Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2

“ MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Diajukan untuk tugas mata kuliah

ILMU SOSIAL DASAR

DI SUSUN OLEH :

NAMA : SYF.

IRMALA NIM

043789468

PRODI : ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)

PONTIANAK TAHUN 2021

This study source was downloaded by 100000854889112 from CourseHero.com on 11-19-2022 17:38:03 GMT1-06:00

https://www.coursehero.com/file/118474225/TUGAS-2-ILMU-SOSIAL-DAN-BUDAYA-DASARdocx/
“ MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Buatlah makalah atau paper yang membahas mengenai multikulturalisme dalam era globalisasi.

Masing-masing berikan perbandingan antara konsep multikulturalisme dengan kesetaraan dan disertai dengan contoh
yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia.

1. Multikulturisme adalah banyaknya macam budaya pada suatu masyarakat. Globalisasi adalah proses penggabungan atau
pertukaran segala aspek dari budaya maupun kerja dari seluruh dunia dari yang negara bersangkutan.
Multikulturalisme dalam era Globalisasi adalah banyaknya budaya, disuatu masyarakat. Diakibatkan salah satunya oleh
globalisasi, karena globalisasi atau mendunia, menyebabkan masuknya budaya asing atau luar negeri masuk kesuatu
negara tertentu. Masuknya budaya asing itu menyebabkan munculnya pencampuran budaya asing dengan budaya asing,
atau juga bisa menambahkan budaya asing ke daerah tertentu, hingga munculnya banyak ragam budaya yang disebut
multikuluralisme.
Contoh: Budaya musik DJ di indonesia, yang notabene berasal dari negara asing atau negara lain, yang masuk
negara indonesia, sehingga masuk di indonesia, maka orang indonesia ada yang mengikutinya. Maka musik DJ
di indonesia ada dan berkembang. Sehingga menambah ragam budaya genre musik di indonesia.

Menurut H.A.R. Tilaar, mullikulturalisme pada masa modern, terutama dalam era globalisasi, berbeda dengan
multikulturalisme pada masa lalu. Multikulturalisme modern di dalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat ke luar.

Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah negara, tetapi juga seluruh kelompok etnis
yang beragam di luar batas-batas negara, termasuk di dalamnya perkembangan agama, isu jender, dan kesadaran kaum
marjinal.

Bagaimana seseorang dapat memiliki kesadaran multikultur adalah hasil dari perkembangan pribadi seseorang yang bangga
terhadap budayanya, namun dapat menghargai budaya lain dalam ikatan komunitas yang lebih luas. Kesadaran multikultural
berarti seseorang mempunyai kesadaran serta kehanggaan memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri,
namun demikian dia akan hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati.
Untuk itu pentingnya pendidikan multikultural guna membangun manusia yang dapat mengakui adanya perbedaan,
persamaan hak, dan keadilan sosial terutama di era globalisasi.

Contohnya adalah adanya program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang dilaksanakan pemerintah melalui
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA). PPAN bertujuan mengembangkan generasi muda Indonesia
untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, sekaligus mempersiapkannya menghadapi tantangan global di masa
mendatang. Serta Memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk lebih mengenal adat-istiadat, kesenian, dan budaya
di negara tujuan, tukar-menukar pengalaman serta melakukan kegiatan bersama di negara lain yang akan menimbulkan
saling pengertian, penghormatan dan toleransi.

This study source was downloaded by 100000854889112 from CourseHero.com on 11-19-2022 17:38:03 GMT2-06:00

https://www.coursehero.com/file/118474225/TUGAS-2-ILMU-SOSIAL-DAN-BUDAYA-DASARdocx/
2. Kesetaraan adalah suatu persamaan, atau sama dalam hal tertentu seperti kedudukan, derajat yang sama. Biku parekh
adalah seorang tokoh di india, yang berbicara tentang, persatuan masyarakat multicultural.

Stereotipe adalah suatu pandangan positif atau negatif yang dipegang terhadap kelompok sosial tertentu.

Contoh: Orang china, pekerja keras, setiap waktu digunakan untuk mencari uang dan berdagang. Namun sisi buruknya
orang china, mereka pelit dan komunis.

Kesetaraan menurut Bikhu Parekh adalah kesetaraan dalam keberagaman atau kesetaraan dalam perbedaan. Bisa
disimpulkan menurut bikhu parekh, suatu persamaan deraja dalam perbedaan yang ada di masyarakat.

Contoh: Suatu masyarakat yang memandang semua orang sama, tidak peduli dari pekerjaan apa, kaya atau miskin, mereka
tetap manusia dan memiliki hak yang sama.

Kesetaraan menurut Bikhu Parekh, yaltu sebagai makhluk kultural. Manusia memiliki beberapa kemampuan dan kebutuhan
yang sama, tetapi perbedaan kultural yang dimiliki. membentuk dan menyusun kentampuan dan kebuiuhan seliap manusia
secara berbeda dan bahkan. dapat membuat kemampuan dan kebutuhan baru yang berbeda.

Manusia juga memiliki identitas bersama yang dimediasi oleh budaya. Manusia adalah makhluk yang sama, tetapi juga
berbeda. Olch karena itu, manusia harus diperlakukan setara karena dua karakteristik sebagai makhluk sama dan sebagai
makhluk yang berbeda.

Maka kesetaraan bukan berarti keseragaman perlakuan, telapi lebih kepada inieraksi antara keseragaman dan perbedaan.
Contoh dalam kasus di mas, berani sang guru lidak perlu mengambil kebijakan untuk memberikun hari libur yang santa
kepada sclurult sisssa dan shtwi tanrya mehlutt kepentingan dan kebutultan dari masing•nasnig ritual budaya yang berbeda.

Contoh :

Dua orang karyawan di sebuah perusahaan otomotif meminta kenaikan gaji. Keduanya berada pada divisi yang sama dengan
tugas pokok pekerjaan yang sama. Maka ketika si A meminta kenaikan gaji maka si B pun menuntut hal yang sama.

Kebijakan perusahaan yang diwakilkan oleh HRD akhirnya mengabulkan permintaan kenaikan gaji oleh si A dan menolak
permintaan kenaikan gaji dari si B. Hal tersebut karena si A sudah lebih lama menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

This study source was downloaded by 100000854889112 from CourseHero.com on 11-19-2022 17:38:03 GMT3-06:00

https://www.coursehero.com/file/118474225/TUGAS-2-ILMU-SOSIAL-DAN-BUDAYA-DASARdocx/
Sumber / Refrensi :

· Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Hertati Suandi, Daisy Indira Yasmine, Dyatika Widya P., Mira Indiwara, Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2016

· Oalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli - Desember 2018 Murdianto : Stereotipe. Prasangka dan Resistensnya

· Jurnal Pendidikan Sosial 10 (1) (2018): 77-90. Pendidikan Berbasis Multikultural dalam Pelestarian Kebudayaan
Lokal Nusantara di Era Globalisasi, A. Suradi , Fakultas Tarbiyah dan Tadris, lnstitut Agama Islam Negeri Bengkulu,
Indonesia.

This study source was downloaded by 100000854889112 from CourseHero.com on 11-19-2022 17:38:03 GMT4-06:00

https://www.coursehero.com/file/118474225/TUGAS-2-ILMU-SOSIAL-DAN-BUDAYA-DASARdocx/

Anda mungkin juga menyukai