Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Diskusi Pada Mata Kuliah Regionalisme dan Globalisme
GLOBALIZATION AND COMMUNITY
Disusun :
MARTINUS CORNELIS MARSEL
NIKOLAUS ALPIN RIZAL ANTONI
GAUDENSIUS ANDRE YULINSEN
OGGIE FEBRIANTO KURNIAWAN

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2916

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat dan kasih karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah dari tugas mata kuliah Regionalisme dan Globalisasi
yang berjudul Globalization and Community. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Regionalisme dan Globalisasi.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menambah wawasan kita mengenai bagaimana
globalisasi berpengaruh terhadap kelompok masyarakat atau komunitas. Dalam penulisan
makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapakan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari tidak ada yang sempurna didunia ini. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca makalah ini.

Pontianak, 26 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................
1.4 Landasan Teoritis.........................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
2.1......................................................................................
2.2...............................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Globalisasi merupakan sebuah istilah yang tidak asing lagi di telinga kita, Globalisasi
turut mengubah identitas politik, ekonomi, bahkan masyarakat suatu negara itu sendiri.
Globalisasi memberikan sebuah terobosan penghalang atau sekat sekat yang
membedakan antar manusia di berbagai negara menjadi negara yang memiliki identitas
kolektif yang memberikan dampak mengikisnya identitas nasional. Globalisasi menurut
Richter adalah suatu jaringan kerja global yang mempersatukan masyarakat dimana
mereka sebelumnya berpencar dan terisolasi yang nantinya akan saling memiliki
ketergantungan dan mampu mewujudkan persatuan dunia (Emanuel Richter). Globalisasi
memberikan andil besar dalam menciptakan sebuah masyarakat yang memiliki common
goal dalam menciptakan kesejahteraan hidup bagi semua masyarakat di belahan dunia
manapun, namun, pada sisi lain, globalisasi budaya juga melemahkan identitas suatu
negara dan negara- negara yang terkena imbas dari masuknya globalisasi budaya ini
memunculkan beragam reaksi seperti homogenitas, ploraritas, hibridisasi, maupun
kosmopolitanisme
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana globalisasi mempengaruh kelompok masyarakat di dunia?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui perubahan kelompok masyarakat dunia era globalisasi
1.4 Landasan Teoritis
.

A. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu konsep who I am dan who we are (Dugis 2012). Konsep
ini merupakan pembentuk suatu jati diri atau identitas. Identitas yang dimiliki tidak
sama dengan identitas kelompok lainnya. Berbeda-bedanya sebuah identitaslah yang
membuat suatu negara dapat dibedakan dalam hubungan internasional.
B. Kosmopolitanisme
Adanya kepercayaan bahwa umat manusia secara berangsur-angsur akan semakin
dekat dengan kewarganegaraan dunia melalui suatu evolusi hukum kosmopolitan
yang melindungi hak-hak manusia (Linklater, 1999)

Kosmopolitanisme merupakan sebuah paham yang menganggap bahwa semua


manusia di dunia ini merupakan satu komunitas yang sama dan memiliki identitas
kolektif, tidak seperti konsep nasionalis

BAB II
PEMBAHASAN
Merujuk pada pemikiran Holton pada bukunya yang berjudul Globalizations cultural
consequences (2000) ini menjelaskan bahwa integrasi globalisasi telah memaksa seluruh
negara untuk memiliki sifat interdependensi di mana suatu negara tidak dapat hidup
sendiri-sendiri dalam memenuhi kebutuhannya melainkan memerlukan bantuan dan
kerjasama dari negara lain untuk melangsungkan kehidupan negaranya. Proses globalisasi
ini menimbulkan dampak pada bidang-bidang kehidupan seperti bidang politik, social,
ekonomi, dan budaya, Serangkaian dampak globalisasi ini terbagi menjadi dua, yaitu
dampak jangka panjang atau dampak jangka pendek.
Masih menurut Holton, Holton membagi fenomena ini ke dalam 3 bagian dari dampak
globalisasi terhadap masyarakat, yaitu : Homogenisasi, Ploralitas, dan Hibridisasi
1. Homogenisasi
Homogenisasi merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk merujuk pada sebuah
kelompok masyarakat itnernasional yang multi-kultur perlahan-lahan membaur ke
dalam satu bentuk masyarakat saja (homogeny). Homogenisasi yang terjadi ini
identic dengan westernisasi atau amerikanisasi yang dilakukan oleh negara yang
memiliki pengaruh lebih kuat dibanding negara lainnya, seperti Amerika Serikat.
Contoh :
1. Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dapat merasakan pengaruhnya dalam bidang
ekonomi seperti maraknya perusahaan waralaba yang menjamur di Indonesia, seperti
KFC, Starbucks, McDonald dsb.

