Anda di halaman 1dari 7

HIPOPITUITARY

A. Pengertian Hipopituitary
Hipopituitary merupakan suatu kerusakan yang terjadi pada lobus anterior pada kelenjar
hipofisis ( Smletzer, 2001: 1334).
Hipopituitary adalah adanya sekresi semua hormon hipofisis anterior yang rendah. (Corwin,
2009: 293).
Hipopituitary adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan kurangnya sekresi GH
(Somatotropin) ( Wong, 2009: 1273).
Jadi, Hipopituitary adalah suatu kerusakan yang terjadi pada semua hormon hipofisis lobus
anterior dan biasanya terkait dengan kurangnya sekresi GH ( somatotropin).

B. Anatomi fisiologi
Kelenjar Hipofisis

Sumber:http://www.google.co.id/imgres?.com
Kelenjar hipofisis disebut juga sebagai master gland sistem endokrin. Kelenjar ini
menyekresikan hormon-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan sekresi hormon oleh
kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis sendiri sebagian besar dikontrol oleh hipotalamus,
suatu daerah otak didekat kelenjar tersebut.
Kelenjar hipofisis merupakan struktur berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih 1,27 cm
(1/2 inci) yang terletak pada permukaan inferior otak dan dihubungkan dengan hipotalamus
melalui tangkai hipofisis.
Kelenjar Hipofisis dapat dibagi menjadi dua bagian yang berbeda yaitu:
a) Hipofisis Posterior
Kelenjar hipofisis posterior menyimpan dan mengeluarkan dua hormon yaitu, hormon
antidiuretik (ADH) atau vasopresin, dan hormon oksitosin. Kedua hormon ini dihasilkan
oleh hipotalamus.

Sumber: www.uff.br.com

Organ target hormon ADH atau vasopresin adalah ginjal dan fungsi utamanya adalah:
1. Mengatur osmolalitas dan volume air dalam tubuh

Chabellenz 1
2. Meningkatkan permeabilitas tubula ginjal terhadap air sehingga lebih banyak air
yang direabsorbsi.
3. Menstimulasi rasa haus.

Organ target oksitosin adalah payudara, uterus yang memiliki fungsi yaitu:
1. Pengeluaran air susu ibu (ASI) yang sedang laktasi.
2. Meningkatkan kontraksi uterus pada saat bersalin serta melahirkan. Oksitosin
eksogen digunakan sebagai terapi untuk memicu persalinan.

b) Hipofisis Anterior

Sumber: www.uff.br.com
Hormon hipofisis anterior meliputi hal sebagai berikut:
1. Growth hormone (GH) atau hormon pertumbuhan dan juga disebut somatotropin yang
merupakan hormon protein yang meningkatkan sintesis protein dalam banyak jaringan,
meningkatkan penguraian asam lemak dalam jaringan adiposa dan menaikkan kadar
glukosa darah. Sekresi hormon pertumbuhan yang tidak memadai pada usia kanak-
kanak mengakibatkan keterbatasan pertumbuhan. Sebaliknya, sekresi yang berlebihan
pada usia anak-anak menyebabkan gigantisme sehingga penderita kelainan ini dapat
mencapai tinggi 7 kaki (2,1 meter). Produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan pada
orang dewasa mengakibatkan deformitas tulang serta jaringan lunak. Organ targetnya
adalah seluruh tubuh. Fungsinya antara lain:
1) Pertumbuhan sel dan tulang
2) Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
- Meningkatkan sintesis protein
- Meningkatkan lipolisis (memecahkan lemak menjadi asam lemak dan gliserol).
- Meningkatkan retensi elektrolit dan volume cairan ekstraselular.
2. Prolaktin (PRL), organ targetnya adalah payudara dan gonad yang memiliki fungsi yaitu:
1) Untuk perkembangan payudara dan laktasi
2) Pengatur organ reproduksi wanita dan pria.
3. Thyroid-stimulating hormone (TSH). Organ targetnya adalah kelenjar tiroid yang memiliki
fungsi antara lain:
1) Untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid.
2) Mengendalikan semua fungsi tiroid.
4. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH). Organ targetnya adalah korteks dan adrenal.
Fungsinya antara lain:
1) Untuk pertumbuhan dan mempertahankan besarnya korteks adrenal.
2) Mengendalikan keluarnya (release) glukokortikoid (kortisol) dan adrenal androgen
(sifat kejantanan).
5. Gonadotropin, terdiri atas follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH). Organ targetnya adalah gonad. Fungsinya antara lain:
1) Menstimulasi gaametogenesis dan produksi steroid seks pada pria dan wanita.

