Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak dijumpai keadaan dimana kualitas moral yang terjadi di
masyarakat mengalami penurunan. Hal inilah yang dinamakan demoralisasi.
Brooks dan Gable (1997) mengatakan bahwa demoralsasi berhubungan dengan
rendahnya standar moral dan penetapan nilai serta norma dalam masyarakat. Arus
globalisasi yang semakin meningkat, banyak sekali hal positif serta hal negative
yang terjadi akibat adanya demoralisasi.
Demoralisasi adalah suatu kondisi dimana moral atau standar moral suatu
lingkungan, baik dalam lingkup besar maupun kecil mengalami penurunan atau
pengurangan. Menurut wiktionary.org, demoralisasi merupakan suatu kondisi
kemerosotan akhlak atau kerusakan moral. Demoralisasi banyak terjadi di
kalangan remaja yang cukup memprihatinkan semua pihak.
Beberapa indikasi yang menunjukkan suatu bangsa mengalami gejala
demoralisasi, adalah sebagai berikut:
a. Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin meningkat, seperti
pencurian, perampokan, pembunuhan, dll.
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti pembakar rumah,
perusak fasilitas umum, penjarahan, dll.
c. Konflik sosial semakin marak, baik vertikal maupun horizontal.
d. Tindakan korupsi merajalela.
e. Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba dikalangan
masyarakat.
f. Pergaulan bebas semakin merajalela.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan demoralisasi di kalangan


masyarakat, antara lain:
1. Krisis ekonomi yang berkepanjangan.
2. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga megakibatkan jumlah
pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja.
3. Menurunnya kewibaan pemerintah yang ditandai dengan tidak berhasilnya
pemerintah memenuhi tuntutan rakyat.
4. Meningkatnya angka kemiskinan.

1
5.  Menurunnya kualitas aparat penegak hukum, seperti kepolisian, kejaksaan,
dan kehakiman.
6.  Adanya sikap-sikap negatif, seperti: malas, boros, tidak disiplin, serta sikap
apatis yang akhirnya, untuk mencapai sesuatu menggunakan jalan pintas.
7.  Keengganan memahami, mendalami, dan melaksanakan ajaran-ajaran
agama.
                                      
Beberapa solusi untuk upaya pencegahan ataupun setelah terjadinya
demoralisasi:
a) Mempertebal keimanan dan ketaqwaan dikalangan generasi muda
b) Memanfaatkan media sosialisasi keluarga, sekolah
c) Aktif dalam kegiatan-kegiatan positif

II. PEMBAHASAN
Demoralisasi masyarakat dewasa ini, dapat kita lihat dari perubahan sikap
dan perilaku masyarakat dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga dewasa.
Dimulai dengan mulai pudarnya tatanan sosial dan nilai nilai moral terutama di
kalangan remaja sebagai implikasi dari derasnya arus informasi yang mampu
merubah gaya hidup anak bangsa. Sehingga bagaimana sebuah kekerasan itu
ditayangkan di media akan cepat ditiru dan dipraktekkan oleh mereka, misalnya
adegan smack down  yang banyak ditiru oleh anak-anak yang berakibat banyaknya
jatuh korban. Demikian pula perkelahian massal pelajar, penyalahgunaan obat
terlarang, narkoba, pornografi, maraknya korupsi, tindakan kriminalitas,
pelacuran, radikalisme remaja dan masih banyak lagi praktek demoralisasi
masyarakat yang dapat kita lihat dan temukan dalam kehidupan di era globalisasi
ini.
Demoralisasi adalah suatu kondisi penurunan moral bangsa akibat arus
globalisasi yang semakin gencar dan tidak terkontrol serta akibat masuknya
budaya barat yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Arus globalisasi
tersebut akan terus menggerus nilai dan kearifan lokal. Penyimpangan –
penyimpangan yang terjadi akibat adanya demoralisasi menyebabkan suatu
negara, mengalami berbagai hal negative seperti korupsi, kriminalitas, pergaulan

2
bebas dan penyimpangan negative lainnya. Berikut contoh – contoh
penyimpangan di Indonesia akibat demoralisasi sebagai berikut:

A. Korupsi

Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan


jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan
juga negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah arus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber
kekayaan negara dengan menggunakan  wewenang dan kekuatan-kekuatan formal
(misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya sendiri.

