Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR TENTANG


“MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Disusun Oleh :

ALDI FACHREZA

NIM:
043669478

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ SAMARINDA

1
“MULTIKULTURALISME DALAM ERA GLOBALISASI”

Buatlah makalah atau paper yang membahas mengenai multikulturalisme dalam era globalisasi.
Masing-masing berikan perbandingan antara konsep multikulturalisme dengan kesetaraan dan disertai
dengan contoh yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia.

1. Multikulturalisme adalah banyaknya macam budaya pada suatu masyarakat. Globalisasi adalah
proses penggabungan atau pertukaran segala aspek dari budaya maupun kerja dari seluruh dunia
dari negara yang bersangkutan. Multikulturalisme dalam era globalisasi adalah banyaknya
budaya disuatu masyarakat. Diakibatkan salah satu nya oleh globalisasi. Karena globalisasi atau
mendunia, menyebabkan masuknya budaya asing atau budaya luar negeri masuk kesuatu negara
tertentu. Masuknya budaya asing itu menyebabkan munculnya
pencampuran budaya asing dengan budaya asing lainnya atau juga bisa menambahkan budaya asing
ke daerah trtentu hingga munculnya banyak ragam budaya yang disebut multikulturalisme.
Contoh: budaya music DJ di Indonesia. Yang notabene berasal dari negeri, yang masuk ke
Indonesia sehingga sat masuk maka orang Indonesia pun mengikutinya. Maka music DJ sendiri di
Indonesia akan berkembang sehingga menambah ragam budaya khususnya genre music di
Indonesia.

Menurut H.A.R Tilaar, multikulturalisme pada masa modern terutama dalam era globalisasi,
berbeda dengan multikulturalisme pada masa lalu. Multikulturalisme modern di dalam era
globalisasi bersifat terbuka dan melihat ke luar.

Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah negara teteapi juga
seluruh kelompok etnis yang beragam dari luar batas-batas negara termasuk didalamnya
perkembangan agama, isu gender, dan kesadaran kaum marjinal.

2
Bagaimana seseorang dapat memiliki kesadaran multikultur adalah hasil dari perkembangan pribadi
seseorang yang bangga terhadap budayanya, namun juga dapat menghargai budaya lain dalam ikatan
komunitas yang lebih luas. Kesadaran multicultural berarti seseorang mempunyai kesadaran serta
kebanggan memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan
hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati.
Untuk itu pentingnya Pendidikan multicultural guna membangun manusia yang dapat mengakui
adana perbedaan, persamaan hak, dan keadilan social terutama di era globalisasi

3
Kesetaraan adalah suatu persamaan, atau sama dalam hal tertentu seperti kedudukan, derajat yg sama
Bikhu Parekh adalah seorang tokoh di India, yang berbicara tentang persatuan masyarakat
multicultural.

Stereotipe adalah suatu pandangan positif atau negative yang dipegang terhadap kelompok social
tertentu.
Contoh: orang China pekerja keras, setiap waktu digunakan untuk mencari uang dan berdagang.
Namun sisi buruknya orang China itu mereka bisa dibilang pelit karena saking hematnya.

Kesetaraan menurut Bikhu Parekh adalah kesetaraan dalam keberagaman atau kesetaraan
dalam perbedaan. Bisa disimpulkan menurut Bikhu Parekh, suatu persamaan derajat dalam
perbedaan yang ada dimasyarakat.
Contoh: suatu masyarakat yang memandang semua orang sama, tidak perduli dari pekerjaan nya
apa, kaya atau miskin, mereka tetap manusia yang memiliki hak yang sama.

Manusia juga memiliki identitas Bersama yang dimeditasi oleh budaya. Manusia adalah mahkluk
yang sama, tetapi juga berbeda. Oleh karena itu, manusia harus diperlakukan setara karena dua
karakteristik sebagai mahkluk yang berbeda
Maka kesetaraan bukan berarti keseragaman perlakuan tetapi lebih kepada interaksi anatara
keseragaman dan perbedaan.

Contoh: dua karyawan di sebuah perushaan tekstil meminta kenaikan gaji. Kedua nya berada pada
divisi yang sama dengan tugas pokok pekerjaan yang sama. Maka Ketika si A meminta kenaikan gaji
maka si B pun menuntut hal yang sama.
Kebijakan perusahaan yang diwakikan oleh HRD akhirnya mengabulkan permintaan kenaikan gaji
oleh si A dan menolak perintaan kenaikan gaji dari si B. hal tersebut karena si A sudah lebih lama
menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

4
Sumber dan referensi:

Oaiamuna, Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2018 murdianto, Stereotipe, Prasangka, dan resistensnya

Jurnal Pendidikan Sosial 10 (1) (2018). 77-90. Pendidikan Berbasis Multikultural dalam
Pelestarian Kebudayaan Lokasl Nusantara di Era Globalisasi, A. Suradi, Fakultas Tarbiyah dan Tadris.
Institut Agma Islam Negeri Bengkulu, Indonesia.

Modul Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Anda mungkin juga menyukai