Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS ISI GLOBAL AKTUAL

Oleh Kelompok 1:

Ketua Kelompok : Nindy Hilma Rasyida, S.Kep., Ners

Anggota : Riska Umaroh, S.Kep., Ns

dr. Ariya Maulana Nasution, SP.OT


A. LATAR BELAKANG

Perubahan lingkungan strategis saat ini begitu cepat, masif, serta complicated. Hal ini menjadi
suatu tantangan bagi bangsa Indonesia dalam meningkatkan daya saing sekaligus mensejahterakan
kehidupan bangsa. Perubahan secara global ini membawa sisi positif dan juga negatif.

Isu-isu strategis kontemporer yang ada saat ini begitu banyak dan membawa beberapa
ancaman bagi kehidupan bangsa. Isu kontemporer, seperti korupsi, narkoba, terorisme, radikalisme,
pencucian uang, dan Mass Communication (cyber crime, hate speech, hoax) sudah banyak terjadi di
lingkungan kita. Strategi dalam menyikapi isu-isu tersebut sangat penting untuk ASN.

Kemampuan berpikir kritis, analitis, objektif terhadap suatu persoalan penting guna
menemukan pemecahan masalah yang baik dengan berbagai analisa yang tepat serta matang. Aparatur
Sipil Negara diharapkan mampu memahami isu-isu yang ada dan melaksanakan kewajibannya pada
NKRI dengan mengantisipasi munculnya ancaman untuk bangsa dan negara.

B. MACAM-MACAM ISU GLOBAL

1. LGBT

LGBT merupakan akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. LGBT juga
disebut dengan homoseksual. Studi menunjukkan ketertarikan sesama jenis banyak dijumpai pada pria
sejak usia 15 tahun di Amerika. Keadaan ini menunjukkan betapa rentannya kelompok usia sekolah
untuk terlibat dalam hubungan sesama jenis. Masalah lesbian, gay, biseksual adalah masalah identitas
seksual (sexual identities). Sedangkan, transgender adalah suatu masalah identitas gender (identity
gender). Persoalan LGBT bukanlah hal biasa karena dapat mengakibatkan risiko terpapar penyakit
dan meningkatkan tindakan pelecahan seksual yang lebih berpengalaman. Masalah LGBT juga
memicu penyakit atau masalah lain, seperti perilaku seks, merokok, pemakaian narkoba, stress,
depresi, hingga kematian.

Penyebab munculnya LGBT dapat disebabkan oleh faktor biologis atau genetik, sosial
(pengaruh lingkungan), trauma masa lalu, dan juga keterbatasan ekonomi. Faktor biologis memiliki
peran dalam membentuk seseorang untuk menjadi LGBT. Seseorang dapat menjadi LGBT karena
keturunan atau karena kelainan genetik yang dimilikinya sejak lahir. Berbeda halnya dengan faktor
sosial, adanya pendapat bahwa seseorang yang berada di lingkungan (sosial atau kerja) LGBT pada
akhirnya akan mengikuti gaya hidup dan lama kelamaan bisa tertular menjadi LGBT. Trauma masa
kecil (fisik atau seksual) atau sakit hati pada lawan jenis juga memicu timbulnya LGBT. Khusus
untuk transgender terdapat juga faktor keterbatasan ekonomi sehingga memilih hal yang salah guna
menyambung hidup.

Menurut Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB tahun 2006, isu LGBT direspons dengan
perjuangan masuknya hasil-hasil kesepakatan sidang-sidang PBB tentang kesetaraan gender,
kependudukan, dan HAM. Di Indonesia sendiri gerakan untuk mendapat pengakuan hak juga
diperjuangkan oleh kaum LGBT antara lain melalui berbagai organisasi mereka.
(https://www.kemenpppa.go.id/)

Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang LGBT ini pada 31 Desember 2014.
Komisi Fatwa dengan kurang lebih 50 ulama dari berbagai ormas Islam berkumpul dan menyepakati
fatwa tentang homoseksualitas, sodomi, dan pencabulan, yang mencantumkan beberapa ketentuan
berikut.

1. Pertama, hubungan seksual hanya dibolehkan untuk suami istri, yakni pasangan
laki-laki dan wanita berdasarkan pernikahan yang sah secara syar’i.

2. Kedua, orientasi seksual terhadap sesama jenis atau homoseksual adalah bukan
fitrah tetapi kelainan yang harus disembuhkan.

3. Ketiga, pelampiasan hasrat seksual kepada sesama jenis hukumnya haram.


Tindakan tersebut merupakan kejahatan atau jarimah dan pelakunya dikenakan hukuman,
baik had maupun takzir oleh pihak yang berwenang.

4. Keempat, melakukan sodomi hukumnya haram dan merupakan perbuatan maksiat


yang mendatangkan dosa besar dan pelakunya dikenakan had untuk zina.

5. Kelima, pelampiasan hasrat seksual dengan sesama jenis selain dengan cara
sodomi hukumnya haram dan pelakunya dikenakan hukuman takzir. (MUI, 2015)

Berikut isu-isu terkini terkait LGBT:

Sumber berita : https://www.detik.com/tag/lgbt


https://www.youtube.com/watch?v=zGZGsTdWj7Y
2. Trend Budaya KPOP di Kalangan Remaja Indonesia

Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi keterkaitan dan ketergantungan


antarnegara dan manusia di seluruh dunia melalui berbagai bentuk, seperti perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan juga dalam bentuk-bentuk interaksi lain yang menyebabkan
hilangnya atau menyempitnya batas-batas antarnegara. Salah satu fenomena globalisasi di Indonesia
dalam bentuk interaksi budaya adalah masuknya berbagai kebudayaan Korea Selatan di Indonesia.
Budaya Korea yang masuk ke Indonesia ini sangatlah beragam, mulai dari musik, makanan, serial
drama, film, dan lain sebagainya. Bukan hanya memasuki negara Indonesia, tetapi budaya Korea ini
juga meluas hingga dunia global. Merebaknya budaya Korea pada tingkat dunia biasa disebut
dengan Korean wave yang kemudian juga merambah pada isu internasional serta globalisasi di tingkat
dunia. Hal ini menyebabkan budaya Korea dengan mudah diterima dan berkembang di tengah
masyarakat Indonesia. 

Budaya Korea memiliki pengaruh kuat terhadap berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai
dari selera musik, tampilan atau fashion, makanan, dan lain sebagainya. Musik dari budaya Korea
yang paling banyak dikenal adalah musik bergenre pop, yang biasa disebut dengan Korean pop atau
K-Pop. K-Pop sendiri identik dengan adanya girlband dan boyband yang merupakan sekumpulan
perempuan maupun laki-laki yang berada dibawah suatu manajemen atau agensi. Para remaja tersebut
dengan bangga menirukan tarian-tarian atau dance dari girlband maupun boyband kesayangan
mereka. Dampak negatif pertama dari adanya budaya Kpop tersebut adalah kawula muda menjadi
lupa dengan tarian tradisional sebagai identitas dan budaya bangsa sendiri. Keadaan ini cukup
memprihatinkan dan dapat berakibat pada lunturnya budaya asli khususnya di Indonesia. Dampak
negatif lain yaitu dapat berupa pemborosan. Fans rela menghambur-hamburkan uang untuk membeli
album, pernak-pernik, dan berbagai hal lain yang jumlahnya tidak murah dengan kisaran ratusan ribu
hingga jutaan rupiah.

3. Penyalahgunaan Media Sosial

Kemajuan media digital saat ini sangat pesat dan tidak terkontrol. Media sosial menjadi salah
satu yang tak terpisahkan dalam perkembangan teknologi digital. Media sosial adalah wadah kita
berdiskusi, menyampaikan pendapat atau pikiran, komunikasi, dan sumber pengetahuan yang paling
cepat. Beberapa media sosial seperti Facebook, Twitter, ataupun pesan telepon genggam seperti
Whatsapp dan sebagainya. Kemudahan mengakses berbagai jenis informasi di berbagai media dan
luasnya pengguna medsos yang datang dari berbagai latar belakang elemen, memungkinkan media
sosial menjadi salah satu sumber informasi di masyarakat

Pada perkembangannya media sosial menjadi gudang informasi publik yang dapat diakses
siapapun dan dimanapun. Hanya dalam hitungan detik, informasi dapat langsung tersebar luas,
sistematis, dan menjadi konsumsi publik. Dapat dimanfaatkan untuk bersosialisasi dan berinteraksi
dengan menyebarkan konten-konten positif. Ironisnya, saat ini makin marak pemanfaatan media
sosial oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat kegaduhan sosial dengan
menyampaikan informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif, menyerang pihak
ataupun membuat orang takut, terancam, berkonten ujaran kebencian atau hate speech, intoleransi,
adu domba, hasutan kepada orang banyak untuk mengadakan huru hara, pemberontakan, dan
sebagainya. Fenomena semacam ini secara tidak sadar mengancam keselamatan nasional dan
menimbulkan disintegrasi bangsa. Kemampuan memproduksi hoax jauh lebih banyak dan cepat
dibandingkan upaya pencegahan dan pemberantasannya. Penyebaran hoax secara masif dan berulang-
ulang dapat mempengaruhi emosi, perasaan, pikiran, bahkan Tindakan seseorang atau kelompok. Hal
ini sangat berbahaya menyebabkan perpecahan dan memudarnya nilai Pancasila ke-3.

Penyalahgunaan media sosial memiliki bentuk yang bermacam-macam. Menurut data hasil
penelitian yang dilakukan oleh Stefany Putri, dkk (2021) bentuk penyalahgunaan yang lainnya adalah
politik tidak sehat, pelecehan / penculikan / pembunuhan, pemerasan / pencucian uang / penipuan,
prostitusi online, ajakan mengikuti aliran sesat / menyimpang, dan ajakan separatisme untuk melawan
pemerintah. Masing-masing bentuk penyalahgunaan memiliki dampak yang berbeda-beda. Politik
tidak sehat dapat menyebabkan ketidakadilan dalam masyarakat dan perpecahan antara masyarakat
dan pemerintah. Pelecehan dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah karena hukum yang mengatur mengenai hal tersebut kurang menguntungkan bagi korban.
Ajakan mengikuti aliran sesat dapat menyebabkan perpecahan di dalam negara (contoh: ISIS).
Separatisme merupakan hal yang sangat mengancam persatuan suatu negara. Separatisme adalah
gerakan memisahkan diri dari suatu kelompok atau negara. Dari berbagai macam dampak yang
disebabkan oleh penyalahgunaan media sosial, semuanya dapat mengakibatkan terjadinya perpecahan
bangsa. Maka dari itu, media sosial merupakan salah satu hal yang berdampak besar pada terjadinya
disintegrasi nasional.

C. ANALISIS ISU PRIORITAS MENGGUNAKAN METODE AKPL

Isu A P K L Jumlah Prioritas

LGBT 4 5 4 4 17 II

Maraknya KPOP 4 3 4 4 15 I

Penyalahgunaan media sosial 4 4 4 4 16 III


Isu-isu global berikut dengan penyebab serta akibat yang terjadi telah dijelaskan di atas.
Kelompok menyepakati bahwa isu LGBT adalah isu prioritas yang dapat menimbulkan ancaman,
gangguan, hambatan, tantangan bagi bangsa dan negara.

D. UPAYA PENCEGAHAN

1. LGBT

2. Maraknya KPOP

3. Penyalahgunaan Media Sosial


Beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam mencegah atau mengantisipasi
penyalahgunaan media sosial termasuk didalamnya hoax, penipuan, konten SARA, dan
lainnya.
a. Menyaring informasi secara benar dan akurat
Terdapat 8 langkah untuk menyaring informasi dan hoaks pada media sosial menurut
Harahap (2018), yaitu:
1. Jangan mudah percaya pada isi berita, tetapi cermati dahulu isinya
2. Tidak buru- buru ikut menyebarkan
3. Cek kebenaran berita dari isi, sumber, maksud dan tujuannya. Terdapat beberapa
pertanyaan yang membuat pembaca lebih kritis terhadap berita yang ada pada media
sosial, seperti: a. Apakah isi berita tersebut masuk akal dan berguna? b. Apakah ada
sumber yang menguatkan? c. Apakah maksud dari penulis berita? d. Apa dampak
lebih lanjut yang akan ditimbulkan bila berita tersebar? Bila mayoritas jawabannya
tidak baik, maka berita atau postingan tersebut adalah hoaks.
4. Konfirmasi berita dengan sumber utama
Bila tidak ada konfirmasi kebenaran terhadap berita tersebut, maka berita bisa
dikategorikan sebagai hoaks
5. Verifikasi dengan sumber lain
Dapat dilakukan perbandingan antara gambar atau video dari suatu berita dengan
pencarian di Google Image, bisa jadi postingan yang sama dengan topik berita yang
berbeda.
7. Diskusikan dengan teman
8. Tinjau isinya apakah merugikan atau menguntungkan dan kepada siapa
9. Bila berita itu merugikan, segera laporkan ke pihak berwenang

b. Menerapkan peraturan perundang-undangan


Pemerintah diharapkan untuk menegakkan hukum sesuai Pasal 28 ayat 2 Undang-
Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang
berbunyi, "Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukkan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau
kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA)". Sanksinya hukuman (pidana penjara) selama enam tahun dan/atau denda
Rp1 miliar. Agar orang - orang yang tidak bertanggung jawab akan perbuatannya di
media sosial dapat dihukum.

c. Membatasi penggunaan media sosial untuk anak di bawah umur


Anak anak perlu dibatasi penggunaan media sosial pada anak- anak dibawah umur.
Selain dapat menjaga anak dari konten negatif yang ada di media sosial, anak - anak
yang masih memiliki pengetahuan yang minim dan pola pikirnya gampang
dipengaruhi, dapat menyebabkan kekacauan pada negara

Anda mungkin juga menyukai