A. Menganalisa Berbagai Gaya Hidup Pribadi, Tren dan Ideologi yang Berkembang dalam Masyarakat
1. Gaya Hidup
a. Gaya Hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan atau diperlihatkan dalam aktivitas, minat
dan pendapatnya yang berkaitan dengan citra dan status sosialnya.
b. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Gaya Hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari
segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur
kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku didepan umum dan upaya membedakan
statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya Hidup atau Life style dapat
diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan dan tata cara dalam
kehidupan suatu masyarakat tertentu.
c. Kita harus bersikap kritis terhadap tren-tren yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Tren-tren
yang sangat pesat berkembang antara lain: materialisme, konsumerisme, individualisme,
pluralisme, fundalisme dsb. Tren-tren dapat mempengaruhi kaum muda dalam usaha pencarian
indentitasnya.
2. Ideologi
a. Ideologi dapat diartikan juga sebagai cara pandang seorang terhadap sesuatu, contoh : banyak
remaja di kota besar tidak lagi menganggap kesucian badan (keperawanan dan keperjakaan),
sebagai sesuatu yang penting dipertahankan sampai jenjang perkawinan. Atau, memandang ibadat
bersama sebagai buang-buang waktu, dan sebagainya.
b. Macam-Macam Ideologi:
Nasionalisme
Dapat disebut semacam etno-sentrisme atau pandangan yang berpusat pada bangsa sendiri.
Gejala seperti semangat nasionalisme atau patriotisme terdapat pada semua bangsa untuk
menciptakan rasa setia kawan dari suatu kelompok yang senasib.
Nasionalisme Negatif atau nasionalisme sempit ialah nasionalisme yang mengagung-
agungkan bangsa sendiri dan meremehkan atau menghina bangsa lain (right or wrong mw
country)
Nasionalisme Positif adalah nasionalisme yang mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa, sekaligus menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa lain.
Marxisme
Sejarah bangsa kita pernah berkenalan dengan marxisme. Marxisme ialah suatu kumpulan
ajaran yang menjadi dasar sosialisme dan komunisme. Tujuan utama dari Marxisme ialah
menghapuskan kapitalisme yang dianggap menyengsarakan dan menjajah kaum proletar,
yaitu kaum buruh/rakyat kecil.
Marxisme hanya percaya pada materi, tidak percaya pada dunia adikodrati, termasuk
tidak percaya kepada Tuhan. Manusia merupakan satu unsur materi, suatu unsur yang sangat
terbatas dalam proses perubahan keseluruhan umat manusia dan semesta alam. Maka, manusia
dapat digunakan untuk tujuan marxisme itu. Jika manusia itu menjadi penghalang, maka ia dapat
dilenyapkan.
Yang positif dari Marxisme ialah perjuangan dan opsinya kepada kaum buruh/proletar. Hanya
sayangnya, ideologi ini menghalalkan segala cara.
Komunisme
Komunisme adalah anak dari Marxisme. Komunisme mencita-citakan suatu sistem masyarakat
di mana sarana-sarana produksi dilakukan berdasarkan asas bahwa setiap anggota masyarakat
dapat memproleh hasil sesuai dengan kebutuhan. Cita-cita komunisme ini praktis di perjuangkan
dan dimonopoli oleh partai komunis.
Teokrasi
Teokrasi merupakan sebuah paham yang menghendaki agama menguasai masyarakat
politis. Dalam hal ini, pemerintahan dianggap melakukan kehendak ilahi seperti diwahyukan
menurut kepercayaan agama tertentu. Negara adalah negara agama. Segala bentuk teokrasi
bersifat statis-konservatif, karena hukum agama dipandang tetap.
Neo-Liberalisme
Liberialisme adalah suatu paham dan gerakan yang memperjuangkan gerakan
kebebasan dari penindasan apapun. Namun,kebebasan itu dapat memberi peluang bagi yang
kuat untuk menekan yang lemah dan yang kaya memeras yang miskin. Oleh sebab itu ,
liberialisme di Indonesia sering berkonotasi negatif.
Neo-Liberialisme ialah paham yang berkembang dewasa ini dalam hubungannya dengan
globalisasi dan pasar bebas, yang akan dikuasai oleh mereka yang kuat secara ekonomis dan
politis. Neo-Liberialisme mempunyai konotasi negatif untuk negara-negara yang sedang
berkembang.
Liberalisme memang memiliki segi positif dan negatif.
- Positif karena Liberalisme memperjuangkan kebebasan dan Hak Asasi Manusia.
- Negatif karena Liberalisme, terutama neo-liberalisme dapat menguasai pasar karena terjadi
persaingan yang tidak seimbang. Neo-Liberalisme melahirkan sikap-sikap asosial
Perlu dicatat bahwa kebanyakan ideologi cenderung untuk bersikap fanatik!.
b. Indivualisme
Indivualisme umumnya muncul akibat dari perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya
yang sedang berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada masyarakat yang hidup
kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas. Sikap individualistik ini umumnya jarang
terjadi pada kaum petani, nelayan, tukang, dan pedagang tradisional yang pekerjaannya tidak
terpisahkan dari kehidupan keluarga.
