Anda di halaman 1dari 3

‫الر ِح ْي ِم‬ َّ ِ ‫ِب ْس ِم هّللا‬

َّ ‫الر ْح َم ِن‬

NAMA : NAUFAL AULIA PRAMANA

KELAS : XI IPS.1

MAPEL : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah

Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah dilatar belakangi oleh peristiwa perdamaian


Islam dikota Maskin dekat Madam Kuffuah yang dikenal dengan sebutan Ammul Jamaah.
Perdamaian tersebut tarjadi pada tahun 41 Hijriyah/661 Masehi pada masa Khalifah Ali bin
Abi Thalib.

Kemudian dari perdamaian Islam tersebut dipegang oleh Hasan bin Ali. Sistem
demokrasi yang telah dibangun oleh Khulafaur Rasyidin diganti menjadi sistem pemerintahan
monarki (keturunan). Hal ini menjadi perpolitikan yang panjang bagi umat Islam. Mengingat
pada saat Khalifah Usman bin Affan wafat digantikan dengan Ali Bin Abi Thalib.

Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib pun memicu perdebatan antara kaum muslimin itu
sendiri. Penolakan beruntut menjadi konflik yang tiada henti sehingga terjadi peperangan
antara pendukung Ali bin Abu Thalib dengan Muawiyah bin Abu Sofyan yang merupakan
pendukung Khalifah Usman bin Affan.

Mengingat Khalifah Ali bin Abu Thalib akan mengusut pembunuhan Usman bin
Affan, beliau sangat berhati-hati manangani masalah ini. Karena beliau tidak ingin ada
dampak yang buruk terjadi dalam penanganan masalah tersebut. Keluarga Bani Umayyah
yang selama ini merasa mempunyai pelindung atas berbagai kepentingan mereka menjadi
terguncang mendengar Khalifah Usman bin Affan wafat. Bani Umayyah berupaya mencari
pembunuh Khalifah Usman bin Affan untuk menuntut balas. Upaya yang dilakukan adalah
menuntut Ali bin Abu Thalib untuk mengusut tuntas pembunuhan itu. Tetapi tidak ada respon
maka dari itu Muawiyah bin abu Sofyan dan pendukungnya Bani Umyyah menyusut
pembunuhan tersebut.

Dengan cara mencari informasi sehingga informasi yang didapat bahwa dalang
dibalik pembunuhan tersebut adalah Muhammad bin Abu Bakar. Bani Ummayah dan para
pendukungnya menuntut Ali bin Abu Thalib untuk melakukan proses hukum terhadap
Muhammad bin Abu Bakar.
Namun, Ali bin Abu Thalib tidak mengabulkan permintaan tersebut karena tuduhan
tersebut tidak berdasarkan bukti yang kuat. Karena keberadaan Muhammad bin abu Bakar
justru untuk melindungi Khalifah Usman bin Affan. Dari hal tersebut, Khalifah Ali bin Abu
Thalib mengubah sistem pemerintahan dan merombak pemerintahan serta mengambil
langkah pergantian pejabat yang diangkat oleh Usman bin Affan karena dianggap sumber
kekacauan.

Muawiyah memanfaatkan kekecewaan para mantan pejabat pada masa Usman bin Affan.
Sehingga banyak melakukan penolakan sampai-sampai para pendukung Usman bin Affan
membawa jubah Khalifah Usman bin Affan yang penuh darah dan menuduh Ali bin Abu
Tholib terlibat dalam pembunuhan ini dan menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap
Khalifah Ali bin Abu Thalib.

Selain Muawiyah, kelompok pendukung Ali bin abu Thalib sebagai kaum Syam dan
kelompok Zubair bin Awwan tidak menyetujui Khalifah Ali bin Abu Thalib. Mereka
menganggap beliau tidak mampu mengatasi dunia politik dalam negeri dan lambannya
pengusutan kasus pembunuhan Khalifah Usman bin Affan. Dengan adanya kelompok
tersebut akhirnya menimbulkan perselisihan antar sesama muslim. Padahal sebenarnya
Abdullah bin Saba’ orang Yahudi yang pura-pura masuk Islam kemudian menyebarkan
fitnah. Akhirnya menimbulkan perang, pasukan Ali bin Abu Thalib menyerang kota Basrah
dan bertempur di Khutaibah dekat Basrah pada tanggal 10 Jumadil akhir 36 H.

Sebenarnya pemimpin menginginkan damai akan tetapi pasukan ingin menyelesaikan


peperangan. Dalam peperangan itu Zubair bin Awwan tewas dan Abdullah bin Zubair
melarikan diri. Setelah perang itu, pasukan menuju ke Kuffah untuk menyelesaikan
permasalahan dengan Muawiyah. Pasukan Khalifah Ali bin Abu Thalib mengutus Jarir bin
Abdullah Al Bajali agar Muawiyah menjauh dari kekhalifahan Ali bin Abu Thalib. Ajakan
damai tersebut masih ditolak oleh Muawiyah. Karena tidak ada titik temu pasukan Ali bin
Abu Thalib terus maju hingga kesuatu tempat bernama Siffin.

Disinilah pertempuran berlangsung selama 40 hari pada tahun 657. Perang ini disebut
dengan perang Siffin. Sehingga berakhir dengan damai dan membuahkan kesepakatan
bahwa:

 Usman bin Affan meninggal karena teraniaya dan yang berhak menuntut balas adalah
Muawiyah.
 Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah harus turun dari jabatan masing-masing.
 Pengunduran diri mereka disaksikan oleh 100 orang utusan kedua belah pihak.

Khalifah Ali bin Abu Thalib wafat pada tanggal 15 Ramadhan 40 H karena terbunuh oleh
Abdurahman bin Ibnu Muljam ketika beliau sedang shalat subuh. Pemerintahan khulafaur
Rasyidin digantikan oleh Hasan bin Ali yang merupakan anak dari Ali bin Abu Thalib
sendiri. Tetapi kepemimpinan Hasan tidak berlangsung lama karena selalu ditekan oleh
Muawiyah.
Akhirnya dengan jiwa besar Hasan bin Ali menyerahkan tahta kepada pemerintahan
Muawiyah dengan tiga syarat yaitu Muawiyah harus menjamin keselamatan seluruh
keluarganya, Muawiyah harus menjaga nama baik Khalifah Ali bin Abu Thalib, dan setelah
Muawiyah meninggalkan jabatan kepemimpinan harus diserahkan kepada kaum muslimin
secara bermusyawarah.

Setelah terjadi kesepakatan, Muawiyah datang ke Kuffah untuk bersumpah dan


ditetapkan sebagai Khalifah yaitu pada bulan Rabiul Akhir tahun 41 H. Setelah itu Ia kembali
ke Damaskus dan menetapkan kota Damskus sebagai pusat pemerintahan kerajaan Daulah
Bani Umayyah.

Jadi, terbentuknya Dinasti Umayyah dilatar belakangi oleh terbunuhnya Khalifah Usman
bin Affan. Kemudian diangkatnya Ali bin Abu Thalib sebagai Khalifah.

Hal ini menyebabkan dampak negatif untuk para Muslimin. Sebagian kaum Muslimin
tidak menyetujui kepemimpinan Ali bin Abu Thalib. Terutama Muawiyah yang sangat tidak
menyetujui kepemimpinan Ali bin Abu Thalib.

Muawiyah memanfaatkan semua mantan pejabat pada masa Usman bin Affan dan
masyarakat untuk tidak menyetujui Ali bin Abu Thalib. Muawiyah dan Bani Umayyah yang
bersih keras untuk mencari tahu terbunuhnya Usman bin Affan. Akhirnya terjadi peperangan
antara kamu Muslim itu sendiri antara Muawiyah dengan Khalifah Ali bin abu Thalib beserta
pengikutnya.

Perang tersebut berakhir dengan perdamaian bersyarat. Tidak lama kemudian Khalifah
Ali bin Abu Thalib wafat karena dibunuh oleh Abdurrahman Ibnu bin Muljam pada saat
sholat subuh. Kepemimpinanpun diganti oleh Hasan anak dari Khalifah sendiri.

Namun kepemimpinan tersebut tidak lama, karena selalu ditekan oleh Muawiyah.
Akhirnya Hasan memberikan kepemimpinan tersebut ke Muawiyah. Muawiyah pun kembali
ke kota Damaskus yang dijadikan tempat pemerintahan kerajaan Daulah Bani Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai