Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernyataan Saling Menjatuhkan oleh Elite
Parpol Bisa Picu Konflik
Sosial", https://nasional.kompas.com/read/2017/08/04/20560731/pernyataan-saling-menjatuhkan-
oleh-elite-parpol-bisa-picu-konflik-sosial.
Penulis : Kristian Erdianto
PHK Pegawai Freeport Berpotensi Timbulkan Konflik Sosial Kompas.com - 24/02/2017, 17:32 WIB
BAGIKAN: Komentar Politisi Partai Golkar, Yorrys Raweyai(Kompas.com/Kurnia Sari Aziza) Penulis
Iwan Supriyatna | EditorM Fajar Marta JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koordinator Bidang Politik
Hukum dan Keamanan (Polhukam) DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai menilai, pemutusan
hubungan kerja (PHK) yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PT FI) hanya akan menimbulkan
konflik sosial di tanah Papua. "Implikasi PHK ini bakal jadi konflik sosial. Mereka (PT FI) kan sudah
PHK 3.000 nih, nah mereka rencana mau PHK lagi 10.000 dalam jangka waktu 21 hari kalau
negosiasi ini enggak selesai," ujar Yorrys di kantor Menko Maritim, Jakarta, Jumat (24/2/2017).
Konflik sosial yang akan timbul menurut Yorrys, karena masyarakat Papua yang ada di sekitar PT FI
sudah bergantung pada perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut. "Kalau 10.000 di
PHK, dalam konteks Timika yang kecil begitu, anda bisa bayangkan, bagaimana dinamika sosial di
sana. Apalagi, kita tahu, dalam kurun waktu 40 tahun PAD dan APBD sana itu,
sumbangan Freeport 70 persen," tutur Yorrys. Guna menghindari terjadinya konflik sosial, Yorrys
menyampaikan bahwa telah ada sekitar tujuh kepala suku pemilik tanah ulayat di Papua bersama
dengan perwakilan pekerja PT FI yang mendukung upaya pemerintah untuk mencapai kata sepakat
agar tidak ada yang merasa dirugikan. "Saya barusan lapor sama Pak Menko (Luhut Binsar
Pandjaitan), saya ditelpon sama bupati Timika, ada tujuh kepala suku pemilik tanah ulayat di sana,
bersama dengan perwakilan pekerja sekarang ada ke Jakarta. Mereka mau menyatakan
dukungannya untuk mendukung kebijakan pemerintah soal Freeport," kata Yorrys. Menurut Yorrys,
perlu ada pemahaman yang sejalan antara pemerintah, masyarakat setempat, dan pihak PT FI agar
keberlangsungan perekonomian di Papua tetap berjalan dan tidak terjadi konflik sosial. "Saya bilang,
komunikasi dulu deh sama pemerintah. Pak luhut oke aja, supaya mereka bisa punya persepsi yang
sama soal Freeport. Besok mau ketemu sih katanya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PHK Pegawai Freeport Berpotensi Timbulkan
Konflik Sosial
", https://money.kompas.com/read/2017/02/24/173214726/phk.pegawai.freeport.berpotensi.timbulka
n.konflik.sosial..
Penulis : Iwan Supriyatna
Kronologi Pelajar SMAN 10 dan SMKN 2 Kota Bandung Saling Serang
Rekaman kamera CCTV yang memperlihatkan gerombolan bermotor menyerang SMAN 10 Kota Bandung. (Foto:
dok. Istimewa)
Bandung - Perusakan gerbang SMAN 10 Bandung diduga dipicu perselisihan pelajar sekolah tersebut dengan
SMKN 2 Bandung. Masing-masing saling serang gedung sekolah.
Pertikaian pelajar dua sekolah tersebut berawal dari laga sepakbola Liga Pelajar Indonesia yang berlangsung di
Stadion Sidolig, Kota Bandung. Berikut kronologinya:
Polisi mengatakan perselisihan antarpelajar kedua sekolah tersebut berawal dari pertandingan sepakbola Liga
Pelajar Indonesia Kota Bandung yang digelar di Lapangan Sidolig, Kota Bandung, Jumat (25/10). Seusai
pertandingan, terjadi salah paham di antara kedua sekolah.
"Antarsuporter mempermasalahkan logo masing-masing sekolah," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes
Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya, Selasa (29/10/2019).
Perselisihan berlanjut ke media sosial (medsos). Diduga para pelajar saling ejek di medsos. Keributan itu
kemudian berlanjut hingga penyerangan ke masing-masing sekolah.
"Diawali dari saling ejek melalui medsos antarkedua siswa sekolah," kata Truno.
- Minggu 27 Oktober 2019
Penyerangan terlebih dahulu dilakukan ke SMKN 2 Bandung di Jalan Ciliwung, Kota Bandung, Minggu (27/10)
dini hari, pukul 03.09 WIB. Penyerangan berlanjut malam harinya ke SMAN 10 di Jalan Cikutra pada pukul 21.15
WIB.
"Waduh, saya nggak berani ngomentarin. Itu nanti oleh pihak yang berwenang saja," ucap salah seorang satpam
di SMK tersebut.
Kasat Reskrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai mengatakan penyerangan SMAN 10 Bandung dilakukan
secara tiba-tiba oleh sekelompok orang yang menggunakan motor. Penyerangan dilakukan pada Minggu, 27
Oktober, malam sekitar pukul 22.00 WIB.
"Itu tiba-tiba saja segerombolan orang menyerang. Ada sekitar 30 motor, berarti sekitar 50-60 orang," ujar Rifai
setelah bertemu dengan pihak SMAN 10, Senin (28/10). (dir/bbn)
Karnaval HUT RI di Blitar Jadi Ajang Tawuran Massal
Solichan Arif
Rabu, 19 Agustus 2015 - 20:24 WIBviews: 3.994
Blitar - Ratusan pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Blitar, Sabtu, terlibat tawuran di
kawasan Taman Kota Kebonrojo, usai menjalani ujian sekolah.
Yudi, salah seorang pengguna jalan di lokasi taman kota itu mengaku sangat khawatir dengan ulah para
pelajar itu, karena mereka terlibat aksi saling lempar batu.
"Tindakan para pelajar itu membuat warga yang lewat takut. Mereka langsung mengarahkan batu, tanpa
melihat batu itu mengarah ke siapa. Khawatirnya, kami, para pengguna jalan yang terkena lemparan
batu," katanya.
Tawuran pelajar itu melibatkan siswa SMK Negeri I Kota Blitar dengan SMK Katolik Kota Blitar. Mereka
membawa berbagai macam alat untuk tawuran, di antaranya kayu dan batu.
Sejumlah saksi mata melaporkan, awalnya sekitar 30 pelajar SMK Katolik yang sedang berkumpul di
sebuah warung diserang pelajar dari SMK Negeri I dan SMK Islam, dengan dilempari botol dan batu.
Merasa tidak terima, pelajar SMK Katolik balik membalas hingga terjadilah tawuran massal di Taman
Kota Kebonrojo.
Aksi tawuran itu reda setelah aparat kepolisian turun ke lokasi kejadian dan para pelajar melarikan diri.
Petugas terus berjaga di lokasi tawuran dan kedua sekolah tersebut.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polresta Blitar Iptu Soewoko mengatakan, polisi akan terus
melakukan penjagaan untuk mengantisipasi terjadinya tawuran susulan.
Ia menyebut, tawuran antarpelajar di Kota Blitar sudah lama tidak terjadi dan terakhir pada 2009.
"Kami akan lakukan razia ke sekolah-sekolah. Selain itu, sebagai upaya preventif, kami juga akan
tempatkan anggota untuk jadi pembina para pelajar saat upacara," katanya. (*)
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA2012
Tawuran Pecah di Makassar, Dua Tewas
Timur
Senin, 18 Februari 2019 18:13 WIB
Lokasi pengeroyokan Fajar (18) hingga tewas tewas dalam tawuran antar kelompok di Jalan Agus Salim, Kecamatan
Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (18/2/2019) dini hari.
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Remaja bernama Fajar (18) tewas dalam tawuran antar kelompok di Jalan Agus
Salim, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (18/2/2019) dini hari.
Fajar tewas diduga dikeroyok empat orang bersenjata tajam jenis celurit, parang, dan golok. Juru parkir di sekitar
lokasi, Adi Wiyantoro (37) mengatakan, saat pertama terkena bacokan, korban langsung terjatuh.
Peluang itu dimanfaatkan lawannya yang langsung mengeroyok Fajar. "Kalau tidak salah ada empat orang yang
Adi mengatakan, di jalanan korban mengalami luka bacok secara brutal di bagian kepala, dada hingga punggungnya.
Bahkan akibat pembacokan itu, darah segar mengucur dari tubuh Fajar ke jalanan.
Menurut dia, sebelum terjatuh korban sempat menyerang kelompok pelaku terlebih dulu. Saat berhadapan dengan
musuh, senjata yang tidak jelas diketahuinya itu dilempar korban ke arah musuhnya.
Jengkel dengan perbuatan korban, kelompok musuh mengejar Fajar yang berbalik ke arah rekannya yang ada di
belakang.
Nahas, punggung Fajar terkena sabetan celurit, sehingga korban terjatuh dan langsung dikeroyok oleh empat
remaja. Secara bersamaan, kata dia, rupanya remaja lain bernama Hermansyah mengalami luka bacok juga di
bagian badan.
Melihat kedua korban ambruk di tengah jalan, kubu lawan langsung berhamburan pergi. Dia memprediksi, tawuran
itu hanya terjadi sekitar 15 menit yang diawali oleh aksi saling ejek.
"Masing-masing kubu ada sekitar 15 orang. Mereka datang membawa berbagai senjata tajam seperti celurit, parang,
Hal ini juga dipicu oleh aksi saling ejek antar keduanya bila berpapasan di jalan raya. "Setahu saya tawuran
sebelumnya itu ada korban, tapi hanya luka tidak sampai meninggal dunia," imbuhnya.
Yanto (44), warga, mengatakan, saat tawuran itu terjadi kondisi jalan raya masih banyak pengendara. Bahkan
"Kondisi lalu lintas tidak terlalu sepi, yah cukup ramai. Warga yang melihat tawuran itu sempat menghalau tapi para
remaja ini seolah mengacuhkan karena sambil membawa senjata tajam," kata Yanto.
Yanto berharap agar kasus tersebut ditangani dengan baik. Dia meminta polisi juga rutin menggelar operasi cipta
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fajar Tewas Dikeroyok 4 Orang di Tawuran Antar Geng di Jalan Agus Salim Bekasi
Timur, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2019/02/18/fajar-tewas-dikeroyok-4-orang-di-tawuran-antar-geng-di-jalan-agus-salim-bekasi-timur.