Dalam hidup modern dewasa ini, kita tidak dapat lepas dari berbagai pengaruh
lingkungan, baik itu paham atau ideologi maupun aliran hidup yang ada dan berkembang
saat ini. Terlebih seperti yang dialami oleh banyak kaum muda sekarang ini, tren apapun
bentuknya mulai dari mode, musik, film, sampai pada berbagai gaya hidup lainnya,
hingga perangkat teknologi, tak bisa dilepaskan pengaruhnya bagi kita. Tingkatan
pengaruhnya sangat tergantung pada kedewasaan kita dalam menjalani dan menentukan
pilihan. Pada pelajaran ini, kita akan mengamati berbagai pengaruh dari suatu ideologi,
aliran/paham, dan tren-tren yang berkembang saat ini. Harapannya adalah bahwa kita
harus bersikap kritis terhadap:
a. Tren-tren yang sedang berkembang pesat pada saat ini, antara lain:
materialisme, konsumerisme, individualisme, pluralisme, fundamentalisme, dan
sebagainya. Tren-tren itupun dapat mempengaruhi kaum muda dalam usaha
pencarian identitasnya.
b. Ideologi, paham-paham, dan aliran yang beranekaragam. Sebab, ideologi, paham-
paham, dan aliran itu dapat melahirkan partai-partai politik atau sekte-sekte
agama. Kaum muda sering dijadikan sasaran dari penyebaran dan perluasan ideologi
atau paham-paham dan aliran.
Sewaktu hidupNya, Yesus bertemu dengan berbagai orang yang menganut macam-
macam ideologi, paham dan aliran, misalnya kaum Farisi, kaum Saduki, kaum Esseni, dan
kaum Zelot. Dalam menghadapi berbagai ideologi, paham, dan aliran tersebut, Yesus sudah
memiliki sikap kritis. Yesus tetap pada pilihan-Nya (opsi-Nya), yaitu Kerajaan Allah. Yesus
juga pernah dihadapkan kepada berbagai tawaran yang menggiurkan, seperti jaminan
sosial ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan, tetapi Yesus tetap menolaknya (Lihat Matius
4: 1-11). Pilihan (opsi) Yesus tetap pada mewartakan dan memberi kesaksian tentang
Kerajaan Allah.
Pada zaman yang penuh tawaran ideologi, paham-paham, dan macam-macam godaan
untuk berbagai jaminan sosial ekonomi dan politik serta kesenangan, kaum muda hendaknya
membekali diri dengan sikap kritis, sehingga dapat menentukan pilihan dengan benar.
“ FENOMENA K-POP ”
Merebaknya gaya hidup Korea benar-benar telah mengubah gaya hidup dan jadwal
kegiatan anak dan remaja di Indonesia. Para remaja mulai mengimitasi gaya hidup Korea.
Contohnya, pagi bangun tidur dari kamar mereka sudah terdengar lagu K-Pop terbaru
semacam You and I, IU atau Trouble Maker, Hyun A & Jang Hyun Seung. Meminta dan
mendownload seakan merupakan keasyikan tersendiri bagi mereka. Yang kadang
menyebalkan para orang tua adalah kegilaan pada Korea ini sampai mengorbankan waktu
beristirahatnya demi menonton show, sinema atau drama Korea di internet maupun
televisi. Contoh lainya yaitu, ketika Super Junior (SUJU) akan mengadakan Konser Super
Show 4 di Jakarta, begitu banyak remaja kita yang rela antri sehari semalam hanya untuk
mendapatkan tiket konser itu.
Melihat hal semacam ini, semua orangtua tentulah ingin menyenangkan putra putri
mereka. Seperti misalnya, Jono (39), yang bekerja pada sebuah perusahaan swasta. Istri
Jono hanya seorang ibu rumah tangga. Gaji yang diterima Jono setiap bulannya hanya
cukup untuk membayar cicilan KPR rumahnya, listrik, telepon, belanja bulanan dan harian,
serta untuk membayar kewajiban SPP anak-anaknya. Beberapa hari sebelum berita hebohnya
antrian tiket Konser SUJU di Twin Plaza Hotel, Jono tidak kalah hebohnya mencari
pinjaman uang untuk bisa memenuhi keinginan putrinya membeli tiket Konser. Seperti yang
kita ketahui harga tiket Konser Super Show 4 untuk kelas Junior Sky Seat sebesar Rp500
ribu, kelas Super Sky Seat Rp1 Juta, Junior VIP Seat Rp1,4 juta, Super Box, serta Super
Fest Rp1,7 juta dan kelas Super VIP Seat Rp2 Juta.
