Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YESAYA NIOTANI DAELI

NIM : 051560715
PROGRAM STUDI : ILMU PEMERINTAHAN
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN
TUGAS KE : 2 (DUA)

1. Melihat kondisi organisasi publik seperti rumah sakit yang tidak dapat melayani pasien dengan
optimal apa peran pemimpin selain sebagi perumus visi, pengendali dan pembangkit dan
penyampai infromasi?

Jawaban:
Peran seorang pemimpin dalam kondisi di mana organisasi publik seperti rumah sakit tidak
dapat melayani pasien dengan optimal bisa lebih dari sekadar perumus visi, pengendali, dan
penyampai informasi. Pemimpin juga harus menjadi penggerak perubahan. Mereka harus
mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan strategi, dan mengimplementasikan langkah-
langkah konkret untuk memperbaiki kondisi tersebut. Ini termasuk memastikan alokasi sumber
daya yang tepat, meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan program pelatihan untuk
staf, dan berkomunikasi secara efektif dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pasien,
staf, dan pihak eksternal. Pemimpin juga harus menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-
nilai etika dan profesionalisme yang tinggi, untuk memastikan bahwa organisasi beroperasi
dengan integritas dan kepercayaan.

2. Beberapa organisasi publik membutuhkan pemimpin dengan gaya yang berbeda seperti Lapas,
rumah sakit jiwa dan satpol pp, temukan gaya kepemimpinan yang tepat dan kemukakan
alasannya

Jawaban:
Organisasi publik seperti Lapas, rumah sakit jiwa, dan satpol PP membutuhkan pemimpin
dengan gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masing-
masing organisasi. Sebagai contoh:
 Lapas: Kepemimpinan otoriter atau berbasis otoritas mungkin lebih cocok untuk Lapas
karena diperlukan kedisiplinan yang ketat dalam mengelola narapidana. Pemimpin harus
tegas namun adil, mampu menegakkan aturan dan ketertiban, serta memiliki kemampuan
untuk mengelola konflik di antara narapidana.
 Rumah sakit jiwa: Gaya kepemimpinan yang lebih kolaboratif dan empatik mungkin lebih
efektif di rumah sakit jiwa, di mana diperlukan pemahaman mendalam tentang kondisi
pasien dan kepekaan terhadap kebutuhan mereka. Pemimpin harus mampu membina
hubungan yang baik dengan staf medis dan pasien, serta mempromosikan budaya
organisasi yang inklusif dan mendukung.
 Satpol PP: Kepemimpinan yang adaptif dan responsif terhadap perubahan situasi mungkin
lebih sesuai untuk Satpol PP, di mana seringkali mereka dihadapkan pada tantangan yang
bervariasi dari penegakan ketertiban hingga penanganan bencana. Pemimpin harus
memiliki kemampuan untuk berpikir cepat, mengambil keputusan dalam waktu singkat,
dan mengkoordinasikan tindakan tim dengan efektif.

3. Masing-masing individu dalam organisasi memiliki tujuan dalam bekerja dan berorganisasi,
sehingga dapat menimbulkan konflik dan tidak tercapainya tujuan organisasi, bagaimana
pengaruh pemimpin yang memiliki trackrecord sebagai koruptor, penculik aktivitis dan rasisme
terhadap konflik dan tujuan organisasi publik

Jawaban:
Pemimpin yang memiliki track record sebagai koruptor, penculik aktivis, atau rasisme akan
memiliki dampak yang sangat negatif terhadap konflik dan tujuan organisasi publik. Mereka
akan merusak kepercayaan publik, mengurangi motivasi staf, dan memicu konflik internal yang
merugikan produktivitas dan kualitas layanan. Selain itu, pemimpin semacam itu mungkin
cenderung memprioritaskan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan publik,
yang dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang tidak adil atau tidak etis. Oleh karena
itu, penting untuk mencegah orang-orang dengan rekam jejak semacam itu menduduki posisi
kepemimpinan dalam organisasi publik. Pemilihan dan penilaian pemimpin harus didasarkan
pada integritas, kompetensi, dan komitmen mereka terhadap pelayanan publik yang
bertanggung jawab dan beretika.

Dalam konteks hukum dan regulasi, pemimpin yang terbukti melakukan tindakan korupsi,
penculikan, atau diskriminasi rasial harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka
harus diberikan sanksi yang tegas, termasuk pemecatan atau bahkan penuntutan pidana jika
diperlukan. Selain itu, penting bagi pemerintah daerah untuk memiliki mekanisme pengawasan
dan pengendalian yang kuat untuk mencegah terulangnya perilaku yang merugikan tersebut di
masa depan.
Sumber Referensi: BMP ADPU4334; Kepemimpinan; Enceng, dkk.; Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai