Anda di halaman 1dari 2

Nama : Penni

NIM : 048426654
Prodi : Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
Tugas 2 Ilmu Sosial Budaya Dasar

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi!


Berikan contoh konkret!
Multikulturalisme di era globalisasi adalah masuknya budaya asing atauluar negeri ke
suatu negara tertentu. Masuknya budaya asing itu menyebabkan munculnya
pencampuran budaya asing dengan budaya asing, atau juga bisa menambahkan budaya
asing ke daerah tertentu, hingga munculnya banyak ragambudaya yang disebut
multikuluralisme. Menurut Tilaar (2002), mullikulturalisme pada masa modern
terutama dalam era globalisasi, berbeda dengan multikulturalisme pada masa lalu.
Multikulturalisme modern di dalam eraglobalisasi bersifat terbuka dan melihat ke luar.
Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah
negara, tetapi juga seluruh kelompok etnis yang beragam di luar batas-batas negara,
termasuk di dalamnya perkembangan agama, isu gender, dan kesadaran kaum marjinal.
Kesadaran multikultural berarti seseorang mempunyai kesadaran untuk
mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan hidup
berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati.
Contoh konkretnya menggunakan internet di HP atau komputer.
Pemanfaatan tehnologi tersebut membuat masyarakat mendapatkan budaya baru hanya
dengan melihat layar HP atau monitor laptop sehingga multikulturalisme dapat terjadi
dengan pesat.

Sumber: https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-sepuluh-
nopember/bahasa-indonesia/makalah-multikulturalisme/38731304

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!


Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap
kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotipe merupakan jalan
pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan
hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat.
Dalam psikologi sosial, stereotipe adalah setiap pemikiran yang diadopsi secara luas
tentang tipe individu tertentu atau cara berperilaku tertentu yang dimaksudkan untuk
mewakili seluruh kelompok individu atau perilaku tersebut secara keseluruhan. Pikiran
atau keyakinan ini mungkin secara akurat mencerminkan kenyataan atau bahkan tidak.
Di dalam psikologi dan lintas disiplin ilmu lainnya, terdapat berbagai konseptualisasi
dan teori stereotipe yang terkadang memiliki kesamaan, serta mengandung unsur-unsur
yang kontradiktif. Bahkan dalam ilmu-ilmu sosial dan beberapa subdisiplin psikologi,
stereotip kadang-kadang direproduksi dan dapat diidentifikasi dalam teori-teori
tertentu, misalnya, dalam asumsi tentang budaya lain.
Stereotipe sesungguhnya dapat berupa stereotipe positif dan negatif. Stereotipe negatif
sering diasosiasikan dengan sikap atau perilaku negatif, seperti prasangka dan
diskriminasi. Sementara stereotipe positif sering dianggap sebagai stereotipe yang tidak
berbahaya dan memusuhi seseorang atau kelompok lain.
Contoh di Amerika Serikat (AS), kelompok ras tertentu sering dihubungkan dengan
stereotipe, seperti pintar matematika, atletik dan menari. Stereotipe ini begitu terkenal
di AS sehingga rata-rata masyarakat Amerika tidak akan ragu bila diminta untuk
mengidentifikasi kelompok ras mana, misalnya, yang memiliki reputasi baik dalam
olahraga basket. Singkatnya, ketika seseorang menciptakan stereotipe, ia hanya
mengulangi mitologi budaya yang sudah ada dalam masyarakat.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe

3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?


Kesetaraan Menurut Bhikhu Parekh sebagai makhluk kultural, manusia
memilikibeberapa kemampuan dan kebutuhan yang sama, tetapi perbedaan kultural
yang dimilikimembentuk dan menyusun kemampuan dan kebutuhan setiap manusia
secara berbeda danbahkan dapat membuat kemampuan dan kebutuhan baru yang
berbeda. Manusia juga memilikiidentitas bersama yang dimediasi oleh budaya.
Manusia adalah makhluk yang sama tetapi jugaberbeda. Oleh karena itu manusia harus
diperlakukan sederajat karena dua karakteristik sebagaimakhluk sama dan sebagai
makhluk yang berbeda. Dengan argumentasi ini maka kesederajatanbukan berarti
keseragaman perlakuan tetapi lebih kepada interaksi antara keseragaman dan
perbedaan. Hak yang sederajat tidak berarti adanya hak-hak yang sama, karena individu
yang memiliki latar belakang budaya dan kebutuhan yang berbeda mungkin
membutuhkan hak-hakyang berbeda untuk menikmati kesederajatan. Kesederajatan
harus mampu tidak saja menolakperbedaanperbedaan yang tidak relevan namun juga
harus diikuti oleh pengakuan yang penuhterhadap perbedaan-perbedaan yang sah dan
relevan dalam konteksnya.
Contoh yaitu multikulturalisme masyarakat Yogyakarta terutama masyarakat yang
tinggal di kota Yogyakarta dan sekitarnya dikenal sebagai masyarakat multisuku karena
terdiri dari aneka suku bangsa, misalnya Dayak, Bali, Tionghoa, Batak, Flores, Papua,
Minangkabau. Selain itu juga beragam berlatar belakang, gender, kelas sosial, agama,
ras, budaya, dan bahasa yang beragam pula.

Sumber: https://www.coursehero.com/file/p7kqrilp/3

Anda mungkin juga menyukai