2. Pendidikan
Integrasi dalam bidang pendidikan, seperti penggunaan kurikulum berbasis Barat,
penggunaan bahasa Inggris, acuan pendidikan yang berkiblat ke universitasuniversitas ternama seperti Harvard, Cambridge, dsb.
3. Politik
Demokratisasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (Menyebarkan paham demokrasi
ke negara-negara berkembang, dengan memberikan bantuan) untuk mengurangi
pengaruh dari komunisme.
4. Budaya
Model-model pakaian berbasis kedaerahan mulai ditinggalkan dan menggunakan
pakaian pakaian yang kebarat-baratan seperti : kemeja flannel, celana jeans,
dan penggunaan baju khas batik yang berkurang nilai fungsionalnya.
2. Ploralitas
Ploralitas adalah sebuah langkah yang dilakukan oleh negara dalam mencegah
atau mengurangi dampak dari globalisasi terhadap negara itu. Ancaman-ancaman
dari globalisasi tersehut dapat berupa ancaman dalam bidang politik, ekonomi,
dan budaya negara itu. Berkurangnya rasa Chauvinisme juga merupakan alasan
untuk melakukan proteksi ini. Contoh : Negara-negara di Timur Tengah atau
kebudayaan Timur ini memiliki perseteruan yang telah mendarah daging dengan
Barat. Negara di Timur Tengah ini yang kebanyakan merupakan negara
fundamentalis atau negara yang menganut hokum agama sebagai otoritas
tertinggi di negara tersebut merasa terancam hegemoninya terhadap masuknya
paham-paham seperti westernisasi, amerikanisasi, dan demokratisasi yang
cenderung khas dengan Barat. Langkah proteksi macam ini dilakukan agar
identitas nasional dapat tetap bertahan dan tidak terkena dampak budaya
homogenisasi.
Negara yang fundamental di Timur Tengah menganut sistem hokum agama
sebagai hokum negara di mana budaya patriarki yang sangat mengakar dalam

kehidupan bermsayarakatnya menjadi identitas nasional mereka. Demokratisasi


yang dibawa oleh negara Barat mengancam untuk diubahnya sistem yang telah
dianut selama ini dengan mengganti sistem negara yang monarki dengan republic
dan wanita memiliki kedudukan yang sama dan memiliki hak untuk memilih.
3. Hibridisasi
Hibridisasi berdiri di tengah-tengah antara homogenisasi dan ploralisasi, di mana
sikap toleransi ditumbuhkan ke dalam diri masyarakat dengan menerima masuknya
paham-paham, kultur-kultur asing tanpa takut akan berkurangnya identitas nasional
dan memilah-milah mana yang positif dan mana yang negative. Toleransi merupakan
kunci untuk mempertahankan identitas nasional namun tidak menutup diri terhadap
identitas kolektif. Walaupun dapat disetujui bahwa mau tidak mau identitas nasional
akan berkurang pengaruhnya. Contoh : berbelanja atau mengkonsumsi produk
sandang pangan papan perusahaan luar negeri seperti KFC, A&W, Levis Jeans,
Giordano, Nippon Paint dsb tidak menjadikan kita orang dari negara pengekspor
tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Globalisasi telah merubah sikap, pola berpikir, pola perilaku kelompok masyarakat. Dalam
masyarakat yang semakin sadar akan identitas kolektifnya, diharapkan dapat menerapkan
hibridsasi atau bahkan menerapkan kosmopolitanisme dalam menerima dampak-dampak dari
globalisasi itu sendiri, positif maupun negative. Dalam era globalisasi ini, interdepensi tidak
dapat dihindarkan lagi.

3.2 SARAN

LAMPIRAN
Pertanyaan Presentasi

1. Josephine Putri
Apa itu Chauvinisme
Jawab :
Chauvinisme adalah rasa cinta yang berlebihan terhadap negaranya sendiri sampai ke
tingkat merendahkan bangsa lain.
\2. Abi Wiratama
Menurut kelompok anda, bagaimana cara untuk menerima globalisasi tanpa melupakan
identitas nasional negara sendiri?
Dengan menerapkan hibridisasi yaitu sikap toleran dalam menerima budaya-budaya
lain yang masuk tanpa melupakan identitas nasional.
DAFTAR PUSTAKA
https://johnpau.wordpress.com/2011/06/09/polarisasi-politik-internasional/ (diakses tanggal 25
Desember 2016)
https://rumahfilsafat.com/2014/07/19/politik-menutup-diri/ (Diakses tanggal 25 Desember 2016)
http://amalia-a--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-47568-Kosmopolitanisme
%20Nasionalisme%20dan%20Fundamentalisme-Kosmopolitanisme%20dan%20Budaya:
%20Homogenisasi%20Polarisasi%20Atau%20Hibridisasi.html (Diakses tanggal 26 Desember
2016)

Anda mungkin juga menyukai