Fenomena K-Pop dan Drama Korea di negeri ini memang tak bisa terbendung lagi.
Salah satu bukti anak muda Indonesia terjangkit K-Pop, yaitu dengan dibanjirinya antrian
penjualan tiket konser boyband asal Korea, Super Junior, oleh anak muda kita yang
dikabarkan tiket sudah ludes terjual pada tanggal (7/4/2012). Lidah para remaja lincah
melafalkan bahasa Korea dari setiap lirik lagu K Pop. Akibatnya banyak remaja berminat
belajar bahasa Korea secara intensif. Fashion dan penampilan gaya Korea memiliki banyak
pengikut di Indonesia.
“ IDEOLOGI ”
Johan adalah penduduk sebuah negara sosialis di Afrika yang dikuasai oleh satu
partai negara, PPR (Partai Persatuan Rakyat). PPR dan negara itu mempunyai ideologi
resmi yang menuntut kepercayaan tanpa batas pada kepemimpinan PPR demi
menciptakan masyarakat baru yang lebih sejahtera. Johan bekerja penuh semangat sebagai
wartawan muda sebuah harian PPR itu. Agak kebetulan ia sampai ke daerah yang agak
terpencil untuk membuat suatu reportase. Ternyata daerah itu terancam kelaparan yang akut:
persediaan pangan sudah habis sama sekali, beberapa anak-anak di desa sudah mulai
meninggal. Tetapi yang mengagetkan Johan adalah bahwa pimpinan PPR setempat
mencoba menutup-nutupi malapetaka itu, padahal mereka sendiri hidup dengan berfoya-
foya.
Dalam hidup modern dewasa ini, kita tidak dapat lepas dari berbagai pengaruh
lingkungan, baik itu paham atau ideologi maupun aliran hidup yang ada dan berkembang
saat ini. Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan atau di perlihatkan
dalam aktivitas, minat, dan pendapatnya yang berkaitan dengan citra dan status
sosialnya.
Menurut KBBI, gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan
manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur
kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya
membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life
style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan,
dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu.
Gaya hidup bisa ditentukan oleh apa saja, mulai dari agama, profesi, zaman,
teknologi, hobi, umur, jenis kelamin, idola, dan sebagainya. Semua itu terbentuk karena
adanya kesamaan sejumlah manusia dalam menjalani hidupnya pada suatu jalan tertentu
Bagi kaum muda sekarang ini, tren apapun bentuknya mulai dari mode, musik, film,
sampai pada berbagai gaya hidup lainnya, hingga perangkat teknologi, tak bisa dilepaskan
pengaruhnya bagi kita.Tingkatan pengaruhnya sangat tergantung pada kedewasaan kita
dalam menjalani dan menentukan pilihan.
Kita harus bersikap kritis terhadap tren-tren yang sedang berkembang pesat pada
saat ini. Tren-tren yang sangat pesat berkembang antara lain: materialisme,
konsumerisme, individualisme, pluralisme, fundamentalisme, dan sebagainya. Tren-tren
pun dapat mempengaruhi kaum muda dalam usaha pencarian identitasnya.
1. Kita harus bersikap kritis terhadap ideologi, paham-paham, dan aliran yang beraneka
ragam. Sebab, ideologi, paham-paham, dan aliran itu dapat melahirkan partai-partai
politik atau sekte-sekte agama. Kaum muda sering dijadikan sasaran dari penyebaran
slogan perluasan ideologi atau paham-paham dan aliran.
Nasionalisme
Marxisme
Marxisme hanya percaya pada materi, tidak percaya pada dunia adikodrati,
termasuk tidak percaya kepada Tuhan. Manusia merupakan satu unsur materi,
suatu unsur yang sangat terbatas dalam proses perubahan keseluruhan umat
manusia dan semesta alam. Maka, manusia dapat digunakan untuk tujuan marxisme
itu. Jika manusia itu menjadi penghalang, maka ia dapat dilenyapkan. Yang kiranya
positif dari ideologi marxisme ini ialah perjuangan dan opsinya kepada kaum
buruh/proletar. Hanya sayangnya, ideologi marxisme ini menghalalkan segala cara.