C. Etiologi
1. Infeksi atau inflamasi hipotalamus
2. Radiasi
3. Tumor Otak di hipotalamus
Chabellenz 1
4. Kelenjar pituitary tidak mampu untuk mengeluarkan humlah hormon pituitary secara
normal.
5. Nekrosis hipoksik (kematian akibat kekurangan oksigen) hipofisis atau hipotalamus yang
terjadi akibat penurunan aliran darah atau penurunan oksigenasi. Hipoksia dapat merusak
sebagian atau semua sel penghasil hormon. Salah satu contohnya adalah sindrom
Sheehan, yang terjadi setelah hemoragi maternal selama atau setelah melahirkan.

D.Patofisiologi
Penyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder. Primer apabila terdapat
gangguannya pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila gangguan terdapat pada
hipotalamus.
Penyebab tersebut termasuk diantaranya:
Defek perkembangan kongenital, seperti pada dwarfisme pituitari atau hipogonadisme.
Tumor yang merusak hipofise (misalnya adenoma hipofise non fungsional) atau merusak
hipotalamus ( misalnya kraniofaringoma atau glioma)
Iskemia, seperti pada nekrosis postpartum.
Diagnosis insufisiensi hipofise dapat diduga secara klinik namun harus ditegakkan uji biokimia
yang sesuai, yang akan menunjukkan defisiensi hormon.
Panhipopituitarisme pada orang dewasa dikenal sebagai (penyakit Simmonds) yang
ditandai dengan kelemahan umum, intoleransi terhadap dingin, nafsu makan buruk,
penurunan berat badan, dan hipotensi. Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan
mengalami menstruasi dan pada pria akan menderita impotensi dan kehilangan libido.
Insufisiensi hipofise pada masa kanak-kanak akan mengakibatkan dwarfisme.
Dwarfisme merupakan suatu keadaan tubuh yang kerdil (cebol) karena berhentinya
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, seperti terjadi akibat penyakit kretinisme atau
defisiensi fungsi hipofise ( Barbara, 2005 : 215)
Kretinisme merupakan suatu keadaan yang menunjukkan perawakan yang pendek akibat
dari kurangnya hormon tiroid dalam tubuh ( Barbara,2005).

Penyakit Kelebihan Hormon pertumbuhan antara lain:


a. Gigantisme merupakan suatu kondisi yang terjadi sebelum masa pubertas, dimana terjadi
karena lelebihan pertumbuhan longitudinal tulang skelet, yang dijumpai akibat kelebihan GH
(Growth Hormone) (Corwin, 306). Manifestasi klinis yang tampak pada gigantisme adalah
tubuh yang tinggi.
b. Akromegali merupakan suatu penyakit proliferasi jaringan penyambung dijumpai pada
individu dewasa atau masa setelah pubertas dengan kelebihan GH. Karena pertumbuhan
tulang panjang berhenti pada individu dewasa, kelebihan GH tidak dapat menyebabkan
pertumbuhan skelet. Akromegali berkaitan dengan pertumbuhan kartilago tangan, kaki,
hidung, dagu, dan tulang wajah. Manifestasi klinis yang tampak pada akromegali adalah jari,
rahang, dahi, tangan dan kaki yang menebal.
( Corwin, 307).

E. Tanda dan Gejala


1. Kelelahan disebabkan oleh menurunnya produksi ACTH
2. Mengantuk dan menurunnya daya berpikir disebabkan oleh berkurangnya produksi TSH
3. Peka terhadap udara dingin karena TSH rendah, yang merangsang hormon tiroid.
4. Nafsu makan berkurang karena defisiensi TSH.
5. Gangguan penglihatan dan papiledema.
6. Manifestasi defisit hormon pertumbuhan:
a) Pada anak-anak
Pada anak-anak, defisiensi GH akan menyebabkan tubuh menjadi pendek yang
proporsional (dibawah persentil ketiga untuk usia anak-anak). Anak-anak yang
menagalami defisiensi GH mengalami penurunan massa otot dan peningkatan
simpanan lemak subkutan.
Keterlambatan awitan pubertas dapat menyertai defisiensi GH, terutama apabila
abnormalitas pada gonadotropin terjadi secara bersamaan.
Kadar hormon pertumbuhan serum menurun.
Chabellenz 1
Gigi terlalu padat dan malposisi (karena rahang yang belum berkembang).
Cenderung relatif tidak aktif.

