Menurut H.A.R. Tilaar,multikuturalisme pada masa present day, terutama dalam period
globalisasi, berbeda dengan kukturalisme pada masa lalu. Multikulturalisme present day di
dalam period globalisasi bersifat terbuka dan melihat keluar. Multikulturalisme tidak hanya
beragamnya kelompok etnis yang diluar batas negara, termasuk perkembangan agama, isu
gender.
Bagaimana seseorang dapat memiliki kesadaran multikultur adalah hasil dari perkembangan
pribadi seseorang yang bangga terhadap budayanya, namun dapat menghargai budaya lain dalam
Ikatan komunitas yang lebih luas. Kesadaran multikultural berarti seseorang mempunyai
kesadaran serta kehanggaan memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun
demikian dia akan hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling
menghormati. Untuk itu pentingnya pendidikan multikultural guna membangun manusia yang
dapat mengakui adanya perbedaan, persamaan hak, dan keadilan sosial terutama di period
globalisasi.
Contohnya adalah masyarakat bali yang sangat menerima perbedaan kebudayaan serta
keberagaman lain yang sangat berbeda dari kebudayaan mereka miliki
Stereotipe adalah penilaian jelek/buruk terhadap kelompok masyarakat.. Penilaian itu terjadi
karena kecenderungan untuk menggeneralisasi tanpa diferensiasi. De Jonge dalam Sindhunata
(2000) mengatakan bahwa bukan rasio melainkan perasaan dan emosilah yang menentukan yang
menentukan stereotip. Barker (2004:415) mendefiniskan stereotipe sebagai representasi terang-
terangan namun sederhana yang mereduksi orang menjadi serangkaian ciri karakter yang
dibesar-besarkan, dan biasanya bersifat negatif. Suatu representasi yang memaknai orang lain
melalui operasi kekuasaan.
Contoh Stereotipe adalah orang yang bersuku Batak dinilai sebagai orang yang kasar karena
nada bicaranya yang tinggi sering dikira teriak.
Contoh dalam kasus di mas, berani sang master lidak perlu mengambil kebijakan untuk
memberikun hari libur yong St Nick kepada selurult sisssa dan shtwi tanya mehlutt kepentingan
dan kebutultan dari masing-nasnig custom budaya yang berbeda
Sumber Referensi
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Hertati Suandi, Daisy Indira Yasmine, Dyatika Widya P., Mira
Indiwara, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016 Oalamuna, Vol. 10, No. 2, Juli-
Desember 2018
Murdianto Stereotipe. Prasangka dan Resistensnya Jurnal Pendidikan Sosial 10 (1) (2018): 77-
90. Pendidikan Berbasis Multikultural dalam Pelestarian Kebudayaan Lokal Nusantara di Era
Globalisasi,
A. Suradi, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, Indonesia.