Anda di halaman 1dari 19

BAB 3

Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat


Disusun Oleh :

Nama : NAUFAL AULIA PRAMANA


Kelas : XI IPS.1
‫س ِم هَّللا ِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحيم‬
ْ ِ‫ب‬

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
A. Mengenal Ragam Gejala Sosial dalam
Masyarakat

Gejala sosial adalah gejala-gejala yang terjadi dalam
masyarakat. Gejala-gejala sosial yang ada di masyarakat dapat
diartikan sebagai sebuah fenomena sosial. Munculnya
fenomena sosial di masyarakat berawal dari adanya perubahan
sosial. Gejala ini dapat berupa perubahan gaya hidup, tata cara
pergaulan, perubahan sistem kemasyarakatan, maupun hal-hal
yang dapat memicu terjadinya masalah-masalah sosial.
Masalah-masalah sosial tersebut dapat berupa penurunan
kualitas moral (demoralisasi) seperti tawuran antarwarga,
kejahatan dan kriminalitas, konflik sosial, korupsi,
penyalahgunaan obat-obat terlarang (narkoba), dan pergaulan
bebas.
Selain demoralisasi tersebut, kemiskinan, terorisme,


kesenjangan sosial, disintegrasi, atau disorganisasi keluarga,
dan kenakalan remaja merupakan contoh-contoh gejala sosial
lainnya, yang menjadi objek kajian sosiologi dalam
masyarakat.
Jadi, gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat
dapat disebut sebagai bagian dari realitas sosial dalam
masyarakat tersebut.
B. Ragam Gejala Sosial
Berikut ini akan dijelaskan beberapa ragam gejala sosial yang terdapat
dalam masyarakat dan sering kita alami sendiri.
1. Penurunan Kualitas Moral (Demoralisasi)


a. Indikasi Demoralisasi
1) Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin
meningkat, seperti pemerkosaan, pencurian, perampokan,
dan pembunuhan.
2) Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkis, seperti
pembakaran rumah, perusakan fasilitas umum, dan
penjarahan.
3) Konflik sosial semakin marak, baik vertikal maupun
horizontal.
4) Tindakan korupsi merajalela.
5) Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba di
kalangan masyarakat.


6) Pergaulan bebas semakin merajalela.

b. Penyebab Demoralisasi
7) Krisis ekonomi yang berkepanjangan.
8) Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga
mengakibatkan jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan
lapangan pekerjaan.
9) Menurunnya kewibawaan pemerintah yang ditandai dengan
tidak berhasilnya pemerintah memenuhi tuntutan rakyat.
10) Meningkatnya angka kemiskinan.
5) Menurunnya kualitas aparat penegak hukum, seperti
kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman.


6) Adanya sikap-sikap negatif, seperti malas, boros, tidak
disiplin, serta sikap apatis yang pada akhirnya untuk
mencapai sesuatu dilakukan dengan jalan pintas.
7) Keengganan memahami dan mendalami ajaran-ajaran
agama.
2. Terorisme

Terorisme adalah tindakan yang membuat kerusakan-
kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa
takut serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul
salah satunya akibat adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman
keagamaan yang sempit. Tindakan terorisme dapat dilakukan oleh
siapa pun tanpa mengenal suku, ras, dan agama. Motif yang
digunakan pun bermacam-macam.

Beberapa akibat yang timbul dari tindakan terorisme antara


lain sebagai berikut.
Peristiwa 11
September 2001 di
Amerika Serikat

a. Jatuhnya korban jiwa dan materi.


b. Menurunnya pendapatan sektor pariwisata.
c. Adanya rasa takut akan keselamatan jiwa (trauma).
3. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai
unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-
kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.
Beberapa bentuk disorganisasi keluarga, yaitu keluarga yang
tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan, karena
putusnya perkawinan, karena kurangnya komunikasi antaranggota
keluarga, dan karena krisis keluarga. Krisis keluarga bisa terjadi
karena seseorang yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar
kemampuannya sendiri meninggalkan rumah tangga, mungkin
karena meninggal dunia, dipenjara ataupun terganggu jiwanya.
4. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana
masyarakat mengalami kesenjangan antara pendapatan dengan
kebutuhan. Keadaan ini disebabkan oleh keterbatasan manusia
untuk mengembangkan dirinya secara ekonomis sepadan
dengan orang-orang di sekitarnya.
Kemiskinan seringkali disebabkan karena kebodohan dan
kemalasan, tetapi dapat juga disebabkan karena kondisi alam
dan pertumbuhan penduduk yang relatif cepat sehingga tidak
sebanding dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan.
Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya angka
kemiskinan antara lain :


a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat
kekurangan gizi, contohnya kasus busung lapar di
beberapa daerah yang akhir-akhir ini semakin meningkat;
dan
b. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan
meningkatnya angka kriminalitas.
5. Kenakalan Remaja (Delinkuensi)

Kenakalan remaja adalah semua perbuatan anak remaja
(usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban
umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan
pada orang lain, binatang, dan barang-barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain.
Contohnya, pemerkosaan dan kumpul kebo. Hal ini
merupakan tindakan penyimpangan sosial yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
6. Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang biasa juga dikenal dengan nama
penyimpangan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan,
atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di masyarakat.
Perilaku menyimpang dapat didefinisikan sebagai semua
tindakan, baik individual mapun kelompok yang menyimpang dan
bahkan bertentangan dengan nilai dan norma sosial, serta
kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau
individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant).

Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak
menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas
adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang
berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku menyimpang
antara lain ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan
ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang
pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses
sosialisasi yang tidak sempurna.
7. Keberagaman Kelompok Sosial
dan Budaya

Keberagaman kelompok sosial dan budaya merupakan gejala
sosial yang sering kita hadapi dalam kehidupan masyarakat kita yang
multikultural. Dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman
suku bangsa, agama, serta stratifikasi sosial telah menumbuhkan
kelompok-kelompok sosial dan budaya yang berjalan sendiri-sendiri.
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebenarnya merupakan
wujud dari kegiatan-kegiatan kehidupan para warga suku bangsa
yang dilandaskan pada norma-norma sosial yang bersumber dari
kebudayaan suku bangsa tersebut, seperti dalam kehidupan keluarga,
kehidupan komunitas (tempat bermukimnya suku bangsa tersebut),
dan dalam hubungan-hubungan kekerabatan, serta dalam berbagai
upacara ritual sosial keagamaan.
Dalam masyarakat multikultural seperti di Indonesia, munculnya
kelompok-kelompok sosial berdasarkan etnis, agama ataupun stratifikasi
sosial dan budaya merupakan hal yang biasa terjadi. Yang mencolok dari
kemultikulturalan (kemajemukan) masyarakat Indonesia adalah penekanan
pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam bentuk komuniti-
komuniti suku bangsa dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan
utama bagi jati diri.
‫‪TERIMA KASIH‬‬
‫‪‬‬
‫‪SEMOGA BERMANFAAT‬‬

‫ُس ْب َحان ََك اللَّهُ َّم َوحِب َ ْم ِدكَ ‪َ ،‬أ ْشهَدُ َأ ْن َال ل َ ٰـ َه الَّ َأن َْت‪َ ،‬أ ْس َت ْغ ِف ُركَ ‪َ ،‬وَأت ُْو ُب ل َ ْي َك‬
‫ِإ‬ ‫ِإ ِإ‬

Anda mungkin juga menyukai