Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

NAMA : Muhammad Ikhsan Maulana

NIM : 050244127

PRODI : Ilmu Hukum


SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi!
Berikancontoh konkret!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!
3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?
JAWABAN :
1) Di era globalisasi, multikulturalisme merupakan multikulturalisme yang terbuka dan
berwawasan ke luar. Multikulturalisme tidak hanya berarti keberagaman kelompok etnis
dalam suatu negara, namun juga keberagaman semua kelompok etnis di luar batas negara,
termasuk perkembangan agama, gender, dan kelompok yang kurang beruntung secara
kognitif. Kesadaran multikultural merupakan hasil pengembangan pribadi seseorang yang
bangga terhadap budayanya sendiri namun dapat menghargai budaya lain dalam
masyarakat luas. Kesadaran multikultural artinya seseorang sadar dan bangga memiliki
dan mengembangkan budaya masyarakatnya sendiri namun akan hidup damai,
bekerjasama dan saling menghormati walaupun dengan anggota kelompok yang berbeda
budaya.
Sebagai contoh spesifik dalam masyarakat modern, Negara merupakan ruang nyata
dimana beragam budaya bertemu dan harus hidup berdampingan. Negara dapat menjadi
elemen pemersatu sekaligus pemecah belah, bahkan terkadang menghancurkan sebagian
budaya minoritas yang menjadi elemen penyusunnya.
2) Stereotip adalah keyakinan positif atau negatif terhadap kelompok sosial tertentu.
Setelah munculnya stereotip, akan muncul prasangka, yaitu sikap negatif yang tidak
dapat dibenarkan terhadap anggota kelompok ini. Prasangka bisa berupa perasaan tidak
suka, marah, jijik, jengkel, bahkan benci. Setelah munculnya stereotip dan prasangka,
akhirnya muncul diskriminasi, yaitu tindakan negatif yang tidak dapat dibenarkan
terhadap anggota kelompok ini (Stangor, 2011). Stangor (2011) lebih lanjut berpendapat
bahwa stereotip masuk ke dalam ranah kognitif, sementara prasangka masuk ke dalam
ranah afektif dan diskriminasi masuk ke dalam ranah perilaku yang muncul. Namun,
ternyata pengaruh stereotip lainnya tidak hanya berdampak pada perilaku kita sendiri,
tetapi juga perilaku para korban stereotip tersebut ketika kita berinteraksi dengan mereka,
yang mungkin dicurigai sebagai pembenaran diri dan karenanya lebih merugikan.
Misalnya, anggota kelompok mulai melakukan sesuatu berdasarkan stereotip dan
menunjukkan karakteristik yang konsisten dengan stereotip tersebut.
Jika stereotip tersebut merupakan hal yang positif maka tentu saja akan menjadi hal yang
baik, namun bagaimana jika stereotip tersebut merupakan hal yang negatif?
Misalnya, kelompok etnis Minang/Padang mempunyai stereotip positif mengenai pekerja
keras dan pedagang, namun stereotip negatif mengenai sifat keras kepala dan egois.
3) Kesetaraan Menurut Bhikhu Parekh menitikberatkan kesetaraan pada karakteristik
kedua,yaitu sebagai makhluk kultural. Manusia memiliki beberapa kemampuan dan
kebutuhanyang sama, tetapi perbedaan kultural yang dimiliki, membentuk dan Menyusun
kemampuan dan kebutuhan manusia secara berbeda dan bahkan, dapat membuat
kemampuan dan kebutuhan baru yang berbeda. Manusia juga memiliki identitas Bersama
yang dimediasi oleh budaya. Manusia adalah makhluk yang sama, tetapi juga berbeda.
Oleh karena itu, manusia harus diperlakukan setara karena dua karakteristik sebagai
makhluk sama dan sebagai makhluk yang berbeda.
Contohnya,dalam suatu kelas seorang siswa yang beragama Hindu di Bali meminta
izinuntuk tidak masuk kelas bukan karena sakit tetapi untuk mengikuti upacara potong
gigiyang merupakan ritual penting yang harus ia jalani, namun siswa-siswi lain yang
berasal dari suku dan agama lain, menuntut bahwa mereka juga harus diberikan izin
untuk tidak masuk.

Sumber:
https://www.kompasiana.com/evanurkhofifah/5c6b704c12ae9417350e6af5/apa-itu-stereotip-
bagaimana-contoh-konkritnya?page=1

Anda mungkin juga menyukai