Anda di halaman 1dari 4

GEREJA HARUS MENANGGUNG DIRI UNTUK BERSEKUTU

1. Latar Belakang
Dalam bahasa Yunani, gereja disebut ekklesia (ek = keluar, kaleo = memanggil).
Secara harafiah berarti memanggil keluar. Yang menjadi subyek dari kata memanggil
keluar dalam pengertian ini adalah Allah. Sehingga pengertian dari ekklesia adalah
persekutuan dari orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan masuk ke dalam
terang-Nya yang ajaib (I Petrus 2:9-10) Atau secara singkat gereja adalah persekutuan
orang-orang percaya. Walaupun kekristenan memahami bahwa gereja bukanlah gedung
atau tempat melainkan orangnya, toh seringkali kita memahami dan merujuk gereja
sebagai tempat umat bersekutu. Yang pasti dimana ada umat bersekutu di dalam Kristus
disitulah gereja berada. Gereja adalah suatu persekutuan umat Kristen. Dalam tugasnya,
gereja memiliki 3 panggilan di dunia untuk dipenuhi dan dipertanggungjawabkan kepada
Allah, antara lain:

 Koinonia (bersekutu); merupakan tugas pertama gereja sebagai tempat persekutuan


umat Tuhan dengan sikap saling berbagi dan mengasihi satu sama lain.
 Marturia (bersaksi); merupaka tugas selanjutnya utuk mejadi saksi karya
penyelamatan Allah terhadap manusia berdosa supaya kabar baik dapat disampaikan
kepada semua orang.
 Diakonia (melayani); merupakan tugas gereja untuk melayani siapapun yang ingin
dating kepada Allah. Gereja harus memberikan teladan untuk melayani, karena Yesus
sebelumnya sudah melayani kita terlebih dahulu.

2. Pembahasan
Pada pembahasan berikutnya lebih mengarah pada Gereja harus menanggung diri untuk
bersekutu. Bersekutu adalah salah satu panggilan bagi setiap orang yang percaya kepada
Yesus Kristus. Bersekutu adalah hakekat kita sebagai gereja. Jemaat mula-mula
bertumbuh dalam kekuatan kasih sebagai suatu komunitas orang percaya. Tuhan
memperlihatkan kepada kita model gereja yang bersekutu.

1. Bersekutu itu penting agar kita dapat bertumbuh (Kis. 2:42). Bersekutu itu
membangun relasi dengan Tuhan dan belajar Firman Tuhan secara rutin. Sekalipun
pemberitaan Firman yang bersifat insidentil (seperti Camp, Retreat, Seminar, KKR)
penting, bersekutu dan belajar Firman Tuhan secara rutin (Kebaktian, Pemahaman
Alkitab, saat teduh) jauh lebih penting dan berguna bagi pertumbuhan iman kita.
2. Hidup dalam persatuan dan kerukunan (Kis. 2:44). Jemaat mula-mula hidup rukun
dalam persatuan, tidak ada tembok pemisah di antara mereka. Semuanya merasa
sama-sama sudah ditebus oleh Kristus. Sifat dari anak TUHAN adalah pemersatu.
Jemaat mula-mula selalu bersatu sehingga menjadi daya tarik bagi orang yang
melihatnya. Mereka pun lalu datang dan percaya kepada Kristus.
3. Saling memperhatikan satu sama lain (Kis. 2:44 – 45). Allah tidak mau kita hanya
memperhatikan diri sendiri, tetapi ingin kita memperhatikan orang yang
membutuhkan. Sekecil apapun yang kita lakukan bagi yang membutuhkan, kita
melakukannya bagi TUHAN dan akan diperhitungan Tuhan.

Setiap gereja merupakan suatu persekutuan yang berkumpul bersama untuk menyembah
Allah. Gereja terdiri dari seluruh keluarga Allah yang berkumpul untuk bersekutu (koinonia)
dalam persekutuan dengan semua orang percaya, apapun kondisi masing-masing mereka
bersaudara, saling mengasihi dan membantu bagi terwujudnya perkembangan masing-
masing. Semua orang percaya wajib dibangun dalam iman yang benar, melalui pelajaran
yang benar dan sakramen-sakramen gereja, bagi tercapainya tujuan bersama, yaitu menjadi
serupa dengan Kristus. Jemaat harus dilengkapi untuk dapat hidup benar dan setia melakukan
kewajiban-kewajibannya, baik terhadap gereja, sesama orang percaya, maupun terhadap
tugas ke luar gereja. Persekutuan kristiani adalah wadah dari orang-orang yang memiliki
kesamaan (keyakinan bahwa Kristus adalah Tuhan) yang berkumpul (dengan penuh kasih)
untuk membangun sebuah komunitas yang menegakkan relasi yang benar dengan Allah dan
sesama.

Ada dua alasan dari pentingnya persekutuan untuk ada, yaitu:

1. Kehendak Allah (Yoh 17:21).


2. Sarana pertumbuhan iman (Kis 2:42; 5: 33).

ciri-ciri persekutuan yang sehat adalah:

1. Menerima perkataan dan memberi diri dibaptis (2:41).


2. Bertekun dalam pengajaran rasul dan persekutuan, selalu berkumpul untuk memecah roti
dan berdoa (2:42, 46) dengan tulus dan gembira.
3. Bersatu, segala kepunyaan adalah kepunyaan bersama (2:44; 5:32, 34-35), harta milik
dijual dan dibagikan kepada semua orang sesuai keperluan masing-masing.
4. Memuji Allah (2:47)
5. Sehati dan sejiwa (5:32)
6. Dengan kuasa yang besar Rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan
Yesus (5:33)
7. Hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah (5:33)

Dari ciri-ciri tersebut kita bisa melihat bahwa persekutuan yang sehat memuat beberapa
bagian penting yaitu:

 Kristus yang adalah dasar dari persekutuan. Setiap orang yang bersekutu adalah
orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus.
 Alkitab adalah firman Tuhan. Setiap orang yang ada di persekutuan harus menerima
Alkitab sebagai firman Tuhan yang tertulis dengan kebenaran mutlak dan tidak
terbantahkan.
 Ada penyembahan kepada Tuhan. Tujuan dari persekutuan selain berkumpul adalah
menyembah Tuhan (doa dan pujian).
 Ada budaya kristiani yang ditampakkan. Kasih, kesehatian, kerinduan akan kebenaran
dan kerbagian akan nampak nyata dalam persekutuan yang sehat.
Bagian-bagian penting ini akan membawa kita kepada konsep oikumenitas di dalam
persekutuan orang percaya.

3. Kesimpulan
Persekutuan tidak hanya dikhususkan pada saat hari Minggu di gedung Gereja saja,
tetapi bisa juga di rumah, di lingkungan dan lain sebagainya. Yang paling terutama
adalah bagaimana kita mampu memaknai kasih Kristus dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sesuai kasih yang diajarkan oleh Kristus sendiri. Dalam hal ini juga adanya
kesadaran dari dari pribadi gereja sendiri dengan memahami benar-benar tugas
panggilannya sebagai Gereja yang hidup, yang rela menanggung diri, dalam hal
bersekutu dengan Kristus dalam kehidupan bersama, baik keluarga, tetangga, berjemaat,
lingkungan sosial dan lain sebagainya. Jadi koinonia (persekutuan) mempunyai dasar
dan tujuan yang berasal dari Yesus Kristus. Dasar dan tujuan ini tidak dapat diganti
dengan dasar dan tujuan yang lain. jikalau persekutuan ini menganti dasar, yang sudah
diletakkan oleh dan di dalam Yesus Kristus maka persekutuan ini kehilangan hakekatnya
dan secara azasi bukan persekutuan (koinonia) lagi. Koinonia adalah persekutuan jemaat
di dalam Kristus, walaupun banyak anggota namun membentuk satu tubuh Kristus. Di
dalam Koinonia ini kita tidak hanya sekedar bersekutu, tetapi kita mengambarkan Injil
Kerajaan Allah melalui perkataan/kesaksian (Marturia) maupun perbuatan /pelayanan
(Diakonia) dimana saja kita berada.

Anda mungkin juga menyukai