Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Agung Basri

Nama Mata Kuliah : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar/MKDU4109


NIM : 049087899

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi! Berikan
contoh
konkret!
Jawab:
Multikulturalisme berbeda dengan multikultural yang diartikan "berbagai budaya",
karena multi-kulturalisme sebenarnya muncul sebagai kebijakan pemerintah dalam
memperlakukan warganya. Istilah ini pertamakali dipopulerkan oleh pemerintah Kanada pada
tahun 1965 untuk menjamin kesetaraan kedudukan warganegaranya. Disebutkan,
multikulturalisme lahir dari keyakinan bahwa setiap warganegara itu sama kedudukannya.
Multikulturalisme menjamin setiap warga dapat mempertahankan jatidirinya (identity),
bangga terhadap nenek moyangnya (ancestry), dan mempunyai rasa milikinya (sense of
belonging). Konsep ini dipandang sebagai gerakan sosial alternatif terhadap kebijakan
asimilasi. Gerakan ini merupakan penegasan dalam menghargai keragaman budaya terutama
dari kelompok minoritas yang selama ini tersisihkan. Selanjutnya, istilah ini lalu banyak
dipergunakan di Australia dan negara lain sejak 1970-an (Bennet et al., 2005). Jadi, dari
konteks kesejarahan Indonesia jauh lebih dulu menyadari, menghargai dan bahkan
menggunakan paham multikulturalisme dibanding bangsa-bangsa lain. Sejak Indonesia
merdeka, negara ini telah menunjukkan politik identitas Bhinneka Tunggal Ika, yang
maknanya tidak berbeda jauh dengan konsep multikulturalisme yang muncul di negara-
negara barat.

Sebagai konsep politik, multikulturalisme bukan hanya merujuk pada keragaman


'budaya' tetapi juga keragaman dalam agama, etnis, ras, dan bahasa, bahkan juga majoritas
dan minoritas. Dalam konsep ini ada semangat untuk mengangkat kembali harkat orang-
orang yang selama ini jati dirinya tak-dihargai dan mencoba mengubah pola hubungan dan
komunikasi yang selama ini telah meminggirkan kelompok-kelompok tertentu. Dalam
konteks ini, multikulturalisme lalu terkait dan membawa dampak pada kepentingan ekonomi
maupun politik, di antaranya adalah tuntutan memperbaiki kedudukan ekonomi dan politis
dari kelompok yang tidak diuntungkan karena status mereka yang dibedakan' atau minoritas
(Stanford Encylopedia of Philosophy, 2010).

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Proses globalisasi ditandai dengan
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah dunia
secara mendasar Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang. mulai dari para pakar
ekonomi, sampai penjual iklan. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam
kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain Contoh sederhana
dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat
mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi
antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada kebudayaan daerah seperti kebudayaan gotong royong menjenguk tetangga
sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-
hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.

Artinya multikulturalisme dalam era globalisasi ialah pandangan terhadap fenomena


perkembangan berbagai budaya Multikultural yang terjadi secara global. Contoh nya budaya
jepang anime yang digemari sebagian remaja indonesia ataupun kebudayaan hedonisme dari
barat yang dijalani masyarakat metropolis di indonesia.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!


Jawab:
Miller (1982) mengungkapkan bahwa stereotip tersebut mengandung dua konotasi,
yaitu kekakuan (rigidity) dan salinan atau kesamaan (duplication or sameness), dan ketika
diaplikasikan kepada orang, stereotip merupakan sesuatu yang kaku, dan stereotip tersebut
menunjuk atau mengecap kepada semua orang yang dituju dengan karakteristik yang sama.
Stereotip biasa digunakan untuk menunjukkan pola perilaku yang kaku, berulang-ulang, dan
sering mengalami irama (Schneider,2004).

Walter Lippman sampai saat ini dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan
stereotip dan membahasnya secara ilmiah dalam bukunya, public opinion, yang terbit tahun
1922. Sejak itulah, stereotip mendapat tempat dalam literatur ilmu-ilmu sosial, baik sebagai
konsekuensi maupun sebagai peramal tingkah laku manusia.

Baron, Branscombe dan Byrne (2008:188) stereotip adalah kepercayaan tentang sifat
atau ciri-ciri kelompok sosial yang dipercayai untuk berbagi. Franzoi (2008: 199), stereotip
adalah kepercayaan tentang orang yang menempatkan mereka kedalam satu kategori dan
tidak mengizinkan bagi berbagai (variation) individual. Kepercayaan sosial ini didapatkan
dari orang lain dan dipelihara melalui aturan-aturan dalam interaksi social.

Artinya stereotip adalah penilaian terhadap seseorang yang hanya dilakukan


berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Istilah
stereotip paling banyak digunakan untuk menunjukkan karakteristik yang seseorang
aplikasikan pada orang lain atas dasar nasionalisme, etnik, atau kelompok jender mereka.
Contoh Stereotip
- Stereotip Gender
Stereotip gender adalah kepercayaan akan adanya perbedaan ciri-ciri atau atribut yang
dimiliki oleh laki-laki dan perempuan Orang memiliki respek lebih kepada laki-laki daripada
perempuan dan faktor ini memainkan peran penting pada diskriminasi di tempat kerja bagi
wanita.
- Stereotip Pekerjaan
Sedangkan stereotip atas pekerjaan, misalnya guru bijak, artis glamor, polisi tegas dan
sebagainya. Stereotip cenderung megeneralisasikan yang terlalu luas yang tak kenal
perbedaan dalam satu kelompok dan persepsi yang kurang akurat pada seseorang. Padahal
tidak semua polisi tegas, tidak semua wanita emosional, tidak semua laki-laki dominan, dan
tidak semua guru bijak.

3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?


Jawab:
Multikulturalisme dapat disebut sebagai paham tentang "kesetaraan dalam perbedaan" (Bhiku
Parekh 2008: 322) atau "kesetaraan dalam keberagaman". Dalam rumusan tersebut
terkandung pengertian bahwa multikulturalisme merupakan paham yang mengakui adanya
perbedaan atau keberagaman dalam masyarakat, yang antara lain keberagaman budaya.
Selain itu, hal yang jauh lebih penting adalah bahwa multikulturalisme merupakan paham
yang memandang bahwa masyarakat yang berbeda budaya atau perbedaan budaya itu
memiliki "kesetaraan" atau "kesederajatan".

Contoh
Multikultural masyarakat Yogyakarta
Yogyakarta dan sekitarnya dikenal sebagai masyarakat multisuku karena terdiri dari aneka
suku bangsa. Selain suku Jawa yang merupakan penduduk mayoritas Yogyakarta, juga
tinggal sukusuku lain, misalnya Tionghoa, Batak, Minangkabau, Dayak, Bali, Flores, Papua.
Selain itu, masyarakat Yogyakarta yang terdiri atas berbagai suku itu juga berlatar belakang
gender, kelas sosial, agama, ras, budava, dan bahasa yang beragam pula. Dengan demikian,
berbicara tentang multikulturalisme pada masyarakat Yogyakarta berkaitan baik dengan
pandangan kesetaraan suku yang satu dengan suku yang lain maupun paham kesetaraan
masyarakat dalam setiap suku yang ada di Yogyakarta.

Sumber Referensi: BMP Modul MKDU4109


https://salamadian.com/pengertian-globalisasi/
https://dosensosiologi.com/contoh-multikultural/
https://www.dictio.id/t/ana-vang-dimaksud dengan stereotine-atau-stereotype/14864

Anda mungkin juga menyukai