Dalam arti kehidupan yang berwawasan keadilan, korupsi adalah benalu


masyarakat yang merusak sendi-sendi stuktur pemerintahan, dan dan menjadi
hambatan paling utama bagi pembangunan. Bahkan ada orang yang mengatakan,
korupsi merupakan “Seni hidup”, dan menja.di salah satu aspek yang dianggap
sudah membudaya.

Korupsi dapat pula dikatakan sebagai produk dari sikap hidup atau
kelompok masyarakat, yang memakai uang sebagai standar kebenaran dan sebagai
kekuasaan mutlak. Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para
politisi koruptor yang berlebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elite yang
selalu ingin berkuasa dan dihormati atau porce power syndrom.  (Anton
Apriantono: 1990, Sosiologi SMA XI, hal. 123).
Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan yang sukar sekali bahkan
hampir-hampir tidak mungkin diberantas. Sebab amat sulit dalam memberikan
alat bukti materialnya, karena kejahatan ini sudah merupakan jaringan yang
trstruktur rapi. Sehingga korupsi dapat dikategorikan sebagai bahaya latent atau
semacam penyakit berbahaya yang sudah mewabah dan menular.

3
Gambar diatas merupakan salah satu contoh gejala demoralisasi yaitu
korupsi yang terjadi di Indonesia. Maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia
menyebabkan tingkat pertumbuhan korupsi di negara ini terus bertambah, hal
inilah yang menjadi pemicu penyimpangan demoralisasi selalu menjadi buah
negative yang merugikan berbagai pihak.

B. Kriminalitas

Kriminalitas adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral


kemanusiaan (immoril), merugikan masyarakat, a-sosial sifatnya dan melanggar
hukum serta undang-undang pidana. Kriminalitas merupakan segala bentuk
tindakan yang melanggar norma hukum. Tindakan kriminalitas yang dilakukan
makim bervariasi dari cara sederhana hingga menggunakan teknologi canggih.

Enrico Ferri dengan pandangan sosiologisnya menyebutkan 3 faktor


penyebab kejahatan, yaitu:

1. Individual (anthropoligis) yang meliputi: usia seks atau jenis kelamin, status
sipil, profesi atau pekerjaan, tempat tinggal atau domisili, tingkat social,
pendidikan, konstitusi organisasi dan psikis.
2. fisik (natural alam): ras, suku, iklim, fertilitas, disposisi bumi, keadaan alam
diwaktu malam hari dan siang hari, musim, kondisi meteoric keruang
angkasaan, kelembaban udara dan suhu.
3. Sosial: antara lain: kepadatan penduduk, susunan masyarakat, adapt istiadat,
agama, orde pemetintaha, kondisi ekonomi dan industri, pendidikan,
jaminan social, lembaga legislative dan lembaga hukum dll.
Kriminalitas atau kejahatan itu bukan merupakan peristiwa hereditec
(bawaan sejak lahir) juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku
kriminal itu bisa dilakukan oleh siapapun juga baik wanita maupun pria ; dapat
berlangsung pada usia anak, dewasa ataupun lanjut umur. Tindakan kejahatan bisa
dilakuakan secara sadar; yaitu dipikirkan, direncanakan dan diarahkan pada satu

4
maksud tertentu secara sadar benar. Namun bisa juga dilakukan secara setengah
sadar; misalnya : didorong oleh impuls-impuls yang hebat, didera oleh dorongan-
dorongan paksaan yang sangat kuat (kompulsi-kompulsi) dan oleh pikiran yang
tidak bisa dilenyapkan (obsesi-obsesi). Kejahatan bisa juga dilakukan secara tidak
sadar sama sekali. Misalnya, karena terpaksa untuk mempertahankan hidupnya,
seseorang harus melawan dan terpaksa membalas menyerang, sehingga terjadi
peristiwa pembunuhan.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh tindak kriminalitas yaitu


pembegalan yang dilakukan oleh oknum tersebut dengan tujuan merampas hak
milik orang lain.

