A. Pendahuluan
Salah satu penyebab negara RI belum bisa mewujudkan tujuan pembangunan
nasional adalalah semakin maraknya prilaku korupsi dalam kehidupan berbangsa
bernegara. Oleh karena itu prilaku korupsi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara harus diberantas, sebab jika tidak akan menghancurkan sendi-sendi
kehidupan yang seharunya sejahtera mana kala mampu mengelola dan memfataat
SDA yang berlimpah ruah sebagai nikmat Tuhan yang diberikan kepada bangsa dan
negara RI. Nanang T (2011: V) “Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat
mengkhawatirkan dan berdampak buruk luar biasa pada hampir seluruh sendi
kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem perekonomian, sistem demorasi,
sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahaan, dan tatanan sosial
kemasyarakatan di negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang telah
dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai
tingkatan tetap saja merajalela terjadi seolah-oleh telah menjadi bagian dari
kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini
tetap kita dibiarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan
menghancurkan negeri.”
Pertanyaannya sekarang apakah kita membiarkan negeri ini hancur, kemudian
kehancuranb itu akan diwariskan kepada anak cucu kita yang akan hidup dihari akan
datang, apabila pertanyaan ini dijawab dalam bahasa hati nurani yang dalam
tentunya kita sepakat tidak akan memwariskan negeri yang hancur kepada anak
cucu kita. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk melawan korupsi yang merajala,
kembali pada diri kita sendiri yang akan berupaya keras menolak nilai-nilai korupsi
yang sudah membudaya dalam sendi kehidupan kita. Berawal dalam diri kita harus
berjuang menjauhkan kebiasaan korupsi, kemudian berlanjut pada keluarga, dan
lingkungan pekerjaan kita harus dibebaskan prilaku korupsi.
B. Pengertian Korupsi
%6%.
Agus MK (2011: 25) “Korupsi sesungguhnya sudah lama ada terutama sejak
manusia pertama kali mengenal tata kelola administrasi. Pada kebanyakan kasus
korupsi yang dipublikasikan media, seringkali perbuatan korupsi tidak lepas dari
kekuasaan, birokrasi, ataupun pemerintahan. Korupsi sering dikaitkan dengan
pemaknaannya dengan politik. Sekalipun sudah dikatagorikan sebagai tindak yang
melawan hukum, pengertian korupsi dipisaahkan dari bentuk pelenggaraan hukum
lainnya. Selain mengkaitkan korupsi dengan politik, korupsi juga dikaitkan dengan
perekonomian, kebijakan pablik, kebijakan internasional, kesejahteraan sosial, dan
pembangunan nasional. Begitu luasnya asfek-asfek yang terkait dengan korupsi
hingga organisasi internasional seperti PBB memilikibadan hukum khusus memantau
korupsi di dunia. Dasar ataulandasan untuk memberantas dan menanggulangi
korupsi adalah memahami pengertian korupsi itu sendiri”.
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidak jujuran, dapat disuap, , tidak bermoral, dan menyimpang dari kesucian.
%6%. Korup artinya busuk, suka menerima uang suap/sogok, memakai kekuasaan
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan. Dan sebagainya.
%6%. Korupsi artinya perbuatan busuk seperti pengelapan uang, penerimaan uang
sogok dan sebagainya.
%6%. Koruptor artinya orang yang melakukan korupsi.
Bentuk-bentuk korupsi
%6%. Kerugian negara: Melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri,
menyalagunakan wewenang, kesempatan.
%6%. Suap menyuap
%6%. Pengelapan dalam jabatan
%6%. Pemerasaan
%6%. Perbuatan curang.
%6%. Benturan kepentingan dalam pengedaan.
%6%. Gratifikasi