Anda di halaman 1dari 3

Demoralisasi di Indonesia

Demoralisasi masyarakat dewasa ini, dapat kita lihat dari perubahan sikap dan
perilaku masyarakat dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga dewasa.
Dimulai dengan mulai pudarnya tatanan sosial dan nilai nilai moral terutama di
kalangan remaja sebagai implikasi dari derasnya arus informasi yang mampu
merubah gaya hidup anak bangsa. Sehingga bagaimana sebuah kekerasan itu
ditayangkan di media akan cepat ditiru dan dipraktekkan oleh mereka, misalnya
adegan smack down yang banyak ditiru oleh anak-anak yang berakibat
banyaknya jatuh korban. Demikian pula perkelahian massal pelajar,
penyalahgunaan obat terlarang, narkoba, pornografi, maraknya korupsi, tindakan
kriminalitas, pelacuran, radikalisme remaja dan masih banyak lagi praktek
demoralisasi masyarakat yang dapat kita lihat dan temukan dalam kehidupan di
era globalisasi ini.
Korupsi
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan
guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan juga
negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah arus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber
kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan
formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk
memperkaya sendiri.
Dalam arti kehidupan yang berwawasan keadilan, korupsi adalah benalu
masyarakat yang merusak sendi-sendi stuktur pemerintahan, dan dan menjadi
hambatan paling utama bagi pembangunan. Bahkan ada orang yang
mengatakan, korupsi merupakan Seni hidup, dan menjadi salah satu aspek
yang dianggap sudah membudaya.
Korupsi dapat pula dikatakan sebagai produk dari sikap hidup atau kelompok
masyarakat, yang memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai
kekuasaan mutlak. Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para
politisi koruptor yang berlebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elite yang
selalu ingin berkuasa dan dihormati atau porce power syndrom. (Anton
Apriantono: 1990, Sosiologi SMA XI, hal. 123)
Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan yang sukar sekali bahkan hampir-
hampir tidak mungkin diberantas. Sebab amat sulit dalam memberikan alat bukti
materialnya, karena kejahatan ini sudah merupakan jaringan yang trstruktur
rapi. Sehingga korupsi dapat dikategorikan sebagai bahaya latent atau semacam
penyakit berbahaya yang sudah mewabah dan menular.
Kriminalitas
Kriminalitas adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral
kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, a-sosial sifatnya dan melanggar
hukum serta undang-undang pidana.
Enrico Ferri dengan pandangan sosiologisnya menyebutkan 3 faktor penyebab
kejahatan, yaitu:
Individual (anthropoligis) yang meliputi: usia seks atau jenis kelamin, status sipil,
profesi atau pekerjaan, tempat tinggal atau domisili, tingkat social, pendidikan,
konstitusi organisasi dan psikis.
fisik (natural alam): ras, suku, iklim, fertilitas, disposisi bumi, keadaan alam
diwaktu malam hari dan siang hari, musim, kondisi meteoric keruang angkasaan,
kelembaban udara dan suhu.
Sosial: antara lain: kepadatan penduduk, susunan masyarakat, adapt istiadat,
agama, orde pemetintaha, kondisi ekonomi dan industri, pendidikan, jaminan
social, lembaga legislative dan lembaga hukum dll.
Kriminalitas atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa hereditec(bawaan
sejak lahir); juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku kriminal itu
bisa dilakukan oleh siapapun juga baik wanita maupun pria ; dapat berlangsung
pada usia anak, dewasa ataupun lanjut umur. Tindakan kejahatan bisa
dilakuakan secara sadar; yaitu dipikirkan, direncanakan dan diarahkan pada satu
maksud tertentu secara sadar benar. Namun bisa juga dilakukan secara
setengah sadar; misalnya : didorong oleh impuls-impuls yang hebat, didera oleh
dorongan-dorongan paksaan yang sangat kuat (kompulsi-kompulsi) dan oleh
pikiran yang tidak bisa dilenyapkan (obsesi-obsesi). Kejahatan bisa juga
dilakukan secara tidak sadar sama sekali. Misalnya, karena terpaksa untuk
mempertahankan hidupnya, seseorang harus melawan dan terpaksa membalas
menyerang, sehingga terjadi peristiwa pembunuhan.
Masyarakat yang sangat kompleks itu menumbuhkan aspirasi-aspirasi materil
tinggi; dan sering disertai ambisi-ambisi sosial yang tidak sehat. Dambaan
pemenuhan kabutuhan materil yang sangat melimpah. Misalnya untuk memiliki
harta kekayaan dan barang-barang mewah tanpa mempunyai kemampuan untuk
mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu untuk melakukan tindakan
kriminal. Dengan kata lain bisa dinyatakan: jika terdapat deskrepansi
(ketidaksesuaian, pertentangan) antara ambisi-ambisi dengan kemampuan
pribadi maka peristiwa sedemikian ini mendorong orang untuk melekukan
tindakan kriminal. Atau, jika terdapat Diskrepansi antara aspirasi-aspirasi dengan
potensi-potensi personal, maka akan terjadi maladjustment ekonomi (ketidak
mampuan menyesuaikan diri secara ekonomis), yang mendorong orang untuk
bertindak jahat atau melakuakn tindakan pidana.

Demoralisasi Generasi Muda Bangsa Indonesia

Perkembangan Moral para generasi bangsa terutama para pemuda Indonesia


semakin lama semakin mengkhawatirkan. Hampir setiap hari kita disuguhkan
berita yang melibatkan para generasi muda Indonesia yang membuat hati kita
miris bila mendengarnya, seperti adanya tawuran antar pelajar, narkoba dan
lain-lain.

Moral remaja dari tahun ketahun terus mengalami penurunan kualitas atau
degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai dari tutur kata, cara berpakaian dll.
Degradasi moral ini seakan luput dari pengamatan dan dibiarkan terus
berkembang.
Faktor utama yang mengakibatkan degradasi moral remaja ialah perkembangan
globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi terus menggerogoti bangsa ini.
Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya. Kita terus
menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang aspek kesantunan
budaya negeri ini. Ketidak seimbangan itulah yang pada akhirnya membuat
moral semakin jatuh dan rusak.

Bangsa Indonesia mengalami degradasi moral dan akhlak. Ironisnya, kondisi ini
juga mewabah di kalangan intelektual,elit politik,para pemegang kekuasaan dan
anak remaja.Saat ini bangsa sedang mengalami degradasi moral dan akhlak,
sehingga perlu upaya membenahi keadaan ini sebelum semakin parah.

Munculnya degradasi moral karena pendidikan agama, budi pekerti, etika


terabaikan selama ini. Padahal sebenarnya, itu mutlak diperlukan dalam
pembentukan dan pembinaan karakter dan moral bangsa. Orang tua juga sangat
berperan penting bagi pembentukan moral para generasi muda bangsa
Indonesia karena sosialisasi pertama pada anak adalah dalam lingkup keluarga.
Oleh karena itu, mari kita bentuk moral generasi muda bangsa Indonesia sejak
dini ketika proses sosialisasi pertama terjadi dengan tujuan dapat membentuk
moral yang baik dan dapat membentuk calon pemimpin bangsa yang memiliki
kepribadian baik.

Anda mungkin juga menyukai