Masyarakat yang sangat kompleks itu menumbuhkan aspirasi-aspirasi


materil tinggi; dan sering disertai ambisi-ambisi sosial yang tidak sehat. Dambaan
pemenuhan kabutuhan materil yang sangat melimpah. Misalnya untuk memiliki
harta kekayaan dan barang-barang mewah tanpa mempunyai kemampuan untuk
mencapainya dengan jalan wajar, mendorong individu untuk melakukan tindakan
kriminal. Dengan kata lain bisa dinyatakan: jika terdapat deskrepansi
(ketidaksesuaian, pertentangan) antara ambisi-ambisi dengan kemampuan pribadi
maka peristiwa sedemikian ini mendorong orang untuk melekukan tindakan
kriminal. Atau, jika terdapat Diskrepansi antara aspirasi-aspirasi dengan potensi-
potensi personal, maka akan terjadi ”maladjustment” ekonomi (ketidak mampuan

5
menyesuaikan diri secara ekonomis), yang mendorong orang untuk bertindak
jahat atau melakuakn tindakan pidana.

C. Kenakalan Remaja

Masa remaja erat kaitannya dan sering sekali dihubung-hubungkan dengan


yang namanya kenakalan remaja. Masa remaja secara umum merupakan peralihan
transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Sebenarnya kenakalan itu timbul
akibat dari ketidak mampuan anak dalam menghadapi tugas perkembangan remaja
yang harus dipenuhi.

Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik
segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori yang
memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai
akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Jika tidak
diwaspadai, perubahan-perubahan psikis yang terjadi sebagai tugas perkembangan
remaja itu akan berdampak negatif pada remaja. Untuk tugas perkembangan
remaja. Yang termasuk kenakalan siswa atau remaja meliputi:

1. Perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak


jujur;
2. Perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
3. mengganggu teman;
4. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak
hormat pada orang tua dan saudara;
5. menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu
merokok;
6. menonton pornografi; dan
7. corat-coret tembok sekolah

Cara Mengatasi Kenakalan Remaja :

6
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan:

1. Guru yang mempunyai sifat adil terhadap siswa.


2. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini.
3. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
4. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
5. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.
6. Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri dapat
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
7. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman untuk melakukan point
pertama.
8. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga, sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
9. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
memberi arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul.

Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang
mengkkaatirkan. Sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks
dengan kekasihnya maupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsu mereka
(daerah.sindonews.com). Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) dan Kemenkes melakukan survei pada Oktober 2013 dilansir
dari data m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini sangat
memprihatinkan dan menarik perhatian. Terlebih hal tersebut dilakukan rata – rata
dalam hubungan yang belum sah.

Kasus serupa yang dilansir dari data http://daerah.sindonews.com, bahwa


tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan SMP yang
hamil akibat seks  bebas yang mereka lakukan. Data di Pengadilan Agama
Kabupaten Ponorogo,misalnya, mengatakan ada 47 pelajar SMA dan SMP yang
hamil serta putus sekolah. Sangat mengharukan apabila generasi penerus bangsa
ini dirusak oleh hal – hal yang seharusnya belum mereka jajaki.

7
Permasalah seks bebas pada remaja adalah permasalahan yang serius dan
segera perlu diatasi agar tidak menyebabkan generasi penerus bangsa yang tidak
ber-Panc asila. Remaja adalah calon generasi penerus bangsa yang memegang
kunci masa depan bangsa ini. Berdasarkan data dan kasus yang terjadi, maka
masalah yang perlu kita bahas adalah refleksi tentang penyebab, dampak, dan
solusi untuk menangani maraknya budaya seks bebas di era globalisasi ini.

