Anda di halaman 1dari 5

KLIPPING

Pengaruh Negatif Modernisasi


Terhadap Perubahan Sosial Budaya

Oleh :

ADISTY BR GINTING

Kelas : IX I

SMPN 2 KUTALIMBARU
Pengaruh Negatif Modernisasi terhadap Perubahan Sosial-Budaya
a. Westernisasi
Westernisasi adalah suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan
nasionalisnya yang meniru atau melakukan aktivitas kebaratbaratan. Westernisasi
dilakukan di antaranya dengan cara meniru gaya hidup bangsa Barat seperti Eropa
dan Amerika. Mengapa yang ditiru adalah Eropa dan Amerika? Bangsa Eropa dan
Amerika dianggap sebagai bangsa yang modern sehingga banyak anggapan bahwa
meniru mereka akan disebut modern. Padahal, kalau kita cermati, gaya hidup dan
perilaku bangsa Barat belum tentu sesuai dengan budaya kita. Westernisasi dapat
dilihat dari cara berpakaian, cara mengisi waktu luang, dan sebagainya.
Westernisasi tanpa disadari telah banyak dilakukan oleh masyarakat seperti gaya
hidup yang bermewah-mewahan, gaya rambut kepirang-pirangan. Westernisasi
dapat terjadi karena masyarakat seringkali menyalahartikan antara westernisasi dan
modernisasi. Westernisasi dan modernisasi adalah dua hal yang berbeda.

d. Demoralisasi
Masyarakat mulai meninggalkan nilai dan norma sosial mereka. Nilai dan norma
sosial yang memudar dalam masyarakat menyebabkan munculnya dekadensi moral
atau demoralisasi. Dekadensi moral atau demoralisasi adalah menurunnya atau
merosotnya akhlak atau moral seseorang yang ditunjukkan dari perilaku yang
bertentangan dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Demoralisasi yang banyak
kita jumpai saat ini diantaranya adalah pembunuhan, pencurian, korupsi, pergaulan
bebas dan sebagainya. Akibat dari demoralisasi selanjutnya adalah meningkatnya
kriminalitas dalam masyarakat.

e. Kesenjangan Sosial Ekonomi


Kesenjangan sosial ekonomi dapat terjadi karena pembangunan dan modernisasi
tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang. Ketidakmerataan pembangunan
menyebabkan hasil pembangunan yang diterima masyarakat juga belum merata.
Ketidakmerataan dan ketidakseimbangan sangat membahayakan kehidupan sosial
karena dapat memicu terjadinya kecemburuan sosial yang memengaruhi goyahnya
stabilitas nasional. Di samping itu, kesenjangan sosial dan ekonomi akan terjadi
manakala hasil-hasil yang dicapai dalam pembangunan dan modernisasi hanya
dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Akibatnya, di satu pihak berkembang
golongan masyarakat kaya dan serba-mewah, di sisi yang lain berkembang
golongan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Salah satu penyebab kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat adalah
kemiskinan. Selain kemiskinan, sempitnya lapangan pekerjaan yang menyulitkan
masyarakat mendapatkan pekerjaan juga dapat menjadi penyebab terjadinya
kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat.
Kesempatan mendapatkan pekerjaan bisa juga karena terbentur masalah tingkat
pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk mengatasi perbedaan yang sangat tajam dalam bidang sosial dan ekonomi
adalah melalui pendidikan.

d. Kriminalitas
kriminalitas yang makin banyak adalah dampak lanjutan dari segala macam masalah
sosial yang muncul di masyarakat. Dari hari ke hari, media massa baik cetak
ataupun elektronik di dominasi oleh berita kriminal mulai dari pembunuhan, mutilasi,
pembuangan bayi, penculikan, penipuan, korupsi, dan sebagainya.
Kriminalitas dapat disebut juga sebagai segala bentuk tindakan yang melanggar
norma hukum. Modernisasi identik dengan industrialisasi. Pembangunan pusat-
pusat industri sebagai cerminan modernisasi biasanya dibangun di daerah
perkotaan. Pembangunan dan modernisasi telah mengembangkan perkotaan
sedemikian rupa sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi mayarakat pedesaan.
Dari tahun ke tahun, masyarakat pedesaan berbondong-bondong menuju kota untuk
mengadu nasib. Namun demikian, lapangan kerja yang tersedia di kota tidak
sebanding dengan banyaknya pendatang baru. Akibatnya, terjadi penumpukan
tenaga kerja di perkotaan. Fenomena seperti ini akan menyebabkan makin
meningkatnya jumlah kemiskinan dan makin tajamnya kesenjangan sosial ekonomi.
Keadaan ini pada gilirannya nanti akan memicu kriminalitas.
Tindakan kriminal yang dilakukan makin bervariasi. Tindakan kriminal dilakukan dari
cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih dapat kita temukan. Mulai
dari membunuh, mencuri, merampok, memerkosa, korupsi, melakukan pembobolan
bank menggunakan jaringan internet, pencucian uang, hingga membobol dokumen
negara merupakan sebagian kecil kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat saat
ini.
Bahkan, perkembangan di sisi lain media hiburan, media massa atau media sosial
lain turut berperan dalam memicu terjadinya tindakan kriminal di kalangan
masyarakat.
Faktor penyebab terjadinya kriminalitas adalah:
1) pertentangan dan persaingan
2) perbedaan ideologi politik
3) kepadatan dan komposisi penduduk
4) perbedaan kekayaan dan pendapatan
5) mentalitas yang labil
Banyaknya kriminalitas yang terjadi mengakibatkan dampak yang tidak sedikit.
Adapun akibat dari kriminalitas di antaranya adalah:
1) merugikan pihak lain baik materiel maupun imateriel
2) merugikan masyarakat secara keseluruhan
3) merugikan negara
4) mengganggu stabilitas keamanan masyarakat

e. Pencemaran Lingkungan
Modernisasi dan pembangunan telah membawa pengaruh bagi perubahan sosial
budaya. Berbagai kemudahan telah kita rasakan sebagai dampak dari modernisasi.
Namun demikian, modernisasi, industrialisasi, dan pembangunan yang tidak
dibarengi dengan analisis masalah dan dampak lingkungan (AMDAL) sering
menimbulkan malapetaka, yakni berupa pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan dapat disebut sebagai dampak dari interaksi manusia dengan lingkungan
alam. Teknologi dan alat mesin yang digunakan oleh pabrik pengolahan ataupun
industri menimbulkan dampak berupa pencemaran bagi lingkungan.
Pencemaran merupakan perbuatan mencemari atau membuat lingkungan menjadi
cemar atau kotor.
dapat disebut polutan apabila:
1). jumlahnya melebihi jumlah normal
2). berada pada waktu yang tidak tepat
3). berada pada tempat yang tidak tepat

f. Kenakalan Remaja
dalam masyarakat banyak terjadi aksi yang dilakukan oleh remaja sebagai bentuk
dari makin memudarnya nilai budaya bangsa yang dimiliki oleh remaja. Kenakalan
remaja disebut juga dengan istilah juvenille deliquency. Kartono (1992) menjelaskan
bahwa kenakalan remaja atau juvenile delincuency sebagai gejala patologis sosial
pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya,
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja
juga dapat diartikan sebagai semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun)
yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui masyarakat)
yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Menurut UU di Indonesia,
remaja adalah anak berusia 14-16 tahun.
pola hidup yang memperlihatkan penampilan yang tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarya demi diperolehnya gengsi atau prestise.
Bentuk-bentuk kenakalan remaja di antaranya adalah seperti.
(1) 􀀮􀁈􀁑􀁄􀁎 􀁄􀁏􀁄􀁑􀀃 􀁕􀁈􀁐􀁄􀁍􀁄􀀃 􀁜􀁄􀁑􀁊􀀃 􀁐􀁈􀁑􀁌􀁐􀁅􀁘􀁏􀁎􀁄􀁑􀀃 􀁎􀁒􀁕􀁅􀁄􀁑􀀃
􀂿􀁖􀁌􀁎􀀃 􀁓􀁄􀁇􀁄􀀃 􀁒􀁕􀁄􀁑􀁊􀀃 􀁏􀁄􀁌􀁑􀀏􀀃 seperti perkelahian, perampokan,
pembunuhan.
(2) Kenakalan remaja yang menimbukan korban materi, seperti perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan.
(3) Kenakalan remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti
penyalahgunaan narkoba.
(4) Kenakalan yang melawan status, sebagai pelajar dengan cara membolos,
mengingkari status sebagai anak dengan cara pergi dari rumah atau membantah
perintah orang tua
(5) Kenakalan remaja non kriminal adalah remaja yang cenderung menyepelekan
kegiatan masyarakat atau sekolah, melamun, mudah tersinggung, dan sebagainya.
Perasaannya sangat peka dan mudah terluka, cepat tersinggung dan membesar-
besarkan kekurangannya sendiri.

Gejala dari kenakalan remaja bentuk tersebut diantaranya adalah seperti berikut:
(1) Mengebut di jalan
(2) Membentuk kelompok-kelompok dengan aturan tidak etis, misalnya kelompok
pergaulan bebas.
(3) kelompok tawuran, pemerasan.
(4) Pengedaran gambar, atau VCD porno di kalangan anak remaja
(5) Memakai, mengedarkan, dan memasuki jaringan pemakaian narkoba dan obat-
obat terlarang.
(6) Tindakan indisipliner di sekolah, di rumah, di tempat umum, misalnya tidak
masuk sekolah, membolos, tawuran, tidak patuh pada orang tua, dan guru.
(8) Melakukan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
serta norma yang berlaku, misalnya pemerkosaan, pencabulan, kumpul kebo dan
sebagainya.
(9) Melakukan tindakan kriminal misalnya : mencuri, merampok, membunuh dan
sebagainya.

g. Individualisme yang Makin Tinggi


Individualisme bisa disebut sebagai perilaku yang mementingkan diri sendiri dan
tidak mau tahu urusan atau kepentingan orang lain. Di kota besar, sikap
individualisme tampak jelas, bahkan dengan jarak tetangga yang dekat. Kalangan
generasi muda di desa juga mulai memiliki sikap individualis yang tinggi. Kepedulian
terhadap sesama yang mulai memudar sebagai salah satu gejala dari perilaku ini.
Perilaku gotong royong dan tolong-menolong yang dulu menjadi ciri khas
masyarakat desa, perlahan mulai memudar seiring dengan kebersamaan yang mulai
memudar.
Banyak sikap individualis yang berkembang di sekitar kita di antaranya adalah
menggunakan mobilephone tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya. Sikap
individualis yang terjadi karena perkembangan teknologi ini terjadi karena mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai