Anda di halaman 1dari 3

Teks diskusi tentang Bolehkah Anak Memiliki Akun Facebook

Teks diskusi adalah teks yang berisi pembahasan suatu masalah dengan mempertimbangkan
untung-rugi, positif maupun negatifnya dengan alasan yang masuk akal. Teks diskusi
memiliki ciri:
1. Strukturnya terdiri atas: Isu, Argumen Mendukung, Argumen Menentang, dan
Simpulan/ Saran
2. Memuat informasi yang bersifat informatif-argumentatif
3. Ciri kebahasaannya menggunakan kata hubung perlawanan (tetapi, sedangkan, dan
sebagainya).

Teks:
Saat ini, anak-anak dikelilingi oleh iPad, video game, dan gadget lain yang membuat
mereka bisa terkoneksi dengan dunia maya. Jejaring sosial yang bertebaran, misalnya
Facebook, memberi stimulus bagi anak untuk tak mau lepas dari gadget itu. Persoalan
bertambah terkait etis-tidaknya anak-anak memiliki akun Facebook, dan ini menjadi dilema
yang harus segera dipecahkan oleh para orangtua. Namun, argumen mengenai kepemilikan
akun Facebook jauh lebih sulit. Sebab, kenyataannya Facebook memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan saat orangtua hendak membolehkan atau melarang
anak membuat akun jejaring sosial ini.

Apa saja manfaat Facebook? Saat ini tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Facebook
telah mengubah cara interaksi sosial, terutama di kalangan kaum muda. Facebook
memungkinkan anak untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan
dengan cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa percaya diri anak dan
membantu mereka mengurangi perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman.
Dengan memiliki profil Facebook, memberikan anak "halaman rumah" di web, tempat di
mana mereka dapat mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan kepentingan
mereka. Mereka bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu
banyak tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti lingkungan, hewan,
seni, atau musik.

Mengelola halaman Facebook mengajarkan anak bagaimana menulis komentar dan


mengunggah foto, atau bagaimana menavigasi web. Anak dapat menguasai keterampilan
media sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka bertambah.
Yang tak kalah pentingnya, sebagian besar anak menggunakan jejaring sosial untuk
membahas pekerjaan sekolah. Diskusi bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan
terbaik untuk memperbolehkan mereka mengakses jejaring sosial. Bahkan, dari hasil studi
Profesor Larry D. Rosen dari California State University mengungkapkan bahwa situs
jejaring sosial juga dapat membantu proses pengajaran antara guru dengan murid. Facebook
juga bisa digunakan untuk menunjukkan rasa empati kepada teman-teman online mereka.
Selain sisi menguntungkan (positif) tersebut, Facebook juga mempunyai sisi merugikan
(negatif). Jejaring sosial memberikan kebebasan atau ruang untuk mengekspresikan diri
dengan berkomentar. Namun komentar yang dikeluarkan bisa saja menyinggung orang lain.
Kalaupun anak tidak melakukannya, ia menjadi terbiasa dengan ejekan, olok-olok, web
bullying, dan semacamnya yang ia baca dari status teman. Bisa saja anak mengganggap hal
tersebut sesuatu yang lumrah, lalu melontarkannya pada orang di lingkungan sekitar.
Akibatnya, terjadi pergeseran nilai tentang kesantunan yang orangtua tanamkan selama ini.

Facebook adalah pintu gerbang dunia maya. Segala sesuatu, baik hal-hal yang baik
maupun yang buruk dapat terhubung ke akun Facebook anak. Sering kali bukan teman anak
yang memberi pengaruh buruk, melainkan teman-teman dari temannya.
Hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State University juga mengungkap
beberapa efek buruk dari Facebook, termasuk narsisme yang sering menghinggapi anak yang
memakai situs jejaring sosial tersebut, perilaku antisosial, kecenderungan berperilaku agresif,
dan mudah marah.
Studi yang disebutkan oleh Rosen menyatakan bahwa murid sekolah dan kuliahan yang
membuka Facebook setidaknya 15 menit ketika sedang belajar, cenderung mendapatkan nilai
yang rendah.

Melarang anak memiliki akun Facebook bukanlah cara yang bijak karena bisa saja anak
lari ke rumah temannya atau warnet yang bertebaran dan membuat akun sendiri.
Menggunakan software pengawas juga akan buang-buang waktu saja. Anak-anak zaman
sekarang akan mudah mencari pemecahannya hanya dalam waktu hitungan menit.
Komunikasi adalah inti dalam menjadi orangtua. Orangtua harus berbicara atau
mendengarkan anak mereka secara baik.
Apapun keputusan orangtua tentang Facebook, cobalah untuk membuat keputusan dan
kesepakatan bersama anak sebelum membuat akun.

Struktur teks:
- Isu: "Saat ini, anak-anak dikelilingi oleh......dst."
- Argumen Mendukung: "Apa saja manfaat Facebook?......dst."
- Argumen Menentang: "Selain sisi menguntungkan (positif) tersebut......dst."
- Simpulan: "Melarang anak memiliki akun Facebook......dst."

Sumber referensi:
http://techno.okezone.com/read/2011/08/08/55/489547/facebook-miliki-keuntungan-dan-
kerugian-bagi-remaja/large
http://female.kompas.com/read/2013/03/15/08510338/Keuntungan.dan.Kerugian.Facebook.u
ntuk.Anak.

Anda mungkin juga menyukai