saling berbagi pengalaman, mendapatkan
dukungan, dan melakukan advokasi terhadap kebijakan yang mendukung pencegahan
kekerasan seksual.

e. Kerja Sama dengan Pihak Eksternal: Universitas Terbuka juga perlu menjalin kerja sama
dengan lembaga dan organisasi eksternal yang bergerak dalam pencegahan kekerasan
seksual, seperti LSM, kantor advokasi perempuan, atau lembaga penegak hukum. Kerja
sama ini dapat memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di
lingkungan kampus.

Sebagai contoh, Universitas Terbuka dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut
untuk menyelenggarakan pelatihan bagi mahasiswa dan staf, menyediakan sumber daya
informasi dan bantuan, serta mengembangkan program-program advokasi untuk meningkatkan
kesadaran dan respons terhadap kekerasan seksual di lingkungan kampus.

2. Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Ida Fauziyah, mengatakan sekitar 12 persen pengangguran
di Indonesia saat ini didominasi oleh lulusan sarjana dan diploma. Menurutnya, besarnya jumlah
pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara
perguruan tinggi dengan pasar kerja. Menurut Anda, upaya apa yang bisa dilakukan oleh para
sarjana untuk melakukan social climbing agar mendapatkan kedudukan sosial yang lebih tinggi
setelah menyelesaikan pendidikannya! Sertakan dengan contoh!

Jawaban:
Tentu, untuk para sarjana yang ingin melakukan social climbing dan mendapatkan kedudukan
sosial yang lebih tinggi setelah menyelesaikan pendidikan mereka, ada beberapa langkah yang bisa
mereka ambil:

a. Peningkatan Keterampilan dan Kualifikasi: Para sarjana bisa terus meningkatkan


keterampilan dan kualifikasi mereka sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Mereka bisa
mengambil kursus tambahan, sertifikasi, atau bahkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi jika diperlukan. Misalnya, jika seorang sarjana ilmu komputer ingin
meningkatkan peluangnya di industri teknologi, dia bisa mengambil kursus tentang
pemrograman baru atau teknologi terkini.

b. Networking: Membangun jaringan profesional yang kuat adalah kunci untuk mendapatkan
peluang kerja yang baik. Para sarjana bisa memanfaatkan acara networking, seminar industri,
dan platform online seperti LinkedIn untuk terhubung dengan profesional di bidang mereka
dan mendapatkan wawasan serta kesempatan karier yang lebih baik.

c. Magang dan Pengalaman Kerja: Mengambil bagian dalam program magang atau
mendapatkan pengalaman kerja yang relevan selama masa studi atau setelah lulus dapat
memberikan pemahaman praktis tentang industri dan memperluas jaringan profesional.
Misalnya, seorang mahasiswa hukum yang ingin masuk ke dunia litigasi bisa mencoba
magang di firma hukum atau pengadilan setempat.

d. Mengikuti Peluang Kewirausahaan: Berbagai kesempatan ada di dunia kewirausahaan.


Seorang sarjana dengan gagasan inovatif atau kemampuan kewirausahaan dapat mencoba
memulai bisnis mereka sendiri. Contohnya, seorang sarjana desain interior yang membuka
studio desainnya sendiri atau seorang sarjana teknik informatika yang memulai perusahaan
pengembangan perangkat lunak.

e. Mengembangkan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, soft skills seperti kepemimpinan,
komunikasi, dan manajemen waktu juga penting untuk kesuksesan karier. Para sarjana dapat
mengembangkan soft skills ini melalui pengalaman ekstrakurikuler, volunteering, atau kursus
yang bersifat interpersonal.

f. Mentorship dan Bimbingan Karier: Mendapatkan mentor atau bimbingan karier dari
profesional yang telah sukses dalam bidang yang diminati bisa memberikan wawasan
berharga dan arahan untuk meraih kesuksesan dalam karier. Sarjana dapat mencari mentor
melalui program-program mentorship atau jaringan mereka sendiri.
g. Pendidikan Lanjutan atau Spesialisasi: Untuk beberapa bidang, pendidikan lanjutan atau
spesialisasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk naik ke posisi yang lebih tinggi. Misalnya,
seorang sarjana psikologi yang ingin menjadi psikolog klinis mungkin perlu melanjutkan
pendidikan ke tingkat master atau doktor.