b) Pada Dewasa
Postur tubuh pendek
Pertumbuhan otot buruk sehingga cepat lelah.
Mengalami defisit prolaktin (pada ibu post partum tidak mengeluarkan air susu dan
kadar prolaktin serum kurang).
Individu dewasa yang mengalami defisiensi GH dapat mengalami tingkat energi dan
libido yang rendah.
F. Test diagnostik
Diagnosis sekresi hormon hipofisis yang meningkat atau menurun dibuat berdasarkan dari
penemuan biokimia. Hipopituitari diduga pada keadaan dimana konsentrasi hormon perifer
rendah namun tanpa disertai peningkatan hormon tropiknya.

a. Pemeriksaan Laboratorium
Evaluasi Dasar Hormonal Hipofisis
Kadar serum dari hormon-hormon berikut ini sebaiknya
diperiksa dengan menggunakan sampel darah pada pagi
hari*
Prolaktin
LH, FSH dan testosteron atau estradiol
TSH dan Tiroksin
ACTH dan kortisol
Insulin like growth factor 1.
*Kadar kortisol dan testosteron paling tinggi pada pagi hari.

Tes Diagnostik Defisiensi Hormonal Hipofisis


Aksis Tes
Growth hormone IGF-1, ITT, GH-RH/arginine, arginine.
Adrenocorticotropic Cortisol (pagi), LDCT, SDCT, overnight
hormone metyrapone test, ITT.
Gonadotropins (LH Estradiol (testosteron bebas dan
and FSH) testosteron total pada laki-laki), FSH,LH,
prolactin.
Thyroid-stimulating FT4, index (free T4),TSH
hormone
FSH=Follicle-stimulating hormone; FT4=Thyroxine; GH-RH=Growth hormone-releasing hormone;
IGF-1= Insulin-Like growth factor-1; ITT=Insulin tolerance test; LDCT=low-dose cosyntropin test;
LH= Luteinizing hormone; SDCT=Standard-dose cosyntropin test; TSH= Thyroid-stimulating
Hormone.
Tes Diagnostik Kelebihan Hormone Hipofisis
Aksis Tes
PRL Prolaktin
GH IGF-1, OGTT
ACTH 24-h UFC, LDDST, tes LDDST/CRH,
midnight salivary and serum cortisol.
Gonadotropins (LH dan FSH, LH, - and - subunits
FSH)
TSH FT4 index (free T4), T3,TSH
Sumber: Sudoyo, 2009: 2041
b. Foto Tengkorak (Cranium)
Dilakukan untuk melihat sell tursika. Kemungkinan dapat terjadi tumor atau atropi.
Penjelasan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting untuk disampaikan kepada
pasien.
c. CT Scan Kepala

Chabellenz 1
Dilakukan untuk melihat kemungkinan tumor otak pada hipofise atau hipotalamus
melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik secara khusus, namun diperlukan
penjelasan agar klien dapat diam dan tidak bergerak selama pemeriksaan sedang
berlangsung.
G.Prognosa
Pasien membutuhkan pengobatan seumur hidup dan dapat mengharapkan hidup normal.

H.Penatalaksanaan
a. Terapi defisiensi GH pada anak adalah injeksi subkutan GH rekombinan beberapa kali tiap
minggu selama usia pubertas atau sebelumnya. Keberhasilan lebih besar pada anak yang
diobatai secara dini.
b. Defisiensi GH pada orang dewasa juga dapat diberikan injeksi GH.
c. Pembedahan
Tindakan pembedahan pada hipopituitary dinamakan Hipofisektomi yaitu suatu tindakan
pengangkatan adenoma hipofise. Prosedur operasi tersebut mencakup tindakan transpenoidal
hipofisektomi dengan narkose. Insisi pada lapisan dalam bibir atas dan masuk ke sella tursika
melalui sinus spenoidalis.
Secara umum prinsip perawatan klien dengan hipofisektomi adalah sebagai berikut:
Pantau status neurologi klien.
Pantau keseimbangan cairan khususnya terhadap haluaran yang berlebihan dari masukan
karena dapat terjadi diabetes insipidus transien.
Dorong klien untuk mempertahankan ventilasi paru dengan latihan napas dalam.
Anjurkan klien untuk tidak buruk, menggosok hidung atau bersin.
Anjurkan klien untuk berkumur sampai bersih setiap kali selesai makan karena tidak
diperbolehkan menyikat gigi sampai penyembuhan sempurna.
Pantau nasal drip terhadap jumlah dan kuantitas drainase.
Pantau fungsi kolom untuk mencegah konstipasi.
Ajarkan cara menggunakan obat-obatan (hormon) yang diprogramkan.

Perawatan preoperasi
1. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan.
2. Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari pasca operasi. Anjurkan klien
bernapas melalui mulut selama pemasangan tampon.
3. Menjelaskan penggunaan balut tekan yang ditempatkan dari bawah hidung, menggosok gigi,
batuk, bersin karena hal ini dapat menghambat penyembuhan luka.
4. Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan sebagai persiapan operasi seperti
pemeriksaan neurologik,hormonal, lapang pandang.

Perawatan Pascaoperasi
1. Amati respons neurologik klien adalah perubahan penglihatan, disorientasi dan perubahan
kesadaran serta penurunan kekuatan motorik ekstremitas.
2. Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi pengeluaran sekret dari hidung ke
faring (post nasal drip) yang kemungkinan mengandung CSF.
3. Tinggikan posisi kepala 30-45 derajat.

I. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian
Pengakajian yang dapat dilakukan pada pasien dengan hipopituitary antara lain:
a. Kaji riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah
diderita oleh klien, serta riwayat radiasi kepala.
b. Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita
sedang defisiensi gonadotropin nyata pada masa praremaja.
c. Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien
kretinisme.
d. Berat dan tinggi badan sejak lahir.
e. Keluhan utama klien :
- Pertumbuhan lambat
Chabellenz 1
- Ukuran otot dan tulang kecil.
- Tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang
- Libido menurun
f. Pemeriksaan fisik
Amati bentuk, dan ukuran tubuh, ukur berat badan dan tinggi badan, Palpasi kulit, pada
wanita biasanya menjadi kering dan kasar.
Tergantung pada penyebab hipopituitari, perlu juga dikaji data lain sebagai data penyerta
seperti bila penyebabnya adalah tumor maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
fungsi cerebrum dan fungsi nervus kranialis, dan adanya keluhan nyeri kepala.
g. Kaji juga dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi
gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.
b. Harga diri rendah b.d perubahan penampilan tubuh
c. Defisit perawatan diri b.d menurunnya kekuatan otot.
d. Gangguan integritas kulit b.d menurunnya kadar hormonal.

3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi
hormon pertumbuhan.
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah dilakukan tindakan a. Dorong individu untuk a. Perawat dapat
keperawatan, klien memiliki mengekspresikan mengkaji sejauh
kembali citra tubuh yang perasaan. mana tingkat
positif dan harga diri yang penolakan terhadap
tinggi. kenyataan akan
Kriteria Hasil: kondisi fisik tubuh.
- Klien dapat melakukan b. Tingkatkan komunikasi b. Membantu klien
atau menampilkan terbuka, menghindari untuk untuk
perilaku penerimaan kritik/ penilaian tentang memahami program
terhadap dirinya perilaku klien kesehatan yang
misalnya: kerapian, dilakukan sehingga
postur tubuh yang baik. tidak terjadi salah
c. Dorong individu untuk
bertanya mengenai paham.
c. Dengan komunikasi
masalah yang sedang
terbuka diharapkan
klien rasakan.
klien secara bertahap
memahami dan
menerima kenyataan
tentang kondisi
hidupnya.

b. Defisit perawatan diri b.d menurunnya kekuatan otot.


Tujuan Intervensi Rasional
Perawatan diri klien dapat a. Kaji kemampuan klien a. Membantu
terpenuhi. dalam melakukan merencanakan
Kriteria Hasil : aktivitas perawatan diri. kebutuhan yang
- Klien dapat b. Dorong klien untuk diperlukan klien.
melaksanakan aktivitas melakukan aktivitas b. Memotivasi klien
perawatan diri sesuai sehari-hari yang normal melakukan aktivitas
dengan tingkat sesuai dengan mandiri.
kemampuan. kemampuan yang
- Klien dapat dimiliki.
menunjukkan perubahan c. Ajarkan klien/ keluarga c. Melatih kemandirian
gaya hidup untuk untuk mendorong klien dalam aktivitas
Chabellenz 1
kebutuhan merawat diri. kemandirian, untuk perawatan diri.
memberikan bantuan jika
klien tidak mampu
melakukan sendiri.

Chabellenz 1

Anda mungkin juga menyukai