Gaya hidup modern memisahkan dengan tajam antara pekerjaan dan keluarga. Pagi hari ayah
secara fisik dan emosional meninggalkan rumah dan keluarganya, selama 8 jam, menyibukkan diri
dengan pekerjaannya di kantor. Apabila pulang larut malam hari, jika tidak membawa pekerjaan
kantor, barulah tersedia waktunya bagi keluarganya. Dengan demikian, budaya kampung,
ketetanggan dan kekeluargaan dalam arti luas berubah. Orang menjadi individualistik dan privatistik.
c. Pluralisme
Pluralisme berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius dan politik
bercampur baur di kampung-kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di rumah sakit dan dimana
pun berada, tidak ada masyarakat yang tertutup dan tradisional murni.
Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan keagamaan dan hidup bermasyarakat
rakyat makin berkurang.
Lingkungan sosial semakin tidak menentukan lagi dalam hal agama, keyakinan, politik atau
kepercayaan. Orang menentukan sendiri keterlibatan dalam bidang-bidang tersebut. Dalam artian,
agama menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan masyarakat atau pemerintah. Orang tidak
harus mengetahui dan tidak mempedulikan kepercayaan tetangganya.
d. Fundamentalisme
Gerakan Fundamentalisme ini umumnya muncul karena adanya suatu tekanan atau
ketidakpuasan terhadap kelompok tertentu atau negara tertentu. Gerakan-gerakan fundamentalisme
ini umumnya berkedok agama atau kepentingan politik tertentu, seperti yang kita alami di negeri kita
saat ini. Selain fundamentalisme agama dan politik, ada juga fundamentalisme yang bersifat non-
agama, misalnya sukuisme atau nasionalisme.
e. Isu Gender
Pembebasan kaum perempuan akan menjadi pembebasan umat manusia seluruhnya menuju
masyarakat baru, dengan paradigma sosial baru. Dalam proses itu kita pun harus menuju pola
hubungan yang sederajat sebagai mitra dengan sikap solider-partisipatif, polisentrik dan karena itu
membentuk jaringan dengan banyak simpul yang saling berhubungan.
Gerakan kaum perempuan akan menjadi gerakan pembebasan yang kiuat dan terasa
dampaknya dalam abad ke-21 ini. Gerakan ini akan merombak paradigma sosial lama dari system
patriakal-kiriarkal menuju masyarakat baru yang lebih egalitarian.
B. Ajaran Kitab Suci tentang Perlunya Bersikap Kritis Terhadap Gaya Hiudp, Trend dan Ideologi yang
Berkembang (Luk 4:1-13 dan Mat 13:1-36)
1. Yesus Kritis terhadap tawaran-tawaran keduniaan
Sesudah Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun,secara fisik Yesus lemah. Kondisi
lemah tersebut dimanfaatkan oleh iblis untuk mencobai Yesus. Iblis menawarkan kepada Yesus hal-hal
yang menggiurkan (Lukas 4:1-13).
Pertama : Roti, rezeki, jaminan social ekonomi.
Kedua : Kedudukan dan kekuasaan
Ketiga : Kesenangan dan kenikmatan
Godaan-godaan iblis bertujuan agar Yesus menggagalkan pilihan (opsi) mewartakan Kerajaan Allah,
dan menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi, kekuasaan dan kesenangan. Yesus menolaknya,
bukan karena hal-hal itu jelek, tetapi karena ada hal yang lebih pokok, yaitu Kerajaan Allah
b. SADUKI
Kelompok Saduki merupakan salah satu kelompok politik Palestina zaman Yesus. Mereka
mempunyai pengaruh besar dalam bidang politik. Mereka berhubungan erat dengan para imam
Agung, kaum ningrat, dan golongan konservatif. Dalam hal agama mereka menolak tradisi lisan,
kebangkitan orang mati, dan adanya malaikat. Mereka menentang Yesus dan bersama para Farisi
mengusahakan penyaliban Yesus, karena Yesus dianggap mengancam kedudukan politis dan
kepentingan mereka (Mateus 22:23-33)
d. ZELOT
Kelompok Zelot adalah pejuang-pejuang kemerdekaan Yahudi melawan orang-orang Romawi
pada awal abad pertama Masehi dan dalam perang yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem
pada tahun 70 Masehi.
Yesus ternyata tidak memilih salah satu dari kelompok-kelompok atau aliran-aliran tersebut di
atas. Yesus memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri, yaitu mewartakan dan member kesaksian
tentang Kerajaan Allah. Dalam rangka mewartakan dan memberikan kesaksian tentang Kerajaan
Allah, Yeus menyapa orang-orang miskin. Walaupun ia berasal dari kelas menengah, Yesus secara
sosial bercampur dengan orang-orang yang paling rendah dan menyamakan diri-Nya dengan
mereka. Mereka adalah orang miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh najis),
pendosa, pelacur, pemungut cukai, rakyat gembel yang buta hukum, lintah darat, dan penjudi.
Mereka ini dianggap oleh orang Farisi sebagai sampah masyarakat yang harus dibuang, tidak
berguna atau najis. Mereka harus disingkirkan dari pergaulan masyarakat, karena menyimpang dari
hukum dan warisan adat-istiadat.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014