8
Gambar diatas merupakan salah satu contoh pergaulan bebas yang terjadi di
kalangan masyarakat Indonesia seperti terjadinya tawuran, terjadinya seks bebas,
dan kenakalan remaja lainnya.

Demoralisasi yang terjadi di Indonesia kian hari kian meningkat, ditambah


lagi dengan adanya dampak arus globalisasi sehingga penyimpangan negative
yang terjadi menjadi suatu kerugian yang dialami oleh berbagai pihak, mulai dari
kerugian yang dialami pemerintah, masyarakat dan pihak pihak terkait yang
menjadi korban demoralisasi. Adapun cara mengatasi demoralisasi sebagai
berikut:

a. Aktif dalam kegiatan yang positif.


b. Keluarga memberikan arahan serta ajaran yang baik
c. Sekolah tidak hanya tempat menimba ilmu, namun juga membina moral dan
akhlak siswa.
d. Mempertebal keimanan dan ketakwaan.
e. Memperbaiki kualitas perekonomian
f. Mengendalikan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
g. Perbaikan nilai moral
Kendala atau hambatan yang terjadi dalam memecahkan masalah tersebut:

a. Krisis ekonomi yang berkepanjangan


b. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi
c. Meningkatnya kemiskinan
d. Keengganan memahami, mendalami, dan melaksanakan ajaran-ajaran
agama
e. Adanya sikap-sikap negatif
f. Akibat pergaulan bebas
g. Orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya
h. Orang tua terlalu memaksakan keinginannya kepada anak.

9
Berikut Cara mengatasi kendala atau hambatan akibat adanya demoralisasi
tersebut:

a. Keluarga adalah lingkup yang ditemui pertama kali oleh seorang anak atau
remaja untuk mendapatkan ajaran norma dan nilai untuk membentuk
karakter dan moralitasnya. Disini, peran orang tua sangat penting, apabila
orang tua/keluarga memberikan arahan serta ajaran yang baik maka seorang
anak atau generasi muda dapat mengatasi maraknya demoralisasi di
lingkungan masyarakat. Peran orang tua adalah dengan memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anak, tidak dengan melarang atau
mengekang anak dan tidak memaksakan kehendak orang tua pada anak,
tetapi dengan cara memberi kebebasan kepada anak disertai pengawasan
dan arahan yang baik.
b. Dengan aktif dalam kegiatan positif, seseorang akan terhindar dari hal- hal
yang negatif. Di dalam suatu komunitas, para remaja khususnya, bisa
mengasah bakat atau minat mereka dengan mengembangkan kemampuan
yang mereka miliki. Selain itu mereka mengisi waktu luang dengan kegiatan
sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupannya agar tidak terjerumus ke hal
yang buruk yang dapat menghambat masa depan para generasi muda.

III. KESIMPULAN

Demoralisasi atau kondisi penurunan moral bangsa dapat dicegah dari


lingkup paling kecil yaitu mulai dari keluarga. Memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anak tanpa memaksakan keinginan dari orang tua. Selain itu,
lingkup sosial bisa di sekolah atau komunitas-komunitas positif yang bisa diikuti
oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang sambil mengasah bakat serta belajar
tentang moral dan membina akhlak.

a. Kritik
Menurut saya demoralisasi yang terjadi akibat arus globalisasi ini
menyebabkan dampak negative bagi masyarakat Indonesia. Hal ini harus

10
nya dapat dihindari oleh masyarakat khususnya bagi kalangan remaja.
Seharusnya masyarakat melakukan hal positif yang lebih menguntungkan.
b. Saran
Menurut saya harus ada Pendidikan sejak dini kepada anak anak agar
nantinya tidak terjadi demoralisasi atau penyimpangan perilaku yang dapat
merugikan berbagai pihak.
Perlu juga ditanamkan Pendidikan agama agar mereka dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk.

11

Anda mungkin juga menyukai