Komunisme
Teokrasi
Neo-Liberalisme
Namun, kebebasan itu dapat memberi peluang bagi yang kuat untuk menekan
yang lemah dan yang kaya memeras yang miskin. Oleh sebab itu, liberalisme di
Indonesia sering berkonotasi negatif.
2. Ideologi dapat diartikan juga sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu.
Contoh: banyak remaja di kota besar yang tidak lagi menganggap “kesucian” badan
(keperawanan dan keperjakaan), sebagai sesuatu yang penting dipertahankan sampai
jenjang perkawinan. Atau, memandang ibadat bersama sebagai buang-buang waktu, dan
sebagainya.
Pada saat ini muncul banyak tren dan isu yang semakin lama semakin kuat, yang
perlu kita sikapi dengan kritis. Tren-tren dan isu-isu yang aktual dan relevan untuk
ditanggapi secara kritis adalah sebagai berikut.
Individualisme
Individualisme umumnya muncul akibat dari perkembangan sosial, ekonomi, politik,
dan budaya yang sedang berlangsung. Sikap individualistik ini umumnya muncul pada
masyarakat yang hidup di kota, terutama pada masyarakat kelas menengah ke atas. Sikap
individualistik ini umumnya jarang terjadi pada kaum petani, nelayan, tukang, dan
pedagang tradisional yang pekerjaannya tidak terpisahkan dari kehidupan keluarga.
Gaya hidup modern memisahkan dengan tajam antara dua bidang itu. Hidup dalam
keluarga dan pekerjaan semakin tidak ada sangkut-pautnya satu sama yang lain. Pagi hari
ayah secara fisik dan emosional meninggalkan rumah dan keluarganya, selama delapan
sampai sebelas jam, menyibukkan diri dengan pekerjaannya di kantor. Apabila pulang
malam hari jika tidak membawa pekerjaan kantor, barulah tersedia waktunya bagi
keluarganya. Dengan demikian, budaya kampung, ketetanggaan dan kekeluargaan dalam arti
luas berubah. Orang menjadi individualistik dan privatistik.
Pluralisme
Pluralisme berarti bahwa orang dari berbagai suku, daerah, agama, keyakinan
religius, dan politik bercampur-baur di kampung-kampung, di tempat kerja, kendaraan
umum, di rumah sakit, dan di mana pun juga; tidak ada masyarakat yang tertutup dan
tradisional murni.
Dengan kata lain, kontrol sosial terhadap pelaksanaan keagamaan dan hidup
bermasyarakat rakyat makin berkurang.
Lingkungan sosial semakin tidak menentukan lagi dalam hal agama, keyakinan,
politik, atau kepercayaan. Orang menentukan sendiri keterlibatan dalam bidang-bidang
tersebut. Dalam arti ini, agama menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan
7|Pendidikan Agama Katolik
masyarakat atau pemerintah. Orang tidak harus mengetahui dan tidak mempedulikan
kepercayaan tetangganya.
Fundamentalisme
Isu Gender
Gerakan kaum perempuan akan menjadi gerakan pembebasan yang kuat dan terasa
dampaknya dalam abad ke-21 ini. Gerakan ini akan merombak paradigma sosial lama
menuju masyarakat baru yang lebih egalitarian.
Alam demokratis semakin dibutuhkan pada masa sekarang, bukan saja sebagai sikap
politik, tetapi sebagai sikap budaya. Secara global, demokrasi menjadi penting bukan saja
karena sosialisme telah runtuh, melainkan karena liberalisme politik seakan-akan menjadi
satu-satunya paham yang sekarang berlaku. Sikap demokratis dibutuhkan terutama karena
munculnya kekuatan- kekuatan baru yang dibawa oleh globalisasi yang telah menimbulkan
berbagai perubahan yang akan menjadi produktif jika ditanggapi secara demokratis. Isu
demokrasi, otonomi, dan hak asasi akan semakin kuat dalam millennium ini.
Pada tahun-tahun terakhir ini, isu lingkungan hidup menjadi sangat sentral di
planet ini. Lingkungan hidup sangat erat hubungannya dengan mutu dan kelangsungan
Mendalami Ajaran Kitab Suci Tentang Perlunya Bersikap Kritis Terhadap Gaya Hidup,
Trend Dan Ideologi Yang Berkembang
LUK. 4:1-13
MAT. 13: 1-36
Sesudah Yesus berpuasa selama empat puluh hari di padang gurun, secara fisik
Yesus lemah. Kondisi “lemah” tersebut dimanfaatkan oleh iblis untuk mencobai Yesus. Ia
mencobai Yesus dengan menawarkan hal-hal yang menggiurkan (lihat Lukas 4: 1-13).
Waktu Yesus hidup di Palestina telah ada berbagai kelompok dan aliran, misalnya:
Kelompok Farisi adalah kelompok orang-orang Yahudi saleh yang menerima hukum
tertulis dan lisan dan dengan amat teliti menaati berbagai macam kewajiban. Mereka
SADUKI
Kelompok Eseni ini menganggap diri sebagai orang terpilih dari antara orang-orang
saleh. Mereka hidup bermatiraga melaksanakan Hukum Taurat dengan sangat ketat, hidup
berkelompok tanpa milik pribadi, dan sebagian dari mereka tidak menikah. Mereka hidup
demikian karena yakin bahwa mereka akan bangkit dan hidup pada akhir zaman, waktu di
mana hampir semua orang menjadi murtad termasuk pimpinan bangsa dan imam-imam
Yahudi.
ZELOT
Yesus ternyata tidak memilih salah satu dari kelompok-kelompok atau aliran-aliran
tersebut di atas. Yesus memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri, yaitu mewartakan dan
memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah. Dalam rangka mewartakan dan memberi
kesaksian tentang Kerajaan Allah, Yesus menyapa orang-orang miskin.
Walaupun ia berasal dari kelompok kelas menengah, Yesus secara sosial bercampur
dengan orang-orang yang paling rendah dan menyamakan diri- Nya dengan mereka.
10 | P e n d i d i k a n A g a m a K a t o l i k
Mereka adalah orang miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh
najis), pendosa, pelacur, pemungut cukai, rakyat gembel yang buta hukum, lintah darat,
dan penjudi. Mereka ini dianggap oleh orang Farisi sebagai sampah masyarakat yang
harus dibuang, tidak berguna atau najis. Mereka harus disingkirkan dari pergaulan
masyarakat, karena menyimpang dari hukum dan warisan adat-istiadat.
Bersikap kritis terhadap media dan ideologi tanpa tanggung jawab dan dasar yang
kuat akan menyebabkan kita hanya ingin tampil beda saja. Sebagai murid Kristus,sikap kritis
harus berdasar dan dapat dipertanggung jawabkan. Kita harus mengkritisi berbagai media,
cara pandang, dan ideologi yang mempengaruhi kita agar kita menemukan kehidupan
yang autentik (dapat dipercaya) atau yang sejati.
Budaya modern dengan berbagai teknologi, gaya hidup, dan ideologi cenderung
tidak lagi memusatkan nilai iman dan hanya sedikit memberi dukungan untuk
menghayati iman dalam kehidupan sehari-hari. Bersikap kritis pada media dan berbagai
ideologi menunjukkan bahwa kita mempunyai sikap iman.
• Sikap iman merupakan bentuk sikap bagaimana kita menerima Allah dan kasih Allah
yang diwahyukan kepada kita dalam pribadi Yesus melalui komitmen-komitmen
kita.
• Sikap kritis terhadap ideologi yang ada, semestinya membuat kita mampu bertahan
dan berkembang sebagai seorang Kristen sejati di tengah- tengah dunia ini.
• Konsekuensi dan dasar dari hidup kritis adalah berani menyatukan diri ke dalam
perkembangan dunia, dan berani melepas apa yang “nikmat” dan menjadi murid
Kristus.
Berusaha memusatkan diri pada perkembangan nilai-nilai atau cita-cita yang kita
anggap luhur.
Berusaha memalingkan diri dari keegoisan dan mengarahkan segala perhatian
kepada kepentingan bersama.
Membuka perhatian kepada hidup yang lebih sempurna, yaitu ke arah hidup Allah
sendiri.
11 | P e n d i d i k a n A g a m a K a t o l i k
12 | P e n d i d i k a n A g a m a K a t o l i k