Anda di halaman 1dari 22

SIFAT-SIFAT GEREJA

Bab III
Gereja yang Satu
“Satu” artinya utuh, tidak terbagi-
bagi, atau terpisah dan pecah.
Orang-orang yang beriman pada
Yesus Kristus harus bersatu dengan
Bapa-Nya (yoh 17:21).
Ajaran tradisional Gereja Katolik
menyebutkan bahwa sifat-sifat
Gereja: Satu, Kudus, Katolik, dan
Apostolik.

Apa sesungguhnya arti dan makna


Gereja yang satu itu? Menurut
Ensiklopedi Gereja, “ Gereja adalah
satu karena bersatu dalam iman,
pembaptisan, perayaan ekaristi dan
pimpinan di seluruh dunia.
Kesatuan ini harus dibina, dijaga,
dipelihara dalam semangat saling
mengampuni dan menghormati.

Kesatuan ini bukan keseragaman yang


dipaksakan atau tidak mengindahkan
kebebasan wajar Gereja-gereja partikular.

Oleh karena itu ciri Gereja yang satu


menuntut suatu communio dengan Gereja
Roma atau sekurang-kurangnya tidak
terpisah daripadanya (ex-communicatio).”
Gereja yang satu: Gereja yang percaya akan
kehendak Allah, sebagaimana tertulis dalam
Kitab Suci, bahwa orang-orang beriman kepada
Kristus hendaknya berhimpun menjadi Umat
Allah (1Ptr 2:5-10) dan menjadi satu Tubuh
(1Kor 12:12).
Gereja Katolik percaya bahwa kesatuan itu
menjadi begitu kokoh dan kuat karena secara
historis bertolak dari penetapan Petrus sebagai
penerima kunci Kerajaan Surga. Setelah Petrus
menyatakan pengakuannya bahwa Yesus
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, maka
Yesuspun menyatakan akan mendirikan jemaat-
Nya di atas batu karang yang alam maut tidak
akan menguasainya (Mat 16:16-19).
Gereja yang satu
menurut KS
Banyak Anggota tetapi satu
Tubuh
(1 Kor 12:12-31)
Efesus 4:3-6
Apa pesan yang kamu petik dari
kutipan diatas tentang gereja
yang satu.
Lalu apakah telah mengamalkan
sifat Gereja yang satu dalam
hidup mu?
Penjelasan….
- Allah berkenan menghimpun orang-orang
yang beriman akan Kristus menjadi Umat
Allah (lih. 1Ptr 2: 5-10) dan membuat mereka
menjadi satu tubuh (lih. 1Kor 12: 12). Tetapi,
bagaimana rencana Allah itu dilaksanakan
oleh setiap orang Kristen? Semangat
persatuan harus selalu dipupuk dan
diperjuangkan oleh setiap orang Kristen itu
sendiri.
- Kesatuan Gereja pertama-tama adalah
kesatuan iman (lih. Ef 4: 3-6) yang mungkin
dirumuskan dan diungkapkan secara berbeda-
beda.
- Kesatuan Gereja pertama-tama harus
diwujudkan dalam persekutuan konkret
antara orang beriman yang hidup bersama
dalam satu negara atau daerah yang
sama.

Tuntutan zaman dan tantangan masyarakat


merupakan dorongan kuat untuk menggalang
kesatuan iman dalam menghadapi tugas
bersama. Kesatuan Gereja terarah kepada
kesatuan yang jauh melampaui batas-batas
Gereja dan terarah kepada kesatuan semua
orang yang “berseru kepada Tuhan dengan
hati yang murni” (2Tim 2: 22).
- Kesatuan Gereja itu terungkap dalam:
Kesatuan iman para anggotanya; Kesatuan
iman ini bukan kesatuan yang statis, tetapi
kesatuan yang dinamis. Iman adalah prinsip
kesatuan batiniah Gereja.

Kesatuan dalam pimpinannya, yaitu hierarki;


Hierarki mempunyai tugas untuk
mempersatukan umat. Hierarki sering dilihat
sebagai prinsip kesatuan lahiriah dari Gereja.
Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan
sakramental. Kebaktian dan sakramen-
sakramen merupakan ekspresi simbolis dari
kesatuan Gereja itu (lih. Ef 4: 3-6).
Ajaran Gereja tentang
Kesatuan Gereja
Kegembiraan Dan Harapan, Duka Dan Kecemasan
Orang-orang Zaman Sekarang, terutama kaum
miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan
kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan
para murid Kristus juga. Tiada sesuatu pun yang
sungguh manusiawi, yang tak bergema di hati
mereka. Sebab persekutuan mereka terdiri dari
orang-orang, yang dipersatukan dalam Kristus,
dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan
mereka menuju Kerajaan Bapa, dan telah menerima
warta keselamatan untuk disampaikan kepada
semua orang. Maka persekutuan mereka itu
mengalami dirinya sungguh erat berhubungan
dengan umat manusia serta sejarahnya. (Gaudium
et Spes (GS) artikel 1)
Pertanyaan

1. Apa arti Gereja sebagai satu


persekutuan dalam Roh Kudus?
2. Apa yang menjadi dasar
semangat pendorong persatuan?
- Umat Katolik merupakan satu persekutuan dalam Roh
Kudus. Umat terjalin satu sama lain dengan ikatan iman
dan sarana-sarana rahmat yang sama. Persatuan umat
turut mengusahakan persaudaraan, perdamaian dan
cinta kasih serta pengembangan kehidupan manusia
yang lebih layak. Dengan demikian umat turut
menyumbangkan terwujudnya Kerajaan Allah.
- Semangat dan Roh Kristus adalah semangat dan Roh
cinta kasih harus menjadi pendorong seluruh jajaran
umat untuk mengabdi kepada persatuan, kesatuan dan
solidaritas bangsa, untuk membina toleransi dan
kerukunan, untuk mengikhtiarkan kepentingan umum
dan turut membangun di segala sektor.Semuanya
dilakukan sambil menghormati otonomi dunia dalam
terang cahaya Injil.
Menghayati Kesatuan
Gereja
Diskusi
1. Gereja itu satu, namun merupakan kenyataan pula
bahwa dalam Gereja masih terdapat perpecahan-
perpecahan. Bagaimana kita dapat memperjuangkan
kesatuan itu? Berikan satu contoh nyata!
2. Bagaimana kita secara pribadi mewujudkan
kesatuan dalam Gereja?
- Gereja itu Ilahi sekaligus insani,
berasal dari Yesus dan berkembang
dalam sejarah. Gereja itu bersifat
dinamis, tidak sekali jadi dan statis.
Oleh karena itu, kesatuan Gereja harus
selalu diperjuangkan.
- Kita menyadari bahwa kenyataannya
dalam Gereja sering terjadi perpecahan
dan keretakan-keretakan. Perpecahan
dan keretakan yang terjadi dalam
Gereja itu tentu saja disebabkan oleh
perbuatan manusia.
- Katekismus Gereja Katolik (KGK) menjelaskan
bahwa Gereja itu satu, karena tiga alasan.
Pertama, Gereja itu satu menurut asalnya, yang
adalah Tritunggal Mahakudus, kesatuan Allah
tunggal dalam tiga Pribadi - Bapa, Putra dan Roh
Kudus. Kedua, Gereja itu satu menurut pendiri-
Nya, Yesus Kristus, yang telah mendamaikan
semua orang dengan Allah melalui darah-Nya di
salib. Ketiga, Gereja itu satu menurut jiwanya,
yakni Roh Kudus, yang tinggal di hati umat
beriman, yang menciptakan persekutuan umat
beriman, dan yang memenuhi serta membimbing
seluruh Gereja (KGK art.813).
-“Kesatuan” Gereja juga kelihatan nyata. Sebagai orang-
orang Katolik, kita dipersatukan dalam pengakuan iman
yang satu dan sama, dalam perayaan ibadat bersama
terutama sakramen-sakramen, dan struktur hierarkis
berdasarkan suksesi apostolik yang dilestarikan dan
diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci. Sebagai
contoh, kita ikut ambil bagian dalam Misa di Surabaya,
Larantuka, Alexandria, San Francisco, Moscow, Mexico
City, Etiopia atau di manapun, Misanya sama; bacaan-
bacaan, tata perayaan, doa-doa, dan lain sebagainya
terkecuali bahasa yang dipergunakan dapat berbeda
dirayakan oleh orang orang percaya yang sama-sama
beriman Katolik, dan dipersembahkan oleh Imam yang
dipersatukan dengan Uskupnya, yang dipersatukan
dengan Bapa Suci, Paus, penerus tahta St. Petrus.
Gereja yang satu
Gereja percaya akan kehendak Allah
sebagaimana tertulis dalam KS bahwa orang-
orang beriman kepada Yesus Kristus
hendaknya berhimpun menjadi umat Allah
dan menjadi satu Tubuh “karena sama
seperti tubuh itu satu dan anggota-
anggotanya banyak dan segala anggota itu,
sekalipun banyak, merupakan satu Tubuh
demikian pula Kristus. (1 Kor 12:12)
Refleksi
- Usaha-usaha apa yang dapat kamu
galakkan untuk menguatkan persatuan kita
lebih dalam?
- Usaha-usaha apa yang dapat kamu
galakkan untuk menguatkan persatuan
“antar Gereja?”
- Usaha-usaha yang dapat digalakkan untuk
menguatkan persatuan kita ke dalam adalah
antara lain; Aktif berpartisipasi dalam
kehidupan bergereja. Berusaha setia dan taat
kepada persekutuan umat, termasuk hierarki,
dsb.
- Usaha-usaha yang dapat digalakkan untuk
menguatkan persatuan antar-Gereja adalah
antara lain; Lebih bersifat jujur dan terbuka
kepada satu sama lain. Lebih melihat kesamaan
daripada perbedaan. Mengadakan berbagai
kegiatan sosial dan peribadatan bersama, dsb.

Anda mungkin juga menyukai