Contoh: Seorang sarjana manajemen yang ingin naik ke posisi manajerial yang lebih tinggi dapat
mengikuti kursus tambahan tentang manajemen proyek dan memperluas jaringan mereka dengan
bergabung dalam komunitas profesional manajemen. Mereka juga dapat mencari mentor yang
telah berhasil di bidang manajemen dan memperoleh pengalaman kerja tambahan dengan menjadi
asisten manajer di perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan kombinasi ini, mereka dapat
meningkatkan keterampilan, jaringan, dan pemahaman praktis yang diperlukan untuk mencapai
kedudukan sosial yang lebih tinggi dalam karier mereka.

3. Max weber membagi dimensi stratifikasi menjadi 3 dimensi, yakni dimensi ekonomi, dimensi
kehormatan dan dimensi kekuasaan. Jelaskan ketiga dimensi tersebut dengan memberikan
contoh pada masing-masing dimensi sesuai dengan lingkungan tempat tinggal anda!

Jawaban:
Pelaskan ketiga dimensi tersebut dengan memberikan contoh pada masing-masing dimensi
sesuai dengan lingkungan tempat tinggal saya!

a. Dimensi Ekonomi: Dimensi ini berkaitan dengan stratifikasi sosial berdasarkan pada
kepemilikan atau kontrol atas sumber daya ekonomi. Contohnya, di lingkungan tempat
tinggal Anda, seseorang mungkin dianggap memiliki posisi yang lebih tinggi dalam hierarki
sosial jika mereka memiliki pendapatan yang tinggi atau memiliki properti dan aset yang
bernilai tinggi. Sebagai contoh, di lingkungan perkotaan, seseorang yang memiliki rumah
mewah, mobil mewah, dan pekerjaan yang membayar tinggi mungkin akan dianggap sebagai
bagian dari kelas atas dalam dimensi ekonomi.

b. Dimensi Kehormatan: Dimensi ini berkaitan dengan status sosial yang didasarkan pada
pengakuan sosial atas prestasi, reputasi, atau keturunan. Contohnya, di lingkungan Anda,
seseorang mungkin dianggap memiliki status yang tinggi jika mereka berasal dari keluarga
yang terhormat, memiliki gelar akademis yang tinggi, atau memiliki pengaruh dalam
komunitas mereka. Sebagai contoh, dalam lingkungan pedesaan, seorang kepala desa atau
pemimpin lokal yang dihormati karena keturunan atau kebijaksanaan mereka mungkin
dianggap sebagai tokoh otoritatif dalam dimensi kehormatan.

c. Dimensi Kekuasaan: Dimensi ini berkaitan dengan stratifikasi sosial berdasarkan pada
kontrol atas sumber daya politik dan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan dan
tindakan orang lain. Contohnya, di lingkungan Anda, seseorang mungkin dianggap memiliki
kekuasaan jika mereka memiliki jabatan politik yang tinggi, kepemimpinan dalam organisasi
penting, atau pengaruh yang luas dalam lingkungan mereka. Sebagai contoh, dalam
lingkungan kota besar, seorang CEO perusahaan besar atau seorang politisi yang memiliki
kekuasaan dalam membuat keputusan bisnis atau kebijakan mungkin dianggap sebagai
tokoh berpengaruh dalam dimensi kekuasaan.

Sumber referensi:
 Purwitaningsih, dkk.(2022).Pengantar Sosiologi(BMP)
 https://www.rri.go.id/nasional/413884/survei-kemendikbudristek-kekerasan-seksual-terbanyak-
di-perguruan-tinggi

Anda mungkin juga menyukai