Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN TUGAS 2

Tugas Mata Kuliah


Ilmu Sosial Budaya Dasar MKDU4109
Dosen : Wawan Wibisono, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Adhi Mulyanto
050171713

ILMU HUKUM S-1


JURUSAN ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi!
Berikan contoh konkret!

Multikulturalisme adalah sebuah konsep yang mengakui dan menghargai


keberagaman budaya, agama, dan tradisi dalam suatu masyarakat. Dalam era
globalisasi, multikulturalisme menjadi semakin relevan karena adanya pertukaran
budaya dan interaksi antarbangsa yang semakin intens.

Dalam konteks globalisasi, multikulturalisme berarti menghormati dan


mempromosikan keberagaman budaya di tengah arus globalisasi yang cenderung
homogenisasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap individu atau
kelompok memiliki hak untuk mempertahankan identitas budaya mereka.

Contoh konkret dari multikulturalisme dalam era globalisasi adalah:

a. Makanan: Di banyak negara, makanan dari berbagai budaya dapat dengan


mudah ditemukan. Misalnya, di kota-kota besar, restoran-restoran
menyajikan hidangan dari berbagai negara seperti Italia, Jepang, India, dan
lain-lain. Ini menunjukkan adanya pengakuan dan penghargaan terhadap
keberagaman kuliner dari berbagai budaya.
b. Festival Budaya: Di berbagai negara, festival budaya diadakan untuk
merayakan keberagaman budaya. Contohnya adalah Festival Kebudayaan
di Indonesia, Diwali di India, dan Oktoberfest di Jerman. Festival-festival
ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mempelajari dan
menghargai budaya-budaya yang berbeda.
c. Pendidikan Multikultural: Banyak negara yang menerapkan pendidikan
multikultural dalam kurikulum mereka. Pendidikan multikultural bertujuan
untuk mengajarkan siswa tentang keberagaman budaya, sejarah, dan nilai-
nilai yang ada di masyarakat. Ini membantu membangun pemahaman dan
penghargaan terhadap keberagaman budaya di tengah era globalisasi.
d. Kesenian dan Musik: Musik dan kesenian dari berbagai budaya juga
semakin populer di era globalisasi. Misalnya, musik K-pop dari Korea
Selatan, tarian Salsa dari Amerika Latin, dan seni bela diri seperti Kung Fu
dari Tiongkok. Hal ini menunjukkan adanya apresiasi terhadap
keberagaman seni dan budaya di seluruh dunia.
Dalam kesimpulannya, multikulturalisme dalam era globalisasi adalah
pengakuan dan penghargaan terhadap keberagaman budaya, agama, dan tradisi di
tengah arus globalisasi yang semakin intens. Contoh konkret dari
multikulturalisme termasuk makanan, festival budaya, pendidikan multikultural,
dan kesenian dari berbagai budaya.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!

Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi


terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe
merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia
untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam
pengambilan keputusan secara cepat.

Contoh

Pedang Kaki Lima

Adanya kelompok pedagang kaki lima yang terlibat konflik terhadap


pegawai ketertiban kota. Kelompok pedagang beranggapan bahwa pemerintah
kota yang diwakili oleh para pegawai ketertiban selaku kelompok manusia yang
pemikirannya mau menang sendiri, tanpa memihak kepada rakyat kecil.

Anggapan itu ditujukan kepada semua pegawai ketertiban, meskipun di


antara para pegawai itu ada orang-orang yang sehari-harinya baik hati dan penuh
perasaan terhadap kesusahan pedagang kaki lima. Pejabat pemerintah yang
diwakili para petugas ketertiban juga muncul stereotip kepada kelompok
pedagang kaki lima, stereotip tersebut dapat berupa anggapan kepada kelompok
pedagang kaki lima selaku orang-orang yang tidak mengindahkan aturan yang
dibuat pemerintah.
3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?

Kesetaraan Menurut Bhikhu Parekh sebagai makhluk kultural, manusia


memiliki beberapa kemampuan dan kebutuhan yang sama, tetapi perbedaan
kultural yang dimiliki membentuk dan menyusun kemampuan dan kebutuhan
setiap manusia secara berbeda dan bahkan dapat membuat kemampuan dan
kebutuhan baru yang berbeda. Manusia juga memiliki identitas bersama yang
dimediasi oleh budaya. Manusia adalah makhluk yang sama tetapi juga
berbeda. Oleh karena itu manusia harus diperlakukan sederajat karena dua
karakteristik sebagai makhluk sama dan sebagai makhluk yang berbeda.

Dengan argumentasi ini maka kesederajatan bukan berarti keseragaman


perlakuan tetapi lebih kepada interaksi antara keseragaman dan perbedaan. Hak
yang sederajat tidak berarti adanya hak-hak yang sama, karena individu yang
memiliki latar belakang budaya dan kebutuhan yang berbeda mungkin
membutuhkan hak-hak yang berbeda untuk menikmati kesederajatan.
Kesederajatan harus mampu tidak saja menolak perbedaanperbedaan yang
tidak relevan namun juga harus diikuti oleh pengakuan yang penuh terhadap
perbedaan-perbedaan yang sah dan relevan dalam konteksnya. Kesederajatan
diwujudkan dalam beberapa tingkatan

Contoh

Dalam bidang politik, kesetaraan dapat diterapkan dalam bentuk hak pilih
yang sama bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan latar
belakang sosial atau budaya.

Di bidang ekonomi, kesetaraan dapat diterapkan melalui kebijakan yang


mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok yang berbeda, dan
memastikan akses yang sama terhadap peluang ekonomi dan sumber daya.

Sedangkan di bidang sosial, kesetaraan dapat diterapkan melalui kebijakan


yang mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan budaya dan agama,
dan melindungi hak-hak individu dari kelompok minoritas.
REFERENSI:
- Mkdu4109/Modul 5 Hal. 5.25
-Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe
- Parekh, B. (2002). Equality and diversity. In R. Chadwick, E. Lövbrand, & F.
Sundman (Eds.), The ethics of stakeholding (pp. 167-182). Houndsmills:
Palgrave.
- Parekh, B. (2008). A new politics of identity: Political principles for an
interdependent world. New York: Palgrave Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai