Oleh
MARIA VERONIKA GAA
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
TINJAUAN TEORITIS
1. DEFINISI
a. Hipoparatiroidisme merupakan suatu keadaan dimana sekresi hormone
paratiroid( parathormone ) oleh kelenjar paratiroid menurun sehingga
terjadi penurunan kadar kalsium darah dan meningkatkan kadar fosfat
sehingga menimbulkan iritabilitas neuromuscular. ( Black, 2009).
b. Hipoparatiroidisme adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak dapat
membuat cukup hormone paratiroid. (Gerysky,2009).
c. Hipoparatiroidisme merupakan adanya sekresi hormone paratiroid
yang kurang adekuat sehingga suplai darah terganggu .
(Brunner & Suddart, 2006).
d. Jadi kesimpulannya adalah Hipoparatiroid kumpulan gejala dari
produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. Yang disebabkan oleh
adanya kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat
operasi paratiroid/tiroid/ tidak adanya kelenjar paratiroid.
2. ANATOMI FISIOLOGI
Kelenjar paratiroid manusia terdiri atas 4 kelenjar terletak dibagian
posterior kelenjar tiroid. Yang 2 tertanam di superior kelenjar tiroid dan 2
nya lagi di inferior. Antara kelenjar tiroid dengan paratiroid dibatasi oleh
jaringan ikat. Kelenjar paratiroid dibatasi oleh jaringan ikat. Kelenjar
paratiroid bewarna merah kecoklatan, panjangnya 6 mm dan lebarnya 3 -4
mm, bentuknya pipih oval. Kelenjar ini terdiri atas 2 jenis sel yaitu chief
sel dan oxyphil sel. Chief sel merupakan sel sel utama yang mengandung
apparatus golgi dan retikulus endoplasma. Sel ini menghasilkan atau
mensekresi hormone paratiroid ( PTH). Sedangkan oxyphil sel tidak
memiliki peran yang jelas.
Hormone paratiroid tersusun atas polipeptida yang mengandung asam
amino. Kadar normal PTH adalah 10 55 pg/mL dengan waktu paruh
sekitar 10 menit dan polipeptida yang disekresikan akan cepat diuraikan
oleh sel kupffer dihari menjadi fragmen tengah dan fragmen terminal
karboksil yang mungkin tidak aktif secara biologis. PTH dan fragmen
fragmen ini kemudian dibersihkan oleh ginjal.
Hormone paratiroid bersama vitamin D3 dan kalsitonin berperan
daalam keseimbangan kalsium fosfat melalui berbagai mekanisme yaitu :
a. Meningkatkan rebsorpsi kalsium dari tulang
Hormone paratiroid berperan dalam meningkatkan rebsorpsi
kalsium dari tulang dan memobilisasi kalsium sehingga akan
meningkatkan kadar kalsium serum. Kalsium dalam tubuh
sebagian besar hamper 99% berada pada tulang berikatan dengan
fosfat membentuk kalsium fosfat ( Ca3(PO4)2). Dengan demikian
tulang menjadi cadangan kalsium utama dan siap dimobilisasi jika
kadar kalsium serum rendah. Ada dua mekanisme efek utama
hormone paratiroid pada tulang yaitu : pertama hormone ini
menginduksi refluks cept kalsium kedalam plasma dari simpangan
labil kalsium yang jumlahnya kecil dicairan tulang. Kedua
merangsang pelarutan tulang yaitu dengan meningkatkan transfer
lambat kalsium dan fosfat dari simpangan stabil mineral tulang
didalam tulang kedalam plasma.
b. Meningkatkan reabsorpsi kalsium ditubulus ginjal
Dibawah pengaruh PTH, ginjal mampu meningkatkan reabsorpsi
kalsium yang difiltasi sehingga kalsium yang disekresikan
berkurang dan akan meningkatkan kadar kalsium serum.keadaan
ini memungkinkan berkurangnya pembentukan ikatan kalsium
dengan fosfat sehingga mengurangi proses pengendapan, dengan
demikian kadar kalsium serum akan tetap meningkat.
c. Mengaktifkan vitamin D3 diusus
Efek PTH di usus adalah dengan mengaktifkan sintesis bentuk
aktif vitamin D ( 1.25 dihydrocholecalciferol). Vitamin D3 ini
berperan dalam menigkatkan absorpsi oleh usus dalam batas
tertentu melalui proses difusi pasis dan transport aktif. Apabila
terjadi kelebihan jumlah kebutuhan kalsium dalam makanan yang
diabsorpsi maka akan dikeluarkan melalui tinja.
Peran kalsium
Kalsium merupakan unsure mineral yang banyak terdapat dalam
tubuh kita, sekitar 1 kg tubuh kita adalah terdiri dari kalsium.
Dalam tulang 99% tersusun atas garam kalsium yang berikatan
dengan fosfat dan lainnya kalsium berada dicairan ekstrasel dan
plasma darah. Pada keadaan normal kadar kalsium total
dipertahankan antara 8.5 10.7 mg%. sebagian besar berikatan
dengan protein dan sebagian kecil dalam bentuk ion kalsium
bebas. Ion kalsium bebas inilah yang berperan penting dalam
proses proses fisiologi tubuh misalnya memperthankan potensial
transmembran sel, tranduksi sinyal reseptor hormone, kontraksi
otot, eksitabilitas neuromuscular, reaksi enzimatik. Mineral
kalsium dlam tubuh diperoleh dari makanan yang kemudian
diabsorpsi diusus, jika terjadi kelebihan absorpsi akan dikeluarkan
bersama tinja dan akan disekresi melalui urin.
Keadaan kalsium dalam darah mg/100ml :
- Kalsium serum total : 9.5
- Terikat pada protein :4
- Tidak terikat pada protein : 5.5
- Terionisasi : 4.5
- Berbentuk kompleks :1
a. Idiopatik hipoparatiroid
Pada factor Idiopatik ini misalnya pada penyakit graves, hashimoto
atau mungkin terkait dengan penyakit autoimun.
b. Iatrogenic hypoparathyroidism
Factor Iatrogenik disebabkan karena pemindahan kelenjar paratiroid
selama tiroidektomi, infark kelenjar paratiroid akibat tidak
adekuatnya suplai darah ke kelenjar selama pembedahan, dan adanya
perlengketan kelenjar satu dengan yang lainnya paska operasi.
4. PATOFISIOOGI
Tanda dan gejala dari hyporparatiroid dapat berupa akut dan kronik dari
berbagai system, diantaranya :
a. Acute hypoparathyroid
Pada acute hypoparatiroid disebabkan oleh kerusakan pada jaringan
paratyhroid yang diakibatkan oleh thyroidectomy. Hal tersebut dapat
dilihat dari berbagai karakteristik, diantaranya :
- System Musculoskletal
Kejang otot
Facial grimacing
- Integument
Brittle nails
Hair loss
- System persarafan
reflex hiperaktif
- System kardiovaskuler
Dysrhytmia
- Tanda lain
b. Chronic Hypoparatiroidism
- System integument
6. TEST DIAGNOSTIC
a. Laboratorium
Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar dari 5
6 mg/dl ( 1,2 hingga 1,5 mmol/L) atau lebih rendah lagi.
Nilai normalnya ( 8,5 10,7 mg/dl).
- Serum fosfat terjadi peningkatan
( normal : 2.5 4.5mg/100 ml)
b. Pemeriksaan urin
- Rendah atau tidak ada kalsium
c. CT ( Computed tomography ) untuk menunjukkan kalsifikasi otak,
dan menunjukkan hipokalsemia kronis.
d. Pemeriksaan Ophthalmic menunjukan adanya kalsifikasi lensa okuler,
yang dapat menyebabkan pembentukan cataract.
e. Pemeriksaan X Ray
- Adanya kalsifikasi pada basal ganglia di otak
- Kadang kadang terjadi kalsifikasi pada serebelum dan fleksus
koroid
- Densitas dari tulang dapat bertambah
7. KOMPLIKASI
Jika pengobatan tidak dimulai dengan cepat pada hypoparatiroid akut
dapat mengakibatkan obstruksi pernapasan sekunder tetani dan
laringospasms.Pada hypoparatiroidisme kronis, komplikasinya adalah
kalsifikasi di mata dan ganglia basal.
8. PENATALAKSANAAN
a. Terapi utama adalah untuk menaikan kadar kalsium serum sampai 9
10 mg/dL ( 2,2 2,5 mmol/L) dan menghilangkan gejala
hipoparatiroidsme serta hipokalsemia.
b. Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus paskatiroidektomi, terapi
yang harus seger dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas
intravena. Jika terapi ini tidak segera menurukan iritabilitas
neuromuskuler dan serangan kejang, preparat sedative seperti
pentobarbital dapat diberikan.
c. Pemberian preparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk
menagatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian,
akibat tingginya insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon,
maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut.
Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan
adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.
d. Akibat adanya iritabiliats neuromuscular, penderita hipokalsemia dan
tetanus memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising,
hembusan angin yang tiba tiba, cahaya yang terang atau gerakan
yang mendadak.
e. Trakeostomi atau ventilasi mekanis dibutuhkan bersama dengan obat
obat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernapasan.
f. Terai bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah
kadar kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium rendah fosfor
diresepkan. Meskipun susu, kuning telur merupakan makanan yang
tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandung
fosfornya yang tinggi. Bayam juga perlu dihindari karena mengandung
oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidk larut. Table
oral garam kalsium, seperti kalsium glukonat, dapat diberikn sebagai
suplemen dalam diet. Gel aluminium hidrosida atau aluminium
karbonat ( gelusil, amphojel) diberikan sesudah makan untuk mengikat
fosfat dan meningkatkan ekskresinya lewat traktus gastrointestinal.
g. Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol (AT
10 atau Hytakerol), atau ergikal siferol (vitamin D2) atau
kolekalsiferol (vitamin D3) diperlukan dan akan meningkatkan
absorpsi kalsium dari trakstus gastrointestinal.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penyakit
- Sejak kapan pasien mengalami tanda dan gejala
hipoparatiroidisme dan tindakan yang sudah dilakukan untuk
mengatasi gejala tersebut
- Apakah perna mengalami operasi khususnya pengangkatan
kelenjar tiroid atau paratiroid
- Apakah pasien perna mengalami tindakan penyinaran pada
daerah leher
- Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
dengan pasien
b. Keluhan utama pasien saat ini
- Adakah kelainan bentuk tulang
- Kejang
- Kesemutan pada bibir dan jari jari tangan
- Kram kaki dan perasaan kaku pada kedua tangan dan kaki
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan integument
- Kulit kering dan kasar
- Kuku mudah rapuh
b. Muskuloskletal
- Kelemahan otot
- Kelainan bentuk tulang
- Kejang otot ( tetani )
- Tanda Chvosteks positif
- Tanda Trausseaus positif
- Adanya kesemutan, paresthesia dank ram ekstremitas
- Kejang dan nyeri otot, tangan dan kaki
c. System persarafan
- Menurunnya kesadaran
- Kehilangan memori
- Nyeri kepala
- Parestesia pada jari jari tangan dan kaki
d. System pernapasan
- Kesulitan bernapas
- Adanya tanda tanda bronkospasme dan spasme laring
e. System kardiovaskuler
- Hipotensi
- Aritmia jantung
- Perubahan EKG.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Hormon paratiroid dapat mempengaruhi banyak sistem didalam tubuh
manusia. Efek utama mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam
tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter), paratiroid carsinoma, dan
hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat mengakibatkan
terjadinya hiperparatiroidisme. Hipoparatiroid terjadi apabila kelenjar
paratiroid memproduksi hormon paratiroid lebih sedikit dari biasanya.
2. SARAN
Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan
para tenaga medis dan perawat harus lebih profesional dan
berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang
mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar paratiroid.
Karena penanganan dan pengkajian yang tepat akan menentukan
penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan
kelenjar paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA